Anak Bunda Menderita Diare? Ini yang Harus Dilakukan agar #IndonesiaMerdekaDiare

Anak Bunda Kena Diare? Ini yang Harus Dilakukan agar #IndonesiaMerdekaDiare

Siapa orang di muka bumi ini yang nggak pernah kena diare?

Kalo pertanyaan itu ditujukan ke setiap makhluk berjudul manusia di muka bumi, haqqul yaqin banget deh, jawabannnya adalah…. KAGAK ADA. Semua orang pastilah pernah mengalami diare, mencret, atau apapun itu sebutannya.

Hanya saja, terkadang saking seringnya, kita jadi anggap diare itu sesuatu yang normal banget, bukan something serious, dan bakal sembuh dengan sendirinya. Padahaaaal… kalau kita abai dan menganggap diare (terlebih pada anak-anak, balita dan bayi) sebagai sesuatu yang enteng, waspadalah buibuu… banyak implikasi negative yang bakal anak alami. Plus, segambreng implikasi fatal bakal menimpa anak yang kerap diare, manakala ia berumur 7 tahun!

IMG-20170914-WA0022

Apa aja?

Di antaranya, anak yang sering terkena diare beresiko lebih pendek 3,6 cm ketika berusia 7 tahun, dibandingkan teman seumurnya.

Bukan hanya itu. Anak yang sering diare beresiko punya IQ lebih rendah, wadaaaaw!

Segini gawatnya implikasi diare terhadap generasi masa depan Indonesia, itulah yang menjadi pemantik  Nutricia Sarihusada menggelar kampanye “Indonesia Merdeka Diare”

Yang jelas, campaign ini adalah langkah nyata komitmen Nutricia Sarihusada terhadap nutrisi untuk bangsa, agar generasi Indonesia dapat menjadi anak generasi maju.

IMG-20170914-WA0025

“Kami berharap terhadap kampanye edukasi ini akan membuat banyak ibu yang semakin mengerti penanganan tepat diare pada anak sehingga dapat jadi pedoman untuk mengatasi diare pada anak. Dengan pengetahuan yang memadai, ibu dapat memberikan penanganan yang tepat saat anak diare untuk tetap menjaga tumbuh kembang yang optimal, agar anak Indonesia dapat menjadi anak generasi maju yang merdeka dari diare,”ujar Nabila Chairunissa, Digestive Care Manager – Nutricia Sarihusada.

 

Dalam bloggers and media gathering yang berlangsung di Hotel Fairfield Surabaya (14/9), dr Andy Darma SpA(K) menyoroti data seputar penderita diare di republik ini. ”Data dari Riskesdas 2013, sebanyak 1 dari 7 anak Indonesia mengalami diare dengan frekuensi 2-6 kali dalam setahun. Penyebab diare yang paling umum adalah infeksi pada usus yang disebabkan oeh virus, bakteri atau parasite.  Namun, kita perlu memahami, bahwa penyebab terbanyak diare pada anak adalah Rotavirus. Lebih lanjut ada penelitian yang menguak fakta bahwa sebanyak 30% anak Indonesia yang mengalami  diare karena Rotavirus, juga mengalami intoleransi laktosa,” ujar dokter yang ramah dan energik ini.

Wait, wait! Kok bisa ya diare mak bedunduk menyebabkan terjadinya intoleransi laktosa?

BISA banget buibuk. Penjelasannya begini.

Pada saat diare (terutama yang disebabkan oleh Rotavirus), terjadi kerusakan jonjot usus, sehingga produksi beberapa enzim di jonjot usus, di antaranya enzim lactase akan berkurang. Padahal, enzim lactase ini sangat berguna untuk proses pencernaan nutrisi.

Enzim lactase berguna mencerna gula alami (laktosa) yang terdapat pada susu. Kalo enzim lactas-nya berkurang, akibatnya apa? Yaps… laktosa tidak tercerna secara paripurna. At the end of the day….laktosa yang tidak terproses/tecerna secara sempurna ini tidak dapat diserap oleh tubuh anak. Inilah yang menyebabkan diare semakin berat, kembung dan tinja yang berbau asam. Kondisi ini biasa disebut dengan terminologi: INTOLERANSI LAKTOSA.

Wiks… ternyata diare banyaaaak banget implikasi negatifnya ya. Bahkan, dari  penelitian di negara lain, angka kejadian intoleransi laktosa lebih tinggi, yaitu sekitar 67% pada diare Karena Rotavirus, dan 49% pada diare non-Rotavirus.

Kalau sudah tahu segitu “catastrophic”-nya sindroma diare ini, sudah pasti buibu dan pakbapak kudu merapatkan barisan, supaya anak bisa terbebas dari belenggu diare! Pegimana caranya?

IMG-20170914-WA0020

Yang jelas, peru digarisbawahi bahwa ketika anak terkena diare, orang tua harus banget nget memperhatikan agar anak tidak mengalami dehidrasi dan kekurangan gizi. Ini yang paling urgent banget ya buibu. Panduan yang diberikan dr Andy adalah:

  1. Untuk anak yang masih dapat ASI: Teruskan pemberiannya karena ASI adalah yang terbaik. Beberapa mitos yang beredar mengatakan bahwa Ibu kudu menyetop pemberian ASI ketika anak tengah terinvasi diare. Faktanya? No. Justru ASI yang mengandung nutrisi dan zat gizi itu harus terus diberikan kepada anak, ketika ia diare.

 

  1. Cegah dehidrasi dengan larutan Oralit. Dokter Andy bilang, JANGAN mengandalkan larutan gula garam Karena kita kan nggak paham takarannya. Jadi, sebaiknya segeralah cuss ke apotek terdekat untuk dapatkan Oralit.

 

“Apabila anak tidak mau makan dan minum, orang tua perlu mengusahakan asupan bernutrisi yang mudah diterima oleh anak. ASI dan cairan rehidrasi oral (Oralit) adalah yang utama, selain tambahan zinc. Selain itu, asupan nutrisi yang baik dapat mempercepat pemulihan fungsi usus normal, termasuk kemampuan untuk mencerna dan menyerap makanan yang masuk serta memberikan energi untuk mempercepat proses pemulihan,” ujar dr Andy Darma, SpA(K).

 

  1. Konsultasikan ke tenaga medis. Jangan males apalagi anggap remeh diare pada anak ya. Kalau kita nyantaaaaaiiii aja, sementara si kecil masih sarrrr-sooorrrr diare melulu, itu artinya wake up call! Ayo bawa ke dokter yang kompeten.

 

  1. Jaga kebersihan tubuh dan lingkungan si kecil

Kebersihan sebagian dari iman. Tapi sayang, banyak faktor yang membuat kita kerap abai akan kondisi si kecil. Misalnya nih, anak syusyaaaaahhh mandi. Ya udah, kebanyakan orang tua nyantai-nyantai aja… Udaaahh, biarin aja. Biar kuat! Ga mandi ntar kebal penyakit juga kok.

Walah dalah, tolong paradigmanya diubah ya buibuuu…. Kalau memang kita harus menjaga kebersihan lingkungan dan kondisi sanitasi yang baik, artinya kita kudu mengajarkan gaya hidup sehat dan bersih buat anak-anak kita sedari kecil. Wokey?

 

  1. Pada beberapa keadaan, nutrisi bebas laktosa diberikan atas rekomendasi dokter. Tentu saja, supaya anak bebas dari dehidrasi dan kekurangan nutrisi akibat diare.

 

Bagaimana? Menjadi orang tua sometimes memang banyak challenge-nya. Tapi, selama kita menikmati perjalanan dan siap dengan segala kondisi yang menghadang, insyaAllah kita bisa ambil bagian dalam rangkaian perjalanan menciptakan generasi maju, sehat dan kuat. Yang sangat perlu digarisbawahi adalah: Orang tua harus peka terhadap keadaan anak saat diare. Jangan nggampangno, kalau memang kondisinya harus perlu intervensi tenaga medis, segera ambil sikap!

Semoga #IndonesiaMerdekaDiare bisa kita wujudkan Bersama-sama!

 

 

 

Author: @nurulrahma

aku bukan bocah biasa. aku luar biasa

14 thoughts on “Anak Bunda Menderita Diare? Ini yang Harus Dilakukan agar #IndonesiaMerdekaDiare”

  1. Beneran Mbak, kalau kena diare tuh khawatir banget, takut dehidrasi. Cairan oralit biasanya jadi pertolongan pertama. Makasih infonya, Mbak. Semoga bisa merdeka dari diare. Anak-ana sehat dan berprestasi.

  2. tahu informasi resiko kalo diare tidak diatasi dg benar gini jadi ndredek, tapi untung banyak informasi yang bisa saya dapat disini…makasih info nya mbaakkk…

  3. Aku mbak, pernah diare juga hehe, tapi itu waktu umuran SD. Kalau sekarang Alhamdulillah sudah gak pernah hehe.

    Kalau dulu mungkin kurang bisa menjaga kebersihan ya mbk, maklum kan anak kecil main makan ja hehe.

    semoga Indonesia Bebas Diare ya 🙂

Leave a reply to tatitujiani Cancel reply