[KulinerRungkut] Gagal Move On dari Raja Duren

Belakangan ini passion saya akan wisata kuliner sedang menggapai titik kulminasi *mpreeetts* Sebenarnya, doyan njajan sih udah dari zaman dulu kala.

Tapiii, doyan mendokumentasikan apa yang saya makan-dimana-recommended apa nggak, ya baru-baru ini ajah.

Mungkin ini ada kaitannya dengan instagram saya @bundasidqi. 

Hlo. Opo hubungane, Mak?

Continue reading “[KulinerRungkut] Gagal Move On dari Raja Duren”

Ramadhan….. dan Rasa yang Menyentak dalam Dada

Yaks.

Udah lihat penampakan baru blog saya kan? Uhuks. Hehehe, setelah menjalani face-off *halah* blog ini berganti header. Tengkiuuu buat Nui yang sudah alokasiin waktu buat bikinin header enih.

cropped-header-11.jpg

Kenapa ada kartun emak-emak unyu plus bocil?

Continue reading “Ramadhan….. dan Rasa yang Menyentak dalam Dada”

Menghabiskan Hari di Villa Toeti

_DSC5981

Selamat pagiiiii…!!

Huhuhuuuu… jadi mupeng liburan kaaan, kalo disuguhi pemandangan fantastis semacam enih? Lirik-lirik kalender dulu deh. Kalo enggak kliru, bulan Mei buanyaaak banget tanggal merahnya ntuh. Bisa banget dijadiin sarana “pelarian diri” dari rutinitas yang terkadang bikin jiwa kebas #berima

_DSC5986IMG_0876

_DSC0237 _DSC0238

Mau kemana? Buat orang Surabaya, tujuan escape sejuta umat kayaknya Batu Malang dan sekitarnya deh. Gitu juga dengan polah-tingkah aku dan teman-teman satu divisi di kantor. Kita ngebolang bareng keluarga masing-masing, dan nginep di Villa Toeti Batu Malang.

IMG_0784 IMG_0785

Kalo di kancah pervilaan, nih brand lumayan punya awareness tinggi. Duluuu, zaman ibuku masih ngajar di SMA, aku beberapa kali liburan kemari. Rate-nya lumayan bersahabat. Kemarin, kami kena palak charge sekitar 250 ribu/orang. Per orang loh yaaa.. Jadi, satu kamar diisi pasutri = 500 ribuan, itu udah include makan berat 3 kali, plus coffee break 2 kali. Ada beberapa villa, tinggal dipilih aja mau model yang gimana. Yang jelas, aku dan teman-teman dapat villa yang berisikan 5 kamar (2 lantai). Toiletnya sharing  ya.

IMG_0879 IMG_0877

Kesan dan pesan?

Hmm, untuk budget 250 ribu/orang, IMHO lumayan laaah. Tentunya enggak bisa di-compare dengan Villa Jambuluwuk, yang cihuy bingits ntuh, hihihi.

Akan tetapi (((AKAN TETAPI))) untuk villa yang murmer macem begindang, cukup recommended lah. Ada beberapa kolam renang yang bisa kita pakai seru-seruan. Tim Villa Toeti juga lumayan helpful dalam menyediakan perangkat buat games air. Gebuk-gebuk guling, games pipa bocor, dllnya. SERU!

IMG_0792 _DSC0208

O iya, ini sekedar warning aja sih. Pliss plisss… kalo pas coffee break, JANGAN pilih snack pisang goreng! Kenapa? Selain karena gampang banget jadi dingin (secara hawa Batu kan dingin banget, kakaaak…) entah kenapa, tim dapurnya kok ya milih pisang yang sepet alias enggak manis blas! Atau, kalo mau makan pisgor kudu ngeliatin tampangnya mbak Dian Sastro dulu, biar manis getoh? #krikkrik

Akses jalan menuju Villa Toeti juga lumayan sempiiiiit banget. Dibutuhkan driver bus yang handal, kalo emang niat mau sewa bus ke sini.

Overall, lumayan seneng deh, liburan ke sini. Karena, inti dari sebuah perjalanan adalah, bukan semata-mata tentang MAU KE MANA TUJUAN perjalanan ini… Tapi, lebih menitikberatkan pada DENGAN SIAPA kamu menghabiskan waktu. #eaaaa

Selamat ngebolang ke Batu Malang…!

Shopious, Solusi Belanja buat Sista-Sista Instagram

Siapa yang addicted banget ceki-ceki instagram?

Siapa yang selalu “ngiler” bin mupeng berat saban lihat OL shop yang unyu-unyu di instagram?

Omaigaaat, kok banyak yang ngacung ya? Hahahaha… Yaaayy, ternyata aku banyak temennya. Emang ya, instagram itu racuuun banget. Dan sebagai emak kekinian ((kekinian)) kita berasa ada yang kurang gitu lo, kalo enggak ngecek instagram sehariii aja.

Continue reading “Shopious, Solusi Belanja buat Sista-Sista Instagram”

Rumus Jitu Aa Gym, Hadapi Persoalan Hidup

Follow me on twitter: @nurulrahma

Kalau saya sebut “Aa Gym”, apa yang terbersit kali pertama di benak Anda? Yeeep, pasti masalah poligami doi kan? Eits. Kita nggak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah tangga seseorang. Istilahnya nih, “You never really know a man until you understand things from his point of view…” daaan, kita kan enggak pernah “in his shoes” kan? 

Kita juga enggak tahu apa aja yang bersemayam di dalam tas Aa Gym 😀

Baca: 5 Pilihan Tas Terbaik untuk Pria 

 

Continue reading “Rumus Jitu Aa Gym, Hadapi Persoalan Hidup”

BLUR: at Alun-Alun Batu, Malang, Indonesia

In response to The Daily Post’s weekly photo challenge: “Blur.” Have you ever travelled to Batu, Malang, Indonesia? I suggest, at least, once in your lifetime, you should go to this beautiful city. We can play at a lot of amusement parks here, like: Jatim Park 1 & 2, Eco Green Park, Museum Angkut, etc.

Continue reading “BLUR: at Alun-Alun Batu, Malang, Indonesia”

Kujemput Bahagia dengan #beranilebih Asertif

Apakah dunia ibu-ibu selalu identik dengan “kompetitif”, saling membanding-bandingkan atau nyinyir tiada akhir? Hohoho, berhubung saya belum pernah bikin riset serius soal ini, well, paling tidak kita bisa lihat dari tren belakangan lah ya. Pernah dengan kalimat semacam:

“Eh, lahiran pakai caesar ya?  Tsaelahhh, takut mau lahiran normal?”

“Loh, kok anaknya dikasih sufor (susu formula) sih? Bayi saya dong, full ASI. Anak situ bayinya manusia kan? Bukan bayi sapi kan?”

“Eh, MPASI (Makanan Pendamping ASI)nya beli di minimarket ya? Ya ampuun, jadi ibu tuh enggak boleh males. Saya dong, bikin MPASI. Lebih higienis dan ekonomis.”

“Loh, punya anak bayi masih kerja full time di kantor? Nggak sayang sama bayi ya? Uuuh, istri sholihah mestinya full time mother kayak saya duooong.”

“Apa?? Anaknya ikutan homeschooling? Enggak takut jadi anti-sosial? Anakku dong, masuk di sekolah internasional. Biar dia siap think and act globally gitu…”

Errrr…. terasaaa… pernah denger di manaaaa gitu kan? Hehehe. Idem deh, ama saya. Yang namanya, kompetisi tuh bukan cuman di tipi, ala-ala X-Factor, Indonesian Idol, dan sejenisnya. Justru, kompetisi yang sangat membumi ada di sebelah-sebelah kita. Saban ketemu ibu-ibu, selaluuuu aja digerus pertanyaan yang bikin jantung berdentam memancarkan hasrat ingin muntab, tapiii, nggak bisa tersalurkan dengan maksimal, hiks.

Eneg ya, denger judgment dari orang lain. Padahal, siapa sih kita? Who are we to judge? Kalaupun kita ngerasa “lebih mulia” dari yang lain, ya sudah, stop sampai di situ. (bahkan, merasa “lebih mulia” saja, di agama saya udah dicap sebagai ujub, dan ini termasuk dosa). Nggak perlu deh, kemudian bikin orang lain jadi kelimpungan, gegara dengar komentar yang nyelekit, dan hellow, pernah mikirin enggak, gimana perasaan korban terkomentari ituh?

Wah, wahh… ketimbang meladeni komentar nyinyir, sepertinya saya kudu mulai #beranilebih bersikap asertif.

Siapa dirimu, tidak ditentukan oleh komentar orang lain, melainkan ditentukan oleh SIKAP dan RESPONS dalam menanggapi komentar itu. Owkeeh, kalo gitu, manakala denger komentar yang makjleeeb (in a negative way) bersikaplah santai, cool, dan teteup elegan :))

Anggap saja, itu semata keisengan mereka dalam mendayagunakan organ wicara dan kekepoan akut yang terkristalisasi dalam beberapa aksara.

Lalu? Move on! Tiap manusia pasti punya pilihan hidup masing-masing. Belum tentu apa yang kau pilih lebih buruk dari yang lain, vice versa. So, ketimbang pusing mikirin printhilan beginian, segera susun langkah strategis dan taktis, agar hidup kita kian bermakna dan siap menjemput bahagia. Cheeriooo…!

FB : Nurul Rahmawati

twitter: @nurulrahma

Tulisan ini diikutsertakan dalam Kompetisi Tulisan Pendek #beranilebih

beranilebih-pic