Berburu Serum Pemutih Badan yang Ampuh dan Aman

“Nurul kan kulitnya udah putih, ngapain cari serum pemutih badan lagi?”

Huumm, pertanyaan barusan beberapa kali mampir di kuping (dan komen di social media). Saya sih, menganggap itu pertanyaan yang ekuivalen dengan: 

“Kamu kan sudah langsing, ngapain diet dan rajin zumba lagi?” 

“Lho, bukannya anakmu sudah pintar ya. Ngapain les privat lagi?”

Serum-Pemutih-Badan-yang-Ampuh-dan-Aman
Serum Pemutih Badan yang Ampuh dan Aman

Begitulah 😀 Ada hal-hal yang sudah kita gapai, dan tugas kita selanjutnya adalah melakukan maintenance alias perawatan.

Oke, badan udah agak langsing, hasil diet (mengatur pola makan) plus zumba. Begitu timbangan geser ke kiri, apa iya kita STOP menjalani gaya hidup sehat? Tidak semudah itu, Poniman. Healthy lifestyle harus menjadi way of life

Sama dengan kulit yang sudah putih. Bagaimanapun juga, seseorang yang (dianugerahi) kulit putih, tetap harus melakukan usaha extra agar mempertahankan keputih…. eh, maksud saya, menjaga kulit tetap bersih, sehat, kinclong, dan terawat. 

Kurang lebih, begitu alasan saya berburu Serum Pemutih Badan yang Ampuh dan Aman 

***

Memang betul, warna (pigmen) kulit saya mengikuti karakter kulit almarhum Bapak. Beliau warga Temanggung Jawa Tengah, nyaris semua famili di sana kulitnya putih bersih. Karena memang cuaca di Temanggung cenderung dingin.

Kemudian orang tua pindah ke Surabaya, dan saya pun lahir di kota yang terkenal dengan “mataharinya ada dua belas biji.” Hahaha. Hawa Surabaya memang panasssss, dan pelan tapi pasti, membuat kulit makhluk-makhluk yang bercokol di kota ini, jadi tidak seputih manakala masih bayi *ya iyalaaaah*

Karena itu, meskipun terlihat cuek dan ogah dandan heavy make-up, saya ini termasuk perempuan yang concern dengan kesehatan kulit. Umur boleh bertambah, tapi kalau bisa, pegimana caranya dah…. kulit kudu kenyal paripurna.

Kalaupun tanda-tanda penuaan itu mulai bercokol di sejumlah titik, ada dua hal yang patut kita lakukan. Pertama, banyak-banyak beristighfar dan kurangi dosa, karena itu artinya kuota hidup kian menipis. Kedua, ayolah kita cari produk perawatan kulit yang bisa menampilkan potret diri kita yang aging gracefully.

***

Serum Pemutih Badan yang Ampuh dari AYBE Skincare
Serum Pemutih Badan yang Ampuh dari AYBE Skincare



***


Mengenal AYBE Skincare, Produk Lokal Pemutih Badan

Sebagaimana ibu-ibu urban pada umumnya, saya sering mengandalkan aneka skincare review di berbagai beauty forum ataupun blog.  Hingga suatu hari, saya penasaran dengan Serum Pemutih Badan AYBE. Ini Serum Pemutih Badan lokal nih, produksi anak bangsa!

 

Owner-AYBE-Skincare-Serum Pemutih-yang Aman
Owner-AYBE-Skincare-Serum Pemutih-yang Aman

 

 

Ibu Ayu, Owner AYBE Skincare

Adalah Ibu Ayu Alam Hasyim, perempuan cantik kinyis-kinyis yang mantan pemain sinetron dan FTV. Ibu Ayu Hasyim, yang putri asli Gresik ini mempersembahkan AYBE Skincare sebagai rangkaian produk kosmetik asli Indonesia. Bisa digunakan untuk pria dan wanita, lho! Dengan formulasi yang teruji secara klinis dan telah terdaftar secara resmi di BPOM, AYBE Skincare siap menjadi bagian dan solusi hidup sehat dan cantik. Head office AYBE Skincare berada di Desa Gosari15 Ujung Pangkah, Gresik Jawa Timur. 

 

Tentang AYBE Whitening Night Body Serum

Ini adalah serum pemutih badan ampuh dan aman yang mengandung bahan aktif lebih tinggi dibandingkan hand body pada umumnya. Dibuat dengan tekstur bodi serum yang ringan ala AYBE Skincare

Kandungan: 

  • Moisturizer: menjaga kelembaban kulit secara maksimal dan mencegah kulit kering
  • Vitamin : Nutrisi kulit agar tetap elastis
  • Peptide protein aktif yang mendorong produksi kolagen dan meminimalisir kerutan pada kulit. Cara kerja Peptide: mengirimkan sinyal pada sel kulit untuk menghasilkan kolagen yang hilang. Produ yang mengandung peptide lebih efektif jika tekstur produknya cenderung ringah dan bisa menyerap maksimal ke dalam kulit.

Cara Pakai:

  • Usapkan ke seluruh tubuh setiap hari setelah mandi, dan saat kulit terasa kering.

 

Mencoba AYBE Exfoliating Body Gel 

Yuk kita coba AYBE Exfoliating Body Gel. Kemasannya pinky girly, manis banget. Ini adalah gel pembersih badan yang mengangkat semua kotoran dan lapisan kulit mati di permukaan kulit, sehingga kulit tampak lebih halus dan cerah. Dengan kandungan vitamin dan moisturizer akan memberikan kelembaban dan nutrisi lebih pada kulit.

Saya suka dengan tekstur gel produk ini. Begitu ditemplokin di kulit, kita gosok perlahan, dan yes… kotoran dan daki di bodi pun jadi terangkat. (Bahasa Jawa-nya: bolot jadi keluar bareng sabun).

Cara pakainya gampil banget, cukup usapkan perlahan ke kulit, lalu gosok sekitar 5-10 menit. Kotoran dan sel kulit mati di permukaan akan terangkat. Cuci/ bilas dengan air.

Untuk first impression-nya, bagaimana? Kulit makin kenyal bin elastis. Pemakaian berkala membantu peremajaan kulit. Yang jelas, AYBE Exfoliating Body Gel ini mengandung glutathione, yang terbentuk dari 3 jenis asam amino, yaitu sistein, glisin, glutamate.

Hmmm, pantas ya. Karena fungsinya sebagai antioksidan pada kulit, yang akan memberikan penangkal terhadap radikal bebas. Selain itu, menjaga kesehatan kulit, agar tetap kenyal dan kencang.

***

Kalau ada produk lokal yang membanggakan, kenapa kita harus memakai produk impor? Ada baiknya kita merawat kulit dengan rangkaian pemutih badan aman dan ampuh, karena produk teruji klinis. Selain itu, mengandung bahan aman dan berkualitas, juga HALAL.

Dengan pemakaian rutin, niscaya hasil maksimal bakal kita dapatkan. Juga prospektif untuk bisnis yang menguntungkan, karena siapapun bisa menjadi reseller AYBE Skincare.

AYBE Skincare, Aman dan Ampuh, Terdaftar di BPOM

Beberapa waktu lalu, Polda Jawa Timur sibuk memanggil sejumlah artis yang menjadi endorser produk pemutih berbahaya. Otomatis, saya pun harus lebih jeli dan teliti manakala memutuskan untuk berlabuh pada skincare tertentu. AYBE Whitening Night Body Serum, serum pemutih badan ampuh ini memiliki nomor notifikasi BPOM NA 18180120395. Bagaimana cara mengecek apakah suatu produk sudah mendapatkan izin produksi dan edar dari BPOM? Nah, Anda bisa di cek disini

Menariknya, owner AYBE Skincare, Ayu Alam Hasyim memberikan peluang bisnis kepada siapapun untuk menjadi reseller produk ini. Banyak reward yang siap kita dapatkan. Untuk tahu lebih banyak mengenai AYBE Skincare, silakan follow Instagram : https://www.instagram.com/skincareaybe

 

 

Advertisement

Yeay, Aku Bangga Jadi Blogger di Era Digital!

Hai, Nodi.

Salam kenal! Aku Nurul Rahma, lifestyle blogger, domisili di Surabaya Jawa Timur. Bolak-balik aku lihat prestasi Nodi yang demikian cethar menggelegar di kancah blogging. Setelah baca artikel-artikel kamu, ya wajar lah, kalo para juri terpukau, ha wong dibikin dengan ide, kreativitas, dan eksekusi yang mantab djiwa!  

Terus terang, aku udah lamaaaa mau ikutan kontes yang kamu gelar ini, Nod. Tapiii, gimana ya, ada sesuatu yang mengganjal. Aku takut kalo malaikat Roqib Atid justru mengkategorikan postingan ini sebagai “Ujub” article. Duh… tulis, engga… tulis apa engga yaaa…

Setelah melakukan monolog dengan diri sendiri, akhirnya kuputuskan buat MENULIS! Moga-moga aja, goresan diksi yang ada di postingan ini, memberikan berkah dan manfaat buat yang baca. Moga-moga Allah senantiasa membimbing otak dan jemariku, agar memproduksi kalimat yang baik-baik saja.

Bismillah. Here we go.

***

Di suatu siang yang biasa-biasa saja, ada notifikasi dari WA-ku.

Artikel yang aku tulis di Kompasiana, tentang Ibu Sumirah
(tukang pijat yang punya panti asuhan)

“Ibu iki wes dpt umroh tak Rul?”

Nomor pengirim belum ada di database ponselku. Ini siapa ya? Trus, aku lihat prof pic nya…. Ya ampuuun… ini kan Kemchi! *bukan nama sebenernya*.  Kemchi temenku kuliah di ITS dulu!

“ini kemchi ya?”

“Sopo maneeeeh. Temenmu TC”

     “Ampun dijeeee… Where have you been?”

Wkwkwkwkwk…. Topo.

“Kagak ada kabar, mak bedunduk nanyain emak-emak pijet. Kenapa? Mau pijit juga? :P”

“HEH!!”

“Ini kamu dapat link artikelku dari siapa? Jadi, gini lho Kem. Aku kan sekarang jadi blogger. Ini lagi nulis sosok inspiratif. tentang Ibu Sum, beliau salah satu kandidat umroh (dari salah satu perusahaan asuransi), KALO MENANG :D. Tapi kapan hari udah ada pengumuman finalis, nama bu Sum kagak ada.”

“Wes nomor orangnya berapa? Tak minta orangku aturin ae dia umroh.”

“Serius Keeem?”

“InsyaAllah serius. Nomor telponnya piro? #Mumpung tangi turu. #Siangan dikit laen lagi

JREEENGGG!! Dan, bulan November 2018 lalu, Ibu Sumirah—tukang pijat yang punya panti asuhan sederhana di Rungkut, Surabaya—berangkat umroh.

Tukang Pijat Naik Umroh 😀

Memenuhi panggilan Sang Pemilik Semesta, dengan difasilitasi kemurahan hati Kemchi, temen kuliahku yang lamaaaaaa banget nggak pernah interaksi.

Siapa yang menggerakkan hati Kemchi? Tentulah ALLAH Sang Maha Besar.

Apa yang membuat Kemchi tertarik untuk mengumrohkan Ibu Sum? Karena ALLAH menggiring Kemchi untuk membaca artikel yang aku tulis dengan sepenuh jiwa.

Baca artikel tentang Ibu Sumirah di sini ya

***

Kalau mood ngeblog lagi ndelosor, aku buka lagi chat yang dikirimkan oleh Ibu Sum:

Assalamualaikum, semoga berkah dan rahmat senantiasa terlimpahkan kepada Ibu Nurul sekeluarga. Terima kasih banyak atas semua kebaikan dan jariyah Bapak Kemchi, yang sudah membiayai pemberangkatan umroh saya. Semoga Allah melipatgandakan berkah dan pahala.

Kagem Bapak Kemchi sekeluarga, semoga senantiasa dikaruniai kesehatan dan keselamatan. Semoga usahanya bertambah lancar dan barokah. Selamat dunia akherat. Aamiiin. Sumirah – Panti Asuhan Amanah.

Masih merinding banget… masih nggak percaya, kalau ternyata takdir Allah demikian indahnya.

Aku selalu percaya, ALLAH punya skenario dan maksud extraordinary tatkala menugasi kita sebagai khalifah fil ardl alias pemimpin di muka bumi.

Menjadi blogger, misalnya. Apabila kita maknai dengan sepenuh jiwa, maka kita pun bisa menjelma menjadi blogger “di atas rata-rata”. Aneka pencapaian duniawi bisa kita gapai… begitu pula dengan target akherat! Heiii, bukankah “menjadi jalan narasumber berangkat ke tanah suci” bisa dibilang salah satu achievement yang (insyaAllah) berkontribusi untuk kampung akheratku?

***

Jadi, Nodi… aku sepakat banget dengan apa yang kamu sampaikan di blog. Apa gunanya bahagia jikalau hanya dirasakan seorang diri saja? Apa pentingnya kilauan materi jika tak pernah berbagi? Nah, sekaranglah saatnya aku ingin berbagi kebahagiaan kepada kalian semua.

Berbagi kebahagiaan, sharing and spread the happiness! Itulah sesungguhnya yang menjadi tagline, nyawa, jiwa, dan nafas tiap blogger. Berbagi apapun, asal sesuatu yang positif dan kontributif.

Jangan terpaku pada hitung-hitungan matematika ala manusia, ”Emangnya kalau aku begini, apa untungnya?” Wah… justru menjadi blogger adalah sebuah kesempatan intan berlian (bukan sekedar emas) supaya kita bisa menggapai salah satu sedekah jariyah! Yes, sedekah lewat ilmu. Ilmu yang bermanfaat dan terus ditularkan. InsyaAllah, pahalanya akan mengalir terus, kendati kita telah berpulang.

Maka dari itu, “semangat berbagi” adalah bahan bakar yang mengisi hari-hariku sebagai blogger.

Aku mengisi workshop seputar menulis dan social media untuk para penerima Beasiswa BI. Bersama Siberkreasi dan Kemenkominfo, aku juga jadi pemateri terkait menulis di kancah digital. Aku juga diamanahi Tim HRD Terminal Teluk Lamong untuk mengisi workshop “How to Manage Social Media” bagi karyawan millennials di sana.

Menjadi pemateri di SMA Wachid Hasyim Surabaya.
Bareng tim Siberkreasi.id (Kemenkominfo)

Wow…. It’s amazing!!

Tentu buanyaaak banget momen indah selama aku menjadi blogger. Yang paling cethar menggelegar, tentu saja, ketika aku terpilih sebagai delegasi Indonesia dalam Google Local Guides Summit yang berlangsung di San Francisco California, Amerika Serikat!

Aku (dua dari kiri) bersama delegasi Indonesia di ajang
Google Local Guides Summit yang berlangsung di San Francisco California,
Amerika Serikat

***

Tahun 2019, Mau Apa?

Yang pasti, tiga hal yang bakal kujadikan mantra dalam ngeblog di tahun ini.

(1). Always Share and Spread Happiness!

(2). Jangan Selalu Terbelenggu dengan Angka

(3). Blogging is Marathon

***

(1). Always Share and Spread Happiness!

Tahu sih, bahwa manusia itu terdiri dari dua rasa sekaligus: positif dan negatif. Film “Inside Out” sudah menjelaskan dengan sangat apik mengenai hal ini. Aku juga embrace all positive and negative feelings dalam diri. Ada saatnya aku marah, kecewa, dengki, sirik, dll. Tapiiii, nggak perlu ditulis di socmed ataupun blog dong yaaaa.

Aku berusaha keras untuk melakukan kurasi sekuat tenaga, agar artikel yang tersaji hanya menguarkan aura positif. Berbagi sesuatu yang kontributif. Yaaa, sesekali curcol boleh lah, tapi balik lagi, semuanya kudu disampaikan secara positif.

Kenapa?

Karena aku percaya, tulisan itu punya daya magis tersendiri. Kita tidak pernah tahu, apa efek yang menimpa orang lain setelah baca tulisan. Nah, ketimbang ‘menjejali’ pembaca dengan pengalaman yang menyesakkan, ada baiknya semangat always share and spread happiness yang kita kedepankan!

Tapi, Kak…. Kadang netizen malah sirik lho, kalau kita posting happy-happy melulu? Kesannya hidup kita kok bahagiaaaaaa terus, dan netizen penuh ujian dalam hidup.

Kalau tentang ini, ada prinsip yang aku pegang kuat: Kita bertanggung jawab atas konten yang kita tulis, tapi kita tidak bertanggung jawab atas persepsi/interpretasi orang lain terhadap tulisan kita.

Tips lainnya adalah, kita tuliskan hal-hal bahagia, tapi tidak dengan semangat pamer. Melainkan, semangat untuk mengajak orang lain untuk merasakan hal serupa. Misalnya nih, tatkala aku berkesempatan ikut Google Local Guides Summit di Amerika Serikat, postingan yang muncul adalah seputar TIPS supaya teman-teman juga bisa lolos seleksi dan merasakan keseruan yang sama.

Baca: Jadi Local Guides dan ke Amerika GRATIS, Bagaimana Caranya?

Yaaaa, walaupun bisa jadi satu dua orang merasa aku lagi pamer, ya sutralaaahh. Balik lagi ke prinsip yang aku share barusan: Kita bertanggung jawab atas konten yang kita tulis, tapi kita tidak bertanggung jawab atas persepsi/interpretasi orang lain terhadap tulisan kita.

(2). Jangan Selalu Terbelenggu dengan Angka

Berapa DA/PA (Domain/Page Authority) blog?

Berapa traffic-nya?

Berapa yang comment?

Berapa yang nge-share?

Kalau di-googling ada di page berapa?

Sponsored job sebulan dapat berapa?

Wah… kayaknya fee kamu nggak segede blogger yang onoh ya?

Uhuuuk!! *batuk* Familiar dengan kalimat di atas? Tahu dan paham banget kok, kalau sebagai blogger, mau tidak mau kita kudu kerja keras sekuat tenaga untuk bisa menghasilkan performa score blog yang oke. Saya pun berjuang setiap hari, agar scale up! Pasti ada sejumlah blogger panutan, yang ngehits, yang DA/PA tinggi, yang nominal job review-nya bisa untuk DP rumah di pusat Surabaya.

Akan tetapi……. Kalau SEMUA HAL harus terus-menerus diukur dengan angka, statistik, dan sebangsanya, tidakkah lelah yang justru mendera? Lelah batin banget, lho, sist and bro.

Saking “ambisi”-nya meraup angka statistik, terkadang aku menulis dengan “hampa rasa”. Tidak ada “ruh” yang bergumul dalam gumpalan diksi dalam blog. Kalau ini terjadi sesekali, mungkin tidak mengapa. Tapiiii, heiii…. deraan deadline yang begitu ketat, tuntutan angka demi angka yang menjerat, sepertinyaaa……. Harus ada yang saya ubah!

TIDAK SEMUA HAL kudu diukur dengan angka. Yap, saya tentu masih berjibaku dengan statistik blog dan aneka turunannya itu. Akan tetapi, ayolah…. Tulisan yang digoreskan dari hati, niscaya akan sampai ke hati pembaca. Saya sudah lamaaaaaa banget tidak memproduksi artikel penyejuk jiwa. Sungguh rindu bisa menghadirkan postingan semacam ini.

Baca: Rumus Jitu Hadapi Persoalan Hidup

Bismillah. Semoga di tahun 2019, aku lebih banyak cerita tentang human interest, hal-hal “sepele” di sekitar, tapi bisa memberikan insight mendalam. Jangan melulu berkutat dengan angka!

(3). Blogging adalah Maraton

Pernah ikut lari marathon? Saya sih, belum 😀 Tapi, beberapa sahabat saya kerap ikut lari marathon, bahkan sampai ke Jepang segala.

Kata mereka, marathon itu bedaaaaaa jauh dengan sprint *ya iyalah*. Untuk bisa sukses finish strong di marathon, dibutuhkan pengendalian diri, emosi, fisik, dan semuanya harus stabil. Tidak boleh gampang salah fokus. “Bahkan banyak yang meragukan kemampuanku untuk marathon. Suara-suara sumbang itu jangan didengerin! Kita harus fokus untuk  lari dengan senang dan sehat selamat bahagia sampai garis finish,” begitu kata sahabat saya.  Intinya, harus konsisten.

Yep, saya menganalogikan blogging adalah marathon. Butuh “nafas yang kuat dan panjang”. Butuh semangat dan kemauan untuk latihan, mengonsumsi makanan bernutrisi, dan sikap “ndableg” agar kita tidak terpengaruh dengan omongan orang lain. Jangan dengarkan suara sumbang. Terus focus dan be happy ketika berkecimpung di dunia blogging!

***

To sum up, begitulah dunia blogger dan segala dinamika yang ada di dalamnya. Terima kasih Nodi sudah menghelat ajang ini. Tentu banyak PR yang harus terus kita hadapi, manakala ingin menjadi a better version of me di kancah blog. Aku akan menjalaninya dengan sepenuh jiwa. Menghindari energi negatif, berupaya sekuat tenaga untuk menebarkan positive vibe lewat konten blog.

Happy Blogging, semuanyaaaaa! (*)

Rules of Life (especially socmed life :D) in 2019

Halooo Happy New Year 2019!!

Walopun saya semalam udah bobok mulai jam 21.30 (as usual) dan nggak ikutan party whatsoever, ya nggak ada salahnya tho, ngucapin Happy New Year, hehehehe.

Eniwei, sebelum bobok, biasa lahhh, saya doyan banget scrolling beberapa akun Instagram. Trus, kepentok deh, di akun selebgram
AMRAZING yang kadang judes, tapi caption dan cerita traveling-nya bikin kangen dus mupeng,

Aku buka tuh beberapa HIGHLIGHT doi di IG. Kadang ikutan ngikik, kadang iri dengki takjub dengan pencapaian dia… dan, tak jarang akun ini membangkitkan nuansa MAKJLEEBB dalam diri.

Salah satunya, ketika dia posting ini

Beuuughhh, ini kereeen banget! Bisa merangkum nyaris semua isu-isu dalam hidup, especially buat kalian yang emang hidupnya nyaru antara kancah online dan offline 😛

Aku bahas sekilas yang poin 1 sampai dengan 5 ya.

YOU CAN’T MAKE EVERYONE HAPPY.

Ini Mantra eikeh banget nih 😀 Secaraaa gini ya booo. Alhamdulillah wa syukurilah, beberapa bulan ini, saya (dan my ‘partner in crime’ mbak Avy) diamanahi oleh brand, agency ataupun kolega kami untuk meng-handle serangkaian socmed activity. Kegiatannya beragam, ada yang cuma trending topic twitter dari rumah, ada yang ngajak buat datang ke event, pokoke beragam lah.

Dari sekian ratus ribu zillion (bo’ong, ding 😛) blogger/buzzer yang kami kenal, tentu kami kudu diskusi intens dengan klien untuk menentukan mana content creator yang PAS/TEPAT untuk dilibatkan dalam campaign ini.

Trust me, it was hard, Waluyo.

Kadang IG-nya OK, eh, blognya berdebu. Kadang blognya OK, eh, FB-nya penuh dengan konten nyinyirun. Kadang Twitter sip markosip, DA/PA blog nyungsep. Pokoke, mumet dah, kalo nyari sosok yang (mendekati) sempurna sesuai yang klien inginkan.

Tidak jarang, adaaaaaa satu-dua-tiga orang yang kirim Japri. “Kok aku nggak diajak? Kok begini begitu?” Again…. filosofi nomor 1 itu penting banget buatku.

YOU CAN’T MAKE EVERYONE HAPPY.

Prinsip nomor 2 juga penting –> YOU DON’T HAVE TO.

Ya emang siapa eikehh? 😀 Tugas eikeh menjadi khalifah fil ardl, itu kan tidak ekuivalen dengan membuat setiap orang hepi, seneng, gembira syalala.

Karena ya emang tiap orang kan ya kudu bertanggungjawab terhadap kadar bahagia diri sendiri. Intinya jangan memaksakan diri kamu untuk bikin SEMUA hepi, because it’s extremely impossible.

Prinsip nomor 3 juga gitu. PEOPLE CAN SAY WHATEVER THEY WANT. Apalagi di era kayak sekarang yak… Mulut, eh… jemari orang itu bisa sedemikian kasar, tega, dan melontarkan kalimat2 yang…. kalo ketemu langsung in person, rasanya kita nggak mungkin deh, bakal bilang kayak gitu.

YOU DONT HAVE TO CARE OR LISTEN OF WHAT THEY’RE SAYING. alias…. Bodo amaaaattt! 😀 Jangan pikirin/ masukkan hati SEMUA omongan/komentar orang lain. Apalagi kalau yang emang didasarkan kebencian belaka. Waduh… kalo itu semua kita pikirin, niscaya kita bakal jalan di tempat, alias nggak ada progress dalam kehidupan.

To sum up….CHOOSE YOUR BATTLE CAREFULLY!! Artinya, dalam hidup kan buanyaaakkk banget tantangan ataupun hal2 negatif yang kita hadapi. Tapi TIDAK SEMUA kudu kita “ladeni”.

Pilihlah “BATTLE” yang emang sesuai dengan kadar intelegensia. Jangan buang-buang waktu meladeni (calon) battle yang justru sama sekali tidak memberikan impact positif dalam hidup kita yang cuma “mampir minum kopi” ini.

Silakan update diri kita. Dan jangan lupa, update software smartphone kita yak! Pokoke hempaskan hal-hal yang negatif!   

Semangaaaattt Mengarungi 2019 yhaaaa!