AYAH JUARA SATU DI DUNIA #HAPPYDATEWITHLEGENDADDY

unnamed

AYAHKU ADALAH AYAH JUARA SATU DI DUNIA. Saya pernah baca kalimat ini di salah satu novelnya Andrea Hirata. Dan, alhamdulilah wa syukurilah… sosok ayah seperti itu tak hanya ada di blantika novel ataupun di fiksi semata. Suami saya, sudah memenuhi kriteria sebagai #LEGENDADDY. Sejak Sidqi lahir di muka bumi, dia menunaikan tugas keayahan dengan sangat mumpuni.

Bersih-bersih bayi jadi rutinitas LEGENDADDY
Bersih-bersih bayi jadi rutinitas LEGENDADDY

Ketika Sidqi masih bayi, doi kagak ngerasa males buat mandiin, cuci dan gantiin popok… Termasuk memberikan ASIP dan gendong Sidqi kemanapun dia mau.

Kalau beberapa ayah canggung tatkala harus ngobrol dengan bayi, maka suami saya dengan begitu lincahnya bercerita tentang APA SAJA, dan meyakini bahwa Sidqi paham dengan segala cerita yang ia sampaikan.

Sholat berjamaah
Sidqi sholat berjamaah bareng ayahnya

Saya dan suami sepakat bahwa anak harus dikenalkan dengan agama sejak dini. Tentu bukan sekedar ngomong, tapi kita juga kudu memberi contoh langsung. Sidqi belajar sholat dari ayahnya. Ia berjamaah dengan mengikuti gerakan sang ayah. Begitu juga dengan belajar mengaji, mengakrabi kitab suci. Itu semua dilakoni dengan ayah, yang memang kudu banget berkecimpung dalam proses pengasuhan dan pendidikan anak.

Menyaksikan pameran inovasi mobil listrik ITS
Menyaksikan pameran inovasi mobil listrik ITS

Suami saya kan teknokrat tuh… Alumnus ITS. Sudah barang tentu, doi punya semacam “kebanggaan” alias pride untuk memperkenalkan teknologi kepada Sidqi. Walhasil, diskusi bapak-anak seputar teknologi canggih sudah jadi bahan obrolan sehari-hari. Kalau ada pameran teknologi di ITS, Sidqi bakal diajak untuk menjelajah dan bertanya sepuasnya mengapa begini, mengapa begitu.

Sosok ayah yang juga mengenalkan semesta kepada Sidqi. Mengajak traveling, membaui indahnya alam… berkecipak-kecipuk dengan air laut… Merasakan lembutnya pasir yang menerpa jari-jemari… mengajarkan bahwa dengan bermodal MENTAL TANGGUH DAN BERANI, kita sanggup mengenyahkan semua takut… Dan meraih ASA yang telah kita bentangkan!

scrapbook

Aaaah… sudah waktunya, para ayah di belahan bumi manapun, kian BANGGA dan BAHAGIA terlibat untuk mengasuh anak. Kudu banget, menciptakan aktivitas yang bisa meningkatkan bonding antara ayah dan anak.

E iya, bicara soal bonding, saya bersyukur banget, suami bukan tipikal laki-laki konvensional bin jadul yang menganut prinsip “Urusan mendidik anak adalah urusan ibu saja”. Nope. Suami saya justru terlibat penuh dalam pengasuhan Sidqi. Walaupun suami sering dinas luar kota, tapi sedari awal, beliau nggak pernah cuek tentang tumbuh kembang Sidqi.

Ini persis seperti yang disampaikan oleh psikolog UI, Rini Hildayani, bahwa ada hal-hal yang tampak “kecil” dan “sepele”, namun ini mengukuhkan adanya peran ayah dalam keluarga kita.

Misalnya, ketika anak baru pulang sekolah, ayah lakukan kegiatan “check up”, periksa kondisi anak, tanyakan apa saja kegiatannya tadi di sekolah. Ini menunjukkan bahwa ayah peduli dengan anak. Atau, bisa juga, lakukan “jabat tangan spesial” dan panggilan sayang yang diberikan ayah ke anak, ataupun sebaliknya.

Seperti yang saya singgung di awal, Alhamdulillah, selama ini suami saya selalu terlibat dalam pengasuhan Sidqi. Doi malah hepi banget loh, kalau saya todong buat gantiin popok, ataupun mandiin Sidqi pas masih bayi.

Ketika balita, Sidqi juga hepiii banget bisa main ALL OUT dengan bapaknya. Yeah, tahu ndirilah… Kadang-kadang permainan anak lelaki sama sekali enggak cucok dengan dirikuh yang kurang lincah ini, hiks…

Meskipun ayah sering keluar rumah untuk mencari nafkah, pastikan saat pulang ke rumah, jiwa raga untuk anak-anak! Iya loh. Anak kita itu bisa tahu, manakala ada orangtua yang “beneran hadir secara total”, atau “sekedar ada, tapi nyawanya nggak ada di sana”.

Bermainlah dengan segenap jiwa raga. Karena memang, anak butuh kehadiran paket kumplit, yaitu ayah dan bundanya.

***

Di postingan sebelumnya, saya sudah cerita tentang isi talkshow “Menjadi Ayah Hebat bagi Si Kecil”, sekarang hayuk kita cusss menuju arena #HappyDatewithLEGENDADDY.

Jadi gini. Tim Nestle Indonesia ini sudah mensurvei habit masyarakat urban saban weekend tiba. Apakah ituuu? Yep, apalagi kalo nggak ke mal.

Naaah, kalo saban weekend ke mal mulu, dan yang dilihat itu-itu saja, lama-lama bosen juga ya kan? Walhasil, mereka bikin INOVASI MEMBAHANA yaitu….. MENGHADIRKAN PANTAI DI MAL!

Selama dua hari, yaitu 24-25 Oktober 2015, nuansa pantai dan segala pernak-perniknya itu bisa kita temukan di Atrium Tunjungan Plaza (TP) 3 Surabaya.

Duuuh, sebagai pecinta pantai garis keras, jelas aja aku terharuuuuu. Selama ini, daku harus mendaki gunung, lewati lembah (ala hatori) kalau mau ngebolang ke pantai Klayar, Pacitan. Udah gitu, di sono kudu rela kulit menggosong kena matahari. Naaah, yang ini niiih, kita bisa bercengkrama dengan asyik binggo, dengan pasir putih menawan, di ruangan full AC! Yipppiiii….!!

IMG_1403
Welcome to HAPPY BEACH!
Lihaaaat... pasir putihnya manggiiil banget!
Lihaaaat… pasir putihnya manggiiil banget!
Asik yaaa.. Bisa seru-seruan #HappyDateWithLEGENDADDY
Asik yaaa.. Bisa seru-seruan #HappyDateWithLEGENDADDY

Begitu sampe di lokasi HAPPY BEACH, kita disambut oleh para Happy Crew, yang siap membantu sepenuh jiwa. Bantu fotoin. Bantu masukin sepatu kita ke dalam tas kresek. Kan ceritanya kaki kita ntar mau kena pasir pantai yang putiiiih banget. Makanya alas kaki kudu disimpan dalam kresek.

Yuk kita cusss ke pantai...
Yuk kita cusss ke pantai…

IMG_1405

IMG_1406

Ada apa aja di sini?

Yang jelas, semua permainan khas pantai bisa kita nikmati sepuasnya!

Sidqi langsung ngajak untuk cuss ke mini zoo alias kebun bintang mini alias kandangnya kelinci dan kura-kura. Yep, anakku kan cintaaa banget ama binatang. Makanya, doi semangat kasih makan kelinci yang ginuk-ginuk kayak emaknya sidqi hihihi.

Kasih maem kelinci horaaay
Kasih maem kelinci horaaay
IMG_1419
Asyik mengeksplorasi mini sea

Eits, jangan lupa, kita juga bisa lihat stingray dan bayi ikan hiu..! Huhuhu… Para penggemar spongebob pastinya suka banget nih lihat makhluk laut dari dekat seperti ini.

Udah gitu, ada photo-booth yang siap kita gunakan untuk meng-capture keseruan. Ada macem-macem aksesorisnya pulak. HAPPY SNAP!

HAPPY SNAP!
HAPPY SNAP!

Aneka playground juga siap kasih hiburan cihuy buat dedek-dedek kecil. Mau main bolaaa, hayuuuk…. Atauuu, bikin istana pasir? Ahaaaiii, yuks mariiii!

IMG_1439

Yang nggak kalah seru adalah bikin layang-layang! Wohoooi, marilah kita kerahkan segenap kreativitas buat bikin layang-layang yang keren!

IMG_1463 IMG_1468

Seruuu ya, acara #HappyDatewithLEGENDADDY ini. Selain bisa bikin emaknya girang, bapak dan anak juga sama-sama happy dan bergembira ria di pantai imitasi yang berlokasi di dalam mall. HAPPY MOMMY, HAPPY DADDY, HAPPY KIDS, HAPPY FAMILY!

Sayaaaaaang banget, event #HappyDatewithLEGENDADDY di Surabaya cuma digelar selama dua hari (24-25 Oktober 2015) Kuraaaang….!! Kuraaaang…..!! *pasang spanduk demo* Moga-moga tahun depan, Nestle juga bikin acara seruuuu yang penuh edukasi dan meningkatkan bonding antar anggota keluarga semacam ini lagi. Yayy, yaaay…!

Buat para bapak/emak/anak yang domisili di Makasar, jangan ketinggalan buat ikutan event seru ini yah.  31 Oktober – 1 November 2015, event keren ini bakal digelar di Trans Studio Mall, Makasar.

SELAMAT BERSENANG-SENANG DAN JADILAH #LEGENDADDY KEBANGGAAN KITA SEMUA!

#HappyDatewithLEGENDADDY

“Bapak mah, tugasnya cari duit ajah! Nggak usah ngurusin anak!”

“Eh, bapak-bapak pamali atuuuh, kalo kudu mandiin anak. Ntar wibawanya ilang!”

“Lo, looo.. bapak kok malah main-main sama anak sih? Itu kan tugasnya ibu? Udaaaah, kagak usah!”

Familiar dengan kalimat-kalimat di atas? Yeeeep,biasanya, orang tua zaman dulu (generasi angkatan ortu kita) kerap memberikan labelling semacam itu. Bahwa, tugas bapak itu yaaa melulu cari duit. Cari nafkah untuk menghidupi anak istri. Sementara, urusan pengasuhan, sudah tentu yang ketiban sampur adalah para ibu. Intinya, bapak DILARANG KERAS untuk ikut campur *halah* dalam hal pengasuhan anak. Ya kan? Ya kan?

Naaah, untunglah, anak saya lahir di era kekinian, dimana metode pengasuhan sudah jauuuuh berbeda dengan zaman ketika saya masih kanak-kanak. Banyak riset yang mengungkapkan kalau peran AYAH sangat penting untuk pengasuhan anak. Salah satunya ini nih, penelitian yang dilakukan University of Guelph Canada (tahun 2007) yang bilang bahwa keterlibatan ayah dalam pola pengasuhan berpengaruh kuat terhadap perkembangan anak! Wih, wih… dan ternyata pengaruh ini mencakup sosial, emosi, fisik dan kognitif anak loh.

Lebih bersyukur lagi nih, manakala kami bertiga diundang Nestle Indonesia buat hadir di #HappyDatewithLEGENDADDY. Hari itu (24/10), kami meluncur ke Hotel Sheraton Surabaya, untuk ikutan talkshow “Menjadi Ayah Hebat bagi Si Kecil”, bersama rekan media dan blogger. Ada Nur Shilla Christianto (Head of Corporate Communication Nestle Indonesia) yang jadi moderator. Narasumber talkshow-nya? Ada Rini Hildayani, M.Si (psikolog UI) daaan….Oka Antaraaaaa! Uhuuii, artis idolakuuu nih! Dan ternyata, Sidqi juga hepi berat ketemu dengan Om Oka—gitu doi bilang—karena yeah, si Om Oka ini kan bintang iklan es krim kartun itu loh, hihihi.

Oka Antara dan Ibu Rini Hildayani (psikolog UI)  Captured by: Sidqi
Oka Antara dan Ibu Rini Hildayani (psikolog UI)
Captured by: Sidqi

Salut deh, sama Nestle Indonesia yang mengedukasi kita semua supaya punya mindset oke dalam dunia pengasuhan anak. Ada penelitian yang judulnya “The Effects of Father Involvement: An Updated Research Summary of the Evidence”, panjang bangeeets yee, nih judul riset, hahaha. Intinya adalah, anak yang turut diasuh oleh ayahnya sejak dini bakal memiliki:

  1. kemampuan kognitif lebih baik ketika memasuki usia 6 bulan hingga satu tahun
  2. nilai IQ yang lebih tinggi ketika menginjak usia 3 tahun
  3. berkembang menjadi anak dan individu yang mampu memecahkan permasalahan dengan baik.

Iya banget nih. Kalau ada ungkapan “Ibu adalah madrasah/sekolah utama dan pertama bagi anak”, maka… ungkapan itu ada lanjutannya. Yaitu “Ayah adalah kepala sekolahnya”. So, untuk memberikan yang terbaik buat anak, dibutuhkan pengasuhan yang kompak antara ibu dan ayah.

Eh, Oka Antara sang LEGENDADDY yang hadir di acara ini, juga berbagi cerita. Doi kan artis ya boook. Sudah pasti sibuk berat, jadwalnya juga padat. Nah, ternyata… Oka ini cuma punya 1 (satu) asisten rumah tangga (ART)! *ngirit, mas?* Padahal, anaknya ada tiga lo. Masing-masing usia 6 tahun, 4 tahun, dan 2 tahun 10 bulan.

“Karena kondisinya emang seperti itu, mau nggak mau saya kudu mandiin anak. Saya terlibat mengasuh anak, karena memang saya suka dengan anak kecil dan selalu ingin tahu perkembangan anak. Saya nggak menggubris apabila ada orang yang komentar ‘Yaaah, kok lo mandiin anak sih?’ Sudah, biarin aja. Justru, saya bakal meng-encourage teman saya, bapak-bapak yang juga ikut terlibat dalam pengasuhan anak. Orang laki memang harus melakukan itu!”

Kalau suami dan istri bisa berbagi peran dengan cihuy, artinya mereka berdua sudah menjadi teamwork yang solid dalam hal pengasuhan anak. Ini dia, tujuan yang dibidik oleh Oka. ”Ketika ayah dan ibu saling melakukan co-parenting, maka anak otomatis melihat bahwa teamwork itu ada. Kami juga selalu meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan yang memperkuat bonding antar elemen keluarga. Misalnya, piknik ke Kebun Raya Bogor di hari libur, ketika saya juga pas lagi nggak ada syuting. Kami berangkat pagi-pagi banget jam 4.30 sudah berangkat dari Jakarta. Lalu puas-puasin main bareng, intinya kami menekankan pada interaksi antar anggota keluarga. Nanti ketika orang-orang sudah pada rame berdatangan, kita pulang ke Jakarta,” lanjut Oka.

Talkshow still captured by Sidqi
Talkshow still captured by Sidqi
abis gitu, doi selfie boook :P
abis gitu, doi selfie boook 😛

Yap, Oka menghindari kegiatan akhir pekan yang butuh “usaha sendiri-sendiri” dan malah mengeliminasi unsur bonding. Misalnya? Nonton film di bioskop. ”Biarpun saya orang film, saya malah nggak suka ngajak anak ke bioskop. Kenapa? Karena kalau lihat film, pikiran kita malah terdistraksi dengan sesuatu yang lebih besar, yaitu jalan cerita film itu sendiri. Nah, saran aja nih, sebaiknya ortu pilih kegiatan yang benar-benar menekankan pada interaksi, supaya anak dan orangtua bisa berkomunikasi,” tutur Oka.

Foto bareng Sidqi, bapaknya dan Oka Antara
Foto bareng Sidqi, bapaknya dan Oka Antara

(*)

Dilema Pondok Pesantren

Mumpung lagi rame-ramenya tentang Hari Santri Nasional, ikutan ngebahas soal ini aaaah *latah*

Saya itu terobsesi sama pondok pesantren. Sejak TK, SD, SMP, SMA, kuliah, bahkan sampai kerja, hidup saya nggak jauh-jauh dari Surabaya. Nggak pernah ngerasain yang namanya kos, atau tinggal di pesantren. Makanya, saya suka kepo dan nanya-nanya detiiilll banget, saban ketemu ama teman kuliah yang (dulunya) jadi santri. Kayak gimana sih, serunya mondok? Sekalian konfirmasi soal isu-isu yang biasanya identik dengan dunia ponpes, seperti…. ah, googling aja sendiri deh. Saya mau nulis yang asik-asik aja di postingan ini, hehehe.

Obsesi saya makin menjadi-jadi setelah baca novel “Negeri Lima Menara” karya Ahmad Fuadi. Walaupun untuk ukuran novel, gaya penceritaannya (menurut saya) rada kurang luwes, tapi…. tiap detil kehidupan di ponpes itu beneran menyedot atensi. Sepertinya, tinggal di pesantren itu… Cool? Keren? Apa ya kosakata yang pas? Anti-mainstream?

NH__5308 NH__5309 NH__5315

Itulah… wacana untuk memasukkan Sidqi (anak saya) ke pesantren udah berkembang sejak bertahun-tahun lalu. Saya pengin Sidqi jadi lelaki sejati, yang mandiri, enggak manja, enggak bergantung sama emak, uti, bibik, pokoke dia bisa bertanggungjawab pada (minimal) urusan/kebutuhan dia sendiri.

Ini semakin diperkuat dengan masukan dari salah satu kolega ibu (sekaligus bos saya di kantor) pas kami unjung-unjung di musim lebaran lalu.

Sebut saja, namanya Bapak Latif. Beliau bilang, “Sidqi nanti SMP-nya di pondok saja ya. Kayak mas Alfan (anak laki-lakinya Pak Latif). SMP sama SMA di pondok. Seru lo!”

Sidqi, sambil gegoleran di karpet ruang tamu Pak Latif (nih anak kadang-kadang emang malu-maluin kok) menjawab santai, ”Gak mau.”

“Looo… enak, kalo di pondok. Temennya banyak! Se-Indonesia. Nanti bisa belajar bareng, main bareng, ngaji bareng…”

Sidqi, masih gegoleran dan nyomot BISKUIT YANG ENDEUS BANGET tetap dengan jawaban semula. ”Nggak mau.”

Abis gitu, dia malah ngacir. Lihat anak bungsunya Pak Latif yang lagi main skateboard sama scooter poo. Diiih!

Ya sudah. Akhirnya, Pak Latif beralih mempersuasi saya, bapaknya & utinya Sidqi. “Setelah Alfan lulus SD, saya mencoba cari cara gimana ya, supaya dia bisa mandiri dan dewasa. Kalau di rumah terus, bakalan susah, karena banyak yang ngelayanin. Akhirnya, kondisi itu harus kita ciptakan, dengan mengirimkan anak ke pondok. Kalau di pondok, mau tak mau dia harus belajar untuk menjadi survive kan? Bisa bergaul, sosialisasi, belajar leadership, dan seterusnya. Lebih nrimo, hidup sederhana dan hemat, juga bisa bersyukur karena makan dengan menu yang sederhana.”

Tentu saya manggut-manggut mendengar penjelasan Pak Latif. Iya juga sih. Sidqi itu (sampai sejauh ini) anak tunggal. Dia juga cucu kesayangan uti dan kakungnya, baik dari pihak saya, maupun pihak suami. Pokoke Sidqi menjelma jadi “raja kecil” gitu deh. Sepertinya, opsi untuk memasukkan dia ke pondok pesantren adalah strategi brilian supaya doi bisa lebih mandiri.

“Tapi… orangtua memang harus survey pondok pesantren dulu… Ponpes kan macam-macam ya. Harus diseleksi, dilihat seperti apa pengurus pondoknya. Jajaran pengasuh dan ustadznya… Termasuk nanya ke wali santri yang lain. Mulai kelas 4 SD, kalau bisa sudah survey. Saran saya, pilih pesantren yang tidak mengandalkan ke satu figur. Pilih yang lebih ‘modern’, karena sistem mereka sudah jalan,” kata Pak Latif lagi.

Lagi-lagi, saya manggut-manggut. Tentu sambil nyomot biskuit yang dihidangkan (like mother, like son )

Di satu sisi, sungguh…. saya ingin Sidqi itu pede, berani, mantap melangkah, pokoke jadi pemuda harapan bangsa lah. Saya ingin melihat dia bisa berdiri tegap, membakar semangat dengan dakwah nan indah di hadapan lautan manusia. Melantunkan ayat suci Al-Qur’an, berpidato lantang either di bahasa Arab maupun bahasa Inggris… Menjadi wakil Indonesia dalam kompetisi bidang apapun yang ia minati di level internasional. Punya pergaulan di level syaikh-syaikh hingga ke Arab Saudi, dan negara-negara lainnya… Sungguh, saya ingin….

…..tapi……..

Anakku ya cuma Sidqi itu. Kalau dia mondok, ntar siapa yang aku cubitin tiap hari?

Siapa yang membukakan pagar, setiap saya pulang kantor?

Siapa yang nemenin saya naik angkot, ketika ada event gathering blogger?

Duh, jadi dilema bin mellow nih.

Kalau teman-teman, ada planning masukkan anak ke pondok pesantren kah? (*)

Ponakan Favorit

Teman-teman punya ponakan favorit, nggak? 

Kalau saya, PUNYA BANGET. Kenalin nih, namanya Faiz. Pipinya itu loooh, duhhh, minta dicubit bingits!

Faiz (bertopi) bareng para sepupu di Floating Market Lembang
Faiz (bertopi) bareng para sepupu di Floating Market Lembang

Faiz sekarang udah kelas 1 SD. Udah punya adik satu, masih bayi. Biarpun masih imut-imut, doi udah termasuk frequent flyer banget, alias udah keliling kemana-mana. Ke singapore, ke malaysia… iiih, doi eksis berat deh! *bude mulai envy, hahahah*

CIMG5595 CIMG5596

CIMG5597   CIMG5583

Dan ajaibnya, manakala traveling kemanapun, si bocah ganteng-pipi minal-minul ini sama sekali nggak rewel. Gampiiiil banget 🙂 Biarpun flight pagi-pagi buta, Faiz bisa (di)bangun(in) dan nunjukin sikap kooperatif.

Doi juga gampang akrab banget ama orang-orang baru yang ditemui. Misalnya nih. Kalo dolan ke Surabaya, Faiz langsung membaur sama sahabat-sahabatnya Sidqi. Sama sekali enggak minder. Sama sekali enggak ngerasa “Gue anak jakarta, kagak level main ama arek rungkut!” Nih bocah, bakat sosialisasinya emang rruaarr biyasaak 🙂

Trus, look at his face! Wajah wajah yang sangat bisa dikomersilkan tho? Hueheheh. Aku udah pernah bilang ama ibunya… coba deh, bikin akun IG (Instagram) yang isinya Faiz lagi ngapain kek, lagi ngaji, atau lagi main-main dll… Trus kan, biasanya adaaaaa aja produk/brand anak-anak yang tertarik buat jadiin endorser. Biasanya sih produk BAJU ANAK COWOK. Kan lumayan tuh… Bisa menghemat duit belanja, hihihi.

Aku juga sering kasih saran supaya Faiz diikutkan kontes foto anak-anak yang bertebaran di jagat kuters. Lumayan banget lo. Udah Faiz wajahnya lucuuuu, pipinya gembul, anaknya asik pula… Paket komplet lah!

Trus, trus, gimana jawaban mamanya Faiz?

“Aduh, mbaak.. aku gak ada kamera?”

“Ya pakai kamera handphone aja, gapapa….”

“Iyaaa.. tapi kamera hp-nya jelek banget. Ga usah deh.”

*krik*

Hihihi… yang punya anak siapaaaa… yang ambisi ngikutin kontes-kontes siapaaaaaa…

CIMG5594

***

Yang menarik lagi dari Faiz adalah, dia BIASA loh dititipin (plus nginep) di rumah sodara, tanpa ditemenin mamanya! Berani, enggak nangis dan Alhamdulillah sekarang udah nggak pernah ngompol. Ya ampyuuun, juara banget deh, ponakan bude ini!

CIMG5578

CIMG5558

Diajak sholat juga gampiiiil. Malah, dia bisa yang wudhu dengan semangat (sampe bajunya basah semua) trus nungguin kita-kita sambil duduk bersila di atas sajadah. Oh, so sweet banget…

Pas bulan Ramadhan, si Faiz juga dolan ke Surabaya. Mamanya masih ada perlu, jadi Faiz aku ajak tarawih ke Masjid. Rapi jali banget… Dia juga semangat sholat tarawih, enggak males-malesan apalagi berhasrat untuk main-main. Dan yang paling asyik, dia enggak minta dibeliin jajan/minuman macem-macem. Enggak kayak itu tuuuh, kakak sepupunya 😛 *melirik tajam ke arah Sidqi*

Eh, eh… apa iya ada bocah se-“sempurna” itu? Oh, tentu tidak. Di balik segala macam keunyuan Faiz, ada satu yang seriiing bikin mamanya nyap-nyap. Yep, biarpun bodinya ginuk-ginuk, Faiz ternyata syusyaaaah banget makan. Doi sepertinya aktivis GTM (Gerakan Tutup Mulut) deh. Udah dibikinin masakan kayak apaaaa aja, syusyaaah buat bikin dia langsung bilang “Kalo aku sih Yes!” gak tau kalo mas anang 

Aaah, jadi kangen Faiz deh. Moga-moga liburan Desember, kita bisa ketemu lagi yah. *uyel-uyel pipi gembul*

PS: semua foto di-capture di Floating Market Lembang, Bandung, akhir 2013. EHEM! Semacam kirim #KodeKeras ke bapaknya Sidqi, bahwa separuh jiwanya ini mupeng banget bolang ke Bandung. Naik kereta ekonomi pun aku rela, paaak… aku relaaa…. 🙂

CIMG5591 CIMG5592

Postingan yang Paling Sulit untuk Dituliskan

Postingan yang Paling Sulit untuk Dituliskan. Judulnya formil pisan, euy?

Yuk mareee kita lanjutin 15 day instropection challenge. Walopun dikerjakan sambil terengah-engah (oh plis, pagi-pagi udah lebayatun) tapiii… gapapa lah 🙂 Ngeblog itu makin asik kalo dilakukan sembari nyante, enggak ada deadline ataupun pressure dari diri sendiri supaya menang ini dan menang itu (eaaaa… curcol mbak?)

Wikikikiiii… iya nih. Belakangan ini, lagi enggak terlalu mood ikutan kontes blog. Abisss, kalah muluu, hahahah. Bloggers nowadays kian cethar menggelegar yak. Bisa kasih postingan yang ulala kece abisss, ditambah infografis, ada yang nambahin video dll-dll-nya… Belum lagi sudut pandang penulisan plus aneka pilihan kata yang sungguh bikin hati terpana. Bener-bener joss gandos kothos-kothos!

Makanya, saya semangat banget mau ikutan fun blogging bareng mbak Shintaries, mbak Haya, mbak Ani Berta. Semoga semangat blogging saya bisa kian MENGGELEGAAAAAR enggak kembang kempis ataupun layu sebelum berkembang.

Oke. Kita masuk pertanyaan #8 Which post has the most difficult to write?

Jika difficult artinya adalah “sulit in terms of kudu banyak browsing, cari referensi, mengandalkan google, dan wawancara narasumber yadda yadda blabla blabla… maka postingan tentang AQUA ini yang lumayan bikin kemringet . Kenapa? Ya karena selama ini saya nyaris tidak pernah memberi atensi berlebih pada masalah air, lingkungan hidup dan sebagainya. Hidup saya rasanya enggak jauh-jauh dari nak-kanak, trus urusan kantor, browsing-browsing, ngafe, ngeresto, ngewarung (kalangan hedon kw super detected). Pokoke gitu-gitu deh. Makanya, TAKJUB banget pas nyimak presentasi pak Prigi Arisandi, salah satu aktivis lingkungan hidup yang membuka mata saya, bahwa heeiiiii… LINGKUNGAN HIDUP ITU PENTING BANGET. Yah, begitulah. O iya, karena saya lumayan serius (tapi mepet deadline) pas garap postingan ini, Alhamdulillah, diganjar satu HANDPHONE ALIAS SMARTPHONE kece oleh tim AQUA dan Blogdetik. HP Lenovo ini setia menemani hingga detik ini 🙂 Say whaaaat? Alhamdulillah….

Nah. Postingan Difficult berikutnya, menyangkut tentang…. BAGAIMANA EMOSI dan KONDISI PSIKIS saya ketika menuliskan postingan. Yep, ini semacam postingan yang….. err, buka aib? Kind of it lah.

Jadi, salah satu member emak blogger, sebut saja mak Rina Susanti, menggelar GA di blognya. Temanya “Every Mom Has A Story #StopMomWar. Sebagai banci GA sejati (haghaghag) saya pun ikutan. Bikin tulisan yang puanjaaaaaaaang amiirr. Well, somehow saya juga heran loh, kok ya bisa curcol sepanjang ituh, hihihi.

CIMG0832
ini di Jatim Park 2. Sidqi masih TK. Saya masih imut (siapin kresek wadah muntah) 😛

Kenapa saya bilang ini difficult? karena ini menceritakan soal patah hatinya seorang ibunda, ketika anaknya tengah menjadi “sosok yang berbezaaa” akibat (boleh jadi) bullying yang diderita tatkala berada di sekolah.

Ibunda itu adalah saya.

Anak itu adalah Sidqi.

Saya curcol securcol-curcolnya. Udahlah, ini curcol yang paling curcol deh, hahahaha. Daaan, ajaibnya meski buka aib terang-terangan di postingan itu, saya justru mengaitkan dengan rezeki yang Allah gariskan pada saya, yakni menjadi juara 2 kompetisi Bunda Dancow Parenting Center tingkat nasional.

TIM EMAK KREATIF
bareng ibu2 hore di Dancow Parenting Center workshop. Kita kasih label “Tim Emak Kreatif” dan dinobatkan jadi grup terbaik loh *bangga*

Uuuuhh, masih gemeteran saya kalo inget momen itu. Skenario Tuhan memang maha-ajaib yah. Di saat terpuruk, ngelangut, fakir pede, justru….. JREEENGG! Allah menyematkan predikat “JUARA” dari arah yang sama sekali tak berani saya bayangkan. Sama sekali 🙂

Eh, eh, kalo mau baca curcol emaknya Sidqi, bisa klik di mana?

Curcol itu bisa banget teman-teman baca di sini 

Well, somehow, itulah gunanya ngeblog ya. Bisa jadi ajang untuk menuliskan isi hati yang terkadang enggak tahu, mau diungkapkan pada siapa 🙂 Walaupun, yaaaa… kita kudu berani tanggungjawab dan ambil segala konsekuensi dari setiap guratan kata yang kita bagi.

Ketika postingan dituliskan dari hati, rasanya…. LEGAAA 🙂 Apalagi, kalau dapat bonus HP, ataupun hadiah-hadiah lainnya. Makin legaaaa hahhahahaha 🙂

Udah aaah, yuk Watermeloooon!

pantai taman pacitan
yang artinya: Semangat, kakaaaaak…!

I Believe I Can Fly….!

I believe I can fly 

I believe I can touch the sky

I think about it every night and day

Spread my wings and fly away….

Terbang!
Terbang!

Paralayang adalah salah satu wish-list saya apabila mengunjungi Batu (kota dekat Malang). Sudah pernah saya bahas di postingan ini.

Tapiii, setelah beberapa kali ngebolang ke kota kece ini, kesempatan untuk menginjakkan kaki di Gunung Banyak (lokasi paralayang) baru tercapai 15 Oktober yang lalu.

Rasanya?

Deg deg serrrrrr….  merindiiing pemirsaaah!

Ketika saya dan empat teman lagi berada di sana, pas banget ada kompetisi paralayang selama 4 hari. Diikuti sekitar 80 atlet paralayang profesional. Jadi, yang namanya “manusia terbang” itu waarrr-weerrrr di depan kita, bolak-balik! Atletnya mah (kayaknya) biasa aja, tapi kita  yang nonton itu, berasa ngeri-ngeri sedap 🙂

IMG_9467

Sayangnya, para pengunjung (yang awam paralayang) dilarang mendekat ke lokasi take off. Mungkin takut gangguin para atlet kali yah. Mereka kan kudu konsentrasi untuk “menaklukkan” angin yang berhembus begitu kencaaaang!

Iya loh, kita aja yang nangkring di gunung Banyak berasa semriwiiiing, ini apa kabar ya, atlet-atlet profesional yang tubuhnya tercabik-cabik *halah* oleh angin yang wow-alamakjan-binggo?

IMG_9471     IMG_9472

Duuuuh, menyaksikan mereka terbang mengangkasa, membelah cakrawala Batu… rasanya…. AWESOME!

IMG_9496
kota Batu dari atas gunung Banyak. Breathtaking view….

IMG_9491

IMG_20151015_145523

IMG_20151015_145620

IMHO nih, In My Humble Opinion, yang namanya tantangan paling dahsyat dari paralayang adalah… berdamai dengan diri sendiri. Mengalahkan rasa takut yang menderu-deru. Seperti yang pernah dibilang oleh salah satu mantan presiden Amrik, Franklin Delano Roosevelt

“The only thing we have to fear is FEAR ITSELF” 

Pegimane bisa terbang pakai paralayang, cobak, kalau kita (baca: saya) masih ngerasa ngilu, dengkul klothak-klothak (lutut gemeteran) manakala ngelihat para atlet yang “menghempaskan sekujur tubuh” mengikuti ritme angin yang berhembus dengan begitu kencang?

Iya loh. Anginnya kenceeeeng banget! Sampai ada salah satu atlet yang terbang TINGGIIIII, kita-kita yang awam ini pada melongo. Duh, itu kalau sampai ke planet lain, pegimane yak? Ngeri euy. Belum lagi, kalo misalnya ada pesawat atau helikopter lewat, apa kabar ya cuy? (dan Alhamdulillah, kagak ada kendaraan apapun yang mengangkasa, hihihi. Aku aja yang paranoid)

Tapi emang sih yaaa.. SENSASI alias ADRENALINE RUSH dari olahraga macem begindang ini, sulit diganti dengan apapun. Buat para maniak ketinggian, yang pengin “bercanda dengan semesta di langit sana” yang penasaran dengan apa rasanya overdosis angin dan bergelimang rasa ‘ngeri-ngeri-cihuy-tapi-ngangenin’ sepertinya paralayang ini boleh banget untuk dicoba.

Sempat ngobrol dengan beberapa orang di sana, tarif paralayang (tandem) untuk awam adalah 350 ribu. Entah untuk berapa menit, tapi kayaknya sih, nggak lama-lama lah yaaa… Takut masuk angin 🙂 atau pingsan? *glek*

Tentu, wisata ini tidak disarankan buat yang mengidap sakit jantung atau takut ketinggian. Dan, enggak boleh buat yang OBESITAS, hahahha *nunduk dalem* Kalo ga kliru, maksimal total bobot yang bisa diangkut di paralayang sekitar 100-150 kilogram. Jadi, silakan diet dulu yaaaa, olahraga juga dikencengin *ngomong ama kaca*

***
O iya. Jangan lupa, kalau ke sini kudu pakai kostum yang mendukung yak. Jangan kayak kita. Mosok ke lokasi outdoor pakai baju batik sih, haahhahahah.
Untung aja, kagak ada yang pakai high heels 🙂 Karena emang aku dan Nui sukanya pakai SEPATU KETS Jadi enak-enak aja untuk dipakai ke lokasi yang menguras adrenalin banget ini.

FB Nui-2 FB Nui-5 FB Nui-6FB Nui-1

Eh, masih di areal yang sama, ada omah kayu batu malang yang lagi ngeheitss di jagat instagram. Kita udah yang pengin banget untuk foto-foto di sono, tapi ternyataaaa… ada charge 5 rebu per orang. IDIH. Kan tadi udah bayar di bawah, pas mau naik ke areal paralayang. Dasar emak medhit irit, aku mah ogaaaah bayar cuman buat ngeksis. Ya wis, kita foto-foto di dekat plang pintu masuk aja dah.

Seru bin cihuy deh, menjelajah Batu. Masih buanyaaaaak spot yang belum aku explore. InsyaAllah, dalam waktu dekat, mau nginep di Batu, dan dolan ke Batu Night Spectacular ah… Atau, sekalian menjelajah pantai indah memesona di Malang Selatan? Siapa mau ikuuut? 🙂

Mayoritas foto-foto di-capture oleh: Nui yang cantik, baik hati, rajin menabung, tidak sombong

Wisata Hore plus Edukatif ke Eco Green Park Malang

Wisata Hore ke Eco Green Park Malang.  Hmmm, bulan apa sekarang? Oktober 🙂 Yiuuuuk, mumpung udah bulan oktober, mari kita bahas destinasi mana yang bisa jadi jujugan pas libur panjang. Oktober….   November… Desember… Waksss! Para bocil sudah pasti bakal merongrong emak-bapaknya untuk hore-hore wisata (kalo bisa) ke luar kota. Mengingat budget yang kudu diirit bingits, baiklaaaah, kita wisata ke lokasi yang deket-deket aja ya Nak. Apalagi kalo bukan…. Batu, Malang 🙂

Jadi ceritanya, teman-teman saya tuh bikin program Tamasya Keluarga. Budgetnya enggak terlalu mehong kok. Untuk anak-anak (usia 2 sampai 12 tahun) cuma dipatok angka 300K sajah. Bokap-nyokap bolelebo kalo mau ikutan. Tarifnya 500K. Eh, ada paket famili pulak 🙂

Wisata Akhir Tahun Bareng Yuks!
Wisata Akhir Tahun Bareng Yuks!

Ulalaaaa… langsung seneeeeng deh, kebayang wisata yang sip-markosip sekaligus edukatif. Eh, Edukatif? Iyaa looh. Karena, ini kan tujuannya ke ECO GREEN PARK. Dari namanya aja, udah kebayang kan, eco… ecology… jadi datang ke tempat ini, kita sekaligus belajar (dan mengajarkan) hal-hal seputar pelestarian lingkungan ke anak-anak.

IMG_0384
Yayyyy! Siap having fun ke Eco Green Park!

IMG_0295

Sidqi hepiiii banget menjelajah destinasi yang luasnya LIMA HEKTAR ini. Ulalaa, rasanya emang bakal bikin badan gempor neik. Tapii, karena udara Batu itu lumayan bersahabat (dingin banget sih enggak, tapi enggak panas lah), makanya kita mah happy-happy-joy aja keliling EGP inih –> kalo disingkat jadi EGP, semacam “Emang Gue Pikirin?” –>arek lawas detected 🙂

Lokasi EGP bersebelahan dengan Batu Secret Zoo. Ini jelas bikin galau maksimal, yes. Pengiiin rasanya ke Batu Secret Zoo jugak, tapi apa daya waktu yang memisahkan kita *halah*

Ya sudah lah, karena emang niat awalnya kan pengin memberikan edukasi tentang lingkungan, kita optimalkan saja lah untuk ubek-ubek wahana edukasi bertaraf internesyeneeel yang emang menitikberatkan pendidikan ekosistem, burung dan reptil. Yiuks 🙂

ECO-1 20150319_115207

Yang namanya ramah lingkungan, artinya enggak sembarangan dalam membuang sampah ya kaan? Sedapat mungkin, kudu didaur ulang alias di-recycle. Contoh niiih, patung gajah yang dibikin dari limbah barang elektronik (TV dll) Ini nancep banget dan sakseis bikin anak paham tentang urgensi recycling.

Lanjoooot, kita memasuki wahana serba hewan yak. Di antaranya insectarium alias serba/i serangga 

20150319_120005

20150319_115628

Kalo capek ubek-ubek lokasi, no worries… Banyak kok bangku-bangku yang terhampar di mari

20150319_121735

Okeh. Lanjut ke wahana serba burung. Ada burung merak, dan aneka burung lainnya yang bisa banget kita ajak interaksi. Bisa dikasih pakan, bisa dielus-elus, bisa diajak selfie jugak! Mereka udah yang kayak tuan rumah siap menyambut tamu-tamunya deh.

IMG_0310 IMG_0313

IMG_0314IMG_0311

IMG_0316 IMG_0318

Naaaah, yang ajaib tapi nyata, adalah wahana RUMAH TERBALIK. Widiiih, ini rumah pokoke semua-muanya serba terbalik. Di dalamnya, kita juga kudu melewati labirin yang bikin ngeri-ngeri sedap. Jajal-able laaah pokoknya 🙂

IMG_0320 IMG_0321

IMG_0322

Sidqi juga belajar tentang konsep memilah sampah. Yaaa, lumayan laaah, bisa naik ekskavator ala-ala 🙂

IMG_0344 IMG_0345

Hingga foto-foto bareng laksana 3-D reality gitu deh

IMG_0338 IMG_0340

***

Capek, sist? Ya capek dan lelah akuuuh… Mengitari sebuah taman seluas LIMA HEKTAR jelas bukan perkara enteng mah. Kalo buat yang gampang lunglai, bisa loh pakai e-bike, yang disewain pihak manajemen EGP.

IMG_0376   IMG_0360

Kalo saya sih, obat capeknya ya makaaaaan 🙂 Alhamdulillah, ada food court yang menyajikan masakan lumayan endeus dengan harga yang masih terjangkau kantong.

IMG_0361 IMG_0363

IMG_0371 IMG_0372

Aaaaak, belum puas deh menjelajah Eco Green Park!

Pengin balik lagiiii. Gitu kata Sidqi dan emaknya xixixixii. Yang jelas, pas kunjungan pertama beberapa bulan lalu, kurang maksimal nih eksplorasinya. Huhuhu. Ini nih, yang kudu dipersiapkan manakala mau ke Eco Green Park.

  1. Datanglah pagi-pagi banget. Kenapa? Wahananya Luassss dan banyaaak. Eksplorasi 3 jam rasanya masih kurang deh ya. Jam 8 kalo bisa udah nyampe di tekape.
  2. Pakai kostum BAJU yang nyerap keringat yaaa, kaos atau kemeja katun boleh deeeh. Plusss alas kaki yang nyaman. Definisi nyaman ini beda-beda di tiap orang ya. Kalo versi saya: sandal jepit atau sepatu crocs gitu deh
  3. HP dan Kamera HARUS BANGET full-charged! Kemarin ituh, Sidqi pakai android saya terus2an buat main game selama perjalanan Sby-Batudan udah low-battery aja gitu looo pas nyampe di EGP. Kzl bgt kakaaaaak! Walhasil, banyak spot yang enggak terdokumentasi dengan baik deh.
  4. Sebaiknya bawa kue/minuman sebagai bekal. Emang sih banyak cafe/warung di dalam EGP dan hampir semuanya murah2. Tapiii, kalo lagi banyak yang antre, kan nunggunya lama, padahal perut udah meronta.
  5. O iya, musholanya mungiiiil bingits. Jadi, kalo bisa pas dhuhur udah keluar dari EGP. Cari mushola atau masjid yang deket2 situ deh.

Ada yang udah pernah ke EGP?

Atau mau balik ke EGP lagi?

Boleh share di comment ya. Atau, mau ikutan acara Tamasya Bareng Majalah Anas, boleh deh, tilpun ke (031) 878 3344.

Postingan yang Paling Rame Dikunjungi

Postingan yang Paling Rame Dikunjungi. Itu pertanyaan #5 dari Blog Instropection Challenge. Ya ampun, ternyata saya baru ngejawab pertanyaan #1 sampe #4 aja dong. Hihihi.

Oke. Mau ubek-ubek postingan lama nih. Dan, ternyata, rekor untuk hits tertinggi di blog ini, masih dipegang oleh postingan Susi dan Tuhan Sembilan Senti. Hitsnya sampe nembus angka sekitar 7.032 views.

Tulisan itu saya produksi Oktober 2014. YA AMPUN, UDAH SETAHUN AJAH!

Yep, saya tulis secara impulsif banget, tepat beberapa saat setelah Jokowi mengumumkan jajaran kabinetnya.

Widiw, sekarang udah Oktober 2015, nih. Selama 365 hari ke belakang, saya ngapain aja ya? Hahahaha… Kok ya ternyata saya belum bisa bikin tulisan berdaya ledak ala mercon bantingan macem gitu *self puk puk*

Ini pentingnya instropeksi. 

Ada beberapa hal yang boleh jadi membuat kemampuan (atau kemauan?) saya turun drastis… Yap, dulu niiih, awal-awal blogging, saya sering  (sok-sokan) menanggapi isu politik, parenting issues dan sebagainya dengan kacamata yang “serious mode on”. Artinya, ketika bikin tulisan, saya beneran mencoba riset (via google, tentu saja), berpadu dengan diksi yang nggak alay, berusaha keras untuk sistematis, dan punya TARGET untuk bisa menembus media massa mainstream.

Sekarang?

Ummmm, mungkin…. ini mungkin loh yaaa.. karena saya udah mulai jarang baca buku dan lebih doyan majalah lifestyle, maka terjadilah pergeseran minat dan bakat. Isu-isu politik, somehow bikin saya “mati rasa”. Nggak ada greget, ataupun rasa kepo yang terpantik, ketika ada isu-isu yang (seharusnya) menarik untuk digali, dianalisis, kemudian dijadikan artikel opini yang (sebisa mungkin) menggelegar.

Saya dilanda malas 🙂 Akut.

Saya lebih suka mantengin review lipstik (Ouch!) review restoran, hotel, cafe, baju, dan hal-hal yang sifatnya…. nggak terlalu berat. Iya dong, lebih enteng bahas lipstik, ketimbang politik! *siap-siap dipentung biuti bloher heheheheh*

Sepertinya, saya harus mulai mengakrabi buku-buku serius lagi nih 🙂 Supaya daya nalar bertumbuh. Dan, at least, sekali dalam setahun saya bisa menulis opini lagi, yang “lebih menggigit” dan menyuarakan isi hati perempuan yang sependapat dengan saya.

Lanjut pertanyaan #6 ya. Which post continues to give? 

Errr, kamsudnya apa, diriku pun tak paham. Tapi, baiklah, ini mungkin maksudnya post yang “memberi lebih” kali ya?

Kalau “memberi lebih duit dan hadiah-hadiah” sudah pasti postingan untuk lomba dan job review, ya kakaaak 🙂 Lumayan laaah, bisa untuk nambah beliin SUSU buat sidqi, hihi… Nih bocah dalam sebulan bisa abis 4 dus yang 800 gram itu loh. Welehdeleh. Emaknya kudu lebih rajin lagi nih, mantengin kontes-kontes hahahaha 🙂

Tapii… kalau “memberi lebih” dalam artian “memberi ketenangan lebih pada jiwa saya sendiri” mungkin, postingan tentang Skizofrenia adalah jawabannya. Nggak tahu kenapa. Saya suka ‘ngilu’ baca tulisan ini. Berkisah tentang Wiwid, sahabat saya yang beribunda pengidap skizofrenia, tapi… keluarga mereka sungguh luar biasa!

Nyaris tak pernah berkubang keluh. Justru kian semangat menapaki hidup. O iya, salah satu ipar Wiwid adalah pengidap cerebral palsy. Dengan senyum lebar, plus paras yang begitu ceria dan bangga, Wiwid mengenalkan si ipar ke kami semua.

Dari Wiwid, saya belajar banyak.

Dia tak pernah mengajarkan saya arti bersyukur dan bersabar… Tapi, saya sudah dapat itu semua, setelah melihat langsung interaksi antara Wiwid — ibundanya yang skizofren — iparnya yang cerebral palsy.

Tak perlu malu. Tak perlu sedih. Tak perlu ngelangut. Syukuri saja. Nikmati. Sabarkan jiwa. Itu sudah cukup 🙂

Postingan tentang Wiwid ini berbuah 70 komentar. Tapi, ada postingan dengan komentar yang lebih banyak. Yes, apalagi kalau bukan tentang Bu Susi ituh 🙂 Saya panen 158 komentar, dan di-share lebih dari 1000 di akun FB. Thanks much… thanks much... Ini sekaligus menjawab pertanyaan #7 which post has the most comments. 

Sekarang, saya mau ubek-ubek buku lagi nih. Sekalian belajar banyak dari teman-teman bloggers yang sudah memproduksi banyak banget artikel brilian. Belajarnya disambi nyemil yak, biar nggak ngantuk, hihihi…. (oalaah mak, ngunu kok njaluk kuru 😛 )

HAPPY SATURDAY!

Nyaaaam :)
Nyaaaam 🙂

HAPPY INTERNATIONAL COFFEE DAY!

HAPPY INTERNATIONAL COFFEE DAY!

Penggemar KOPI, mana niiih, suaranyaaa ?

Hihihi. Saya, seperti bloggers pada umumnya —mainstream banget nih si emak– juga doyaaan banget kopi. Yep, kopi itu bisa jadi mood-booster. Aromanya punya semacam “power” untuk melejitkan imaji. Menerbangkan kita ke destinasi alam khayal, yang pada akhirnya membawa ide-ide tereksekusi dengan begitu manis.

Kopi itu sahabat para penulis, blogger, novelis, pokoke segala profesi yang berkaitan dengan dunia literasi dan kejar-kejaran deadline 🙂 Iyaaa, kalo lagi dikejar DL, kopi udah jadi “makhluk wajib” yang kudu eksis di sekitar kita.

Dan ternyata, hari ini diperingati sebagai International Coffee Day, sodara-sodaraaaa 🙂

Ini semacam random tought tentang kopi ala-ala saya ya, wekekekek 🙂

  1. POSTINGAN PERDANA DI BLOG INI TENTANG KOPI 

Seperti yang pernah saya singgung, blog bukanbocahbiasa(dot)com ini kan didedikasikan untuk anak lanangku. Maunya sih jadi sarana untuk mendokumentasikan Sidqi ngapain aja, dimana, sama siapa, dllnya gitu deh. Dan, ternyataaaaa… postingan PERDANA blog ini adalaaaah…. Ketika Sidqi lagi kongkow ((KONGKOW)) di Coffee Toffee! Hahaha 🙂

Postingannya sih cuma foto2 doi aja. Bleeh, emaknya lagi males kagak mau nulis apapun 😛 Atau mungkin masih clueless ya, apa sih yang kudu ditulis di blog enih *self-toyor*

Ini nih, link postingan perdana bukanbocahbiasa 🙂 https://bukanbocahbiasa.com/2012/02/21/have-a-coffee-coffee-toffee/

Ngopi di Coffee Toffee bareng Uti Fat
Ngopi di Coffee Toffee bareng Uti Fat

2. KOPI JUARA DI ES MIE TELOR

Kemarin, saya dan beberapa teman main ke Kafe Es Mie Telor di daerah Sidoarjo. Tepatnya di Perumahan Magersari Permai Blok C nomor 2. Eh, es mie telor kuwi opo tho? Ini loh, penampakannya.

Nyaaam!
Nyaaam…!

Mosok telor mata sapi dan mie dicampurin sirup, trus diminum siiih?

Hahahahha, jangan salah. Bentuknya emang mirip telor, mie, dll. Tapiii, ini semua adalah JELLY yang dicetak sedemikian persis dengan mie dan telor. Unyu yaaah??

Rasanya maknyusss dan suegeerr. Minum (eh, atau makan?) ini seporsi rasanya yang udah kenyang bangetsss 🙂 Jelly-nya enyak dan bikin wareg (kenyang).

Trus, hubungannya dengan kopi, apa maak?

Ternyata, pengelola es Mie Telor ini dulunya adalah mantan barista di sejumlah coffee shop ngehits Surabaya. Doi paham banget lika-liku kopi, filosofinya, dll. Makanya, di kafe es mie telor, juga dijual kopi2 yang sruputable bingits 🙂

menu kopi
menu kopi
Hot chocolate
Hot chocolate

Gimana kopinya?

Segeeeerrr banget! Saya kan kemarin rada flu ya, nggak berani pesen es kopi. Jadi, saya pesen  coffee latte dengan dua sachet gula terpisah *ala dian sastro*

Saya juga pesen hoy chocolate yang sedaaaap. Hanya saja, kurang HOT menurut saya. Lebih ke arah, cokelat anget aja sih 🙂

Menu-menu snack di Es Mie Telor rasanya endeus dan muraaah meriaaah, kakaaak. Yuk, yuk, dolan ke Sidoarjo yuks!

DSCN1792

DSCN1791

DSCN1799

DSCN1796

3. KOPI ASYIK DI BAKERZIN

Pekan lalu, Alhamdulillah, dapat undangan buat menikmati KOPI yang endeusss di Bakerzin TP 4. Iyep, diundang sama tim KanmoRetail, yang membawahi brand cihuy semacam Mothercare, ELC dan sebagainya.

Saya pesen cappucino latte dingin. Mas baristanya sabaaaaar ngeladenin para emak yang menggeruduk doi dengan segabruk pertanyaan.

“MAS, KALO LATTE ITU GIMANA?” 

“APA BEDANYA DENGAN CAPPUCINO AJA?”

KALO KOPI YANG INI, ENAKAN MANA SAMA KOPI YANG ITU?”

Hahahhaa, dasaaarr emak-emak, dimana-mana ya gitu itu deh kelakuannya, hihihi 🙂

Kopinya ya ampyuuuuun, VERY-VERY-VERY-RECOMMENDED. Takaran susu yang pas, enggak berlebihan dan bisa nge-blend dengan perfecto bersama si kopi. Aroma kopinya masih menguar, bahkan si Teddy Bear aja sukaaaak loh *iyes, sometimes saya delusional parah, hohoho*

Teddy Bear juga ngopi 😛
Jodohnya kopi di Bakerzin
Jodohnya kopi di Bakerzin
savoury snacks yang lumayan mengenyangkan
savoury snacks yang lumayan mengenyangkan

***

That’s my coffee story of the day. Gimana dengan temen-temen semua? Punya spot ngopi favorit kaaah? Atau, jangan-jangan… Ada yang lagi kesengsem dengan mas-mas barista?

Eaaaaa… Yuk yuk, share di mari yak 🙂

Once again, HAPPY INTERNATIONAL COFFEE DAY 🙂