Deadline vs “dead line”

Banyak deadline yg musti selesai pekan ini. Majalah kantor, posting untuk produk susu, produk krim perawatan, dll… Buanyaaak banget.

Apa daya, deadline itu kudu ter-pending sejenak, lantaran ada “dead line”. Yap, berpisahnya ruh Dari raga, yg dialami saudara sepupu saya. Masih muda, usia 30 seorang dokter yg bertugas d pelosok mataram (harus menempuh 2 jam perjalanan Dari pusat kota Mataram)

Orang yg cerdas adalah mereka yg mengingat mati… Dan mempersiapkan diri utk menghadapinya.

Tak perlu menjadi renta untuk menghadap Sang Maha
Tak perlu sakit parah, apabila memang saat “itu” tiba, siapkan diri menghadap Sang Maha Rahmah.

Yg patut jadi pelajaran, tak boleh lagi ada prokrastinasi. “Ntar aja deh… Naskahnya aku kirim kalo udah mood yak…”

Waduh. Ini aku banget. Hiks.

Semoga, berpulangnya adik sepupuku yg baik hati, lisan, tindak-tanduknya ini meninggalkan ibroh (pelajaran) buat siapa saja.

Termasuk buatku, kakak sepupu yg masih kerap bergelimang keluh. Count your blessings…. Isi hidup dgn ragam amal… Jangan menunda kebaikan….

Have a safe “trip”, Dek Maman…dokter Fadhlur Rahman….insyaAllah jannah nan indah menyambut sosok semulia dikau…

See you, when I see you…. Continue reading “Deadline vs “dead line””

Advertisement

Yuk, Bersikap Bijak dan Dewasa dalam Arungi Dunia Maya!

Siapa jumlah pengguna internet paling banyak?

Ternyataaaa… kalangan perempuan loh 🙂 Sayangnyaaaaa, meski menjadi user aktif, para cewek (including emak-emak, ofkoorss) belum memanfaatkan internet secara optimal.

Yang lebih ‘idih’ lagi, banyak kasus-kasus hukum yang justru menjerat para pemakai internet. Kenapa? Ya karena masih buanyaaaak yang asal-asalan ketika berinternet, plus kagak (mau) tahu etika alias Do’s and Dont’s di internet.

Karena itulah, penting banget dong ya, melakukan edukasi plus sosialisasi terkait penggunaan internet. Ibarat kata nih, sebelum nyetir di jalanan, kita kudu paham banget rambu-rambunya, ya kan?

Syukur Alhamdulillah, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menggelar acara edukatif yang penting banget buat netizen masa kini.

Judul acaranya: Workshop Kegiatan Uji Coba Draft Model Pendampingan Pendayagunaan TIK bagi Perempuan 

Yang dateng dari beragam kalangan. Ada ibu-ibu pengusaha UKM termasuk usaha KULINER MAK NYUS , ibu-ibu aktivis PKK, plus  sejumlah murid  SMA Negeri juga  datang di acara yang dihelat di Hotel Garden Palace Surabaya ini.

Luar biasa ya, semangat tim  KPPPA  🙂 Sebelumnya, workshop serupa  juga digelar  di beberapa kota, antara lain: Kendal, Ambon dan Bogor.

Perlu Bekal Optimal untuk Bergaul di Dunia Maya

Kasus-kasus mengerikan kerap muncul dari internet. Ada pelecehan seksual lah, cyber bullying lah, bahkan marketing prostitusi juga bertaburan di dunia maya! Hadeeeh, makin acakadut bin amburadul :(((

Pak Sucipto. S.Kom, dari Dinas Kominfo Jatim menyuguhkan aneka fakta yang bikin kita merinding disko ngeri. Kasus-kasus anak yang diculik oleh teman FB-nya, ada yang dilecehkan secara seksual, ada yang disakiti, sampe bahkan berujung pelaku yang depresi akut. Duh, duh…

Ini beneran “lampu kuning” buat para ortu, agar lebih meningkatkan kepekaan plus ke-kepo-an terhadap anak masing-masing. Iya loh, ortu masa kini kudu dekat dengan anak… Supaya anak terbuka dan mau bercerita dengan kita. Kalau ortu menempatkan diri sebagai sosok yang harus dihormati, disegani sedemikian rupa, jangan salahkan kalau anak kita justru lebih percaya dengan “orang-baru-entah-siapa” yang ia “kenal” dari media sosial.

Aaaaah, ini self reminder banget buat saya nih. Kudu menempatkan diri jadi ortu yang “egaliter” dengan bocil. Jadi inget postingan FB Bu Naftalia yang sempat viral banget beberapa waktu lalu. Ceritanya, putri beliau sempat “dikompori” teman satu sekolah, agar mengirimkan foto bugil, via aplikasi HP! Huhuhuuuu, ngeri ya, “teror” anak muda masa kini!

Screenshot_2015-11-27-08-45-16

Screenshot_2015-11-27-08-45-23

Syukurlah, Bu Naf dan putrinya amatlah dekat. Si cewek kece ini bercerita secara terbuka dengan sang mama. Dan, Alhamdulillah, Bu Naf (yang juga seorang psikolog) tidak men-judge si putri, dan mencari solusi yang bisa jadi pelajaran para ortu seantero jagat FB.

Ini pelajaran banget nget nget!

“Intinya, kita harus melakukan pendampingan dan antisipasi supaya anak tidak terjerumus pornografi. Workshop ini bagian dari upaya kita membangun budaya internet sehat dan aman menuju masyarakat cerdas,” ungkap Pak Sucipto.

Ketimbang Galau Gak Jelas, Ayo Berkontribusi!

Di sesi berikutnya, ada teteh Ani Berta yang jadi narasumber. Yeppp, blogger level internasional yang hebat, rendah hati dan selalu semangat bagi-bagi ilmu ini, mengajak audiens untuk berkontribusi di ranah internet.

IMG_20151126_135849
Murid SMAN 6 tanya seputar blogging ke Teh Ani Berta

Teh Ani bercerita, bahwa seabrek manfaat bisa kita dapatkan, apabila kita mengoptimalkan aneka media sosial yang kita punya. Ngeblog, FB, twitter, instagram dan sebagainya bisa jadi ladang kebaikan sekaligus ladang uang buat kita semua *uhuks*

Tak heran, para peserta (terutama ibu-ibu pengusaha UKM nih…) semangat banget nanya-nanya tentang how to optimize marketing through blogging heheheh. Mayan kaaan, bisa eksis sebagai pedagang, sekaligus eksis sebagai blogger!

“Medsos jangan dipakai hanya untuk iseng-iseng yah… Optimalkan dengan baik. Karena dari situ, bisa jadi sumber rezeki untuk kita,” tutur teh Ani Berta.

Jika jeli dalam memilah dan memilih konten di internet, kita bisa menggapai segabruk manfaat. Banyak edukasi juga lho, khususon ortu dengan anak usia TK dan SD, silakan ubek-ubek internet. Beragam konten (yang positif, tentu saja) bisa menjadi bahan pembelajaran untuk anak-anak.

Utamanya, agar mereka mampu bereksplorasi dengan untaian kata yang tersaji di beragam blog dan media pembelajaran di internet.

Eh, ternyata niiiih, teh Ani udah punya success story-nya loh. Putri doi, bahkan sudah punya blog, dan konsisten menulis sejak usia 7 tahun! WOW…. boleh ceki-ceki blognya di sekartaji.blogdetik.com

Sekarang doi udah kelas 1 SMP sih, berarti putrinya teh Ani udah istiqomah ngeblog selama 5 tahun! Zuperrrr zekaliiii  :)))

Aaaak, aku jadi terinspirasi buat ngajak Sidqi blogging juga. Kalau teh Ani Berta bilang, ketika anak sudah semangat dan passionate banget untuk ngeblog, maka ia akan terbiasa berpikir sistematis serta nge-boost percaya diri juga.

Sippp! (*)

 

Tentang Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara

Waktu masih imut kinyis-kinyis di jaman jebot dahulu kala, saya tuh masuk golongan murid SMA yang aktif bingits!  Ikutan lomba karya tulis ilmiah lah, lomba penyuluhan lah, debate contest lah, macem-macem deh. Pokoke, haus eksistensi banget deh, eikeh di masa lalu ntuh hihihi.

Salah satu lomba yang saya ikuti dengan SEMANGAT adalah lomba serba-serbi P-4. Mungkin anak zaman sekarang kagak tau yak, P-4 itu apaan. Baiklah, sini sini tante kasih tau. P-4 itu kepanjangannya adalah Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Isinya adalah butir-butir alias rincian dari setiap Sila yang  ada di Pancasila.

Naaaah, lomba yang saya ikuti itu… adalah lomba Cerdas Cermat P-4 (ketika duduk di bangku SMP) dan lomba Pidato P-4 (tatkala duduk di bangku SMA).

Bahkan, pas lomba pidato P-4 SMA itu, aku jadi JUARA 1 (kudu di-capslock neeeh) tingkat Jatim, dan berhak MAJU KE LEVEL NASIONAL mewakili Jawa Timur sodara-sodaraaa….!

Jadilaaaah, si bocah SMA yang imut kinyis-kinyis itu pergi ke Yakartaaaa dan mendengar pidato idolanya (kala itu) tidak lain dan tidak bukan… Eyang Soeharto, hihihi…

Mana fotonya? Mana fotonya?

Errrrr. Kalo yang sama eyang Soeharto kagak ada *cry* Ya harap maklum lah cyyyn, namapun anak-anak SMA zaman baheula, kan belum ada KAMERA YANG CANGGIH BIN MUMPUNI gitu ya kaaan?

***

Itu sepenggal memori masa silam.

Dan, kini… saya seolah mengalami de javu ketika mengikuti MPR RI Netizen Gathering  di kota Solo, Jawa Tengah.

Seperti menyaksikan sekuel film dari episode perjalanan hidup di masa silam. Bahwa, PANCASILA itu adalah sebuah identitas bangsa yang membanggakan.

Bahwa, UUD ’45 adalah nafas bangsa, yang membuat kita tetap bertahan dalam situasi dunia yang terkadang membuat hati kebas.

Bahwa, NKRI –Negara Kesatuan Republik Indonesia– adalah sebuah jiwa, yang  mempersatukan seluruh elemen bangsa.

Bahwa, Bhinneka Tunggal Ika, adalah visi hidup, yang mampu menyelamatkan kapal “rakyat Indonesia” dari keterombang-ambingan, dari aneka riak, gejolak dan sebagainya, yang kerap membombardir bangsa kita.

Itulah…..

Aku melihat sepercik nyala semangat, sebuah letupan kebanggaan bahwa Heiiiii… Bangsa ini adalah entitas yang begitu indah! Begitu lengkap! Bahwa hanya dibutuhkan sejumput syukur dan kebijakan untuk tahu, bahwa betapa  beruntungnya kita, lahir, besar dan menjalani kehidupan di bumi bernama INDONESIA!

Bahwa ada nilai-nilai luhur yang kemudian dirumuskan sebagai Empat Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara.  Ya, empat pilar itu adalah: Pancasila, UUD ’45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Kesemuanya bisa kita jadikan pijakan sekaligus identitas yang khas, dalam mengarungi samudera kehidupan.

***

Kalau zaman saya SMP/SMA, (beberapa dari) kita mengenal butir-butir P-4, maka kali ini, MPR menghadirkan cara yang lebih kekinian.

Dengan hashtag #IniBaruIndonesia, tim MPR mengajak kita semua agar kembali kepada nilai-nilai luhur, yang menjadi ciri khas bangsa kita.

Sayangnya, belakangan ini, kita kerap tercederai dengan sikap  beberapa oknum yang justru menunjukkan sikap kontraproduktif.

Silakan simak beberapa value yang di-share oleh tim MPR.

“BERHENTI Saling Menyakiti, MULAILAH Saling Menghargai”

“BERHENTI Saling Merendahkan, MULAILAH Menghormati Perbedaan”

“BERHENTI Takabur, MULAILAH Bersyukur”

“STOP Marah-marah, MULAILAH Bersikap Ramah”

IMG-20151123-WA0001

“BERHENTI Memaki, MULAILAH Memakai Hati”

“BERHENTI Curiga, MULAILAH Menyapa “

“BERHENTI Berseteru, MULAILAH Bersatu”

“BERHENTI Memaksakan, MULAILAH Berkorban”

 

“BERHENTI Mencari Perbedaan, MULAILAH Bergandeng Tangan”

“BERHENTI Silang Pendapat, MULAILAH Mencari Mufakat”

“BERHENTI Besar Kepala, MULAILAH Berlapang Dada”

“BERHENTI Bersilat Lidah, MULAILAH  Bermusyawarah”

***

Acara  Netizen  Gathering ini diisi dengan rangkaian materi oleh Bapak  Ma’ruf Cahyono, pakar Hukum Tata Negara sekaligus  Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal MPR RI.

pak maruf

Banyak hal-hal baru yang membuat kita “melek Negara”. Para bloggers juga diajak untuk melakukan brainstorming, berdiskusi secara intens seputar strategi dan eksekusi untuk menjadikan masyarakat semakin BANGGA dengan 4 pilar kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sejatinya, nilai-nilai luhur bangsa itu sebuah “HARTA” yang sungguh luar biasa. Intangible, tapi kita  bisa merasakan manfaatnya dalam hidup dan kehidupan.

Tentu saja, setiap insan Indonesia harus  berkontribusi aktif, agar  circle di sekitar kita bisa menghayati dan mengamalkan tiap-tiap value yang ada di dalamya.(*)

 

Foto-foto: dari grup Whats App Netizen Gathering MPR RI

Sumber lain: http://www.mpr.go.id/posts/semangat-blogger-ikut-mensosialisasilan-4-pilar

 

 

Tentang Memberi Kesempatan

“Mau buku apa Nduk?” Pakde Abdul Cholik mengajukan tanya. Ia memberiku kesempatan untuk memilih satu judul buku–terserah apa dan siapa penulisnya–karena aku sudah muncul jadi model dadakan di blog beliau.

“Mmm, saya lagi penasaran sama novel RINDU Tere Liye, Pakde.”

“Oke, siap, segera aku kirim.”

***

Pakde memang blogger tauladan. Selang sehari (atau 2 hari ya?) setelah perbincangan via FB, novel RINDU terpampang pasrah di kamarku. Butuh berhari-hari untuk membaca novel yang tebal sangat ini (sekitar 500-an halaman kalo tidak salah). Dan, aku sudah menyerah di halaman 200-an. Novel ini SANGAT LAMBAT! Ternyata, Tere Liye tak “seganas” status-status FB-nya.

RINDU adalah novel yang super-duper-normatif, karakter yang amat sangat normal, tidak meledak-ledak, dan sama sekali tak membangkitkan rasa penasaran, ataupun rasa kepengin balik halaman berikutnya, lagi, lagi dan lagi.

CUKUP. Sudah waktunya menyimpan novel ini di lemari buku.

Saya masih menyimpannya, karena ini kado dari Pakde Abdul Cholik. Kalau saya beli sendiri, mungkin novel ini sudah saya hibahkan entah ke panti asuhan atau ke  reading corner manalah, entah. Yang jelas, saya super-duper kecewa dan il-feel banget sama goresan pena Tere Liye. ENOUGH!

***

Hingga kemudian, saya dan beberapa teman main ke Toga Mas di daerah Diponegoro. FYI, Toko buku ini berada di sebuah rumah kuno dengan desain yang yaaah, vintage alias jadul banget. Banyak Rasanya ‘tenang’ dan ‘melenakan’ berada di sini.

Aku terus berjalan ke lorong di paling belakang. Ada deretan NOVEL INDONESIA  yang menyita atensi. Salah satunya, novel  by Tere Liye.

“ENOUGH!” Satu bagian otakku menjerit begitu nyaring, “Apa kamu masih belum kapok dengan novel RINDU yang ternyata menjemukan itu?”

 

Aku timang-timang lagi novel ini.  Beli…. nggak… Beli…. nggak….

“HAHH???  Masih mau kasih kesempatan buat Tere Liye?  Kamu kan  kecewa banget dengan novel RINDU??”

 

Beli…. nggak….. beli…. nggak…..

Sementara itu… Satu bagian hati yang lain, seolah menepuk bahuku perlahan, “Kasih dia kesempatan. Beri Tere Liye kesempatan untuk memuaskan dahaga literasimu.”

OKAY! Lebih baik aku menyesal telah membeli sebuah buku, ketimbang menyesal karena tidak jadi membelinya. BUNGKUS!

***

Dan, ternyata, aku bersyukur, telah mengambil keputusan yang tepat. Buku ini, sesuai judulnya, meletupkan berjuta rasa dalam jiwa. Aneka rentetan cerita yang begitu bernas, berbalut diksi nan sarkas, plus logika pikir dan opini yang ‘tidak biasa’, semuanya memberikan candu yang luar biasa mengasyikkan!

BERJUTA RASANYA

Setelah dari Toga Mas Diponegoro, aku dan beberapa teman menyusuri kawasan Surabaya Lama. Teman-temanku lagi ada sesi pemotretan di sana.

Sementara mereka asyik foto-fotan, aku tetap  khusyuk menekuri halaman demi halaman di “Berjuta Rasanya”. Mereka makan mie ayam, aku masih membaca. Sesekali tergelak. Terjedot, tertungging-tungging. Well, ini aneh. Kok bisa, aku mengabaikan aneka kuliner, demi sebuah buku? Hahahaha.

Resmi sudah, aku terpikat dengan jalinan cerita yang disuguhkan seorang Tere Liye.

Pantass…. Pantass….. Dia pantas mendapat predikat itu! Penulis Mega Best Seller!

Walaupun aku sempat kecewa berat dengan novel RINDU, tapi heii… itu kan masalah selera? Mungkin, aku tidak suka jenis novel yang ‘menye-menye’ (menurutku) tapi ada banyak manusia di muka bumi ini yang justru larut dalam kisah beralur lambat serupa RINDU.

Beri dia kesempatan untuk membuktikan bahwa Tere Liye memang penulis handal.

***

Sang Maha Pemilik Semesta mengizinkan agar seisi dunia berkonspirasi mendukung apa yang kita inginkan dengan sungguh-sungguh. Aaaah, rupanya di kantor, ada seorang karyawati yang punya SELURUH NOVEL TERE LIYE dalam formasi LENGKAP KAP KAP! Semuanya dia punya! (kecuali yang seri anak-mamak)

Wohooooo….! Ini asyik! Saya hanya perlu jatuh cinta, tapi tak perlu berkorban mengeluarkan uang sepeser pun, wahahhaah #KetawaNgirit

“Pinjem dong, Robbi….”

Btw, Robbi ini cewek yak. Masih bujang #kode

Kau tahu, tak ada yang lebih menyenangkan, ketimbang mengetahui bahwa ada teman sekantor yang ternyata punya “kegilaan” yang sama dengan dirimu.

Tentu saja, Robbi senang. Dia juga punya teman “senasib sepenanggungan” sama-sama bernasib jatuh cinta dengan karya-karya Tere Liye. Dia mengangsurkan novel “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.” Aku lahap dalam rentang (sekitar) 5 hari.

Kemudian, Robbi datang dengan novel yang banyak di-review sahabat blogger. Tak lain dan tak bukan…. NEGERI PARA BEDEBAH!

BEDEBAH

Goshhh! Baru nyampe halaman ketiga, aku sudah dibuat terpana dengan aneka diksi nyinyir, tajam, lancip, tajam setajam silet dan siap bikin terkaing-kaing (ya ampun, aku lagi suka kata ‘kaing-kaing’ ini)

Novel ini BENERAN BEDEBAH! Bikin gemes, penasaran, kepo akut dan seolah, aku rela MENGHENTIKAN SEMUA KESENANGAN HIDUP demi baca ini novel! Iya loh. Aku kan seneng banget tidur, makan, FB-an dan twitter-an yak. KENIKMATAN SEMUA ITU SIRNA SEKETIKA, tergantikan dengan novel yang BEDEBAH sangat ini!

(ketika aku ngomong Bedebah, bukan berarti lagi misuh yah)

And you know what, novel setebal 400-an halaman itu sudah aku tandaskan hanya dalam waktu tiga hari saja! Ini adalah rekor tercethaaaar dalam sejarah seorang @nurulrahma sebagai penikmat karya fiksi. Errrr, tepatnya, sebagai penikmat peristiwa non-fiksi yang dikemas dalam fiksi.

***

Oke, inti dari postingan yang panjaaaaang ini apa?

Kata kuncinya adalah: BERIKAN KESEMPATAN KEDUA, KETIGA, KEEMPAT, DAN SETERUSNYA untuk seseorang yang (menurut kita) sudah bikin kita kecewa.

Tere Liye tentu saja mengecewakan diriku di “RINDU”. Aku udah ‘mati rasa’ dan males ngikutin novel-novel dia. Tapiii… ada “suara lain” yang membuatku mencoba “kasih kesempatan” pada dia.

Aku lihat Tere Liye dari sisi lain. Bahwa ia bisa menjadi penggores kisah yang demikian riang, cheerful, dinamis, cepat.

Aku mulai sadar, bahwa aku bisa kok kasih dia kesempatan. Begitulah. Ternyata, aku dibuat terpukau, dengan “NEGERI PARA BEDEBAH” yang begitu dramatis, gesit, penuh petualangan, presisi, dan…PECAAAAAH!

Gitu juga dalam hidup, temans.

Adaaaaa aja, manusia yang bikin kita (baca: aku) kecewa. Ada. Pasti ada. Tapi, kalau aku terus-menerus ngelihat dari satu sisi saja…. Kalau aku tak kasih dia kesempatan kedua, ketiga dan seterusnya…. kalau aku gagal move on dan terus terbelit pada rasa pahit yang tak kunjung ngibrit (hey, it rhymes!)…. yaaaa… betapa naifnya diriku :)))

Beri dia kesempatan.

Maafkan.

Hati kita lapang

Pikiran tenang

Jiwa semakin riang

Dan, bukan mustahil, kita malah terpukau, dengan segala sisi baik manusia itu, yang barangkali selama ini tak tampak oleh indra perasa kita… lantaran nyala nurani yang jauh dari terang. (*)

 

 

Yipppiii, HARBOLNAS Datang Lagi!

Siapa yang pas tanggal 11/11   mewek gegara gagal shopping maksimal pas HARBOLNAS alias Hari Belanja Online Nasional? Hahahaaa… tosss dulu kita, kakaaak.

Sebenernya, udah  banyak yang ngajak buat pasang kuda-kuda *ceileh* standby di depan compie, buat berburu item fashion terkini yang dibandrol  dengan harga super-duper-murah-meriah. Tapi,  yang namanya belum rezeki ya cyin, biarpun hasrat shopping sudah membara menggelora tralala, apalah daya… takdir tak berpihak pada kitaaaa *hiks

Sempat menciut dan berandai-andai, “Duuuh, andai  para online shop itu bikin  program HARBOLNAS lagi, so pasti eikeh bakal lebih sigap  duduk anteng dan klak-klik-klak di depan compie deh.”

Daaaan, ternyataaaa… tadaaaa! Harbolnas  datang lagiii! Yeayyyy *throw confetti*

Catet tanggalnya ya bu ibuuu… Tepat pada 12 12 alias 12 Desember 2015, silakan siapkan budget dan energi ekstra untuk mantengin aneka produk yang  sudah pasti bikin kita ngiler 🙂

Sebagai pemanasan, boleh deh,  intip aneka koleksi yang  terpampang nyata di web  Z A L O R A.

 

ZALORA
Duh, kece-kece semua  🙂

Nah lo, nah looo… Jadi galau kaaan, mau milih yang mana, hihihi….

Kalau saya sih, suka browsing berdasarkan kategori. Langsung cuss ke kategori ‘busana muslim’ ajah. Udah pasti, model-modelnya tetep keren, dan bisa membungkus aurat dengan rapih. Modal pencet-pencet doang, kita udah siap dapat baju baru yang kece plus stylish 🙂

Selain shopping buat diri sendiri, aku juga mau cari kemeja buat Sidqi.  Doi kan bulan Desember  udah waktunya UAS  dan raportan tuh. Kalo ngelihat struggling spirit-nya selama ini, sepertinya hadiah kemeja adalah sebuah ‘special gift’ yang cocok banget buat kesayanganku ini. Daaaan… siapa bilang baju anak cowok itu ngebosenin? Cepetan  ubek-ubek  web  Z A L O R A gih 🙂

zalora-boy
Gemeesssshhhh!  Sumber: dari sini 

Okaaaiii, baiklaaah… mulai detik ini, aku bakal menghemat alokasi duit buat wisata kuliner dan  belanja cemilan. Sepertinya, duit yang biasa terhamburkan untuk ‘jajan akhir pekan’ bisa aku simpen sampai tanggal 1212.

Momen yang amat pas buat ikutan keseruan HARBOLNAS sekaligus ‘terapi jiwa’ bagi para netizen se-Indonesia Raya.

Aku udah 4 kali belanja di  web  Z A L O R A, dan puassss banget! Barang yang terkirimkan persis  sis sis dengan gambar yang ada di web.  Trus, kita bisa bayar dengan transfer, ataupun pakai COD alias Cash  on Delivery! Jadi, enggak perlu ngerasa di-PHP-in  sama  bagian pengiriman barang ya kan?

Yo wis lah, bu ibu. Selamat atur-atur budget buat persiapan HARBOLNAS yak. Ihiiirr!  (*)

 

Ketika Anakku Bertanya tentang Poligami

“Bu, poligami itu apa sih?”

DEG. PYAAR, Mak klontaaaang, kaiiing, kaaiiiing. Sontak, segala sesuatu bergemuruh, berebutan untuk berjedag-jedig di batinku. Sidqi, anakku, yang masih umur 9 tahun, nanya soal poligami?? Hoalaaah, nak… Ga ada pertanyaan lain, apaa?

“Loh. Mas Sidqi kok tahu soal poligami? Dapat info darimana?”

“Yaaa, ada yang bilang poligami-poligami gitu. Poligami itu istrinya banyak, gitu ya Bu? Nabi Muhammad juga poligami ya Bu?”

DIENGGGG.. Mak jedheeeggg, tuing tuiiiing! Ini lagiii! Masih puyeng disergap pertanyaan “Poligami itu apa?” eh, ketambahan bombardir tentang poligami manusia paling mulia di muka bumi. Hadeh.

Aku coba ambil nafas. Ambil dalam-dalaaaaaaam, lalu hembuskan lewat belakang, DUUUT!

Sambil baca Bismillah, dan menenangkan batin, aku mencoba untuk memilah dan memilih diksi apa yang pas disampaikan tentang “isu super-sensitif” ini bagi bocah berumur 9 tahun.

“Gini, ya. Rasul memang poligami. Tapi, beliau poligami karena beberapa sebab yang sangat luar biasa penting, dan itupun atas perintah dari Allah. Ada yang karena menyelamatkan seorang janda, yang mana suaminya syuhada, alias mati syahid, karena meninggal setelah berjuang. Intinya, poligami beliau karena Allah yang memerintahkan.”

“Semua orang boleh poligami?”

ZRIIIIINGGGGG… Semriwing dah, dengernya. *lap kringet*

“Gini. Untuk bisa poligami, BANYAK BANGET syarat dan ketentuan yang berlaku. Misalnya, harus adil sama istri pertama dan istri kedua. Begitu juga kudu adil sama anak-anak yang lahir dari istri pertama dan istri selanjutnya. Gampangnya gini deh. Kalau istri pertama dibeliin HANDPHONE CANGGIH maka istri kedua juga kudu dibeliin. Gitu juga dengan anak-anaknya. Kebayang kan, butuh duit banyaaaak buat mencukupi kebutuhan istri dan anak-anak yang segambreng? Nah, karena syaratnya nggak mudah, tidak semua orang bisa poligami. Kan dosa tuh, kalau seorang laki-laki menyia-nyiakan nasib istrinya?”

“Hmm, gitu ya Bu,” Sidqi mulai manggut-manggut. Matanya menerawang, lalu ia berkata pelan, ”Padahal, kalau misalnya Bapakku poligami, kan ada istri lagi. Nanti istrinya melahirkan. Kan aku jadi punya adik, Bu….”

WALAH DALAAAAH! Jadi ujung-ujungnya, Sidqi nanyain poligami, demi mendapatkan seorang adik tho? Hoalaaaah, toleee… toleee…. Tiwas ibuk wis adem panas kemringet gobyossss* hahahahahaaaa

***

Saya sendiri tentu saja bersikap netral tentang poligami. Itu sudah tertera jelas di Al-Qur’an, dan bukan sesuatu yang haram, ataupun menjijikkan. Biasa aja. Tapiii, saya sepakat dengan kata Indadari, istrinya Caisar, tatkala ada audiens yang bertanya opini doi soal poligami.

“Saya tidak boleh menerima satu dalil, tapi menolak dalil yang lain. Sudah jelas, tentang poligami ada dalam Al-Qur’an. Saya tentu harus menerima syariat itu. Akan tetapi, apabila suami saya berniat poligami, saya harus tunjukkan apa dan bagaimana syarat yang harus dipenuhi seorang laki-laki ketika akan poligami. Tak bisa sembarangan. Dan saya akan berupaya kuat, agar suami saya tidak jatuh menjadi bahan bakar neraka, andaikata ia gagal dalam memenuhi syariat poligami. Istri yang baik akan selalu berupaya agar suami tidak ke neraka, dan begitu pula sebaliknya.”

Adeeeem kan, bacanya?

Artikel lengkap bisa dibaca di sini

Yang jelas, poligami itu ADA dan BOLEH. Hanya ya itu tadi, syarat dan ketentuan berlaku.

Mungkin ini terdengar normatif, tapi… ada baiknya buat laki yang pengin poligami, pelajari dulu tipikal istri-istri Rasul dan SEJARAH alias LATAR BELAKANG di balik poligaminya.

Semua ibadah tentu ada syaratnya.

Mau Haji? Kudu pelajari rukun, syarat, wajib haji dan seterusnya.

Mau zakat? Kudu penuhi nishob, dan endebrai-endebrainya.

Pokoke, nggak boleh ngawur. Yang lebih penting lagi, ortu masa kini memang kudu meng-upgrade wawasan, biar siap memberikan jawaban yang PAS buat anak. Well, dalam hal ini, aku nggak boleh ceplas-ceplos dalam menjawab keingintahuan Sidqi. Minimal, dia jadi tahu, bahwa poligami itu memang ada syariatnya dalam Islam, dan kita nggak boleh ngarang seenak udel dalam memberi jawaban soal poligami.

“Bu, aku mau tanya lagi deh… Kalau besok udah gede, terus aku kayaaaa banget, enaknya aku poligami apa enggak ya?”

GUBRAKSSSS….!!

Catatan kaki:

*Tiwas ibuk wis adem panas kemringet gobyossss = percuma ibu sudah panas dingin berkeringat sampai bercucuran

Kantor Industri Kreatif, Seperti Apa?

Setelah jadi kontributor di situs Hello Surabaya,  saya jadi lebih semangat mengeksplorasi kota pahlawan ini. Iya loh, ternyata banyak spot yang menarik buat dijadikan jujugan. Atau, sekadar untuk mencari segenggam inspirasi, supaya hari-hari yang kita jalani kian penuh warna-warni. Atau, untuk cari WISATA KULINER yang recommended bingits. Tau ndirilaaah, Surabaya kan surganya kuliner mak nyusss endang bambang gulindang top markotop good marsogud 🙂

Kali ini, saya mau cerita satu kantor yang eye-catching banget. Iya loh, KANTOR. Sebuah kantor industri kreatif yang bercokol di daerah Surabaya pusat, tepatnya di jl. Kombes Duryat. Area-area deket TP gitu lah. Jadi, persis di traffic light depan Dyandra (gramedia expo) silakan ambil jalur paling kiri, luruuuuuussss mentok, ketemu ama sebuah kantor yang full dengan warna kuning di depannya. Tadaaaaa… ini dia, SAM DESIGN!

IMG_20151102_151824

Widiiih! KUNIIIING bok. Oke, mari kita jejakkan kaki ke dalam bangunan kantor. Dan, siap-siap terpukau yah, dengan segala mural dan segala macam yang bercokol di dalam areal Sam Design ini.

DSCN1913

DSCN1918

DSCN1919

Creating WOW & AHA. Ini adalah prinsip yang emang dijunjung tinggi oleh seluruh awak SAM Design.

Yap, jadi perusahaan ini tugasnya kurang lebih menangani materi kreatif produk, mencakup iklan, promo online, annual report, dll-nya. Untuk lebih jelasnya, cek di website mereka yah.

Maka dari itu, saban ngelihat aneka mural yang bercokol di seantero gedung, sudah pasti, daku bakal ber….WOW!! & AHA!! Hihihi..

DSCN1920

DSCN1922

DSCN1923

DSCN1928

DSCN1930

DSCN1931

Gemeesssshhh kan lihatnya?

Pokoke, di masing-masing ruangan itu FULL COLOUR dengan aneka mural yang sangat-sangat bikin suasana meriaaaah pecaaaah!

Hari itu, aku ngobrol dengan beberapa karyawan di SAM Design. Mereka bilang, emang pas boss Sam Design (Pak Tanadi Santoso) suka banget dengan ilustrasi yang ramee kayak gini. Bisa membangkitkan kreativitas, pokoke bikin otak kanan jadi melesaaat!

DSCN1935

DSCN1934

SERU-SERU banget nget lahhh, di mari! Apalagi, di beberapa spot, banyak quotes yang emang CETHARRR, membangkitkan semangat!

IMG_20151102_143054

IMG_20151102_143058

Quote yang paling aku suka :)
Quote yang paling aku suka 🙂

***

Kelar ngelihat kantor yang super-duper colorful, jadi keinget ama kantornya Google yak. Well, memang kudu diakui, Google memang kerap bikin kita pengin kerja di sono yak. Suasana kantor yang colorful, asik buat main-main, padahal lagi kerja hehehe.

Gimana dengan kantor kamu?

Colorful dan playful ala Google dan SAM Design? Atau masih ala-ala kantor pada umumnya yang penuh dengan kubikel, meja kotak, dll ituh? 🙂

PS: Yang pake baju kantor formil itu temen-temen kantor saya yah 🙂 Kalo karyawan SAM Design pake baju casual dan asik banget lah pokoke. 

Belum Pernah Berkunjung ke House of Sampoerna?

“Habis gini, belok kemana mbak?”

“Luruuuuusss aja dulu…. Pokoke, setelah kantor DPRD Jatim, luruuusss masih jauh…”

“Trus, belok ke mana?”

“Sik, siiiik. Kamu belum pernah ke House of Sampoerna (HoS) tho Mas?”

“Belum.”

“Gubraaakkkss!! Ya ampyuuun, padahal ini kan destinasi wisata utama Surabaya masssss… Orang2 bule dari seluruh penjuru dunia, kalo ke Suroboyo, jujugan pertama pasti ke HoS! Kok malah dirimu belum pernah siiih?” 

“Hihihiiiii….”

Waah waaah… ternyata, banyak sahabatku di kantor yang masuk khalayak #KurangPiknik!

Hihihi. Lebih tepatnya, kurang eksplorasi kota sendiri. Mereka tuh, udah stay di Surabaya selama beberapa tahun, tapi kok yaaa… belum pernah nangkring di HoS yang ketjeh badai itu 🙂

Saya sih, udah sering nongkrong di HoS. Secaraaa, dulu kan saya jadi public relations di pabrik rokok ntuh. Dan, di era itu, yang namanya hotel dan spot kafe/resto yang representatif di Surabaya, IMHO, jumlahnya masih belum terlalu banyak yah. Tentu saja, eksistensi HoS laksana oase di belantara gedung-gedung/spot kuliner di kotaku tercinta ini.

NH__5448

Buat yang belum tahu yah, HoS ini ada kafe dan juga ada museumnya. Kalo mau masuk ke museum, langsung cuss aja, GRATIS 🙂

Daaan, jangan bayangkan museum itu identik dengan koleksi kuno, berdebu dan ngebosenin akut. Di HoS, kita bakal disuguhkan aneka benda yang related dengan sejarah perjuangan bapak pendiri sampoerna. Siapa namanya? Googling pliss. Hihihi 🙂

NH__5417

Okeh, saya juga barusan googling 😀

Zaman masih jadi corporate slave di Sampoerna sih, kita udah di-briefing habis-habisan tentang siapa dan bagaimana filosofi pendirinya. Sekarang sih, udah lupa hihihi.

Nama pendiri pabrik rokok ini: Liem Seeng Tee. Tuh, ada foto doi ama sang belahan jiwa.

Banyak LEMARI kece yang bertengger di sini. Serba klasik. Keren!

NH__5418

NH__5419

NH__5422

Pas kami berkunjung di sini, beberapa bule juga kelihatan antusias dan amazed banget dengan segala koleksi yang tertata rapih di mari.

Yang lebih asyik lagi, HoS meng-hire sejumlah guide. Dengan cekatan plus kemampuan bahasa Inggris washhh-weshhh-wossshhh, guide itu sigap memberikan panduan kepada para bule.

NH__5424

NH__5425

NH__5426

NH__5432

***

Menginjakkan kaki lagi di HoS membuat saya terlempar ke memori 10 tahun silam. WHAT? Iyah nggak kerasa. Ternyata saya mengais rupiah di Sampoerna itu, udah tahun 2005. Pantesan, saya kok ngerasa kangen dan ada memori yang bertalu-talu di sudut hati, hahaha.

Padahal, duluuu… kalo mau bikin event di mari, saya yang bawaannya, “Hadeeeh, jauh amat?” Ya kan kantor (dan rumah) saya lokasinya di Rungkut, sementara HoS ini terletak di kawasan deket Jembatan Merah sono noh, udah masuk Surabaya Utara. Jadinya, jauuuh banget kan.

Tapi, demi melihat senyum para jurnalis yang demikian bersemangat menempuh perjalanan menuju HoS, membelah macetnya jalanan Surabaya, mengenyahkan rasa malas yang menerpa demi ketemu saya mengikuti press conference bareng para artis, oh well…. tiba-tiba rasa malas itu menguap begitu saja.

Dan sekarang, saya bisa melihat senyum mereka. Yang merekah begitu bungah.

Para wartawan entertainment, dulu sering nongkrong di sini, saban ada konser musik… Wartawan olahraga, wartawan ekonomi bisnis… oh well, MEMORY IS A WONDERFUL THING, IF YOU DON’T HAVE TO DEAL WITH THE PAST 🙂

Baiklah, segini dulu aja deh rendezvous-nya. Kita belum sempat eksplor secara maksimal, karena kemarin emang mendadak dan terburu-buru banget.

Akhirnyaaaaa… ada satu temen kantor yang dapat “pencerahan”: sudah menginjakkan kaki di House of Sampoerna. Next time, mau ngajak yang lain juga aaah. Kayaknya asik deh, kalo bikin kumpul-kumpul hore di mari 🙂

House of Sampoerna (HoS)
Alamat: Taman Sampoerna No.6, Jawa Timur 60163
Jam buka · 09.00–22.00
Sebaiknya datang SEBELUM jam 13:00 yah. Karena kita bisa ngeliat aktivitas para pelinting rokok dari lantai 2 museum HoS

Semua foto di-capture oleh bapaknya Ibad yang baik hati dan tidak sombong 

Ayo Ikutan Gathering Tokopedia Surabaya!

Meskipun belum pernah kopdar, saya ngerasa dekeeeettt banget dengan travel blogger cantik-uhuy-keren-memesona-senantiasa ini. Yep, tidak lain dan tidak bukan… kita sambut dengan meriah…. Mbaaaak Katerinaaaa…!! *tebar confetti*

Doi berdomisili di Jakarta, saya di Surabaya.

Doi travel blogger, saya blogger apalah-apalah campur aduk gado-gado karedok lifestyle

Tapiii, biarpun berbeda visi dan misi, saya dan mbak Rien beberapa kali chatting via FB. Hingga suatu ketika, si mbak yang bodinya tetep ramping menawan biarpun udah punya buntut ini, menawarkan peluang cihuy buat saya. Yep, ikutan join program Blogger Tokopedia.

Waaah, tanpa banyak pikir, saya pun langsung bilang yes ga tau kalo mas Dani atau mas Anang

Dan Alhamdulillah, sampe sekarang masih lancar jaya program Blogger Tokopedianya ituh. Trus, saya chit-chat dan berbalas mention di twitter… Ngarepin banget , kapan ya Tokopedia bikin (semacam) blogger gathering di Surabaya?

Eng ing enggg…. Ini dia sodara-sodara sekaliaaaaan…!

Microsite-Surabaya-01

Yuk, yuk, daftar yuks. Kita bisa seseruan kopdar bareng para netizen, bukan hanya blogger. Potential buyer, seller Tokopedia semuanya bisa kumpul tumplek blek di mari. Kalo baca postingan reportase acara Tokopedia di Semarang, Solo dan kota-kota lain, kayaknya SERUUU pake banget.
Ada narasumber yang bisa melesatkan semangat kita untuk (siapa tahu) menjajal keberuntungan di kancah bisnis online. Tokopedia kan jadi market place yang bisa men-support untuk pemasaran dagangan kita secara online.
Daaaan, yang gak kalah menarik ada DODIT MULYANTO! Iyaaaah, kamuuu… kamuuuu yang udah mencuri hati akyuuuu 😛

Silakan diklik info lengkapnya di sini yah: https://events.tokopedia.com/event/roadshow-surabaya/

See u there, insya Allah 🙂