Weekend Getaway ke Kebun Teh plus Masjid Cheng Hoo Pasuruan

Whoaaa, udah menjelang bulan Agustus aja nih, ya! Kok tahun 2019 ini terkesan flying so fast, ya nggak sih? Yang jelas, pertengahan tahun ini adalah masa-masa adaptasi banget buat aku dan keluarga. My not little kid anymore sekarang udah duduk di bangku SMP. Setiap hari kudu berangkat sekolah pukul 05.45. Artinya, ya aku kudu nyiapin segala perbekalan makan dia sejak pukul 04.00 pagi, every single day! Huuftt 😀 Namapun masih masa adaptasi ya sist, bodi rasanya remuk redam banget, eheheh. Kalo kayak gini, rasanya aku butuh liburaaaaann!

Continue reading “Weekend Getaway ke Kebun Teh plus Masjid Cheng Hoo Pasuruan”

Acer Day 2019: Terbang ke KorSel GRATIS dan 2220 Hadiah yang Siap Dimenangkan!

Hai teman-teman, kalau kalian lagi butuh laptop, nih, ada kesempatan emas buat memenangkan 2220 hadiah yang cethar dan keren pol-polan! Yap, dalam rangka 20 tahun Acer Indonesia, beragam hadiah nan spektakuler siap kita menangkan. Ada Acer Day 2019 yang mengusung tema #XtraFun da #XtraCool.

Untuk setiap pembelian lini produk consumers Acer selama periode Acer Day (yakni 18 Juli hingga 30 September 2019), pelanggan bisa melakukan registrasi melalui website http://www.acer.id/acer-day trus kita berkesempatan ikut program pengumpulan poin reward. Hadiahnya apa aja?

Continue reading “Acer Day 2019: Terbang ke KorSel GRATIS dan 2220 Hadiah yang Siap Dimenangkan!”

Mau Kerja di Google? Ini Tipsnya!

Yak.

Masih lanjutan cerita dari ajang Google Local Guides Summit 2017.

Tenaaaangg, eikeh masih punya banyak stok story kok 😀 Jadi dicicil gitu, blogposting-nya.

Di hari kedua ajang ini, kami diajak mengunjungi sebuah lokasi yang rada berdekatan dengan jembatan Golden Gate. Baguuuusss banget deh, arealnya. Aku sebenernya ambil vlog ala-ala gitu, tapi file-nya entahlah ketlisut di mana ((HELP! Need Ginkgo Biloba. Atau Marie Kondo juga boleh))

Di sini, kami mengikuti workshop dan berdiskusi intens seputar Google map, apa aja temuan dan keluhan terkait aplikasi ini. Macem-macem deh, workshopnya! Dan salah satu workshop paling seruuu adalah “The Perks of Being Google Local Guides!”

Pete, adalah host acara ini. Pete ini tipikal cowok yang —sebenernya gak ganteng-ganteng amat— tapiiii….. auranya itu lho.

Gimana yaaa…. betah banget dah ngobrol ama dese! Inner handsome *halah* doi tuh menyeruak abis! Bahasa Inggrisnya diucapkan dengan intonasi ala presenter acara jaman now. Trus, ngomongnya cepet tapi clear, dan matanya selalu “bicara”!

Pokoke, suddenly I’m fallin in love with the way he talks to us!

Usai workshop, aku todong Pete buat bagi-bagi tips, piye tho, caranya presentasi dengan cara yang asyik!

INI DIA VIDEONYA!

Seruuu banget deh, bisa main ke kantornya Google di San Francisco dan membaur dengan para Googlers alias karyawan yang berkantor di sana.

Seperti yang sudah sering kita lihat di internet, kerja di Google suasananya asyik buanget! Ornamen serba colorful mudah ditemui di berbagai penjuru. Makanan, hiburan melimpah ruah! Pokoke kerja super FUN (tapi pastinya ada target yang dibebankan untuk masing-masing karyawan dong ya).

Apakah aku berminat kerja di Google?

Hmmm….. kalau pertanyaan ini diajukan 15 tahun silam, ofkors aku menjawab, “MINAT BANGEETTTT!” Siapa yang nolak kerja dengan gaji berdigit-digit, bisa traveling Overseas GRATIS (bahkan dibayar!!) punya pengalaman yang awesome… Akoooh jugak mauuuk.

Tapi, oh well, tidak semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan sih ya 😀 Ya udahlah, mungkin aku enggak kerja di Google, tapi at least aku bisa share tips dari Gus, community manager Google Local Guides.

Doi menjabarkan apa aja kiat untuk diterima jadi karyawan Google!

So, teman-teman…. kalian mau cerita apa lagi nih, seputar trip aku ke kantornya Google?

Silakan komentar yaaaa 😀

Kerja, Kerja, Kerja… dan Jangan Lupa Bahagia!

Hufftt…. Alhamdulillaaaahhh drama hari pertama masuk SMP sudah lewat, bosquuuu haha. Yah begitulah. Namanya juga anak ABG yak, buanyak banget deh dramanya. Emak sampe rada-rada stress nih, ngurusin printhilan demi status Sidqi yang berganti jadi siswa SMP. Segala puji bagi Allah Yang Maha Besar, Yang senantiasa memberikan kemudahan dan jalan keluar. Semoga Sidqi enjoy all the activities di SMP-nya dan bisa meraup banyak ilmu, berkah dan manfaat. Aamiiin 😀

Hmm, meskipun baru duduk di bangku SMP, anakku tuh udah sering banget ngajak diskusi soal kerjaan. Apalagi, doi kan sempat aktif produksi video gaming dan upload di akun YouTube-nya. Malah sempat terdaftar di Google Adsense juga lho 😀 Yeah, kids zaman now.

Continue reading “Kerja, Kerja, Kerja… dan Jangan Lupa Bahagia!”

SehatQ.com Solusi Cerdas untuk Keluarga Sehat Indonesia

“Eh, katanya kalo bawang diikat trus dijadikan gelang di tangan, bisa bikin sakit gigi jadi hilang, lho. Ada yang udah pernah coba?”

Hadeeh, lagi lagi deh. Bukan kali ini aja, omku share info hoax di grup WA keluarga. Emang ya, yang Namanya dunia digital ini rentan dengan penyebaran hoax di mana-mana. Apalagi hoax tentang kesehatan, bujubuneengg, buanyaaak banget tuh ragam info share artikel “indahnya berbagi” yang ujung-ujungnya ternyata info kagak jelas, cuy. 

Kalian pasti mengalami hal serupa kaaan? 

Handphone aku juga bolak-balik dapat “share dari grup sebelah” seputar artikel dengan kredibilitas narasumber yang patut dipertanyakan. Kadang nih, kalau lagi males mikir, males ribet, dll, ya aku langsung delete atau clear chat aja. Tapi, di lubuk hati paling dalam, pengin deh, memberikan solusi jitu buat seluruh teman-teman maupun saudara aku. Yeah, especially member WA grup keluarga yang sering dapat forward hoax medical things itu. Setelah aku pikir-pikir…..

Wah! Kenapa nggak aku arahkan mereka buat cuss ke SehatQ.com aja siiik? 

SehatQ.com ini website lengkap nan komprehensif yang mengusung tagline “Asisten Kesehatan Keluarga Anda”. Ada platform komunitas, sehingga sesama member, kita bisa banget menggali informasi dan saling support! Butuh advice dokter yang kompeten dan kredibel? Tenaaaangg, semua itu bisa banget kita peroleh dari ratusan artikel kesehatan (yang infonya valid!) di website ini. 

Bisa Live Chat dengan Dokter plus Gampang Cari Direktori Dokter dan Rumah Sakit

Yang bikin demen lagi adalah: SehatQ.com juga menyediakan direktori dokter dan rumah sakit di sejumlah kota di Indonesia, lho! Ashiaaap, dengan begitu kita udah nggak perlu rempong wira-wiri atau telpon ke rumah sakit hanya untuk tahu jadwal praktik dokter. Trus, trus, udah dapat jadwal praktik nih, kita juga bisa daftar via website! Ya ampun, ini sih hassle-free banget yak. 

Kalau pengin tahu tentang seluk-beluk penyakit, ataupun hal-hal terkait medis lainnya, kita juga bisa konsultasi alias LIVE CHAT dengan para dokter di SehatQ.com. Ngaku aja deh, kadang kita ngerasa nggak enak badan, muncul gejala ini itu, tapi kok masih mager alias males buat cuss ke dokter, ye kan? 😀 Ya udin, coba aja buat nanya via live chat dengan para tim dokter di SehatQ.com ini. 

Tools Kesehatan Interaktif dari MySehatQ

Ada lagi nih, fitur yang bikin makin cinta ama SehatQ.com. Yak, kita semua bisa banget mengakses tools kesehatan interaktif dari MySehatQ. Lengkapi profil kita, aneka data riwayat kesehatan bisa kita akses dengan gampil. 

Cintaaaa banget deh, sama fitur-fitur keren ini! Ada juga tools kesehatan seperti kalender imunisasi, kalkulator body mass index, kalkulator presentase lemak tubuh, kalender ovulasi plus kalender kehamilan, serta tumbuh kembang anak.

Widiiih, sekarang sih, nggak perlu galau dengan share ina inu ita itu terkait hoax medis, yak. Cukup kita cuss aja ke SehatQ.com dan rame-rame rekomen website untuk keluarga sehat Indonesia!

Dare To Be You, Kampanye Fun and Fearless ala Goldmart Jewelry

Dare To Be You, Kampanye Fun and Fearless ala Goldmart Jewelry

“Lo tuh nggak pantes pakai baju model gini. Bodi lo nggak memadai, cyyyn!”

“Serius lo mau pake perhiasan kayak gitu? Sadar umur napa, neik?”

“Yaelaaah, muka pas-pasan mau pake natural make up? Kagak ngangkat, tauuuk?”

Hufttt! Di dunia yang udah zaman Revolusi Industri dan segalanya serba digitalized ini, ternyata kok ya susah ya membumihanguskan kalimat julid binti nyinyir yang bertebaran di segenap penjuru bumi.

Tidak sedikit komentar bernada judging, yang intinya mempertanyakan kadar kepantasan seseorang. Ada yang pakai style rada quirky dikit, langsung panen komentar. Ada yang pengin dandan bold, huiiih, nada nyinyir mengaliiiirr. E ya ampun, who are you to judge, anywaaay?

Untunglah, Goldmart hadir untuk kita semua, dengan mengusung campaign brilian “Dare To Be You”. Yesss! Komentar julid bin nylekit yang datang dari segenap penjuru mata angin tidak boleh melemahkan jati diri kita. Apapun yang terjadi, tiap perempuan Indonesia itu unik! We have to be proud!

Dare to be bold. Dare to be beautiful. Dare to be fearless. Dare to be you!

Kampanye ini basically adalah sebuah dukungan Goldmart sekaligus perayaan untuk setiap perempuan. Karena Goldmart paham bener bahwa setiap wanita itu UNIK, masing-masing punya diferensiasi baik dari segi personality, karakter, penampilan, termasuk preferensi bergaya.

Ada yang demen gaya simple casual.

Ada yang suka gaya anggun memesona.

Ada juga yang hobi dandan sophisticated

Nah…. Semua itu menunjukkan kalau tiap perempuan emang punya ciri khas masing-masing! That’s why, Goldmart hadir dengan beragam koleksi perhiasan emas dan berlian yang memukau. Variannya banyaaakk banget, model cincin, anting, kalung, gelang, liontin yang super gemaaashh dan minta diborong semuanya 😀 Yang jelas, aneka perhiasan ini bisa banget kita pakai dan cocokkan untuk setiap suasana.

Mau acara formal, atau acara yang sangat casual? Cuss, tinggal pilih deh, perhiasan yang cucok dengan karakter personal dan tipikal acara yang akan kita hadiri.

***

Kampanye “Dare To Be You by Goldmart & Gold Master” ini diluncurkan Selasa 23 April lalu, di Hotel Harris, FX Sudirman Jakarta. Selain itu, ada kolaborasi dengan dua fashion designer local Indonesia, yaitu Forte Atelier dan Aloes. Para model mengenakan perhiasan Dare to be you serta produk perhiasan Goldmart dan Gold Master lainnya.

Gaung spirit “Dare to be you” ini sampai juga di Surabaya. Mulai Jumat (12/7) hingga Minggu (14/7) setiap pelanggan Goldmart di Tunjungan Plaza III, level 2 Unit PC 10-11 berkesempatan untuk dapat hadiah yang super duper assoy geboy! Setiap pembelanjaan 4 juta rupiah (berlaku kelipatan) berhak mendapatkan lucky dip (undian). Hadiahnya? Wuihh, bikin ngiler, cuyy! Ada voucher Sodexho up to 500K, voucher MAP up to 500K, voucher Goldmart hingga 2 juta, juga liontin emas dan berlian, wohoooo!

Lebih menarik lagi, ada LM alias Logam Mulia, khusus untuk customer yang bertransaksi:

  • 25 s.d 50 juta mendapatkan LM 5 gram
  • 50 s.d 75 juta mendapatkan LM 10 gram
  • 75 juta mendapatkan LM 15 gram

What are you waiting for? Segera cusss ke Goldmart!

Hansaplast Spray, Cairan Antiseptik Pembersih Luka #GakPakePerih

Yihaaa…!! Liburan sekolah kali ini terasa super panjaaaaang dan lamaaa 😀 Sampe bingung dah, mau ngapain aja. Perasaan udah main-main ke Jakarta dan Pamulang (Tangerang Selatan), trus udah ribet antar Sidqi buat ikutan Tes Potensi Akademik (TPA) dan daftar masuk SMP. Trus, urusan administrasi lalala yeyeye terkait doi masuk ke sekolah menengah pertama ntuh. Arggghh, ternyata kok ya liburannya tak kunjung berakhir 😀

Ya sudah, segala aktivitas pun dilakoni oleh Sidqi dan bolo pleknya. Most of the time, udah pasti lah ya, MABAR alias main bareng 😀 Kalo mulai bosan, mereka bakal ambil sepeda masing-masing dan keliling komplek. Kadang nyampe ke jalan MERR (Middle East Ring Road) alias jalan raya (yang pastinya rame beuds) deket rumah kami. Aku bolak/balik bilang udahlah sepedaan deket sini aja. Tapi…. namanya ABG cowok sih ya… semakin dilarang makin penasaran, haha. Huffft, ya sudah, pokoke ortu kasih restu dan doa saja, supaya semua outdoor + indoor activities senantiasa dalam lindungan Allah ta’ala.

Kapan hari itu, habis sepedaan, Sidqi pulang dalam kondisi manyun. Usut punya usut, dia baru aja jatuh di dekat rumah sohibnya. Ahhh, iya. Namanya juga bocah jatuh bisa terjadi kapan saja dan di mana saja ya. Bahkan, kita lagi duduk bengong di rumah aja, eh… bisa aja tuh, tiba-tiba kejungkal, jatuuuh deh.

Begitu Sidqi datang, dan cerita soal lecet-lecet di kaki dan tangannya, otomatis saya jadi ingat dengan Hansaplast Spray Antiseptik. Soale, kapan hari, aku main ke rumah Sista Kaka (sepupuku) trus, ada bocil-bocil yang lagi sibuk main, plus siap sedia produk Hansaplast Spray Antiseptik gitu.

Penasaran kan…. Ini produk apa?

***

Basically, Hansaplast Spray Antiseptik ini adalah Solusi Praktis dan Modern untuk Membersihkan Luka #GakPakePerih, Tidak Berwarna dan Tidak Berbau

Hansaplast Spray, Cairan Antiseptik Pembersih Luka #GakPakePerih

Ada data menarik kayak gini lho, Moms. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, berdasarkan urutan proporsi terbanyak untuk tempat terjadinya cedera, sebanyak 36,5% cedera terjadi di rumah dan penyebab cedera terbanyak adalah karena terjatuh sebanyak 40,9%.

Kalau zaman dulu kan kita pakai obat merah, ya. Kadang tuh ada rasa perih gitu, kalau luka ditetesi obat merah. Padahal, luka walau sekecil apapun tidak boleh dianggap ringan! Kudu banget ditangani dengan tepat.

Pertanyaannya, apa langkah pertama yang kudu dilakukan dalam proses penyembuhan luka? Jawabannya adalah….. yuk, kita membersihkan luka tersebut dengan benar untuk mencegah terjadinya infeksi.

Dokter Adisaputra Ramadhinara, selaku dokter spesialis luka bersertifikasi yang pertama dan satu-satunya di Indonesia menuturkan, “Kandungan dalam banyak produk pembersih luka yang dijual bebas mengandung bahan yang bisa menyebabkan sakit perih dan meninggalkan noda. Bagi saya, pembersih luka yang meninggalkan noda tidak menjadi pilihan karena menutupi luka dengan warna yang bukan warna asli luka tersebut sehingga keadaan luka yang sebenarnya tidak bisa terlihat. Di klinik dan rumah sakit, saya lebih memilih untuk menggunakan obat pembersih luka yang mengandung Polyhexanide (PHMB) sebab tidak meninggalkan noda. PHMB juga tidak berbau dan tidak menimbulkan rasa perih.”

***

Ow, ow, ow… sekarang aku paham, kenapa buibu millennial seperti sist Kaka selalu nyetok Hansaplast Spray Antiseptik di rumah.

Yep! Ini adalah inovasi terbaru yang praktis dan modern untuk membersihkan luka, dengan kandungan utama Polyhexanide (PHMB).

Sebenarnya, Polyhexanide (zat antiseptik yang banyak digunakan oleh para dokter karena tidak perih, tidak meninggalkan noda dan dan tidak berbau) banyak digunakan di klinik dan RS dan tidak dijual bebas. Akan tetapi, Hansaplast sudah memformulasikan zat antiseptik tersebut agar tersedia dalam bentuk produk OTC / Over The Counter – produk yang djual bebas tanpa resep dokter. Jadi kita bisa beli kapan saja, di apotek terdekat deh 😀

Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi http://www.hansaplast.co.id dan melalui akun Instagram resmi Hansaplast @Hansaplast_ID dan Facebook Fanpage @HansaplastID

Teruslah Berkiprah, Wahai Pasar Syariah!

Saya paling suka kalau diajak blusukan ke pasar tradisional ala pakde Jokowi. Di mata saya, pasar itu kan semacam miniatur rakyat Indonesia. Jadi, bisa  merepresentasikan kondisi rakyat yang sesungguhnya.

Kita bisa ngobrol—dengan sangat-sangat humanis—bersama para pedagangnya. Kita juga bisa bercengkrama sejenak dengan tukang parkir. Atau, berbagi informasi dengan pembeli yang lain… Bisa dapet “hosip-hosip” hahahahaha, ataupun bisa membeli plus menikmati jajan pasar yang mak nyus dengan harga murah meriaaaah, pokoke mantaapp!

Walaupun tempat tinggal saya “dikepung” puluhan minimarket, hipermarket, toserba dan lokasi shopping modern lainnya, saya tak bisa move on dari pasar tradisional. Aura kehangatan, sapaan yang genuine, tidak dibuat-buat, interaksi yang ngangenin, itulah yang saya rindukan selalu dari pasar tradisional.

Persis seperti mas Riri Riza—sutradara handal itu—yang kerap blusukan di pasar demi mendapatkan plus mendalami karakter tertentu. Ya jelas lah, pasar kan kumpulan karakter manusia.

Mau cari pedagang bakhil? Ada! Pembeli yang nggak sopan karena nawarnya nggak kira-kira? Banyak! Tapi, percayalah, kita akan selalu merindukan semua “drama” yang terjadi di pasar tradisional!

Saya berusaha meluangkan waktu untuk silaturahim ke berbagai pasar di Surabaya. Meski terkadang kudu berjalan miring ala mister crab di kartun Spongebob (maklum badan saya kan “luas”) saya tetap “fanatik” dengan pasar tradisional. Salah satu yang saya jadikan jujugan adalah Pasar Syariah Az-Zaitun, di kawasan Kutisari Selatan Surabaya.

Pasar Syariah? Serius??

Yap, serius banget. Pasar ini memang mengusung semangat syariah dalam perjalanan bisnisnya. Adalah seorang Prof Dr. H. Suroso Imam Zadjuli, SE, pakar sekaligus guru besar Ekonomi Syariah Unair (Univ. Airlangga) yang mengusung ide pendirian pasar syariah.

Beliau ingin mengaplikasikan prinsip syariah dalam sebuah pasar. Maklum saja, selama ini, tidak sedikit masyarakat yang skeptis dengan konsep syariah. Ada yang menuding bahwa syariah hanya sekedar “label”. Wuitss, ini nih, yang membuat Prof Suroso terpanggil untuk melahirkan gebrakan pasar syariah.

Prof Suroso terinspirasi sebuah riwayat, bahwa Rasulullah pernah mengumpulkan sejumlah sahabat di sebuah tanah lapang yang kosong untuk membahas pendirian pasar. Pada waktu itu, Rasulullah merasa prihatin lantaran menyaksikan aneka praktik ribawi, tipu muslihat dan sebagainya yang berlangsung di pasar. Dengan amar ma’ruf nahi mungkar (menyebarkan kebaikan, menolak kemungkaran), Rasul mengajak sahabat untuk mendirikan pasar yang menegakkan syariat Islam. Pasar ini harus bebas riba, bebas kecurangan timbangan, bebas tipu muslihat sekaligus hanya menjual barang-barang yang halal sesuai syariat. Dari situlah, Prof Suroso terinspirasi untuk meneladani jejak Rasul.

Ada lahan seluas 800 meter persegi milik Prof Suroso yang berada di kawasan Kutisari Selatan. Lahan inilah yang akan beliau “hidupkan” sebagai pasar syariah. Beliau menawari sejumlah pedagang (yang kesulitan cari lahan) untuk membuka lapak, dengan masing-masing kios berukuran 2×2 meter. Pasar ini diresmikan dan mulai beroperasi sejak tahun 2010. Harga sewanya amat terjangkau, 5000 rupiah per hari. Karena sewa kios amat murah, tak heran, pedagang juga bisa memberlakukan harga yang amat bersahabat. Saya sempat berbincang dengan Ibu Laila, salah satu pedagang sayur di sana. ”Alhamdulillah, saya bersyukur bisa berjualan di sini, karena suasananya enak,” ucap beliau.

Yang jelas, para pedagang di Pasar ini harus memegang teguh 7 konsep khas pasar syariah Az-Zaitun Pertama, barang yang diperdagangkan halal. Kedua, alat timbang dan alat hitung tepat. Ketiga, kebersihan yang terjaga. Keempat, kejujuran. Kelima, persaudaraan  antar pedagang. Keenam, larangan merokok di dalam pasar. Ketujuh, harga yang murah meriah.  

Apabila dijalankan dengan benar, maka konsep pasar syariah bakal menguntungkan semua stakeholder di pasar. Yap, ketujuh konsep ini berpihak pada rakyat, para konsumen, pedagang (pelaku usaha) sekaligus investor atau pemilik lahan. Ada 120 kios yang beroperasi, dan ini adalah pasar syariah pertama di Indonesia.

Eh, karena namanya syariah, apakah semua stakeholder harus beragama Islam? Oh, tentu tidak. Konsep ekonomi syariah ini bermanfaat untuk seluruh penghuni semesta. Jadi, beberapa pedagang ada yang beragama Nasrani, Hindu dan sebagainya. Pembelinya juga begitu. Betul-betul pasar yang memberi kemanfaatan optimal untuk semua.

Prof Suroso menuturkan, bahwa apa yang beliau lakukan tulus untuk menghidupkan ekonomi kerakyatan. Selain menghidupkan pasar, beliau juga mendirikan At Tiin Islamic Foundation. Yayasan ini yang memberikan fasilitas pendanaan, berupa bantuan pinjaman bagi para pedagang tanpa bunga. Tentu, ekonomi dan prinsip syariah berlaku di konsep pinjaman modal perdagangan ini. Tidak ada persaingan yang sampai “berdarah-darah” antara pedagang, karena yang ditonjolkan adalah prinsip saling menolong, sesuai perintah syariat Islam.

Wah, wah, wah… Keren sekali ya, pasar syariah ini. Barangkali, pengelola pasar lain bisa melakukan studi banding dengan Prof Suroso, di Kampus B Fakultas Ekonomi Syariah Universitas Airlangga Surabaya.

Hidup Pasar Rakyat!

Hidup Pasar Syariah!

Toko Buku, Sang Pelepas “Dahaga Jiwa” yang Tak Seramai Dulu

Toko Buku.

Duluuu, waktu kecil, saya paling demen main ke toko buku. Membaui aroma kertas. Mendengar bunyi mesin kasir. Koin-koin yang bergemerincing. Mbak-mbak petugas yang dengan telaten-gegas-dan cepat memberikan sampul plastic untuk tiap buku yang sudah kita beli.

Dan, yang tak kalah penting…. Ketika aku membaca NYARIS SEMUA isi novel/komik yang segelnya terbuka di rak 😀

Toko buku yang menghadirkan semangat IQRO. Bacalah. Bacalah.

Sekian decade berlalu. Sekian purnama terlewati.

Toko buku masa kini….. ah, kenapa tampak tak menarik lagi?

Di beberapa mall besar Surabaya, eksistensi toko buku mulai punah. Tergantikan oleh toko pernak-pernik seperti Ace Hardware, Mr DIY, Miniso, semacam itu.

Terakhir kali, aku ke TGA di Galaxy Mall Surabaya. Sepiiiii buanget. Hanya ada 6 atau 8 pengunjung. Lagi-lagi aku menjumpai wajah yang sama di antara selasar rak buku. Itu-itu saja. Padahal, ini musim liburan kenaikan kelas!

Mungkin anak-anak lagi mudik ke desa?

Atau lagi liburan ke luar kota/negeri?

Bisa jadi.

Tapiii… manakala aku melewati food court ataupun bagian permainan (time zone/fun world), suasana riuh langsung terasa. Wajah-wajah anak sekolah sangat mudah ditemui di sana. Juga ketika aku melewati sebuah resto Jepang yang baru aja grand opening, voilaaaa…. Malah buayaaaakk yang antre rapi jali mengular di depan pintu masuk resto!

Trus, seperti biasa, aku juga pengin beli cincau station. Lagi-lagi super rame! Harus antre sekitar 20 menit, hanya untuk mendapatkan 3 gelas cincau seharga 10 ribu/pax.

Kenapa wajah-wajah itu tidak aku temui di toko buku ya?

***

Era digital memang mengubah segalanya. Tren penjualan koran atau majalah fisik menukik tajam. Semua berganti ke format digital. Baca berita terkini bisa di portal berita online. Opini-opini yang kredibel juga bisa kita temukan di berbagai website. Hiburan, gossip review film, hal-hal yang menyangkut daily life ataupun opini tertentu, juga gampang kita temukan manakala berselancar di dunia maya.

Toko buku—mau tidak mau—harus terus beradaptasi menghadapi pola hidup yang kian berubah. Kalau dibilang minat baca masyarakat kian turun, bisa ya bisa tidak. Yang jelas, membaca tidak harus dalam format buku fisik, kan?

Dan, menurutku, toko buku harus melakukan sebuah revolusi luar biasa agar tetap bisa mengikuti perubahan zaman.

Apa saja?

(1). Rebranding toko buku menjadi Café and Book store

Manakala lihat koleksi buku yang buanyaaaak di TGA, tapi pengunjungnya seuprit, aku membayangkan andaikata kami kami ini bisa nongkrong minum cappuccino latte, sambil baca buku sample. Ahhh, enaknya. 

(2). Lengkapi dengan live music

Makin sip lagi kalau ada live music (band local aja yang akustikan) dan ini bisa memantik anak muda untuk nongkrong di toko buku

(3). Gandeng Content Creator untuk Mengampanyekan Rebranding Ini

Ayolah! Tiap kota pasti punya instagrammer/content creator/blogger yang bisa diajak berkolaborasi untuk kembali meramaikan book store.

(4). Bikin promo Gila-gilaan

Sesekali kerjasama dengan penerbit/bank/fintech untuk menghadirkan SALE 80% misalnya. Big Bad Wolf, sependek pengamatanku, tidak pernah sepi, karena ya itu tadi. Banyak promo gokil.

Sky Castle, (So Far) Drakor Favoritku

Saya tuh bukan penonton Drakor. Trus kalo ada orang yang histeris pas ngeihat tampang actor Korea, sampai detik ini saya gagal paham, bagian mana sih yang di-histeris-kan. Bukaaan, saya bukannya lagi julid. Cuma menurut saya, nggak semua orang kudu terpesona tergila-gila dengan semua hal berbau Drakor, dan begitu pula sebaliknya, tidak semua orang kudu punya sikap kayak eikeh.

Namun, semua itu berubah gara-gara satu Drakor, yang berjudul “SKY CASTLE”. Nih serial emang gokil abis! Dibesut dengan skenario yang rapih jali, departemen acting yang luar biasa paripurna. Intinya, SKY Castle yang berhasil membuat saya nyadar, heiiii, nggak semua Drakor tentang cinta-cintaan kok. Ternyata adaaaaa yang menguak tentang dunia Pendidikan, parenting, drama ambisi, ya semacam itu dah.

***

Tapi apakah kemudian saya berubah jadi pecinta Drakor? Enggak juga hehehehe. Kayaknya cuman si SKY Castle itu doang yang berhasil merebut atensi. Selanjutnya, ya saya lebih demen cari-cari video traveling di YouTube. Atau, yeah… film dokumenter gitu, semacam…. Sexy Killer? Eaaaa 😀

Saya angkat topi banget dengan pengorbanan, dedikasi, keberanian, gagasan brilian yang ditampilkan oleh para documentary-film-makers. Kebayang gimana rasanya jadi jurnalis cum film makers kayak Sexy Killer gitu kan? Medan syutingnya sungguhlah berat warbiyasak. Trus, blum lagi tantangan “terror” yang pasti mereka  terima, sebagai konsekuensi ambil kerjaan kayak gitu.

Pokoke, applause…. Standing Ovation buat yang berani ambil kerjaan sebagai creator film documenter!