Kemenperin Cetak SDM Industri Produktif dan Kompeten, Indonesia Siap Jadi Negara Maju!

Gengs!

Tahukah kalian, bahwa Indonesia menargetkan untuk jadi Negara Industri nan Tangguh di tahun 2035 mendatang? Tentu saja, daya upaya dikerahkan sekuat tenaga. Kolaborasi serta SDM Industri yang mumpuni adalah kata kunci. Kita semua berharap Indonesia bisa menjadi negara maju dengan mengusung ciri: struktur industri nasional yang kuat, berdaya saing global, serta berbasis inovasi dan teknologi.

Optimisme bahwa target itu akan tercapai, kian membuncah manakala saya hadir di Rapat Koordinasi Nasional Sumber Daya Manusia Industri di Surabaya, Rabu (26/7). Dalam kesempatan ini, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan sambutan. “Target-target itu bukan hal yang mudah untuk dicapai, sehingga diperlukan terobosan program dan langkah-langkah kerja yang bisa mengakselerasi pembangunan sumber daya manusia (SDM) industri yang produktif, kompeten dan berdaya saing global di era transformasi digital saat ini,” paparnya.

Menperin menekankan pentingnya ketersediaan SDM industri yang memiliki produktivitas tinggi, tidak hanya dari skill, tetapi juga yang berbudaya kerja yang baik. “Salah satu yang harus jadi perhatian adalah produktivitas. Dengan jam kerja sama yang dilakukan tenaga kerja di negara lain, kita harus mampu menciptakan produk-produk lebih baik,” tegasnya.

Oleh karena itu, dalam upaya memacu produktivitas SDM industri manufaktur nasional agar bisa berdaya saing global, perlunya memperhatikan perkembangan teknologi dan juga dinamika di dunia internasional. “Jadi, kita harus mampu beradaptasi terhadap paradigma dari waktu ke waktu yang semakin berkembang, misalnya terkait energi terbarukan dan digitalisasi, untuk menuju green product,” imbuhnya.

Kolaborasi Jadi Kunci Cetak SDM Kompeten Teknologi dan Berdaya Saing Global

Guna mendukung penyediaan SDM industri kompeten, Kemenperin juga telah menyiapkan infrastruktur dan sarana prasarana guna melaksanakan program pengembangan SDM industri melalui 11 Politeknik, dua Akademi Komunitas, sembilan SMK industri, dan tujuh Balai Diklat Industri. “Selain itu juga terdapat Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI) 4.0 yang menawarkan layanan untuk membantu industri dalam proses transformasi digital,” tutur Agus.

Sejumlah stan dari unit Pendidikan vokasi memantik atensi pengunjung. Mereka sanggup menghadirkan inovasi maupun produk berkualitas, yang siap diserap industri. Pameran yang digelar Rabu – Jumat (26-28 Juli) di Hotel Double Tree by Hilton Surabaya ini, membuka mata kita, bahwa Pendidikan vokasi adalah Langkah jitu untuk menghasilkan output SDM yang langsung berdaya dan terserap di sektor industri manufaktur.

Secara keseluruhan atau 100% lulusan dari unit pendidikan vokasi di bawah Kemenperin langsung diterima kerja di sektor industri. Artinya dari sisi kualitas, unit pendidikan vokasi milik Kemenperin sudah sangat baik. Namun, saat ini yang perlu digenjot adalah sisi peningkatan jumlah atau kuantitasnya.

“Sebab, rata-rata penambahan kebutuhan tenaga kerja di sektor industri sebanyak 600-700 ribu per orang. Ini juga menunjukkan bahwa sektor manufaktur semakin bergeliat, tidak sedang mengalami deindustrialisasi, karena meningkatnya penyerapan tenaga kerja. Banyak lagi indikator lainnya yang menandakan industri kita masih ekspansif seperti laporan survei dari PMI manufaktur Indonesia dan Indeks Kepercayaan Industri (IKI),” paparnya.

Politeknik STMI Jakarta, misalnya, telah berhasil meng-create aneka onderdil mesin, yang bisa digunakan berbagai manufaktur otomotif. Ada juga Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta, yang berhasil menciptakan produk tekstil dan kreasi wastra nusantara yang membanggakan.

Menperin juga berharap Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian dapat meningkatkan kompetensi dari sekolah-sekolah yang ada agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas lulusannya hingga mereka dapat diterima di industri yang berada di luar neger. “Bila perlu BPSDMI harus dapat menargetkan agar unit pendidikan kita memiliki sertifikat kompetensi setara dengan unit pendidikan yang ada di luar negeri, sehingga lulusannya dapat dipandang secara setara,” tandasnya.(*)

16 comments

  1. Saya penasaran sama produk yang diperlihatkan dan dijual itu. Pasti enak karena skala UMKM tuh biasanya unik unik rasanya (jika makanan)

  2. Keren banget Kemenperin, output SDM dari pendidikan vokasi di bawahnya langsung berdaya dan terserap di sektor industri manufaktur sehingga 100% langsung diterima kerja.

  3. Anakku yang SMK juga memiliki mata pelajaran kewirausahaan dengan harapan lulusannya nanti tidak hanya siap kerja tapi juga siap berwirausaha, semoga tidak hanya sekadar mempelajari tapi juga mempraktekkan seperti ketika anak lanjut di jenjang pendidikan vokasi. Semoga dengan memadukan pendidikan dan kompetensi dalam industri, Indonesia akan mampu mencetak banyak SDM berkualitas.

  4. Industri manufacture sedang berkembang pesat ya Mbak? pastinya diperlukan SDM yang mumpuni dan berkualitas yang cepat terserap di lapangan kerja. Keren Kemenperin ini.

  5. Unsur kekuatan SDM dimana-mana tetap menjadi kekuatan industri yaaa.. Tipikal negara kita masih membutuhkan serapan tenaga kerja yang besar, maka peningkatan kualitas dan kuantitas SDM ini sangat penting untuk diperhatikan.

  6. Ah iya
    Seru banget ya mbak bisa datang ke acara Rakornas SDM Industri ini
    Saat berkeliling pameran, jadi takjub
    Banyak ya pendidikan vokasi dibawah kementerian perindustrian
    Jadi langkah awal dalam menyiapkan SDM Industri yang kompeten dan berdaya saing global

  7. Geliat UMKM kini mulai terasa sekali ya.. Itu karena dukungan masif dari pemerintah.
    Dan ini menjadikan even Rakornas SDM Industri bisa lebih hidup dan memamerkan banyak karya anak Indonesia yang layak dipasarkan ke seluruh dunia.

Leave a reply to Dian Cancel reply