Merasa Baik
“Jika setan tak mampu membuatmu melakukan keburukan dan kebathilan, maka setan akan menjadikanmu MERASA BAIK.”
Saat diri merasa buruk, (biasanya) kita akan berusaha memperbaiki diri.
Namun, saat diri merasa baik, semua keburukan bakal terjadi. Karena pada hakikatnya, orang yang merasa baik, tidak ada yang dipikirkan selain diri sendiri.
Merasa baik, tidak sempat menilai diri terhadap kekurangan. Karena yang dirasakan hanya kebaikan dirinya. Karena yang ia rasa hanya kebaikan dirinya. Yang dia lihat adalah keburukan dan kekurangan orang lain, sampai ia melupakan kekurangan dirinya.
Merasa baik, adalah keburukan yang paling buruk. Karena merasa baik, adalah salah satu penyakit hati.
“Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati, hingga tidak seorang pun yang BANGGA atas yang lain, dan tidak ada yang berbuat aniaya/dholim terhadap yang lain.” (HR Muslim No. 2865)
Tampak baik bukan berarti baik. Bahkan sebaliknya. Merasa baik adalah seburuk-buruknya rasa. Karena rasa ini menjadikan pemiliknya tidak bisa menilai kesalahan diri sendiri. Tidak mungkin bisa menyesali kekeliruannya. Karena pemiliknya merasa tidak pernah bersalah. Yang ia rasa hanya kebaikan dirinya. Takjub dengan dirinya sendiri.
Padahal salah satu perintah Rasul adalah: agar kita pandai menangisi dosa-dosa kita. Bagaimana mungkin bisa, kalau yang dirasakan hanyalah kebaikan yang dipunya.
Terima kasih Nurul, tulisannya bagus banget dan pas juga dibaca hari Jum’at
“Merasa baik” hingga menutup mata dari kebaikan orang lain memang gak baik ya Mak. Dan BANGGA itu salah satu sifat yang saya coba hindari karena menurut saya bisa mengarahkan kita kepada merasa baik dan takabur. Na’udzubillah. Terima kasih reminder-nya, Mak.
Aku smp baca berulang-kali. Merasa baik, engga bagus ya…
Jadi kayak ke-ge-er-an gitu. Makasih remindernya…
Barakallah mbak, terimakasih atas tulisan yang bisa menjadi pengingat terutama bagi saya. Kerena memang benar orang yang merasa baik itu lebih buruk karena dia tidak merasa melakukan kesalahan.
Merasa baik sama aja kaya ghuluw ya Mbak, tertipu diri sendiri. Sebenarnya manusia itu gak ada yg baik kecuali Allah SWT yg menutupi aib²nya.
Saya selalu berpendapat bahwa musibah, apapun bentuknya, termasuk kematian , merupakan cara Allah agar umatnya ngga merasa baik baik saja kemudian lengah
Pas banget dengan pepatah jawa “ojo rumongso biso, tapi biso rumongso”
Rumongso biso, merasa bisa padahal sejatinya tak bisa adalah awal dari sebuah keburukan
Ringkas tapi padat nih. Isinya daging banget. Semoga kita terhindar dari rasa merasa diri sudah bisa ya. Betul, sebagai manusia, seharusnya kita merasa harus terus belajar dan belajar, tidak ada kata sudah bisa… Karena itu termasuk sombong alias penyakit hati.
baca tulisan ini sediiih banget deh Nurul… aku kadang sampe sering nyubitin diriku sendiri, betapa aku ini orang yang paling buruk secara akhlak, secara lisan 😦
aku tu ceplas ceplos kalo ngomong, dan kadang jadi kontroversi karena tanpa saringan mulutnya!
Makasih udah ingetin aku bahwa yaaa memang di dunia ini GA ADA ORANG BAIK DAN SEMPURNA dan semoga kita ingat untuk selalu tawadhu ya
Bahkan, memberi nasihat baik pun bisa saja karena “merasa baik” tadi ya mbak 🙂
Semoga kita selalu dimudahkan dalam menjadi baik, menilai dengan baik, dan berprasangka baik, terhadap apapun. Aamiin
Terima kasih pengingat baiknya untuk kita semua, ya mbak Nurul.
mantap kultum nya mbak, hehe
serius mbak, ini jadi pengingat diri..
kadang suka merasa baik, huhuhu
semoga kita semua bisa selalu berbuat baik ya mbak
Merasa baik atau merasa benar Mbak?
Dua duanya ga disukai Allah ya?
karena sebagai mahluk Nya kita jadi gak mau introspeksi
Terima kasih informasinya mba, emang benar kadang dengan kita merasa lebih baik kita memandang buruk orang yang tidak seperti kita. Padahal bisa jadi yang kita anggap buruk lebih baik dari kita.
Semoga kita terhindar dari tipu daya tersebut, sehingga senantiasa untuk setiap waktu memperbaiki diri dan mendekat lagi kepada Allah Swt
Baca ini pagi hari pas nemenin putra saya terapi. Masya Allah. Terima kasih sudah mengingatkan mba. Sejatinya gak ada manusia yang sempurna. Kalo sampai kita ‘merasa baik’ dengan diri sendiri, lupa menginstrospeksi diri, bahkan abai memperbaiki diri, sesungguhnya kita menjadi orang-orang yang merugi.
betul sekali nih mba, ini yang terburuk memang kalo orang sudah merasa baik or paling baik, jadi terkadang justru malah lalai sama orang dan tanpa sadar malah dzalim ini yang lebih menyeramkan