Ponakan Favorit

Teman-teman punya ponakan favorit, nggak? 

Kalau saya, PUNYA BANGET. Kenalin nih, namanya Faiz. Pipinya itu loooh, duhhh, minta dicubit bingits!

Faiz (bertopi) bareng para sepupu di Floating Market Lembang
Faiz (bertopi) bareng para sepupu di Floating Market Lembang

Faiz sekarang udah kelas 1 SD. Udah punya adik satu, masih bayi. Biarpun masih imut-imut, doi udah termasuk frequent flyer banget, alias udah keliling kemana-mana. Ke singapore, ke malaysia… iiih, doi eksis berat deh! *bude mulai envy, hahahah*

CIMG5595 CIMG5596

CIMG5597   CIMG5583

Dan ajaibnya, manakala traveling kemanapun, si bocah ganteng-pipi minal-minul ini sama sekali nggak rewel. Gampiiiil banget 🙂 Biarpun flight pagi-pagi buta, Faiz bisa (di)bangun(in) dan nunjukin sikap kooperatif.

Doi juga gampang akrab banget ama orang-orang baru yang ditemui. Misalnya nih. Kalo dolan ke Surabaya, Faiz langsung membaur sama sahabat-sahabatnya Sidqi. Sama sekali enggak minder. Sama sekali enggak ngerasa “Gue anak jakarta, kagak level main ama arek rungkut!” Nih bocah, bakat sosialisasinya emang rruaarr biyasaak 🙂

Trus, look at his face! Wajah wajah yang sangat bisa dikomersilkan tho? Hueheheh. Aku udah pernah bilang ama ibunya… coba deh, bikin akun IG (Instagram) yang isinya Faiz lagi ngapain kek, lagi ngaji, atau lagi main-main dll… Trus kan, biasanya adaaaaa aja produk/brand anak-anak yang tertarik buat jadiin endorser. Biasanya sih produk BAJU ANAK COWOK. Kan lumayan tuh… Bisa menghemat duit belanja, hihihi.

Aku juga sering kasih saran supaya Faiz diikutkan kontes foto anak-anak yang bertebaran di jagat kuters. Lumayan banget lo. Udah Faiz wajahnya lucuuuu, pipinya gembul, anaknya asik pula… Paket komplet lah!

Trus, trus, gimana jawaban mamanya Faiz?

“Aduh, mbaak.. aku gak ada kamera?”

“Ya pakai kamera handphone aja, gapapa….”

“Iyaaa.. tapi kamera hp-nya jelek banget. Ga usah deh.”

*krik*

Hihihi… yang punya anak siapaaaa… yang ambisi ngikutin kontes-kontes siapaaaaaa…

CIMG5594

***

Yang menarik lagi dari Faiz adalah, dia BIASA loh dititipin (plus nginep) di rumah sodara, tanpa ditemenin mamanya! Berani, enggak nangis dan Alhamdulillah sekarang udah nggak pernah ngompol. Ya ampyuuun, juara banget deh, ponakan bude ini!

CIMG5578

CIMG5558

Diajak sholat juga gampiiiil. Malah, dia bisa yang wudhu dengan semangat (sampe bajunya basah semua) trus nungguin kita-kita sambil duduk bersila di atas sajadah. Oh, so sweet banget…

Pas bulan Ramadhan, si Faiz juga dolan ke Surabaya. Mamanya masih ada perlu, jadi Faiz aku ajak tarawih ke Masjid. Rapi jali banget… Dia juga semangat sholat tarawih, enggak males-malesan apalagi berhasrat untuk main-main. Dan yang paling asyik, dia enggak minta dibeliin jajan/minuman macem-macem. Enggak kayak itu tuuuh, kakak sepupunya 😛 *melirik tajam ke arah Sidqi*

Eh, eh… apa iya ada bocah se-“sempurna” itu? Oh, tentu tidak. Di balik segala macam keunyuan Faiz, ada satu yang seriiing bikin mamanya nyap-nyap. Yep, biarpun bodinya ginuk-ginuk, Faiz ternyata syusyaaaah banget makan. Doi sepertinya aktivis GTM (Gerakan Tutup Mulut) deh. Udah dibikinin masakan kayak apaaaa aja, syusyaaah buat bikin dia langsung bilang “Kalo aku sih Yes!” gak tau kalo mas anang 

Aaah, jadi kangen Faiz deh. Moga-moga liburan Desember, kita bisa ketemu lagi yah. *uyel-uyel pipi gembul*

PS: semua foto di-capture di Floating Market Lembang, Bandung, akhir 2013. EHEM! Semacam kirim #KodeKeras ke bapaknya Sidqi, bahwa separuh jiwanya ini mupeng banget bolang ke Bandung. Naik kereta ekonomi pun aku rela, paaak… aku relaaa…. 🙂

CIMG5591 CIMG5592

Advertisement

Interview with Syeikh Ali Jabeer

Syeikh Ali Jabeer
Hidupkan Jiwa Qurani di Tengah Keluarga
Image 
Nama Syekh Ali Jabeer kian berkibar di jagat para ustadz dan pengisi ceramah agama di Indonesia. Syekh yang rutin mengisi Program “Damai Indonesiaku” di TVOne ini menempati ruang khusus di hati jamaah. Sosoknya sangat khas Arab, menariknya ia amat piawai dan fasih berbahasa Indonesia. Kalimat yang ia tuangkan dalam tausiyahnya begitu lugas, mudah dicerna dan membangkitkan inspirasi.
Banyak jamaah yang tentu penasaran, bagaimana cara Syeikh Ali mendidik anak? Boleh dijelaskan?
Pendidikan anak memang hal yang amat penting dalam hidup kita. Memang, kita harus memberikan perhatian kepada anak sejak kecil hingga ia dewasa. Dengan perhatian, kasih sayang dan pendidikan yang berkualitas, insyaAllah kita akan mendapatkan anak yang sholih dan sholihah. Ini semua jelas bukan program pribadi saya sebagai ayah. Semua dimulai dari bagaimana memilih calon istri yang sholihah. Seperti yang pernah dikatakan Umar bin Khotob, ”Hak anak atas orang tuanya adalah memilihkan ibu yang sholihah, mengajarkan Al Qur’an dan memilihkan nama yang baik”. Karena kebaikan anak sangat bergantung dari kebaikan ibunya. Ibunya baik maka anaknya akan baik. Karena ibu yang baik akan memberikan perhatian yang serius bagi pendidikan anak-anaknya. Bahkan dia akan mengajar dan mendidik anaknya dengan kebiasaan yang baik.
Apa yang harus dilakukan seorang ibu selama mengandung putranya?
Banyaklah berdzikir. Biasakan baca Al-Qur’an, setelkan murottal, bisa dengan cara tempelkan earphone di dekat perut. InsyaAllah janin bisa merasakan indahnya kalam Ilahi.  Ini sangat berpengaruh positif, karena bacaan Al-Qur’an itu berdampak pada ruh. Ada proses lewat otak, janin kita menyimpan murottal Qur’an. Saya punya adik yang jadi guru mengaji. Ketika hamil, dia tidak pernah berhenti mengaji dan terus mengajarkan Qur’an. Salah satu surat yang sering ia baca adalah Ar-Rahman. Nah, pada saat anaknya sudah lahir, kemudian rewel menangis seharian, maka sang Ibu membacakan surat Ar-Rahman. Subhanallah, ternyata langsung ‘nyambung’. Si anak ingat ayat yang dia dengarkan ketika berada dalam kandungan. Rewelnya langsung berhenti.
Allahu Akbar, luar biasa! Bahkan nilai-nilai kemuliaan Al-Qur’an sudah bisa dicerna oleh janin dalam kandungan dan bayi yang baru berusia beberapa hari?
Tepat! Karena itulah, keluarga muslim harus menjadi Al-Qur’an sebagai rujukan dan pengajaran pertama bagi anak-anaknya. Kita ingat lagi sabda Rasulullah,”Barangsiapa yang mengajak kepada kebaikan maka baginya pahala mengajar dan pahala orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.” (HR. Muslim)
Subhanallah, kalau orang tua mengajarkan Al-Qur’an kepada anaknya maka dia mendapat pahala mengajar dan pahala bacaan anaknya tanpa mengurangi pahala bacaan anaknya.  Kalau anaknya mengajarkan kepada cucunya maka dia akan mendapatkan pahala bacaan anak dan cucunya tanpa mengurangi pahala bacaan mereka.Tahukah Anda, berapa pahala orang yang membaca Al-Qur’an? Di dalam hadits yang shohih disebutkan, setiap hurufnya diberi pahala sepuluh. Bayangkan bacaan, bismillahirrohmanirrohim (arabnya) saja sudah 19 huruf. Maka pahala yang didapatkan bagi yang membaca dengan ikhlas sebanyak 190 pahala. Subhanallah…alangkah beruntungnya orang tua yang mau meluangkan waktu untuk mengajarkan Al Qur’an kepada anaknya.
Selain berbekal Qur’an, tips apa lagi yang harus selalu dikedepankan tiap orangtua dalam proses mendidik anak?
Orangtua harus jadi contoh baik. Jangan terbiasa hanya perintah-perintah saja, tapi justru kita sendiri tidak jadi teladan untuk anak. Anak akan meneladani kita. Biasakan diri berbuat kebaikan di depan anak. Karena jika kita berbuat sebaliknya, maka anak kita akan melihat banyak hal-hal yang bertentangan dan tidak sesuai dengan nurani. Selain itu, sedari kecil, biasakan anak kita untuk selalu berdisiplin. Untuk melatih disiplin, buatkan tabel perbuatan baik yang harus diisi sendiri oleh anak kita. Misal, buatlah tabel sholat 5 waktu. Kemudian minta anak untuk memberikan tanda centang (√). Juga perbuatan baik lainnya, misal: sedekah, mengucapkan salam, bersikap sopan pada orang tua dan lain-lainnya.
Tabel ini bermanfaat optimal untuk pembentukan karakter anak kita?
Ya. Selain bisa mendidik jadi lebih disiplin dan komitmen untuk berbuat baik, insyaAllah kita juga melatih anak untuk berbuat jujur. Sebab, ketika dia mengisi sendiri, maka dia bertanggungjawab untuk memberikan data yang salah pada dirinya sendiri. Lalu, bikin kesepakatan antara orangtua dan anak. Jika tabel perbuatan baik ini sudah mencapai nilai tertentu, berikan reward pada anak kita. Tidak harus hadiah yang mahal. Bisa berupa mainan atau majalah yang dia suka. Saya juga kerap memberikan hadiah berupa ‘kalimat motivasi’ yang saya letakkan dalam sebuah kotak, lalu saya taruh di tempat tidur anak. Jadi, ketika bangun, Al-Hasan, anak saya bisa mendapatkan ‘surprise’ berupa ‘surat penuh cinta’ dari ayahnya.
Untuk lebih membangkitkan percaya diri pada anak, bagaimana caranya syeikh?
Puji anak kita di depan banyak orang. Inilah yang membuat anak-anak merasa bahwa kita sebagai orangtua telah menghargai perjuangannya. Tapi jangan puji dengan sesuatu hal yang sebenarnya tidak ia lakukan. Selain itu, saya berpesan kepada tiap orangtua, jangan pernah memberikan janji yang sulit untuk kita tepati. Meskipun janji itu terkesan ‘remeh’, tapi sekalinya kita ingkar, anak kita akan mencap orangtuanya tidak amanah. Janji-janji dari orangtua ini bisa menghancurkan jiwa anak kita.