Ketika gairah blogging itu menurun, maka kita butuh suntikan “doping” baru. Salah satunya, dengan datang ke acara kopdar blogging. Atau, ikut workshop asyik yang menghadirkan pemateri mumpuni. Nah, kali ini saya ikutan acara Kompas Muda, di Taman Safari Indonesia Prigen-Pasuruan, Selasa, 16 Maret. Yeap, namanya juga Kompas Muda. Maka, para peserta haruslah orang-orang (berjiwa) muda. Karena apa? Because, age is nothing but number :)) *uhuks* *olesin krim anti-wrinkle*
Topik seputar ngeblog/menulis dibawakan dengan amat interaktif oleh Wisnu Nugroho (@beginu). Yupsss, si penulis buku Pak Beye dan Istananya yang fenomenal itu! Sementara topik fotografi, diusung dengan amazing banget oleh the one and only….. Arbain Rambey…!!
Ada dua hal signifikan yang di-share oleh Wisnu Nugroho di acara Blog & Fotografi Workshop kali ini. Pertama, mengenai sikap dasar yang harus dimiliki penulis. Kedua, tips praktis supaya tulisan kita menemukan pembacanya. Kali ini, saya bahas materi pertama dulu ya. InsyaAllah, tips Praktis akan saya ulas di postingan berikutnya. Soal tips foto ala Arbain Rambey, semoga-semoga-semogaaa…. saya tulis juga di postingan selanjutnya *cross my finger*
SIKAP DASAR yang Harus Dipunyai Blogger
Sikap SKEPTIS harus dimiliki seorang penulis/jurnalis/blogger. Kita dilarang keras jadi orang yang “gampangan”, “naif”, mudah percaya pada apapun yang disampaikan orang lain/sumber-sumber yang berseliweran di dunia nyata maupun maya. ”Kita ini eranya BANJIR informasi. Anda tahu, apa yang paling banyak tertinggal atau menumpuk ketika banjir? Yap, SAMPAH. Di twitter dan di manapun berseliweran segala info. Butuh usaha lebih keras bagi kita untuk memilah sebuah kebenaran,” kata Wisnu.
Apalagi, KEBENARAN yang dipegang seorang wartawan adalah “Kebenaran yang Merangkak”, bukan kebenaran yang absolut. Kebenaran hari ini belum tentu menjadi kebenaran hari esok.
Setelah punya sikap Skeptis, hal kedua yang harus kita lakukan adalah: melakukan konfirmasi. “Ketika mendapatkan sebuah data, jangan langsung dimuntahkan ke pembaca kita. Harus dikunyah atau diolah dulu,” lanjutnya.
Ini dialami Wisnu ketika ia jadi wartawan Istana Negara. Saat itu, Presiden SBY tengah mengampanyekan gerakan “Cinta Produk Indonesia”. Tentu, kampanye ini harus dijalankan oleh jajaran pejabat dan petinggi Negara kan? Nah, dasar punya sikap skeptis, Wisnu mencoba untuk “membidik” dari kegelisahan lain. Apa yang ia lakukan?
Suatu ketika, digelarlah program buka puasa bareng para pejabat di Istana Negara. Wisnu sengaja datang telat. Nah, di tempat rak sepatu tamu, ia melihat jejeran sepatu, yang mereknya sama sekali asing untuk dia. Salah satunya, sepatu Cesare Paciotti. Jepreeet…! Langsung di-capture, dan ia meng-googling berapa harga sepatu bermerek Cesare Paciotti itu. ”Anda tahu, harganya 17 juta rupiah…! Langsung foto itu muncul di Kompas keesokan harinya, dan menimbulkan gejolak. Karena ternyata pejabat kita menganut mental ‘Patah Hati’ untuk program Kampanye Cinta Produk Indonesia ini. Anda tahu kan, slogan orang-orang yang patah hati? Mencintai tak harus memiliki…” cetus Wisnu disambut tawa para peserta. Eaaaaa…!!
Eh, rupanya tim Istana Kepresidenan merasa malu dengan hal ini. Tapi, solusi yang diambil sungguh menakjubkan! Bukannya memerintahkan seluruh pejabat untuk mengganti sepatu mereka dengan produk lokal, mereka justru membungkus semua sepatu tamu dengan cover putih! Ha ha haa.. Bener-bener “cerdas”…!! (tentu ini sarkasme yak)
Dalam dunia logic, argumentasi muncul, karena ada dua kebenaran yang dikontestasikan. Wisnu memegang “kebenaran” dia selama jadi jurnalis di Istana Negara. Dia bisa melihat “kebenaran” yang tidak diungkapkan oleh Juru Bicara Istana dan seluruh pejabat yang ada. Dan, ini memproduksi sebuah buku yang “wow”, bisa dibilang anti-mainstream, serta diminati publik (best seller, dan sama sekali bukan tipikal buku yang diborong pemerintah).
Skeptis. Lakukan Konfirmasi. Jangan langsung muntahkan semua data. Kunyah dulu. Olah dulu. Itu…!
ikutan ketawa pas bagian dibungkus cover putih haha
Cerdassss banget ya mbak heheheh
bener-bener cerdas…
“cerdas” –> pake quote in quote, ustadz 🙂
Duh, Soleh Solikun!!! 😀
Seru ilmunya, Mbak, ayo dishare lagiii hahaha *siapmantengin*
Mirip kan mba? Mirip kan? Huehehe…
Tapi, aslinya gaya doi keren loh. Mungkin, dia gak fotogenic yak. Hihihi.
Hihihi yakali ya, saya juga semacam itu kali ya. Kece tapi gak fotogenic. Duh. *dilemparsendal*
Aku udah skeptis belom yak? *ngajak ngomong diri sendiri* wkwkw thanks for sharing, Mak!
I always looveee the way you telling your story di blog mbaaa…
Seneeeeng bacanya. Kayak lagi chit-chat aja gituh :)) Btw, syelamaaattt yaaa, menang kontes job review, uhuuuiii… :))
Aduh jadi malu hahahaha. Setiap orang punya cara tersendiri buat nulis mbak wkwkw sok bijak. Dirimu pun punya pakemnya sendiri dan enak dibaca 😀
hihihi makasih yaaa
Ok, mulai sekarang kudu skeptis. 😀
Sharing yang bermanfaat.Terima kasih, Mbak Nurul 🙂
Skeptis ya mak, bukan striptis hohohooo :)) **efek pagi-pagi belum makan nasi**
Skeptisnya beneran okeh bangett dan mental patah hati wkwkwk
Logika pikir doi yahud ya maaak
cerdasa juga ya sepatunya dibungkus hehehe
makasih mbak sharingnya^^
“cerdas” bin ngeselin ya Mak?
Twitternya @beginu juga asyik-asyik tuh 🙂
Bertambah lagi ilmu ngeblog dari blog ini 🙂
Benerrr twitternya seruuu ya makpuh. Maturnuwun makpuh udah mampir ke blog dirikyuh yang ab… tidak… tidak… blog diriku yang kugarap dengan serius ini, yeayyy :))
Ornamen pejabat kita klo dikumpulin dan dilelang di ebay bisa kasih makan beberapa panti asuhan sebulan hihihihi
Haqqul yaqin, Kagak ada orang miskin di Indonesia mbak
Kan, masalah terbesar Republik ini –> Korupsi –> Rakus –> Hedon –> DIstribusi modal yang timpang
Well, that’s just my 2 cents –> eh, bener gak mbak? #ter-BEC
Lol…bener kok.
Wah ilmu baru lagi niyh!!! Makasih banyak nya mbak… 🙂
Sama-sama mbaaa
Saya baru tahu lho Mbak kalau ada buku yang diborong pemerintah :hihi.
Ya elah… dibungkus kertas putih mah makin memberi kesan kalau ada sesuatu yang tidak benar, ya. Kata iklan di televisi dulu, “Kalau bersih, kenapa harus risih?”. Kesimpulannya, kalau risih, berarti tidak bersih :ups.
Naaah, kalo dapat info soal “buku yang diborong pemerintah”–> kita kudu Skeptis, bener apa enggak nih infonya? Kudu dikonfirmasi dulu deh, hehehhe :))
Tapii, aku setuju banget ama iklan TV yang dikau kutip itu. Cool :))
Oh iya, intinya semua hal mesti dikonfirmasi ya Mbak :hehe
sepatunya pakai cover kay alagi naik motor kalau hujan aja ya 🙂
Kemaren @beginu kasih liat poto sepatu yang dibungkus itu Mak. Tapiii, kayaknya aku lupa potoin :((
Skeptis. Lakukan Konfirmasi. Jangan langsung muntahkan semua data. Kunyah dulu. Olah dulu. Itu…!<<<<< sip.. baiklah mak, Laksanakan.!
nunggu kelanjutannyaaa ^_____^
nunggu yg kedua dan ketiga ya mak…
ngikik baca mirip soleh solikun
suka statementnya, Lakukan Konfirmasi. Jangan langsung muntahkan semua data. Kunyah dulu. Olah dulu.
Antimainstream penting neh, nunggu kelanjutan juga
pake cover putih apaan tuh hehehe kudet mak…
btw, om wisnu nugroho nya ada blog di mana kah? pengen baca euy, makasih ya mak sharing-an nya 😀 😀
bisa ke twitter @beginu
Atau, di http://www.kompasiana.com/wisnunugroho
Jadi blogger kudu skeptis…
Hihi, terkadang ngeblognya masih mood2an..
Idenya kreatif, ngebungkus…
Wah, mesti dijalanin nih 2 tips kerennya
Biar blog yang http://www.nurlienda.wordpress.com nya nggak lumutan…
Terima kasih, Mak… sudah berbagi….
😀
mengolah data sebelum dimuntahkan ke publik…setuju banget…
eh…istana kok begitu ya….menyembunyikan segala sesuatu yang bertentangan dengan program kerakyatan…pake bungkus putih lagi…..eudannnn….
sayang saya sudah kembali dari Jakarta ke Kalimatan..sehari sebelum acara ini digelar….
keep happy blogging always…salam dari Makassar-Banjarbaru 🙂
Thanks lott, Pak 🙂 Acaranya di Prigen Pasuruan Jatim kok Pak, bukan di Jakarta :)) Tapi, seluruh pembicara emang dari Kompas Jakarta.
hihihi… ngikik bca postingannya mak.Mulai age is nothing but number *umpetin ktp*, lalu miirp2an soal Solikun sampe sepatu yang dibungkus. Wiiih 17 jt itu buatku bisa beli gadget ponseol, laptop, sepatu, beberapa potong baju dan sisanya ditabung. Untungnya ga dicekal istana, ya.
Aku tunggu lanjutan postingannya soal tips foto, lho. *ikutan cross my finger*
Iyaaa… aku juga heran ama tingkah doi, mbaaa…
Secara,udah bikin geger gitu kaaan, tapi teteup melenggang kangkung 🙂
Apa mungkin karena faktor “Kompas”-nya yak?
Enak banget ya rul dirimuh. Selasa selasa gitu bisa jalan-jalan ke TSI II. Dapet HL pula di kompasiana. Huuuuhhhh
Sabtu ikutan yuk yang Green City Car itu looh. Cek di FB yak. Aku kirim message ke dirimu say 🙂
wuah ikutan yg Prigen kmrn dulu tag ya mbak? keren!!!
btw emg sih sebisa mgkn postingan itu kudu yg bener2 bermanfaat n gk bikin blunder pembacanya…apalagi info2 yg asal comot gt, aduuuh gk banget
Aku juga kudu lebih selektif lagiii mbak, secaraaa… aku kan orangnya juga gampang “asal nyamber” ajah huehehehe… :))
mirip soleh solikun, hihi… *gagal fokus* 😀
Nih orang emang (menurut saya) kurang fotogenic mak. Hahaha.
Padahaaal, aslinya kayak Clark Kent lohhh :p
As usual, tulisan mb nurul selalu cetar membahana.
Aku bookmark ya mbak. Tulisan ini inspiratif. Suka analogi banjir informasi dan pejabat ‘Patah Hati’. Aku yang baca aja sampe ngakak 😀
Ini semua aku “muntah”-kan dari pemaparan bang Soleh Solikun kw super ituh mak :)) Sama sekali enggak aku kunyah. Jadi, jokes seputar “patah hati” dllnya, itu adalah hasil olah pikir doi yang (lagi-lagi) aku “muntah”-kan di blog ini.
Kalo dipikir2 lagi, kok aku enggak skeptis sama sekali ama yang doi sampekan yak? hahahaha **toyor pala** **pala barbie** **ama palanya Ken
Maturnuwun mbak Nurul, ilmunyaaaaaaa ♥♥♥
Ilmunya bang Inu mbaaaa… Tugasku cuma “memuntahkan” dalam blog enih 🙂
berarti kita sebagai blogger juga musti cerdas mengolah berita yg ingin kita opinikan ya. 🙂 keren ulasannya. Inti materinya dapat banget. 😀 nambah ilmu deh.
Yoii. Karena kalo kita cuma menelan mentah2 info yang kita dapetin, jadinya yaaa… tulisan kita biyasah banget kali ya? Engga ada “nyawa”-nya.
kunyah-kunyah dulu ah, ajiiiib 😀
Kunyaaaahhh terussss di pool-side Sheraton Hotel hahahahah :)))
Sssstttt ituh rahasia maakkk hahaha 😛
Skeptis, jangan mudah percaya, jangan “naïf”.. NOTED bangeeeeet..
makasi “doping”nya maaak.. “kompor” banget :*
skeptis,jangan kaya ilalang yang selalu ikut kemana angin berhembus 😎 *ceileh bahasanya..
TFS mbak,detail banget yah,sampe hapal merk sepatu yang diceritain? keren
salam buat mas soleh solikun *loh
#eaaaa… ilalaaang yang galaauu hihihi…
Ho’oh mas soleh kw super itu berkisah dengan detail dan nanceeep bangets
Aku nunggu sesi Arbain Rambey ya Mak…
Bang Arbain keren banget materinya mak. Aku sampe ngowoh (apa ya?? Menganga??) Makanya, lupa engga nulis apa2. Dan sekarang materinya lupa deh huhuhuuuu
Iya, saya juga berpikir demikian. Mas Inu mirip sholeh solihun. Mungkin karena kacamatanya ya. 😁
Seperti halnya jurnalis, blogger juga harus punya sikap skeptis. Gak gampang percaya. Harus ada proses riset dan kepo maksimal. Hehehe…
Yoi. Reset. Check and re-check. Ngga boleh mengandalkan satu sumber ajah.
Aku juga pernah nyamar jadi mahasiswa (pdhl udh expired :D) buat ikutan acara Kompas Muda di Bandung tahun lalu klo gak salah. Bang Wisnu jd pembicara, & share cerita sepatu ini juga :D. Iya ya, kok mirip Soleh Solikhun, dulu dia diundang sbg pembicara jg di acara yg sama. Sayang gak kudokumentasikan di blog :D. Ditunggu sharing berikutnya 🙂
Ummmhh, berarti Bang @beginu kudu meng-update materi nih. Abis gini, doi share ke Jawa Tengah kalo ga kliru.
Nah, kalo ada calon peserta di sono yang nyasar di blog aku, jokes bang @beginu udah nggak lucu lagi dong :p
Bermanfaat, nih. Thanks informasinya 🙂
Wahahaha itu ada foto yang aku kira soleh solihun beneran ._. eh setelah baca captionnya, ternyata mirip doang ya 😀
asiiiik dapet ilmu baru nih 😀
Tuuuh kaaan? Kalo di poto mirip bingits emang :p
Nah kan, ya emang mirip itu :p
Iyaaaa mirip Soleh Solihun!
Bahannya Mas Wisnu gak abis-abis ya ngomongin istana. *hands clap* 😀
Soal bahan tulisan yang enggak abis2, insyaAllah, mau daku ulas di postingan berikutnya, kalaauu…. kalauuuu…. engga males :p
hahahahaa.. solusinya yg sepatu dibungkus brillian banget itu yaak,.. 😀
“brilian” sekaligus bikin kezeeeell mbaa, hihihi
Maaak… Haha aku ngakak saat baca mirip soleh solikun dan mencintai tak harus memiliki! wkwkwk..
Tulisannya keren mak. Aku setuju bgt jika penulis itu harus skeptis ^_^
ijaah.com
Daya sceptical kudu dilatih terus-menerus ya mbaaa.
Biar tulisan kita punya “ruh”
Duh, kok aku malah ngebayangin gimana rasanya pake sepatu 17 juta ya Mak, mau aku peluk2 aja kyknya daripada diinjek2 bhuahahahaha
Ideeem Mak.
Waktu @beginu cerita soal itu, aku yaang “ouccchh, aku butuh berbulan2 untuk bisa naruh 17 juta di tabungan! Eh, ini cuman beli sepatu buat injek2 kotoran hahaha…”
Hahaha mental patah hati.. Bener banget itu hahahaha.. Ditunggu lanjutan cerita sharing2nya ya mbak
Analogi yang mantab dari @beginu ya Mak?
InsyaAllah mau sharing yang lain… tapiii, kok ya lagi banyak kontes blog yak? Musim DL pulak *sigh*
tulisan yang menarik 🙂
Tengkiuuu tengkiuuu 🙂
Pas pertama mas Wisnu muncul jadi pembicara, saya kayak merasa gak asing dengan wajah dan kacamatanya. Coba inget-inget…. oh iya, Soleh Solihun! Hahaha, mirip sih 😀
Seruuuu ^_^