Antara Aku, Sheraton Hotel dan Earth Hour

Jujur, saya termasuk barisan manusia yang skeptis dan nyinyir dengan program kampanye Earth Hour. Matiin lampu selama 60 menit?? Apa efeknya, bagi dunia yang hingar bingar ini? So what gitu loh? Apa dengan begitu, udah bisa menyelesaikan masalah penghematan energi, gitu? Ya elaaah, matiin lampu cuman satu jam…. Kagak ada manfaatnya buat dunia ini, broooh. Palingan cuma seuprit!

Eh ladalaaah, ternyata, Tuhan Maha Tahu bagaimana cara membuka hati hamba-Nya. Episode nyinyir saya menemukan jawabannya. Pas Sheraton Surabaya Hotel & Towers woro-woro soal Earth Hour Gathering for blogger, Sabtu, 14 Maret, saya langsung ngerasa, “Gubraks. Kok ya, pas banget yak, blogger (sok) kritis macam saya diundang di acara begindang?”

Daaan, semua itu terpampang nyata, setelah mendengar penjelasan Gilang Permana, salah satu aktivis Earth Hour Indonesia. Program Earth Hour ini “hanyalah” sebuah momentum, semacam “moment of truth”  yang menandai kepedulian kita akan bumi yang makin “menanggung beban energi yang begitu berat”. Sudah nggak zaman, kita bersikap abai dan nggak mau tahu dengan kondisi lingkungan yang “sakit”. Semangat untuk berhemat energi, memilih sikap ramah lingkungan, itu semua wajib banget teraplikasi dalam hidup sehari-hari. Kayak gini nih. Kita semua ngerti lah yaa, kalau hemat listrik itu menguntungkan diri kita (irit biaya) plus positif banget untuk menghemat sumber daya.

Sekarang, coba kita lihat hidup sehari-hari aja lah. Andaikata ada yang ngingetin, “Eh, jangan boros listrik yak. Kalau TV-nya nggak ditonton, better dimatiin aja colokannya!” Gimana respon (mayoritas dari) kita? Haqqul yaqin, jawaban yang paling sering didengar adalah, ”Bawel amat sih? Aku kuat bayar listrik kok! Duit duit aku ini!” Ya kaan? Ya kaaan?

Naaah, kata mas Gilang nih, Earth Hour ditujukan untuk menggugah kesadaran kita. Bahwa, dengan mematikan lampu selama 1 jam, itu sama artinya sebuah kontemplasi dan sarana efektif agar kita siap peduli dengan lingkungan. ”Bukankah dengan merasakan gelap, maka kita bisa menikmati indahnya terang?” gitu kata Mas Gilang, sambil (sok) berfilosofis. Eaaaa…

That’s why, tahun ini, Earth Hour mengambil slogan 60+. Yang jadi titik berat adalah, APA yang kita lakukan (dan menjadi habit) setelah program “gelap-gelap romantis” selama 60 menit ntuh. Apakah kita jadi tergerak untuk bertransformasi menjadi manusia cinta lingkungan, atau… justru kita tetap “bebal” dan sama sekali bersikap ogah ribet dan gak mau tahu soal lingkungan dan sebagainya.

Komitmen Sheraton untuk Make a Green Choice

Yang sangat-sangat wajib untuk diberikan standing ovation adalah Sheraton Surabaya Hotel &Towers. Awesome banget nih hotel. Secara, biasanya hotel bintang lima kan, urusannya hanya business, business and business. Nah, hotel kece ini punya diferensiasi yang luar biasa. Bisnis, kudu sejalan dengan upaya mereka untuk menyelamatkan bumi yang kita tinggali. Kata Bapak Noviadi Suryadarma, Direktur Operasional Sheraton Surabaya, hotel ini sudah berpartisipasi dalam kampanye Earth Hour sejak 2009!! Wooowww bingiitsss kan?

Semenjak berkontribusi aktif dalam program ini, Sheraton menghadirkan beragam terobosan yang bikin kita berdecak kagum “wow… wow… wow…” Beberapa komitmen mereka adalah: Target 2015, semua peralatan yang dipakai Sheraton ditargetkan non-HCFC (hydrochlorofluorocarbon) alias haram hukumnya mengandung bahan perusak ozon.

Selain itu, “Untuk bahan food and beverages, kita juga menggunakan 70,1% bahan lokal. Harus memprioritaskan pembelian produk lokal, karena biaya transportasi lebih rendah sehingga ramah lingkungan,” tambah Noviadi.

Kalau kita blusukan ke Hotel yang sebelahan ama TP ini, kerasa banget “aura cinta lingkungan” yang tersebar di seluruh penjuru hotel. Contoh kecil dan tampak “sepele” nih, tentang pemilahan sampah. Di SEMUA spot tempat sampah, selalu dibagi dua jenis, yang “trash” ama yang “recycle”. Widih, semua tamu bener-bener dikondisikan untuk cinta lingkungan dan praktik langsung!

Trash? Or, recycle?
Trash? Or, recycle?

Dan ternyata, kalau tamu mau berpartisipasi dalam “Make a Green Choice” program ini, ada reward membahana yang disiapkan Sheraton looh. ”Tamu mendapatkan poin SPG (Starwood Prefered Guest). Kalau poin sudah mencapai nilai tertentu, bisa ditukarkan dengan berbagai hadiah. Di antaranya, merchandise unyu, voucher dinner di Sheraton (yang menunya bikin mouth-watering ituuuuh), sampai menginap GRATISSS di jaringan hotel Sheraton di seluruh dunia….! Kereeeen kaaan??

Ingin tahu lebih banyak soal SPG? Bisa nanya ke mas2 di lobi Sheraton yak
Ingin tahu lebih banyak soal SPG? Bisa nanya ke mas2 di lobi Sheraton yak

Bukan hanya itu. Terobosan lainnya adalah terkait pelaksanaan meeting yang hemat energi, hemat duit dan berkontribusi banget untuk planet ini. Nama programnya : Sustainable Meeting Practices (SMP) Maksude opo? SMP?? Sudah Makan Pulang?? Huehehehe **guyonan wong lawas** :p

Gini lo. Kita tahu sendiri kan, kebanyakan manusia menghambur-hamburkan dan memproduksi banyak sampah setelah melakoni meeting di hotel. Contoh kecil aja. Manakala di meja kita ada kertas plus bolpen gratisan dari hotel, apa yang kita lakukan? Yeppp, mencorat-coret itu kertas, tanpa ada tujuannya, dan berakhir di….? Tempat sampah. Padahal, kalau tahu gimana sejarahnya itu kertas bisa nangkring di depan kita, maka kita pasti bakal mikir dua kali untuk orat/oret dan buang kertas seenak udel.

Kalau klien yang mau meeting bersedia memilih program SMP ini, tim Sheraton akan meng-create venue rapat yang bener-bener ramah lingkungan. Clutter Free Meeting set up, dimana kertas, bolpen, bahkan air minum, semuanya ditaruh di bagian belakang, bukan di meja masing-masing peserta. Tujuannya? Biar yang beneran butuh akan mengambil sendiri, dan enggak nyampah!

Sustainable Meeting Practices. Irit dan ramah lingkungan
Sustainable Meeting Practices. Irit dan ramah lingkungan
???????????????????????????????
Dek Rio (bukan Febrian) jelaskan konsep SMP ke blogger
???????????????????????????????
Kereen kan? Semua ditaruh di satu meja khusus. Biar enggak nyampah dan enggak mubadzir

Duh, kalau diminta cerita kerennya Sheraton, kagak bakal kelar-kelar nih postingan *lap jidat* Yang jelas, Sheraton sudah mendulang beragam award, tentunya berkaitan dengan komitmen yang kuat dalam hal menyelamatkan people dan planet. Yap, bisnis yang sehat memang enggak hanya berpikir soal profit kan?

Yang jelas, wawasan saya kini sudah terbuka lebaaaar. Bahwa, Earth Hour dan Sheraton adalah “sepasang jodoh” yang memberikan pengayaan batin pada kita, bahwa bumi adalah “harta berharga” yang nggak boleh kita kesampingkan.

Analoginya begini deh. Kalau mobil kita rusak, maka kita masih punya solusi untuk bawa ke bengkel. Tapiii, kalau bumi kita acakadut, bobrok, amburadul, gegara fakirnya kepedulian kita?? Dengan apa, kita cari gantinya??

Sooo… mulai dari sekarang, teruslah bikin komitmen untuk makin cinta lingkungan. Antara aku, Sheraton Hotel, dan Earth Hour…. ada cinta di sanaaa…..

???????????????????????????????

PS: Jangan lupa, hadir di acara Earth Hour di Sheraton Hotel Surabaya, Jl. Embong Malang 25-31 Surabaya. Sabtu, 28 March 2015 mulai jam 8 malam. See ya :))

Advertisement

Author: @nurulrahma

aku bukan bocah biasa. aku luar biasa

46 thoughts on “Antara Aku, Sheraton Hotel dan Earth Hour”

  1. duhh acara beginian nih aku banget nih, secara LSM idola aku kan Greepeace, kok aku ngga diajak sihh… #mewekdipojokan hiks

      1. pernah baca hotel2 di Bali kapan itu sejam mematikan lampu itu penghematannya sampai belmilyar loh mbak, sedikit sedikit lama2 menjadi bukit 🙂

        baiknya semua itu emg dimulai dr personal dan ditoyor dulu baru ngeh LOL

      2. Tuuuh kaaan… Ternyata ada efeknya juga ya mbaaa… Benerrr aku setuju bahwa semua kebaikan harus dimulai dari diri sendiri, dari yang kecil. dan mulai dari sekarang 🙂 **tausiyah aa gym yg nancep**

    1. Pemadaman bergilir ya Mbak? Duuh, ampe sekarang masiii aja gitu ya? Aku dulu pernah stay di Novotel Medan. pas sarapan tiba2 mak peeet… lampu mati!! Ih, untung aku ga lagi ada di lift. *sigh*

      1. Udah jarang sih sejak Jokowi kepilih tapi masih adalah, cuman karena udah ngantor skr jadi gak terlalu berasa kalo dirumah mati listrik. Biasanya siang matinya

  2. Banyak ya cara kita untuk menjaga alam. Bahkan dari yang sederhana seperti mencabut colokan listrik. Jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak berpartisipasi dalam membuat bumi menjadi tempat yang lebih nyaman untuk ditinggali *brb cabut colokan tivi*

  3. Hm.. pantesan, pas dtg ke pameran di Sheraton, ACnya nggak dingin2 bgt. Ternyata dia udah komitmen peduli lingkungan sejak lama toh. Beda ama hotel S****** yang dinginnya nyampe 10 derajat –‘ duh!
    Hm, pastinya kgiatan matiin lampu sejam itu ngefek bgt. Secara yang kampanye aja EH (Earth Hour), anaknya WWF, pasti udah riset2 klo matiin lampu/listrik yang nggk dipake meski cuma beberapa menit, sebenarnya efeknya gede. Thanks mbak udah sharing :))

    1. Ah yaaa.. bener deek… Karena suhu AC di sana juga disetel di angka yang engga terlalu bikin “kathuken” tapi kita juga bukan yang kepanasan siyyy. Ho’oh WWF dan EH luarrrr biyasaaak

  4. Cara yang di Semarang ada ngga mbaa? hehe. Aku n ih tukang matiin lampu. Tiap habis bangun pagi sering kelieling rumah matiin lampu yang ngga kepake hehe

  5. Wah saya kok nggak tahu ya
    Penting tuh acaranya
    Nggak ikut llombaku tah
    Hadiahnya antara lain menerbitkan buku solo secara gratis loch
    Salaam hangat dari Jombang

  6. Bumi memang harus diperhatikan karena sumber daya alamnya yg semakin menipis. Tak mampu berbuat banyak dan dalam skala besar ya dimulai dr diri sendiri, makanya saya senang2 saja pas kemarin Nyepi. Sempat sih mau lari ke hotel gt krn ada bayi tp suami blg buat apa buang2 duit toh bayi kita biasa tdr gelap2an hehehe

  7. Saya termasuk paling bawel kalo tv dinyalaain tp tidak ditonton, siang hari tapi lampu kamar lupa dimatiin sama anak, soalnya sy termasuk pemegang teguh slogan hemat energi, hemat biaya*kekepdompet

  8. halo mak, seperti biasa – postnya mak nurul selalu ngangenin – *ceritanya lagi ngerayu 😛 *
    saya termasuk yang cerewet jika ada yg habis dari kamar mandi tapi lampu gak dimatikan, air dibiarkan ngalir sampe luber luber. kalo siang juga meminimalisir penggunaan nyala lampu. kaaan emaaann pliss dehh T.T

      1. Naahh itu Mak. apalagi jaman masih kos dulu, saya (mantan) suka nyalain TV, komputer, lampu, kipas angin bersamaan. kadang sampe ketiduran. dengan alasan klasik : keenakan donk ibu kosnya, wong aku udah bayar mahal kok, ya suka suka donk mau nyalain apa aja. *ngikik*

      2. Jaman masih sering nginep di hotel, aku juga punya pikiran serupa. Enak ajaah, (kantor) kita udah bayar nih hotel mehong2, ya kudu optimalisasi pemakaian hotel dongz. Jadilah, keran air dibiarin ngucurrr… menuh2in bath tub (padahal ga dipake), nyalain tipi terusss, padahal daku udah ngorok, hikssss…. *digiles ama mas2 cleaning service hotel*

  9. Aaaw ada aku! Ada aku! *heboh 😁😂
    Seperti dugaan, post-nya Mbak Nurul cetar membahana. *sungkem #kudubelajarbanyak

    See you Mbak on 28th March! 🙌🙋

  10. Tulisan yang mencerahkan. Kalau bukan kita, lantas siapa lagi yang akan mencintai lingkungan? 🙂 Tfs

    Suasana dekat kolam renangnya bagus banget mbak. Adem tentrem liatnya.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: