Kiprah Kebab Baba Rafi yang Penuh Inspirasi dan Go International

Satu hal “ajaib” yang paling saya ingat waktu hamil Sidqi adalah…. sebulan sekali WAJIB beli kebab :))  Hihi, agak lucu juga sih. Karena kalo dipikir-pikir, saya enggak ngidam makanan APAPUN. Wis pokoke apa yang disajikan pasti saya makan. Tapi, khususon si kebab ini, saya udah yang kayak ANAK KECIL lihat toko mainan! Nggak bisa ditawar, pengiiin pake banget.

Pokoke, abis cek USG ke dokter Supriyono di Pondok Candra, pulangnya saya pasti mampir ke kebab yang ada di depan Indomaret. Duuuh, membaui aromanya ketika kebab itu mak jegagig di atas pan, rasanyaaa…. endeuuusss…!!

IMG_20150806_133413  IMG_20150806_133855

Setelah matang, saya langsung gigit dengan sepenuh cinta. Eits, berdoa dulu dong ya :)) Tiap gigitan kebab itu meninggalkan aura rasa yang sulit dienyahkan dari jiwa. Kombinasi kulit tortila, daging, lettuce, tomat, bawang bombay, plus saos tomat dan mayonaisenyaaaa.. ya aampppuuun…!! Tisu mana tisuu? Udah ngeces aja niiih :))

Yap, kebab yang saya maksud, tidak lain dan tidak bukan the famous Kebab Turki Baba Rafi. Kebab yang lahir dari duo anak bangsa nan visioner, Hendy Setiono dan belahan jiwanya, Nilam Sari. Eits, ternyata Hendy ini adik kelas saya pas di ITS dan Nilam Sari adik kelas saya di Unair loh, hihihi.  Dan, “ajaib”-nya lagi nih, mereka berdua sama-sama enggak selesai kuliahnya! Tapi malah bisa menahkodai sebuah kerajaan bisnis yang menggurita. Plus, bisa meng-hire karyawan sarjana lulusan luar negeri! Weeeww, hebaaat kan?

IMG_20150806_170933

Saya ketemu Nilam dalam rangkaian acara Pameran Produksi Indonesia 2015 di Grand City beberapa waktu lalu. Gayanya chic, ketawanya renyah, matanya selalu “tersenyum”. Doi nih, tipikal cewek yang ceriwis, tapi teteup elegan, Nah loh, bingung kan? Dengan semangat dan raut wajah yang tak kenal lelah, Nilam berkisah seputar bisnis Kebab Turki Baba Rafi yang ia geluti, bersama sang suami.

IMG_20150806_134440IMG_20150806_135207IMG_20150806_133845

“Awalnya karena kami nikah muda. Eh, mas Hendy bersin aja, saya langsung bisa hamil!” seloroh perempuan cantik kelahiran 25 November 1981 ini. ”Padahal saya masih umur 19 tahun. Masih kuliah, nyambi jadi guru les yang dibayar per datang 20 ribu saja. Waah, nggak bisa gini, beb. Kita harus cari kerjaan yang lebih prospektif, karena harga popok dan kebutuhan bayi itu mahal.”

Puter-puter otak, mereka berdua memutuskan berbisnis burger. Pakai produknya Bernardi, dan mereka beri merek “Yummy Burger”.

Kata Nilam lagi nih, ”Bikin burger itu kan gampang ya. Karena saya ini nggak bisa masak. Mas Hendy aja bisa pucet kalau ngerasain masakan saya.”

Seiring waktu berjalan, Yummy Burger diminati banyak masyarakat Surabaya, sampai gerobaknya beranak pinak jadi 6 gerobak. Kemudiaaaaan…. datanglah Edam Burger. Naah, brand inilah yang kemudian “menjadi sumanto” bagi Yummy Burger **oh, abaikan analoginya**

Yang tadinya omzet penjualan bisa 200-300 ribu per hari, sekarang omzet Yummy Burger hanya di kisaran 20 ribu bahkan 0 rupiah! Yaaa, apa boleh buat. Yummy Burger harus dilikuidasi.

Nilam dan Hendy sempat berada di fase penggalauan. Menyaksikan 6 gerobak burger yang saat ini sudah tak berjaya lagi. Syukurlah, mereka berdua bukan tipe manusia yang betah berlama-lama dalam ngelangut. Kurang lebih seminggu deh, masa dukacita itu dijalani. Lalu, keduanya memutuskan untuk berlebaran di Qatar, sekaligus mengunjungi orangtua Hendy yang memang bekerja di sana.

IMG_20150806_161426

Di sinilah…. magical things does happen. Niat berlibur, rupanya Allah menggerakkan semesta untuk memberikan sepercik inspirasi bagi Nilam-Hendy. Selama di Qatar, mereka selalu saksikan para pedagang kebab yang eksis di seluruh penjuru. Hampir di tiap pengkolan, ada deh. Sistemnya, grab and go. Beli, langsung bungkus dan siap dimakan anytime, anywhere. TRIIIIINGGG!! Bohlam di kepala mereka menyala dengan begitu kuat. Sesuatu yang dahsyat siap dimulai, saudara-saudara…!

Setelah berjibaku dengan resep kebab… trial and error, plus disesuaikan dengan lidah Indonesia, pasutri energik ini memutuskan untuk buka usaha baru: Kebab Turki. Namanya, diambil dari nama anak pertama Hendy, yaitu Rafi Ahmad.

Karena kebab belum populer di mari, mereka berdua kudu mengedukasi market. Memperkenalkan apa itu kebab, bagaimana rasanya, apa saja bahannya, semacam itu deh. Seiring berjalannya waktu, voilaaaa…!! Sejak 2003 mulai mbabat alas, mereka telah menunjukkan pencapaian luar biasa!!

Bayangkaaan.

Ada 1200 outlet di Indonesia! Yes, SERIBU DUA RATUS outlet… Isn’t that AMAZING?

Juga ada toko online babarafionline.com yang siap mengirimkan produk makanan berkualitas, dan kita bisa masak sendiri di rumah.

Yang membanggakan adalaah… mereka sudah GO INTERNATIONAL! Bukan lagi produk lokal yang hanya bisa dinikmati oleh anak negeri. Kebab Turki sudah eksis di Malaysia, Filipina, Srilangka, Tiongkok, India, Brunei Darussalam, bahkan Belanda!! Ya ampuuun, dan yang keren banget niiih, Kebab Turki Baba Rafi udah bercokol di bumia Singapura! Yesss, padahal tahu sendiri kaaan, syarat untuk bisa jualan kuliner di Singapore itu amatlah ketat. You rock guysss! RRROOOAARRR!!!

Wih, keren ya, kalo lihat bagaimana performa dua insan berjiwa muda ini. Bisa mendobrak ketakutan. Mengalahkan rasa malas, pesimis maupun apatis yang kerap muncul dari berbagai penjuru. Tahukah Anda, bahwa tahun 2009-2010 menjadi momen yang amat berat bagi Baba Rafi. Bahkan, imperium bisnis mereka sempat mau dijual loh, saking beratnya kondisi bisnis saat itu. Tapiii, dengan tekad kuat, semangat membara dan pantang menyerah, mereka terus menghadapi semua tantangan dan ogah lari dari kenyataan. Bravooo!

Inilah potret anak bangsa yang super-duper membanggakan. Kebab Turki Baba Rafi sekaligus menjadi bukti, bahwa hasil karya Indonesia sangat bisa bersaing di pentas dunia. Tak ada lagi, peluang untuk mengasihani nasib sendiri. Kalau mau berusaha, BERJUANG lah! Semua orang tentu punya tantangan dan ‘kisah pilu’ masing-masing. Maka, tak perlu lagi kenang semua hal buruk. Justru tunjukkan, bahwa dari kegelapan kisah hidup, kita bisa mendulang kebahagiaan dan memberi hadiah istimewa untuk Indonesia.

Dari dek Hendy dan dek Nilam (yap, mereka adik kelas saya kaaan?) saya justru belajar banyak. Bahwa, teruslah percikkan inspirasi untuk seluruh makhluk penjuru bumi. Mereka juga berbagi ilmu lewat Baba Rafi Mentoring dan Baba Rafi Academy, dimana lewat program ini mereka bakal menularkan ilmu kewirausahaan. Waktu saya cerita tentang sejumlah penghafal Qur’an di Surabaya yang lagi getol-getolnya belajar jadi enterpreneur, Nilam langsung menyambut antusias, “Iya mbaaaak, kita kontak-kontakan aja. Nanti kalo saya pas ke Surabaya, insyaAllah saya siap isi materi buat mereka!”

Masya Allah. Luar biasa. Sungguh. Ketika bisnis dijalankan bukan semata-mata untuk memperkaya diri, melainkan untuk memberikan semangat dan berbagi manfaat… Maka… hidup akan semakin Indah. Meriah. Penuh berkah. Di akhir postingan yang super panjang ini, izinkan saya tuliskan sebuah puisi yang dibesut Hendy Setiono, founder kebab Baba Rafi pada 1 November 2013 di web pribadinya. DIRGAHAYU INDONESIA!! BRAVO KEBAB TURKI BABA RAFI!!

Love Letter for Indonesia

Hai Indonesia, aku Hendy Setiono. Pasti kamu bertanya-tanya ini surat apa.

Sebut saja aku Baba. Baba Rafi, kata orang sih aku cukup ganteng. Katanya lho.

Anggap saja aku pengagum rahasiamu yang selalu ingin tahu tentang kamu.

Mungkin kamu tidak pernah sadar, di setiap jalanmu, di setiap harimu, ada aku.

Aku bukan anak bangsawan, Apalagi anak presiden, malah bukaaan.

Aku cuma orang biasa yang punya mimpi. Mimpi menjadi pengusaha muda sukses yang mendunia.

Banyak yang bilang aku konyol, aku gak realistis, bahkan mungkin sedikit gila

Tapi aku percaya aku bisa. Karena Tuhan tahu siapa yang bersungguh-sungguh

Dan aku baru saja membuktikannya.

Dulu mungkin aku cuma mulai dari nol apa adanya namun ingin punya bisnis di tingkat dunia.

Dulu mungkin aku pernah gagal tapi aku tidak gampang putus asa.

Dulu mungkin aku dipandang sebelah mata, sekarang semua mata mulai terbuka.

Dulu aku cuma bisa menatapmu saja, sekarang aku berusaha.

Sayangku Indonesia, di setiap kegalauanmu ada energi positifku sekarang.

Di setiap kerja kerasku dulu ada mental bajaku sekarang.

Di setiap debu yang kuhirup dulu ada rezekiku sekarang.

Di setiap lipatan kebabku, ada tulus cinta didalamnya.

Di setiap Negara yang kuinjak, ada nama babarafi disana.

Namaku Hendy Setiono. Anak muda tanggung yang dulu selalu berlari mengejar mimpi.

Sekarang izinkan lelaki ini berjalan beriringan sambil mengangkat tanganmu

Karena aku cinta kamu, Indonesia.

***

Author: @nurulrahma

aku bukan bocah biasa. aku luar biasa

29 thoughts on “Kiprah Kebab Baba Rafi yang Penuh Inspirasi dan Go International”

  1. Kebab memang dimana-mana ada, betul ditiap pengkolan ada yg jualan Dönner Kebab, duluuu awal datang ke Jerman, dikit-dikit makan Dönner, sekarang aduuh kalau ngga kepaksa baru makan 😁😁

    Saya salut sama perjuangan pasangan muda ini… Semoga semakin maju dan barokah usahanya..aamiin..

    Patut dicontoh nih…

    1. Hyahahaa… Nikmatnya kebab justru di dagingnya darliiiing 😛 Etapiii, kalo pesen di outletnya cukup bilang aja “Pesen Kebab pake sayur selada, tomat, bawang bombay yaa…” kliatannya PASTI didiskon deh 😛

  2. Ini kebabbbb aku doyan banget lho mbak Nurul, sering beli di depan alfamart hahaaha, pesen yang pedes. Ada pernah nyoba bukan yang baba rafi, dan ogaaah :))))

    1. Benerrrr mbak.
      Di Sby ada katering mantenan yang kondang gituuu mbak. Saban aku dan anakku mencicipi kebab produksi mereka, yaikssss! Rasanya ndak enak blassss

      Beda dengan kebab baba rafi favorit akoooh 🙂

      1. Hahaha, kalau zaman ngekos jadi mahasiswa kan kudu ngirit mbak, budget buat kebab bisa buat makan 4 kali sehari wkwkwkwk

Leave a reply to bukanbocahbiasa Cancel reply