Yuk #JagaLaut Indonesia di Tengah Pandemi Corona

Haihaihaiiii…! Bulan Juni lalu, warga dunia memeringati sebuah hari yang istimewa. Apakah itu? Yap, Hari Laut Sedunia! Peringatan ini awalnya diprakarsai oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1992 dalam Earth Summit di Rio de Janeiro, Brasil. Karena dunia sedang dihajar pagebluk corona, jadi tahun ini Hari Laut Sedunia dirayakan melalui acara virtual yang diinisiasi PBB bersama Oceanic Global. Tema yang diusung: Inovasi untuk Laut yang Berkelanjutan.

Hmm, menarik banget kan. Laut itu Sumber Daya Alam yang super duper berharga bagi kehidupan kita semua. Apalagi, Indonesia kan negara maritim. Lagu “Nenek moyangku seorang pelaut…..” juga kerap kita dendangkan sedari kecil. So, laut itu jelas banget, punya peranan yang amat signifikan dalam kehidupan kita.

Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), luas lautan Indonesia 3,25 juta km2 dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 2,55 juta km2. Luas laut ini melebihi luas daratan Nusantara yaitu 2,01 juta km2. Lautan Indonesia memiliki biota laut yang melimpah, seperti gugusan terumbu karang yang mencapai 50.875 m2, atau 18% luas total terumbu karang dunia. Juga ikan, udang, dan beragam satwa lainnya.

INOVASI untuk Nelayan Nusantara

Sebagai warga urban yang tinggal di perkotaan, saya memang jarang banget ke pantai, apalagi ke laut. Akan tetapi, saya gemar banget makan ikan! Itulah mengapa, saya concern banget dengan kondisi nelayan masa kini. Gimana ya, dengan gempuran pandemic covid-19 ini? Apakah kondisi nelayan kita baik-baik saja? Trus, gimana caranya supaya mereka tetap survive dan siap memberikan hasil terbaik, yaitu ikan-ikan segar nan maknyus yang siap kita masak dan konsumsi?

Jadi ingat deh, dengan Program Satu Juta Nelayan Berdaulat yang di-launching 8 April tahun lalu oleh Menkomarinves. Pada saat itu, sebuah tujuan mulia termaktub: meningkatkan kedaulatan ekonomi nelayan Indonesia melalui dukungan teknologi 4.0, pemanfaatan sumber daya laut dari 7% menjadi minimal 17%, dan meningkatkan kesejahteraan nelayan di Indonesia.

Nelayan Indonesia HARUS sejahtera! Ini menjadi sebuah cita-cita/tujuan yang sangat wajar, karena kondisi Indonesia kan mayoritas merupakan wilayah kelautan. Ada data lain yang juga menarik. Menurut data UNDP, kekayaan laut Indonesia (pada tahun 2017) sebesar US$ 2,5 triliun per tahun. Tetapi baru dapat dimanfaatkan hanya 7% lho! Wah, kok bisa? Yap ini karena minimnya teknologi.

Selama ini, Nelayan Indonesia belum mendapatkan dukungan teknologi. Sebut saja, teknologi untuk menemukan lokasi keberadaan ikan secara akurat, real time dan murah.

Kalaupun nantinya ada aplikasi berbasis teknologi, agak susah juga ya, karena di tengah laut kan sulit menemukan sinyal komunikasi. Coba deh, teman-teman yang naik kapal menyeberangi lautan, pasti mengalami hal ini kan? Ga ada sinyal, bosquuu!

Padahal, kalau teknologi ini tidak diterapkan, maka ikan hasil tangkapan nelayan cepat membusuk dan harga jual ikan menjadi murah di kalangan tengkulak. Masih banyak masalah lainnya yang dihadapi nelayan kita, di antaranya: tidak ada pertolongan saat terjadi kecelakaan melaut, terbatasnya unit patroli laut untuk menjaga kedaulatan laut Indonesia, hingga permodalan ke nelayan yang belum bankable.

Setuju banget dengan konten diskusi soal “Menjaga Laut di Tengah Pandemi” yang bisa kita simak di: https://www.kbrprime.id/podcast

Nelayan kita harus mendapatkan atensi dari berbagai pihak, terutama dari pemerintah. Bisa berupa bantuan sarana transportasi, atau membantu pengembangan nilai tambah perikanan. Butuh program yang sifatnya mengedepankan kolaborasi antara berbagai pihak. Karena bagaimanapun, setiap orang berhak mengonsumsi ikan dan olahan hasil laut lainnya.

Ikan dengan kandungan gizinya yang tinggi merupakan asupan yang pas untuk membantu tubuh agar tetap sehat guna menangkal serangan virus corona. Dengan mengonsumsi ikan, kita juga telah membantu nelayan, pembudi daya, pengolah dan pemasar ikan untuk tetap memperoleh penghasilan di tengah situasi yang sulit ini.

Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog “Perubahan Iklim” yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini

Advertisement

Author: @nurulrahma

aku bukan bocah biasa. aku luar biasa

25 thoughts on “Yuk #JagaLaut Indonesia di Tengah Pandemi Corona”

  1. Iya ya mbak, kasihan pelaut kita tuh sepertinya ga ada perlindungan selama mencari ikan di laut. Boro2 mikirin diri sendiri, yang penting bisa memperoleh ikan yang banyak guna mencukupi kebutuhan keluarga. Semoga makin diperhatikan modal untuk mereka dan makin terealisasi kemakmuran bagi pelaut Indonesia dan tentu isi laut tetap terjaga dengan baik tidak punah. Aamiin.

  2. Suka miris kalau melihat nasib nelayan Indonesia. Seperti sejak dulu belum mengalami banyak perubahan nasib. Padahal Indonesia dikelilingi lautan dengan sumber daya yang melimpah. Seharusnya nelayan emmang berjaya. Semoga semakin banyak yang memperhatika nelayan dan memberikan edukasi tentang laut Indonesia supaya gak punah juga sumber daya lautnya

  3. Iya ya, kalau saja nelayan kita dilengkapi gadget yang terhubung dengan satelit, mereka gak perlu muter-muter untuk nyari kawanan ikan. Cukup lihat petanya di alat canggih. Pasti elbih hemat dari sisi bahan bakar. Cuma yang gitu deh, jangankan teknologi canggih, bisa menjual ikan dalam keadaan segar saja masih sulit ya. Kecuali mereka pakai pengawet yang terkadang berbahaya bagi kesehatan konsumen. Semoga berbagai pihak terkait lebih concern lagi terhadap nelayan Indonesia

  4. Setuju banget saya kalo “Nelayan Indonesia HARUS sejahtera!”
    Kadang miris melihat merka susah payah melaut tapi hasilnya dibeli oleh pihak asing dengan harga murah.

  5. Setuju banget saya kalo “Nelayan Indonesia HARUS sejahtera!”
    Kadang miris melihat merka susah payah melaut tapi hasilnya dibeli oleh pihak asing dengan harga murah.

  6. Nelayan Indonesia memang harus diberi dukungan teknologi supaya makin sejahtera. Juga dikasih edukasi serta modal biar bisa mencari ikan secara ramah laut tapi tetap menguntungkan mereka.

  7. Semoga ada edukasi dulu yang komunikatf biar nelayan sendiri makin sadar bahwa kapasitas usaha mrk bisa ditingkatkan. Kalau harus pakai teknologi, mrk kudu dilatih dan ga semua mampu beli alat itu atau smartphone pun. Tapi niat baiknya sangat perlu diapresiasi, semoga nelayan makin sejahtera. Saya suka banget seafood 🙂

  8. Omku yang tinggal deket bandara barunya Jogja juga dulu pelaut mbak. Dari pagi buta udah melaut, pulangnya abis magrib. Dulu sering banget dibawain ikan bawal, keong laut, kepiting, ikan cakalang dll sampe bosen makan ikan. Baru sekarang aku paham bahwa untuk melaut itu butuh modal banyak selain harus pergi dari subuh dan ikan-ikan yang dibawa pulang itu karena ga laku dijual. Om pernah cerita ikan yang kegores jaring aja tengkulak belum tentu mau beli. Ya ampun sulitnya jadi nelayan. Semoga suatu saat nanti ada teknologi yang bisa membantu nelayan untuk mendapatkan hasil yang lebih dan harga ikan nggak dipermainkan sama tengkulak ya Mbak.

  9. Ikan yang berkualitas dan segar yang kita dapatkan pastinya berawal dari nelayan yang sejahtera. Kalau mendapatkan dukungan dana dan peralatan melaut yang berkualitas, pasti mereka pun bakal maksimal melautnya.

  10. Menyedihkan sih lihat sampai dilautan kita, kemarin baru lihat videonya Dayu saat diving di laut dan bawahnya banyak sampah yang tak terduga seperti lemari makan, lemari baju, ksur dengan ukuran king size dan masih banyak yang lainnya. Emang kita tuh harus disipilin banget deh soal sampah ini.

  11. Kalo ngomongin jaga laut jadi teringat pas naik kapal ada penumpang yang buang sampah di laut. Gimana kalo kemakan ikan dan pastinya laut kita jd kotor ya hiks.

  12. Aku suka makan ikan nih mbak huhu sedih juga sih liat kondisi laut kita.. memang sudah waktunya kita bersama menjaga laut kita ya.. karena kita juga membutuhkan hasil laut untuk kehidupan kita.

  13. Mau pandemi atau tidak laut memangnkudu dijaga ya mba.. sedih deh melihat sampah yang nunpuk di pinggir2 pantai.. masih banyak pikiran masyarakat yg bilang lait adalah tempat buang sampah raksasa.. sedih…

  14. Untuk menjaga kedaulatan Laut Indonesia kita butuh Bu SUsi Pujiastuti kembali menjabat lagi. Bayangkan di saat beliau menjabat kapal-kapal asing tidak ada yang berani mengambil ikan di perairan kita karena takut ditenggelamkan. Eh sekarang, para nelayan bilang sendiri ke Ibu Susi bahwa mereka malah mancing di kapal asing.

  15. Duh, suka sedih memang ya lihat kondisi laut kita. Di mana-mana banyak sampah. Mumpung pandemi, masih jarang orang ke laut, saatnya memulihkan kondisi laut. Dan jika sudah bersih, kita tinggal merawatnya.

  16. Saking happynya sama menu seafood, aku sering banget pesan ikan fillet ke mamang belanja.
    Alhamdulillah~
    Anak-anak pun happy.

    Dan semoga Pemerintah memperhatikan laut sebagai aset bangsa terbaik.

  17. Aku kalau ada yang ngomongin laut jd kangen Bu Susi T.T
    Pak nelayan kalau masa pandemi gini gmn ya pekerjaannya? huhu
    Masa pandemi kyk gini emang jd agak gmn gtu ya buat kontrol laut. Kapan hari ada di video CNN kalau gk salah soal sampah limbah medis yg dibuang ke laut kan serem 😦

  18. Miris menang melihat kehidupan nelayan itu. Setiap hari bertaruh nyawa demi mengumpulkan hasil laut yang kadang dihargai tidak sebanding dengan kerja kerasnya. Semoga nasib nelayan segera bisa membaik ya. .

  19. Saya dari dulu suka banget sama ikan laut. Cuma sekarang jarang banget konsumsi karena belum sempet beli lagi. Lebih milih ikan tawar yang gampang carinya.

  20. Thank you, tulisan kamu memberikan inspirasi. Memang kondisi laut kita sungguh memprihatinkan, dimana kondisi laut tersebut memberikan dampak ke Nelayan. Semoga kedepannya kondisinya
    membaik.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: