Entah mengapa, belakangan ini, saya kerap merasa clueless, harus menempuh road map semacam apa untuk melanjutkan perjalanan hidup. Kalo masa muda justru ambis ambis club identik dengan diri. Adaaa aja, target, capaian, dan bucket list yang urgent banget untuk ter-centang dalam hidup. Tapii, beranjak tua lah kok malah nggladrah kalo kata orang Jawa. Apa ya, kayak jalan ngaliiirrr gitu aja, tapi nggak jelas juntrungan-nya.
Kondisi ini makin diperparah, karena saya kerja sebagai freelancer. Yap, namapun freelance, kadang ada job, kadang nggak. Kalopun ada kerjaan, kadang fee OK, kadang nggak. So, pas mau daftar ulang untuk persiapan kuliah anak, bingung juga pas ditanya berapa pendapatan bulanan ortu 😊 Serba gajebo alias ga jelas booo, Wkwkwkwk
Ini yang bikin saya rentan alami perasaan lunglai dan “kalah sebelum berperang”. Contoh aja nih, beberapa waktu lalu, ada Undangan Reuni Alumnus SMAN 16 Surabaya. Wadidaaw, entah kenapa, rasanya loyooo beuds, dah. Saya nggak ada energi/ keberanian/ rasa percaya diri untuk datang.
“Teman-temanku pasti hebaaatt semuanya. Karirnya melesaat, menjulang mengangkasa. Sedangkan aku? Haduh, saban hari kerjaan cuma mainan ama Toyen kucing kesayangan 😊 Sesekali posting job blog, watiiir banget ntar ditanyain ama teman-teman ‘Nurul, si paling juara lomba pas SMA, sekarang kerjanya apa ya? Karirnya setinggi apa?’ mengsedih deh,” begitu isi hatiku sesaat sebelum Hari-H reuni.
Panitia beberapa kali berkirim japri, tapi rasa minder dan enggan ini terus menggelayuti. Dahlah, kuputuskan untuk ga usah datang aja!

Wahai jiwa yang kemrungsung dan overthinking!
Kurangi rasa minder dan ingat bahwa reuni adalah kesempatan untuk menjalin silaturahim setelah terpisah lebih dari 25 tahun. Panitia reuni memiliki niat baik untuk Re-Connect, jadi tidak perlu overthinking atau berprasangka buruk sebelum acara.
Yhaaaa, tapiii gimana dah. Kenyataannya emang aku menjalani pathetic life?
PATHETIC LIFE, your eyes?!?! Mungkin iyaa, dalam beberapa hal, bisa dibilang target duniawimu meleset. Kau yang bercita-cita meniti karir, dan menaiki anak tangga korporat… sekarang kerjaanmu menaiki anak tangga di rumah, demi menjemur pakaian.
Kau yang punya obsesi agar anak bisa Mondok di Gontor , eh ternyata anakmu sekolah di Surabaya aja.
Kau yang pengin paspor dicap visa setahun dua kali, eh.. ternyata cuma pergi ke Malang Raya aja, kamu kudu atur strategi dan taktik biar dibolehin ama bojomu.
Hmm, looks so pathetic sometimes… tapiii, tidak semua hidupmu berwarna kelabu, kan?
Ternyata banyak juga kok, warna-warni Aurora Borealis yang menyeruak dari hidupmu. Okay, mau aku jabarin satu demi satu? Atau kamu mau coba gali sendiri, supaya nggak terkena demensia dini?
Hmmm, apa yhaaa. Aku, hidupku biasa-biasa aja. Tapi memang kehidupan yang biasa-biasa ini, yang dulu pernah aku semoga-kan. Alhamdulillah aku relatif sehat, yeahh pastinya adalah keluhan boyok pinggang pegel linu, but overall aku sehat sehat sehaatt, jiwa raga.
Aku masih suka jogging. Biasanya janjian ama mba Maria Tanjung, bestie merangkap psikolog gratisanku 😊Kami rutin bertukar cerita, sambil mengukur jalan di sekitaran Rungkut.
Trus, aku juga doyan makan. Ini perlu disyukuri, sih. Karena Sebagian teman yang seumuran dengan aku, kadang nggak ada selera makan blas, loh. Huftt, kalo aku malah kudu ngerem dan menghindari beberapa jenis bahan pangan, karena terkadang skor gula darah bikin dag dig dug dhuaaarr.

Tapi ya sekali lagi, aku bersyukur masih doyan makan, masih gemar berceloteh di blog, masih suka blogwalking, apalagi ke blognya Teh Okti Blogger Cianjur karena banyak yang bisa kita ambil hikmahnya dari aneka postingan di sana.
Aku juga masih suka meet up bareng teman bloger kok. Sooo, yeah, you’re right, ALL IS WELL!
Sebagai orang yang udah melewati sekian (puluh?) acara reunian, saya berkesimpulan: sebagian besar hadirin nggak peduli kita sekarang gimana, karena mereka dateng untuk ngobrol tentang kita dulu, alias nostalgia.
Tentunya ada aja yang dateng dengan niat bersaing pencapaian hidup, tapi biasanya orang2 ini memang bukan orang penting waktu di sekolah dulu. Makanya sekarang cari kompensasi dengan bersaing. Tapi karena dulunya mereka nggak penting, di reunian nggak usah ngobrol sama mereka pun nggak apa.
Justru dari acara reunian suka dapet peluang nggak terduga lho, baik dari segi bisnis maupun sosial.
temanku ada yg tidak pernah datang saat ada reuni, alasannya minder. Yg lain udah sukses merasa diri gak jadi apa apa…
padahal diizinkan untuk ketemuan oleh suami aja kalau menurut saya udah senenga banget
secara saya juga sekarang pengangguran. Tapi disyukuri aja. Besar kecil pencapaian kita insyaallah kalau disikapi dengan bahagia, akan jadi pahala…
Semangatt mbaaa… jadi kadang namanya hidup pasti ada up and downnya kok. Btw ngomongin soal reuni, aku pun tidak pernah hadir reuni (atau aku yg ga tahu apa ada reuni?) jalani hidup sesuai hobi kita aja, hehehe. Mbak nurul masih bisa jalan 10ribu langkah, lah aku? wkwkkw jangan ditanya,
masing-masing punya pencapaian dan itu relatif pastinya
yang pasti kita harus selalu bersyukur dan menjalani hari dengan lebih baik
Iya ya Mbak. Banyak yang perlu disyukuri. Aku bisa main sama Trio S aja tuh senang dan sedikit lupa sama dunia yang makin edan saja setiap hari. Berusaha kuat dan baik baik saja supaya Trio S juga merasakan hal yang sama.
Ah, ga sabar lihat mereka dewasa dan sukses dengan jalannya masing-masing
Beruntungnyaaa aku gak pernahada undangan reunian hhhmmm sebenarnya ada sie cuma karena sewaktu sekolah aku termasuk orang yang biasa saja atau istilahnya gak gaul jadi kalopun gak datang juga gak bakal dicari karena aku sendiri cuma inget segelintir orang yg mungkin pernah sekelas…
Tapi aku lenih akrab nya waktu mahasiswa mbaa, waktu itu kami satu angkatan hanya sekelas saja sehingga karena selama kurleb 5th selalu bersama jadi lebih mengenal satu sama lain dan aku selalu exicated kalo ada undangan reunian kuliah ini 🙂
Aku juga lagi di tahap ‘capek’ mbak. Merasa bahwa banyaaaak banget hal yang belum berhasil aku buktikan di Dunia ini. Tapi ya yowes, cukup seperlunya ajalah perasaan seperti itu. Nggak ada faedahnya dipelihara, apalagi sampai membuat kita memutus silaturahmi.
Malahan, sekarang aku pun sadar.. kalo posisiku sekarang ini, ya belum tentu seburuk orang-orang. Banyak juga yang di situasi sekarang, itu justru sedang merasakan hal yang cukup berat juga. Alias, tiap orang itu ya sibuk dengan urusannya masing-masing.
Mungkin kata semangat untuk memberi rasa segar sudah tidak manis lagi. Bagaimana kalau aku katakan, terima kasih sudah tetap kuat sampai saat ini, tetap bernafas dan terlebih sudah bisa menulis ini dengan sangat baik.Peluk doa dari jauh dan hidup sedang menunggumu memberi “Madu” dan berterima kasih karena sudah tetap baik.
Wah aku juga lagi ramai grup alumni SMA-ku mbak. Tapi sejak awal yang bikin acara nge-share video guru kami dulu. Kata Pak Guru dalam video: udah nggak usah mikirin sekarang kamu kerjanya apa, anakmu piro, bojomu piro datang aja karena tujuannya mau kumpul2 lagi silaturahmi hahaha.
Teman2 SMAku pun beragam. Yg dulu kek plonga-plongo malah sukses, juga ada wkwkwk.
Aku pribadi nggak menjelaskan siapa aku, tapi beberapa teman mengenaliku jd konten kreator. Kata mereka: April ngonten terooosss.
Lha padahal kerjaan aja kadang ada kadang gak. Aku aminin aja wkwkw.
Trus keknya privilij juga tinggal di Jakarta jadi nggak bakalan dioyak2 datang. Kebetulan temen2ku tu setelah wag itu ada mereka suka kumpul2, kalau minggu suka lari bareng jg hahaha.
Wag alumni kuliah malah lebih ngeri. Banyak yg jadi pejabrut dan org parpol. padahal kerjaanku sehari2 nyinyirin kebijakan pemerintah yang absurd.
Tapi di luar itu semuaaaaa. Aku berusaha menikmati dunia nyataku baeeeee. Ndrakor, kulineran, ngurusin bocil, halan2, ngonten adalah jalan ninjaku.
Aku pun lagi nyari passionku sakjane opo? Yowes lakoni waeee =)) Bisa jadi hidup yg kita jalani sekarang adalah impian org lain yekaaaaann?
semngat teteh ku semua sudah tertulis dan itu indah menurut Nya,. Mengakui lelah cape boleh ko teh , hak kita ga perlu merasa under , yang pasti percaya ini adalah skenarionya itu uttama. Menerima dengan ihlas seihlas nya itu adalah proses yang memang tdak ada ujung nya , but ittu adalah timing yang indah aamiin , sehat sehat ya teh , segala urusan teteh Allah mudahkan salam kenal saya nuy dari bandung
daku ada di grup wag SMA dan pernah ngajakin buat reuni, cuma gak datang hahaha. Eh terus katanya mau reuni-an lagi tapi kali ini lebih gede haddehh. Emang sih satu sisi reuni itu kayak semacam silaturahmi alias kangenan, tapi di sisi lain ada hal yang bikin gak nyaman karena dari diri si pribadinya, kalau menurut daku sih gitu. Mangats ye kak Nurul.
Saya juga beberapa tahun ini semangat turun naik Mbak. Apalagi dunia menulis seakan kurang bersahabat Seperti dulu. Bingung mau apa? Lalu lihat teman atau orang lain, kok mereka sukses-sukses dan hidup enak hahaha.
Tapi akhirnya kembali lagi. Hidup sawang sinawang. Setiap orang punya masalah. Jadi kuncinya saya harus banyak bersyukur. Terutama diberi rezeki sehat. Alhamdulillah rezeki menulis juga masih ada. Allah SWT tahu apa yang saya butuhkan, bukan yang saya inginkan.
Mbak aku juga termasuk yang takut kalau ikut reuni karena walaupun kerja di perusahaan yang lumayan oke di kotaku tapi aku merasa pencapaianku masih kalah jauh dibanding teman-teman yang lain. Tapi sebenarnya memang ada banyak hal yang seharusnya kita syukuri dalam hidup ini ketimbang menghitung apa yang tidak ada dalam hidup kita kan ya?
Sepertinya rasa insecure seperti ini juga sering menghampiri saya. Apalagi melihat pancapaian teman-teman dan sahabat-sahabat dekat. Rasanya kok hidup saya gini-gini aja. Tapi setelah dipikir-pikir, masih tetap ada banyak hal yang bisa disyukuri. Jadi, ya sudah. Nggak perlu merasa ngenes amat hehehe…
Soal reuni, saya juga belum pernah datang reuni akbar. Kalau ngumpul bareng teman-teman dekat gitu sering sih. Terutama saat mudik.
Semangat Mbak! Dunia kita tetap baik-baik saja apapun yang terjadi.
have fun mbaaa, menikmati hidup apa adanya. Seneng banget bisa bertemu teman² sefrekuensi, bisa mengerjakan sesuatu yang disuka. Itulah salah satu cara menikmati hidup. Gak usah lihat hidup orang lain, on the track saja di hidup kita sendiri. Kalau saya jadi bikin insecure hehe…
Ya, aku juga sedang minder dengan pencapaian teman-teman penulisku yang aktif menerbitkan buku sedang aku terseok-seok menunggu naskahku diterima atau ditolak penerbit.. tapi berusaha menguatkan diri, aku tetap produktif berkarya kok walau tak sekenceng teman-teman larinya.. kalau reuni aku rajin ikut, buat promo tulisan dan bukuku sekalian hihi..
Duh mbak, i feel you
Aku akhir akhir ini merasa useless, karena sepi job
padahal bukan soal uang, tapi jadi kehilangan gairah gitu
sekarang, ttetap bikin konten aja sih, mengalihkan overthinking ku
Saya juga pernah sih mengalami hal yang sama dengan Mba Nurul. Ketika nggak baik-baik saja tapi harus tetap memperlihatkan kalau sebaliknya. Ini kadang yang bikin overthingking. Kalau udah begini, saya biasanya ambil jede sejenak. Pergi melipir ke taman, makan makanan favorit atau main bareng anak. Mungkin tiap orang beda ya cara healingnya.
Kuncinya memang di bersyukur ya, ka Nurul.
Segala OVT dan kemrungsung itu penyakit hati. Jadi sebisa mungkin akutu merutinkan dzikr pagi dan petang supaya jadi benteng pertamaku ketika godaan syaithan itu muncul.
Hal-hal yang berpotensi aku lalai, aku singkir-singkirin.
Makanya jadi aga tersendat review drakor. Hahahah.. gini ini bagian dari ovt juga nih..
Tapi in syaa Allah ketika hati tenang, kita bisa mikir jernih dan ada jalan keluar untuk memiliki hati yang tenang.
Allaahu yubariik fiik~