Berkat Sampah, Raih Penghargaan Pangeran Charles

INDONESIA MOVE ON!! Tagline yang sangat luar biasa, menggugah semangat warga Indonesia untuk berbuat sesuatu, memberikan manfaat bagi sesama. Alangkah indahnya, apabila jiwa “Indonesia Move On” ini juga menjangkiti para pemuda republik ini. Karena di tangan kaum mudalah, arah bangsa ini nanti akan berlanjut. Saya sempat berbincang dengan salah satu peraih penghargaan Tokoh Perubahan Republika 2013.

Satu keyakinan yang menghunjam kuat di dadanya, “Tidak peduli usia kita, siapapun yang punya ide dan gagasan, mereka punya tempat untuk bekerja di negeri ini.” Namanyadr Gamal Albinsaid. Di usia yang baru menginjak 24 tahun, Gamal sudah melakukan banyak hal bagi masyarakat negeri ini. Salah satunya, dengan mendirikan klinik asuransi sampah. Inovasi program yang ia lakukan berbuah manis. Tahun lalu, Gamal diundang ke Istana Buckingham, Inggris, untuk menerima penghargaan The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneur Awards.

Image

dr Gamal di Buckingham Palace

Terkait awarding ini, Pangeran Charles berkomentar, “Saya menyampaikan selamat kepada Gamal Albinsaid atas gagasan mengagumkan ini. Pemimpin muda ini mengembangkan gagasan yang benar-benar inovatif, menangani dua masalah pada saat yang bersamaan; manajemen dan daur ulang sampah serta asuransi kesehatan bagi masyarakat kurang mampu.

Berbincang dengan dokter rendah hati-kaya inovasi

Apa yang menginspirasi Anda sehingga membuat asuransi sampah?

Beberapa waktu lalu, kita dibuat tertampar oleh peristiwa meninggalnya Khaerunissa (3 tahun) di gerobak sampah ayahnya yang seorang pemulung. Bocah kecil itu berpulang karena ayahnya seorang DHUAFA  tak punya biaya untuk berobat. Harus diakui, sistem kesehatan kita kurang berpihak pada kaum MARGINAL. Karena itulah saya mengembangkan asuransi sampah. Yang membedakan adalah, anggota kami membayarkan premi berupa sampah, bukan berupa uang. Jadi, kami arahkan kepada mereka yang kesemuanya DHUAFA untuk mengumpulkan sampah, baik itu kering maupun basah, untuk disetorkan kepada tim kami. Per bulannya, anggota menyetor sampah senilai 10 ribu rupiah. Tim kami sudah memiliki tabel konversi nilai sampah. Lalu, sampah-sampah itu ada yang kami olah menjadi barang daur ulang, ada pula yang dijadikan pupuk dengan metode takakura.

Sampah yang biasanya dianggap tidak berguna, kini justru amat bermanfaat bahkan bisa jadi sarana berobat ya.

Asuransi sampah ini kan semacam rekayasa sosial. Setiap rumah tangga tentu memproduksi sampah setiap harinya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan sampah di Indonesia masih bersifat sangat konvensional. Sebanyak 35 persen sampah berakhir dengan cara dibakar, 7 persen ditimbun, dan hanya 2,1 persen sampah yang dikelola dengan baik. Sisanya, sampah dibiarkan tertumpuk begitu saja, mengotori dan masih dianggap sebagai barang yang tidak bernilai. Dengan sistem ini, masyarakat kian proaktif untuk mengumpulkan sampah. Dan satu hal yang saya garisbawahi, karena mereka sudah membayar premi sampah, maka masyarakat dhuafa bisa datang ke klinik kami dengan kepala tegak.

Saya berobat pakai premi asuransi sampah nih, bukan karena berobat gratis, itu yang ada di benak mereka. Hingga bulan Februari 2014, telah terdaftar sekitar 500 member yang mendapatkan manfaat dari program ini. Dana yang bersumber dari asuransi sampah ini digunakan untuk pelayanan  KESEHATAN secara holistik, yaitu promotif (meningkatkan KESEHATAN) preventif (mencegah sakit), kuratif (mengobati sakit), dan rehabilitatif. Sehingga walaupun tidak sakit, masyarakat tidak akan rugi, karena mendapatkan berbagai program peningkatan KESEHATAN. Kami telah menerapkan dan menduplikasi pada 5 klinik, yang tersebar di Ciwidey (Bandung), Jogja, Denpasar, Manado dan Medan.

Ide Anda yang luar biasa ini diapresiasi banyak pihak, termasuk kerajaan Inggris. Bagaimana ceritanya?

Kompetisi ini diawali dengan pelatihan intensif oleh the Cambridge Programme for Sustainability Leadership (CPSL). Ketika presentasi, saya mengawali dengan masalah KESEHATAN  di Indonesia dan rendahnya pendapatan separuh penduduk Indonesia yaitu di bawah USD 2 per hari. Sehingga bisa kita bayangkan alokasi dana keuangan untuk kesehatan pada tingkat rumah tangga. Dari sini, kami lakukan riset dan menyimpulkan bahwa sampah adalah solusi terbaik, karena setiap hari, setiap orang, setiap rumah memproduksi sampah yang tidak digunakan. Alhamdulillah, program asuransi sampah ini mengungguli 511 peserta dari 90 negara.

Inovasi apa lagi yang Anda gulirkan?

Bersama rekan dari Indonesia Medika, kami meluncurkan sabuk untuk ibu hamil. Jadi, sabuk ini dilengkapi teknologi untuk memperdengarkan murottal Al-Quran. Kami terinspirasi kisah Imam Syafii yang hafal seluruh isi Al-Quran di usia 8 tahun. Ternyata, ibunda beliau ketika hamil, selalu membacakan ayat Al-Quran. Selain itu, kami siap menggulirkan The Mother Happiness Center, sebuah sarana layanan mental, relaksasi, profesional konseling untuk merawat Ibu dalam menjalankan kehamilannya.

Image

Inovasi untuk ibu hamil

Aplikasi android Care for Mother juga bakal diluncurkan, agar ibu hamil bisa mempersiapkan generasi yang unggul sejak dalam kandungan. Kita tahu sendiri kan, bahwa perkembangan dunia teknologi informasi-komunikasi demikian pesatnya. Ibu-ibu hamil juga bisa mendapatkan informasi dari beragam BLOG, ami ikut ambil bagian dengan meluncurkan aplikasi “Care for Mother” agar ibu hamil kian mudah mendapat informasi komprehensif.

Aplikasi untuk Ibu Hamil

Selain itu, kami juga memproduksi mobile hospital bagi saudara-saudara kita yang berada di Suriah. Bisa berfungsi untuk gawat darurat, kamar bedah, tempat tidur perawatan kritis, dan sebagainya.

Image

mobile hospital for suriah

Usia masih muda, tapi Anda sudah melakukan banyak hal yang luar biasa. Siapa orang yang begitu berjasa membentuk karakter Anda?

Orangtua, terutama ibu selalu mengajarkan pada saya, lakukan semuanya karena Allah. Ketika kita menyempurnakan niat untuk mengabdi pada Allah, maka Allah akan menyempurnakan pertolongan bagi kita. Sikap percaya diri itu bukan berarti kita sombong dengan kemampuan yang ada dalam diri kita, tapi sebuah keyakinan bahwa Allah selalu bersama kita. Prinsip yang juga selalu saya junjung adalah, lakukan aktivitas yang memberikan makna (meaning). Jangan sampai kita mengejar sesuatu hal, yang justru disesali oleh para ahli kubur. Tak perlu kita mengejar dunia hingga membuat kita menyesal kelak di akherat. Lakukan hal-hal yang memang sesuai dengan strength (kekuatan) Anda, dan Anda merasakan pleasure (senang) ketika melakukan hal tersebut. InsyaAllah, jika kita bisa menjalani hal ini, maka kita akan menjadi sebaik-baik umat, karena sesuai sabda Rasul, Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain. (*)

PROFIL:

Nama :Gamal Albinsaid

Alamat : Jl. Ahmad Yani No.129 Malang

E-mail :  gamal.albinsaid@gmail.com

Facebook : Gamal Albinsaid

Twitter : @Gamal_Albinsaid

Advertisement

Nyalakan “Lilin” Penebar Terangmu, wahai PLN-ku!

Alhamdulillah, tulisan ini dinyatakan sebagai Juara 3 Lomba Blog PLN - Blogdetik 2013. Info di sini

Makin ke sini, gue makin geleng-geleng kepala kalo udah mantengin berita soal korupsi dan sebangsanya itu. Phew…demi melihat begitu banyaknya orang-orang yang terjerat korupsi, gue jadi mikir, jangan-jangan sebenarnya kita ini udah bebal dan nggak takut sama dosa kali ya? Ajaran-ajaran soal panasnya api neraka, siksa kubur, harta yang tidak berkah… Doh, kemana semua itu yak? Duit, duit, dan duit. Barangkali tren penghambaan sudah mulai bergeser. Jangan-jangan, kita udah mulai mengganti tuhan kita dengan duit, duit, dan duit? Astaghfirullahal ‘adzim….

Istighfar kayaknya nggak cukup. Harus ada progress yang kita canangkan bersama. Gerakan anti-maling ini sudah harus dibiasakan. Buat  semua, mulai dari TK, perlu juga tuh, kita kasih semacam ‘brainwashing’ biar anak-anak kita bisa membedakan “uang halal” dan “uang haram”. Ngeri banget kan, kalau sampai mereka makan harta haram?

Rasulullah, idola semua umat Islam bersabda, “Daging mana saja yang tumbuh dari sesuatu yang haram maka neraka lebih pantas untuknya.”

Sesuatu yang haram bukan hanya babi! Kalau duit buat beli tuh makanan asalnya dari harta haram, maka makanan itu juga haram hukumnya! Astaghfirullah…

Nyalakan Lilin Penebar Terang

Oke, oke. Sudah cukup ngomongin babi-haramnya. #Ngoook. Sekarang kita beralih ke sebuah quote yang saya nemu dari internet. Maknanya daleem banget.

It’s better to light a candle than curse the darkness”

Yang mana, kalau diterjemahkan bebas : Ketimbang mengutuk kegelapan, alangkah baiknya kita nyalakan lilin (penebar terang)

Siip. Dapat salam dari engkong2 jualan lilin. Hehehe.

Gini lho. Di tengah kacrut-carut-marut-nya kondisi para pejabat (atau penjahat) negeri ini, ternyata masih ada kok, beberapa kumpulan oknum yang berhati mulia, dan tetap mau mendarmabaktikan kemampuan terbaiknya demi bangsa.

Oknum itu adalah para keluarga besar PLN.

Hehe. Oknum biasanya identik dengan peran antagonis yak. Tapi, kali ini mau saya pakai buat membahas PLN. Gapapa ya? *lirik pak Dirut PLN

Cikal bakal PLN berkomitmen jadi BUMN yang lebih moncer, correct me if I’m wrong, sependek ingatan saya adalah, ketika Pak Dahlan Iskan jadi Direktur Utama di sono. Nih orang emang ajaib banget. Wong hatinya lho, udah kagak orisinil. Kok ya masih ndableg pengin ngurusin Negara?!? Mbok ya, dia itu diem anteng di rumah, momong cucunya, itu tuh, yang anaknya Azrul sama Ivo Ananda. Jangan keluyuran ngurusin PLN, napa?!?!

Eh, maap Pak D *sungkem sama Pak Dahlan*. Sebagai arek Suroboyo, kadang saya juga ngeri loh, kalau tiba-tiba sakit hatinya Pak D kumat.

*ini hati = liver ya, bukan sakit hati = galau gitu, hehe*

Kan Pak D gak boleh kecapekan tho? Udah diminum blum, obatnya??? Lho, lho… kok malah ngomel2in Pak Dahlan siih?! #salah fokus

Oke. Back to topik hidayat.

Intinya begini. Semenjak PLN di bawah komando seorang Dahlan, tiba-tiba terjadi perubahan yang amat radikal. Kinerja karyawan dipelototi satu-per-satu. Nggak boleh ada yang magabut alias makan gaji buta. Semua kudu, wajib, harus, fardhu ain, berkomitmen dan sungguh-sungguh bertransformasi jadi pekerja yang produktif. Pak D itu bagaikan “vampir” yang siap “menghisap darah” karyawan yang nggak mau diajak maju bareng-bareng.

Ternyata, somehow gaya radikal dar-der-dor itu dibutuhkan orang-orang yang terbiasa kerja lempeng. Walhasil, PLN menemukan jati dirinya *tsaaah. Manusia-manusia listrik (maksudnya pegawai PLN) mau nggak mau harus mengikuti gaya kerja Pak D. Seleksi alam berlaku. Yang nggak kuat, silakan minggir. Yang nggerundel, silakan keluar dari gelanggang. Yang punya semangat sama, menegakkan figur PLN sebagai institusi yang berdaya, ayo, bergandengan tangan, majukan PLN tercintaaah! *heroic mode on*

Heroik dan semangat membara itu nggak cukup. Harus dibarengi karya nyata dong. Beragam perbaikan digulirkan. Daerah-daerah yang seriiiiing banget kena pemadaman bergilir, sekarang sudah bisa mengelus dada. Lega. Ya, secara saya kan tinggal di Jawa. Di sini, jarang ada pemadaman bergilir. Tapi, saya bisa berempati sama saudara-saudara di Medan. Duluuuu (banget), saya pernah traveling dan menginap di Hotel N*v*t*l Medan. Pas asik-asiknya sarapan, peetttt! Lampu mati dong booo! Panas bangeettt… Cih, tapi Thanks God, saya lagi ada di resto. Lah, temen saya dong apes, kejebak di lift! *tepok jidat*

Perbaikan yang digulirkan itu nggak sekedar sporadis. Dilakukan dengan kontinuitas dan semangat istiqomah yang patut diacungi empat jempol  (pake jempol kaki juga dah). Buktinya? Begitu, Pak D lengser keprabon (dan sekarang jadi Men BUMN) pengganti Pak D tetep bisa memimpin PLN dengan gaya yang super-duper-cethar-membahana-badai-terkeren-sentosa-jaya-cihuy-okesip-dah-pokoknya.

Apa aja?

Seluruh karyawan PLN kaga boleh nerima suap, gratifikasi, uang terima kasih, endebre-endebre! Ini mutlak perlu banget Pak. Saya dukung 1000% dah! Dan, ini terbukti banget, sodara-sodara. Pada suatu hari menjelang sore,  tiba-tiba listrik di rumah saya ngalami gangguan gitu. Mungkin ada korslet atau apa, I dunno. Di rumah isinya cuman cewek-cewek geulis, dan satu bocah imut. Otomatis, nelpon dong ke PLN. Ke mana?

“Ada keluhan, ingin butuh pelayanan PLN, tambah daya, pasang baru, ganti nama, cukup telepon ke ,123 call center PLN, bisa juga lewat facebook PLN, bahkan PLN juga ada akun twitter yakni @PLN_123.”

Subhanallah, semudah itu!

Dan, ternyata, dalam waktu yang nggak lama blas, para petugas PLN yang ganteng, ciamik, ramah dan tidak sombong itu, langsung benerin instalasi! Kereeeennn!!

Nah, ibu saya kan emang doyan beramal yak. Otomatis, beliau mengangsurkan ‘ucapan terima kasih beramplop unyu-unyu’ gitu ke Mas-mas petugas. Eh, Gusti, si mas-mas bilang gini, “Mohon maaf, Ibu. Kami hanya menjalankan tugas. Maturnuwun, kami tidak menerima apapun dari pelanggan kami.”

*langsung speechless, sujus syukur, ada yaaaa….petugas jujur kayak begindang!*

Ahh, ternyata  corporate culture PLN udah merasuk ke jiwa-raga doi!

Kalo mampir ke website PLN, kita bakal tahu bahwa perusahaan keren ini lagi menggaungkan program PLN Bersih. Ada empat pilar loh yang jadi “nafas” PLN Bersih. Apa sajakah?

  1. Partisipasi, maksudnya seluruh pegawai PLN dan stakeholders (termasuk pelanggan) berkomitmen, menjalankan dan mendukung program PLN Bersih dengan sekuat tenaga. Tenaaang, om! Semesta juga mendukung kalian kok!
  2. Integritas, apalah arti partisipasi tanpa integritas? Ya kan? Ya kan? Maka dari itu, integritas para pegawai dalam bekerja melayani masyarakat sangat penting artinya untuk membangun budaya PLN Bersih
  3. Transparansi, hare gene segala informasi kudu bisa diakses semua khalayak dengan sangat mudah dong! Selain itu, mutlak perlu sikap responsif terhadap permintaan informasi publik. Ini sangat menentukan dan penting dalam pembangunan budaya PLN Bersih
  4. Akuntabilitas, nah para pegawai PLN kudu selalu responsif terhadap setiap keluhan pelanggan. Ada customer yang minta bantuan, tenaaang… mas-mas PLN segera datang membantu! PLN juga mendukung implementasi wishtle blower system dan program pengendalian gratiikasi.

Wah, kalau cuman ‘pengendalian internal’ sih, kayaknya semua kantor juga bisa kaleee…

Apa dong, wujud konkret kalo PLN sudah terbuka dan siap di-bully di-komplain kalau terjadi kasus korupsi, kolusi dan nepotisme? *ihh, serasa kembali ke jaman eyang Harto yak?

Ternyata PLN sudah kerjasama dengan jaringan organisasi global anti korupsi Transparency International Indonesia (TII).  Prinsipnya, kudu ada Good Corporate Governance (GCG) dan anti korupsi dalam penyediaan tenaga listrik. Ini kata Direktur Utama PLN Nur Pamudji dan Ketua Dewan Pengurus TII Natalia Subagio.

Jadi, Bapak-Ibu sekalian, kerjasama ini tujuannya pengin memastikan, kalau PLN dalam menjalankan kewajibannya menyetrum mengalirkan listrik ke masyarakat luas, bener-bener menerapkan praktek GCG dan anti korupsi.

Ruang lingkup kerjasama ini meliputi reformasi dalam Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) serta reformasi di sisi pelayanan pelanggan. Selain bakal dilakukan studi pemetaan (mapping) dalam tahapan/proses PBJ dan administrasi proses pelayanan pelanggan, juga dilakukan perbaikan dan penyempurnaan kebijakan terkait dengan PBJ dan pelayanan pelanggan. Wualaahhhh, tambah sip ae, reek….

Nggak ada habisnya nih, kalau cerita soal semangat “PLN Bersih”. Eniwei, saya angkat topi dan salut banget sama semua progress yang dilakukan manusia listrik Indonesia.

Selamat Hari Listrik Nasional yak! Terus setrum kami dengan program-program terbaikmu, wahai PLN-ku!

Blog ini ditulis dalam rangka perwujudan kecintaan dan harapan saya sebagai satu dari jutaan manusia Indonesia, terhadap perusahaan listrik negara kebanggaan bangsa. Bravo PLN-ku! Jayalah selalu! Jangan bikin kami malu!