Ibu Dothy, Perempuan Inspiratif Direktur Utama Terminal Teluk Lamong

Dothy, Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, Surabaya

Terminal Teluk Lamong (TTL) adalah sebuah terminal pelabuhan yang canggih, semi-automatic, ramah lingkungan dan bertaraf Internasional. Sejumlah negara melakukan kunjungan dan belajar pada manajemen TTL yang berlokasi di Osowilangun, Surabaya ini.

Mendengar kata “terminal”, kebanyakan dari kita langsung mengasosiasikan dengan bisnis yang sangat maskulin alias “laki banget”. Aktivitas bongkar muat di pelabuhan memang sebuah pekerjaan yang identik dengan kaum pria.

Tahukah Anda, bahwa top leader di TTL adalah seorang perempuan? Yap, Ibu Dothy, itulah sosok perempuan tangguh yang diamanahi sebagai Direktur Utama Terminal Teluk Lamong. Beberapa waktu lalu, saya sempat bersua dan melakukan exclusive interview dengan beliau. Berikut petikan perbincangan kami.

DSCF8049

Bagaimana Ibu Dothy bisa menjadi Direktur Utama Terminal Teluk Lamong, menjadi pemimpin di sebuah korporasi yang mayoritas adalah laki-laki?

Secara pribadi, bergaul dan bekerja dengan laki-laki adalah hal yang sudah biasa bagi saya. Saudara kandung saya banyak yang laki. Saya kuliah di kampus ITB yang mayoritas mahasiswanya juga laki. Sebelum di TTL, saya juga bekerja di Terminal Petikemas, dan banyak berinteraksi dengan laki-laki juga. Jadi saya sudah terbiasa. Tidak menganggap bahwa bekerja bersama laki-laki itu menakutkan, atau membuat cemas.

Karena itulah, saya akhirnya mempunyai sikap yang setara ketika bekerja bersama kaum adam. Memilih karyawan baru tidak berdasar perbedaan gender, akan tetapi karena memang kemampuannya sudah mumpuni.

Meski demikian, ada beberapa hal terkait perbedaan fisik perempuan dan laki-laki yang harus kami perhatikan. Misalnya untuk pekerjaan sebagai operator crane manual yang harus naik sampai ketinggian 35-40 meter di atas tanah, tentu kami masih memilih pekerja laki-laki. Karena secara fisik, perempuan bisa mengalami perbedaan metabolisme tubuh yang mempengaruhi konsentrasi, misalnya ketika sedang haid, hamil atau sedang menyusui.

Jadi sebaiknya kita juga bersikap setara ketika harus bekerja dan bekerjasama dengan laki-laki. Tidak perlu minder, juga tidak perlu bersikap jumawa. Percaya diri dan bekerjalah sesuai dengan kemampuan masing-masing.

NH__0906

Mayoritas Karyawan di TTL berusia muda (generasi millennial). Bagaimana leadership yang Ibu terapkan di sini?

Saya harus melakukan shifting atau penyesuaian gaya kepemimpinan dengan karakter anak-anak muda yang bekerja di Terminal Teluk Lamong. Seperti halnya ciri khas generasi millenials yang harus connected to social media, innovative, fast moving and open mind, maka sayapun berusaha mengikuti ritme kehidupan sosial mereka. Gaya bekerja yang luwes, serius tapi santai dan pastinya digitalize

Yang jelas, perusahaan ini saya bawa ke arah spiritual. Bagaimanapun juga, sebagai orang beriman, dalam menghadapi setiap permasalahan hidup, baik susah maupun senang, harus selalu dibawa ke Allah. Kita memang tidak bisa memuaskan atau menyenangkan semua orang. Tapi selama kita niatkan sebagai sarana beribadah dan mengabdi pada Allah, maka hasilnya akan berkah.

Ada kajian keislaman yang rutin kami gelar setiap kamis di kantor. Lalu setiap Jumat pagi, kami juga membaca surat al-Kahfi bareng. Kami berusaha memberikan contoh untuk sama-sama bergerak dengan ranah spiritual. Setiap pekan, walaupun hanya 20 menit, apabila kita lakukan secara konsisten, insyaAllah hasilnya jauh lebih baik.

DSCF8071

Untuk menyeimbangkan karir dan keluarga, apa tips yang bisa Ibu berikan?

Yang jelas, dalam keluarga, yang kami tekankan adalah agama. Saya bilang ke anak-anak, “Mama-papa tidak bisa mengawasi kamu setiap saat, karena kami juga punya aktivitas masing-masing. Tapi camkan, bahwa Allah, Tuhan semesta alam, senantiasa mengawasi kita kapanpun di manapun. Nah, dengan berbekal keyakinan bahwa “Allah mengawasi aku setiap saat” niscaya bisa menjauhkan anak-anak dari keinginan dan kemungkinan untuk berbuat hal yang buruk.

Teorinya Rhenald Kasali juga saya praktikkan sebagai panduan menjadi Ibu. Delegate it, Do it, or Dump it. Banyak hal dalam hidup ini, kita harus bijak dan melakukan skala prioritas. Ada hal-hal yang bisa kita kerjakan (do it), ada yang bisa didelegasikan (delegate it), atau justru hal-hal tidak berfaedah yang harus kita ignore (dump it)

Misalnya, kita jarang bisa mendampingi anak belajar, berarti harus cari guru les, delegate it.

Saya juga berupaya melibatkan anak-anak untuk tahu apa aktivitas mamanya setiap hari. Kalau mereka lagi libur sekolah, kadang saya ajak untuk berkunjung ke TTL. Gimana, mau lihat alat-alat? Saya ajak mereka untuk lihat crane dan alat berat lainnya.

Yang saya tularkan ke anak-anak adalah karakter pekerja keras dan harus passionate dalam setiap karir yang kita pilih. Harus serius dan sungguh-sungguh. Saya enginer, papanya dokter. Nah, anak-anak zaman now ini punya passion yang berbeda dengan orang tuanya. Tidak masalah, saya justru appreciate dengan cita-cita yang beragam. Yang penting mereka bertanggung jawab dengan apa yang sudah dipilih.

Anak pertama saya passion-nya lebih ke desain, atau keindahan. Sementara anak kedua suka bidang IT (Information Technology). Kami sering ngobrol soal banyak hal yang kekinian. Saya juga harus paham karakter anak, agar ngobrolnya nyambung dan bisa memahami apa yang ada di pikiran mereka. Anak nomor 2 nih, dia tuh adrenaline junkie. Sukanya main di wahana yang challenging, yang bikin dag dig dug, tapi dia malah hepi. Kalau wisata ke Jogja misalnya, dia paling suka yang model tour pakai jeep ke kawasan Merapi. Dia suka dengan hal-hal yang menantang, tapi ingin bekerja di bidang yang lebih fleksibel. Hal-hal semacam ini yang saya apresiasi.

Alhamdulillah, anak-anak sekolah di SD Islam. Jadi dasar keislamannya sudah lumayan kuat. Tapi sekarang mereka kan sekolah menengah di negeri… harus extra untuk memberikan tambahan pemahaman agama, karena memang sifat pergaulannya yang plural. Kadang saya pancing untuk ngobrol isu-isu yang lagi happening di anak muda. Yap, orang tua harus mau mengikuti perbincangan anak-anak zaman now. Misalnya, ada selebgram (selebritis di Instagram) yang suka memamerkan gaya hidup hedon, saya pancing, ”Kamu suka sama si A?”

Anak saya menjawab, ”Ya elah Maa, masak yang kayak begituan jadi idola?”

Kita harus bisa menjalin kedekatan dengan anak. Ini sekaligus sebagai upaya agar anak kita bisa menilai mana yang bagus dan bisa jadi idola, juga mana yang tidak patut dicontoh. (*)

 

Advertisement

Cintaku Berlabuh di Terminal Teluk Lamong

—Eaaaak, udah kayak FTV kaaaan, judulnya? —

Okai gaes. Gue sekarang mau berceloteh dengan style mahmud abas (mamah muda anak baru satu) jaman now.

Ceritanya, 6-7 Desember lalu, gue sangaat sangat hepi hepi joy memenuhi undangan tim Corporate Communications Terminal Teluk Lamong untuk bertandang ke sana. (thanks to Bpk Reka Yusmara and team!) Terminal Teluk Lamong ini berlokasi di Surabaya, tepatnya di Jl. Raya Tambak Osowilangun Km. 12, Kelurahan Tambak Osowilangun, Kecamatan Benowo, Surabaya.

DSCF7678
(Semacam OOTD) : Waaaawww, Terminal Teluk Lamongnya GEDEEEEE dan RESIIIK

O iya, dalam kesempatan ini, kami juga mengucapkan HAPPY ANNIVERSARY TERMINAL TELUK LAMONG! WISH YOU ALL THE BEST!

Baru umur 4 tahun, udah awesome banget nih, pencapaiannya! Terminal Teluk Lamong meraih Second Place Best IT System Indonesia Best e-Corp 2015 (versi majalah SWA), Marketeers of The Year 2016 for Infrastructure (MarkPlus Inc.), Penerapan ISPS Code Tercanggih di Indonesia (US Coast Guard-Ocean Week) dan segabruk penghargaan lainnya.

NH__1043

Ini gue ngetik postingan sambil rada-rada sulit move on dari acara kemarin nih! Hahaha. 

***

Ada banyaaaak banget agenda yang bakal kami jabanin satu per satu. Saking hepinya, beberapa hari sebelum D-day, gue crita dong, ke beberapa sepupu, termasuk (sebut saja namanya) sist Kamilia.

“Eh, sist! Gue Rabu-Kamis besok mau ada Bloggers Trip ke Teluk Lamong lho!”

“Waaaahhh, asyik banget tuh mbaaaa! Banyakin potonya yak! Kapan-kapan aku ajak anak dan suamiku buat wisata ke sana!”

WISATA KE SANA.

Gleg.

Ternyata oh ternyata, adek sepupu gue yang super gahol-unyu-menggemaskan ini menganggap Teluk Lamong adalah DESTINASI WISATA.

“Lho? Jadi kamu nggak tahu tho.. Teluk Lamong itu apa?”

“Tempat wisata bukaaaan? Semacam Kenjeran gitu kan mba?”

((SEMACAM KENJERAN))  

***

Okai… demi kemaslahatan bersama, mari gue jelaskan bahwa Terminal Teluk Lamong (TTL) ini BUKAN tempat wisata ya buibu… adik-adik… tante-tante dan pemirsa sekalian.

Sesuai dengan namanya, TTL adalah Terminal. Yap, terminal yang difungsikan sebagai jalur transportasi antar-pelabuhan. Gampangannya gini dah. Misal, ente adalah pengusaha eksportir atau importir barang dalam jumlah massal. Pasti butuh pengiriman pake kargo kan? Pasti butuh dikirim dengan metode yang super-duper efisien kan? Pasti butuh jaminan kualitas paripurna dengan dwelling time (masa tunggu bongkar muat barang) yang nggak bikin uban tumbuh merajalela~membahana~menembus~sukma saking sutrisnya kan? Pasti udah eneg dengan PungLi akibat sistem transaksi yang nggak tranparan dan digital/ online-based kan? 

 

NAH!

TERMINAL TELUK LAMONG ADALAH JAWABAN ATAS KEGALAUAN ANDA SEMUA, WAHAI SAUDARA-SAUDARAKU TERCINTA!

Kenapa?

Ya karena, TTL ini mengusung prinsip THE FIRST GREEN and SEMI-AUTOMATIC PORT in INDONESIA. Gilaaak, kece paraaaahhh deh, kalo lo udah masuk dan nangkring di dalamya.

Gue aja ternganga lihat betapa cantik, kinclong, resik, aaaakkk… pokoke nggak ada deh itu image terminal pelabuhan yang rungsep, kotor, bau, penuh ceceran oli dan para kuli pelabuhan yang (monmaap lahir batin yeeee) identik dengan pekerja kasar yang dekil, kumal, dan sering cuit-cuitan ciwi-ciwi yang seliweran  *lah, curcol mbaaaa?*

NH__0940

Emangnya apa aja sih, yang jadi diferensiasi TTL dibandingkan terminal pelabuhan lainnya? Okai, gue kupas satu-satu ya! Kalem aja shay. Sambil nyemil-nyemil tsantik juga boleh banget. Ini gue jabarkan berdasarkan experience yang kami lakoni ketika ikutan event cethar “Blogger Goes to Lamong”.

 

(1). WORKING PLACE SHOULD BE FUN!

Rombongan blogger sampai di kawasan TTL sekitar jam 08.30 pagi dan kami disambut oleh para bikers yang ternyata adalah…. Jajaran Direksi plus karyawan TTL!

Wowwwww, super wowww! Ternyata, setiap Rabu, ada aktivitas rutin ‘Bike to Work’ yang memang digadang-gadang sebagai sarana untuk menjalin kebersamaan, persatuan kesatuan, antara pejabat struktural dan pegawai. THUMBS UP! Out of the box banget kan? Dengan adanya olahraga asyique macam gini, interaksi bisa terjalin dengan lebih cihuy, komunikasi di ranah kerja juga makin oce oye. Bonusnya? Perut rata, gelambir pun sirna!

NH__0906

*Dengki banget gue lihat postur bodi Pak Eko Hariyadi, Direktur SDM, Keuangan dan Umum TTL yang perutnya rata*

*Okefix! Minggu depan gue mau bike to mall jugaaaaa wakakaka, tapi berakhir dengan pesen takoyaki, ayam geprek, steak, lho…. Gelambirnya ga jadi yuk dadah bubbye dong*

 

Kelar lihat bodi-bodi nan six-pack, sirik kekaguman gue makin menjadi-jadi manakala lihat sekujur kantor Terminal Teluk Lamong. GOKIL PARAAAHHH! Aneka quotes yang super-duper inspiring berjajar memenuhi tembok di mari. Gilak, gilaaak! Ini sih, beneran kantor yang ala-ala milenial banget.

NH__0919
Ini “adek ketemu gede” gue sekaligus kontributor di blog bukanbocahbiasa.com. Sila follow IG-nya kakaaaak 😀 😀 Akunnya @kangerik_ingsun

NH__0898

Udah gitu, buanyaaaakk permainan buat relax dan stress-release, sejumlah spot buat gegoleran, dan ada karaokenya jugaaaak, wadaaawww! *Yuk, kita nyanyik lagu Via Vallen!*

NH__0930
KARAOKE karo kowe yuk mzzzzzzz 😀

“Waaah, ini kantornya beneran mirip Google ya Pak?” gue iseng nanya ke Pak Eko Hariyadi.

“Lho, kita udah sejak tahun 2014 kayak gini. Kayaknya Google yang kayak kantor kita!”

“Wahahahahahahah, baiklaaaahh!”

 

 Baca: Diundang Google ke Amerika

 

(2). TTL MEMENUHI STANDAR PELAYANAN KAPAL INTERNASIONAL

Kalo lingkungan kerjanya asyik bingits, maka SDM yang terlibat di dalamnya diharapkan bisa memaknai pekerjaan sebagai ‘calling’ dan passionate banget. Dengan manajemen yang rapi dan visioner, ini bisa menjadikan Teluk Lamong sebagai entitas korporasi yang amazing! Gue baru tahu sih, kalo setiap pelabuhan kudu memenuhi standar International Ship and Port Securty (ISPS) Code. Intinya gini. Sebagai penyedia pelayanan kapal domestik dan internasional, TTL udah meraih lisensi ISPS Code, dengan kode  ID SUB-0018. Bahkan, The United States Coast Guard (US Coast Guard) alias Angkatan Bersenjata Amerika Serikat udah berkunjung ke TTL di bulan Juni llu, buat menyaksikan dengan mata kepala sendiri plus tampang ganteng dan bodi kekar mereka terkait penerapan ISPS di kawasan TTL!

DSCF7679

Sebagai blogger, pastinya gue dilanda Kemal alias Kepo Maksimal dong, apa aja yang dilakoni TTL sehingga bisa meraih lisensi ini.

Bapak Reka Yusmara, selaku Kepala Humas/ Corporate Communication TTL bilang, “Rabu 6 Desember itu pas banget kita ada Exercise ISPS Code 201. Latihan gabungan ini persyaratan bagi pelabuhan yang telah memenuhi stadar ISPS, maksimal 8 bulan sekali. Teman-teman blogger lihat langsung aja!”

Waakkss…. Super-yaayy! Kami lihat langsung exercise yang dihadiri para pejabat, di antaranya: Kepala Kantor Syahbandar Pelabuhan Utama Tanjung Perak, Polsek Tajung Perak, 9 Direktur Fasilitas Pelabuhan Wilayah Tanjung Perak dan Unit K3 di Wilayah Tanjung Perak.

Jadi skenario latihannya nih…. Ada penyusup yang menyusup (namanya juga penyusup, so pasti tugasnya menyusup, piye sih) ke dalam kawasan TTL. Doi nyiram bahan bakar plus api gitu, blaaaarrrr….. kebakaran dooong, trus atas koordinasi plus kesigapan tim TTL dan Polsek terkait, penyusup berhasil dilumpuhkan. Api juga dipadamkan. BRAVO!

(3). TERMINAL RAMAH LINGKUNGAN

Nggak ada tuh yang namanya sampah. Nggak ada bau-bau genggeus khas terminal/ pelabuhan konvensional. Semuanya serba resik, terawat, padahal lahannya luas banget! Karena seperti yang gue singgung sebelumnya, memang konsep yang diusung TTL adalah “terminal go green/ berkonsep ramah lingkungan dan berteknologi semi-otomatis pertama di Indonesia. TTL punya 2 dermaga, dermaga petikemas sepanjang 500 meter dan dermaga curah kering sepanjang 250 meter.

Seluruh kegiatan pelayanan di terminal menggunakan energi yang ramah lingkungan.

(a). Truk berbahan bakar CNG (Compressed Natrium Gas)

(b). Automated Stacking Crane (ASC): Ini teknologi yang awesome-keren-bin-gokil ! Lo bisa bayangin, mindahin container (yang segede alaihim gambreng) dengan metode segampang main online-game broooh!

DSCF7799
Mbak Linda, si cantik yang in charge di ASC Tower Terminal Teluk Lamong

Jadi gini mekanismenya. Pada pergerakan di Container Yard, ASC melakukan lift on dan lift off secara sistem, TANPA dioperasikan manusia! Nah, baru deh, di areal receiving and delivery, ASC digerakkan oleh operator yang ada di atas tower, dengan menggunakan computer dan stick penggerak berdasarkan layar monitor!  Bahkan beberapa operator ASC ini perempewi lho buibuuuk!

DSCF7792
Kalo yang ini, numpang eksis belaka, sist!

Bukan hanya operator. DIREKTUR UTAMA TTL JUGA SEORANG PEREMPUAN YANG SUNGGUH LUAR BIASA INSPIRATIF. InsyaAllah akan gue ulas tuntas di postingan selanjutnya, yes.

O iya. Teknologi ASC ini hanya dimiliki LIMA PELABUHAN di dunia, yaitu di Amerika, Korea Selatan, Dubai, Catalunya Spanyol, dan Teluk Lamong INDONESIA! 

(c ). Ship to Shore (STS) : Untuk melayani kapal domestik dan internasional, ada 10 STS di dermaga, dengan kemampuan angkat 35 box/ jam, dan twin lift (mampu mengangkat 2×20 feet sekaligus). STS di TTL ini bertenaga listrik lho, jadi ramah lingkungan banget nget

DSCF7674

(d). Combined Terminal Tractor (CTT) dan Docking System: CTT adalah truk otomasi untuk mengangkut petikemas dari dan ke kapal,  dengan sensor yang dapat menangkat sinyal secara cepat TANPA pengemudi. Chasis truk CTT bersifat hidrolis, sehingga gampil buat meletakkan petikemas di Docking System.

Lalu, Docking System itu apa, kakaaaakk?

Docking system mempermudan dan mempercepat  peletakan petikemas ke lapngan penumpukan dan TTL adalah SATU-SATUNYA TERMINAL DI JAGAT RAYA yang punya alat ini!

(e). Grab Ship Unloader (GSU) : Ada 2 unit GSU yang digunakan untuk melakukan bongkar curah kering. Pada pelayanan curah kering, TTL sebagai terminal ramah lingkungan hanya melayani komoditi food and feed grain.

GSU berkapasitas 2000 ton/ jam dan menggunakan tenaga listrik. Kenapa? Ya itu tadi, supaya ramah lingkungan, kakaaaakk

(f ). Conveyor : ini untuk mempermudah kecepatan dan ketepatan pelayanan curah kering di TTL

(g ). PLTMG: Di tahun 2016, TTL mendirikan anak perusahaan pertama bernama PT Lamong Energi Indonesia (LEI) yang bergerak di bidang Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG). PT LEI dibangun untuk memenuhi pasokan listrik TTL. Saat ini, ada 2 mesin PLTMG dengan kapasitas masing-masing 3,3 MW dan diperbesar seiring dengan perkembangan bisnis TTL.

***

Ajiiib banget kaaaan Terminal Teluk Lamong ini? Gue masih gatel pengin nulis lebih banyaaak lagi, tapi entar deh, insyaAllah disambung di postingan berikutnya yak.

Yang jelas, lo bisa banget klik video yang udah gue embed di sini, biar makin BANGGA dengan eksistensi Terminal Teluk Lamong (TTL). For your info nih gaes, dengan segala kecanggihan dan sophisticated technology yang dimiliki TTL, Nasionalisme kita makin meluap-luap karena TTL dibangun oleh Sinergi BUMN dengan program “Berbakti untuk Negeri”. Jadi, komposisi kepemilikan saham TTL adalah: 99,5 % milik Pelindo III, sementara 0,05% milik koperasi pegawai Pelindo III. 

Sekali lagiiii, SELAMAT ULANG TAHUN BUAT TERMINAL TELUK LAMONG!

BANYAK BERKAH, SENANTIASA MEMBERIKAN KEBERMANFAATAN UNTUK BANGSA DAN NEGARA! 

TELUK LAMONG GO GREAT!

 

Terminal Teluk Lamong 

Jl. Raya Tambak Osowilangun Km. 12, Kelurahan Tambak Osowilangun, Kecamatan Benowo, Surabaya.

http://www.teluklamong.co.id