Bu Elly Risman Rocksss!!

Siapa yang semalem ngeliat ILC (Indonesia Lawyers Club) di TVOne? Yang temanya itu tuuuh, soal elgebete (nulisnya kudu gini, biar engga di-banned, hihihi) 

Semaleman seliweran informasi soal kehadiran Bu Elly Risman di program Indonesia Lawyers’s Club (ILC) TVOne. Saya yang emang ngefans ama Bu Elly langsung duduk manis di depan TV mulai jam 19:30. Jarang-jarang jam segitu saya masih mantengin TV. Biasanya mah, udah molooorrrr 😛

Okeh. CAMILAN enyaaaak udah siap tersedia. Sekarang waktunya mantengin debat kusir diskusi yang biasanya hangat bin meledugh di ILC. 

Karena emang temanya soal elgebete, dihadirkanlah narasumber yang emang pelaku dan aktivis elgebete.

Duh. Bolak/i ibunda saya bilang “Naudzubillahi min dzalik”. Ya gimana ya, prihatin juga sih, dan “kasihan” dengan pilihan hidup yang mereka ambil.

Tapi, terkadang, kalangan elgebete ini juga agak lebay sih ya. Minta dianggap setara, blablabla… Perasaan, pas aku kerja di sebuah multinational company nih, bossku, yang notabene HEAD CORPORATE COMMUNICATION (ini jabatan tinggi dan super-prestisius loh), doi juga blak-blakan mengakui sebagai ‘omoh’ (dibalik bacanya yaaaa) alias same sex atrraction. Dan, nggak ada tuh ceritanya, doi dipecat atau diturunin jabatannya, gegara ngaku jadi ‘omoh’. 

Trus, ada lagi, temen yang baru direkrut, sebut aja namanya Didi, lulusan sebuah kampus di Luar Negeri. Mentereng banget lah. Dan, doi juga terang-terangan ‘omoh’! Gesturnya, cara bicaranya, semuanya terang benderang banget. Plusss, yang bikin agak gimanaaaa gitu, doi sering dong NGAJAK PACARNYA ke kantor. Blah. 

Don’t get me wrong. Saya bukannya sok suci, atau gimana. Dan saya enggak jijik (personally) dengan mereka kok. Malah, temen2 yang ‘omoh’ ini lucu-lucu sih. Banyolannya selalu segar (ya walau beberapa juga nyerempet hal-hal yang saru). Tapi, intinya, kami-kami yang punya orientasi mainstream ini, SAMA SEKALI enggak pernah mem-bully atau merendahkan atau menganggap mereka kaum yang terazab. Sama sekali enggak. And you know what? Didi cepet banget promosinya! Sekarang udah jadi PUBLIC RELATIONS MANAGER ya di perusahaan multinasional itu! See? Diskriminasi dari mana? Dari Hongkong? 

Eniwei… ya rada ‘gemes’ juga kalo ngeliat penuturan para aktivis elgebete di acara itu. Mereka ngerasa di-bully endebrai endebrai, oh plis. Selama kinerja dan kapabilitas oke, maka para elgebete juga bisa aja dipromosikan dengan gampang kok, di pekerjaan! Jadi, enggak usah manja bin lebay deh. 

***

Sampai sekitar jam 20.15, Pak Karni masih aja berkutat mengorek soal apa dan gimana elgebete dari sudut pandang pelakunya. Duuuh, padahal aku kan pengin denger Bu Elly Risman! 

Alhamdulillah, Bu Elly akhirnya dikasih kesempatan buat speak up. Dan, seperti yang udah pernah aku tonton di youtube (search: Elly Risman) Bu Elly terus-menerus mengingatkan soal bahaya pornografi yang merusak otak, lalu peran orangtua, kewajiban ortu dalam mendidik anak, supaya anak tetap bisa berada di koridor yang lurus, dan seterusnya. 

I feel like… hakjleb hakjleb hakjleb! Selama ini, aku sebagai ortu terlalu ABAI dan permisif dengan membiarkan Sidqi main game sepuasnya, duh. Padahal, games itu kan banyaaaaaak konten yang berbahaya, mengandung kekerasan plus porno juga. Sedari awal, aku terlampau pede, bahwa Sidqi bisa memilah dan memilih mana yang baik buat dia. Padahal, padahal, padahal….. propaganda keburukan itu terpampang nyata di mana-mana. Astaghfirullah….

IT Takes a Village to Raise A Child. Bener banget ini! Butuh orang sekampung….bahkan sekarang butuh orang SEDUNIA (baik dunia nyata maupun dunia maya) buat mendidik dan membesarkan anak. Katakanlah kita hidup di lingkungan yang cukup kondusif buat tumbuh-kembang anak. Tapi, anak justru saban hari “bergaul” dengan tab, wifi, internet, oh masya Allah…. tinggal tunggu waktu sampai meledaaaak! Karena kalau ortu gak mau ambil pusing dengan apa yang dilihat dan dimainkan anaknya, ya bukan salah si anak, kalau kemudian dia justru jadi korban propaganda keburukan. 

Ortu memang HARUS berusaha. Sekuat tenaga. Supaya anak-anak kita tidak terperosok ke dalam jebakan elgebete. Banyaaaaak banget PR yang kudu dilakukan. Mengubah pola pemakaian internet, mengubah cara dan gaya ngobrol dengan anak, lebih meningkatkan aktivitas fisik, banyak, banyaaaak. Tapi, percayalah, di dunia yang makin acakadut ini, apa boleh buat, ortu kudu terus berupaya agar sang buah hati masuk barisan kaum yang tidak mengalami penyimpangan. 

Sebagai penutup, ada satu hal yang mungkin terdengar klise. Tapi kudu terus kita tancapkan dalam jiwa. Apa itu? Pasrahkan anak kita pada Allah Sang Maha Penjaga.

Kita ini lemah. Ortu yang mungkin hanya gagah di fisik belaka… Tapi, seberapa tangguhkah kita? Seberapa kuat kita bisa menghalau aneka ‘genderuwo’ yang terus berseliweran di kehidupan? Terus panjatkan doa. Terus berpasrah pada Sang Maha. Terus ucapkan kalimat-kalimat baik untuk anak (duh, ini PR bangeeeeet) Terus yakinkan diri dan keluarga bahwa Allah akan terus menjaga kita. 

BISMILLAH.(*)

sumber foto: http://tingkahanak.com/tag/elly-risman

Author: @nurulrahma

aku bukan bocah biasa. aku luar biasa

45 thoughts on “Bu Elly Risman Rocksss!!”

  1. Akuuuu pernah hadir di salah satu seminarnya ibu Elly mbaaak…
    dan baru sekali itu aku hadir di suatu seminar dan berasanya emosional banget…
    Asli, ibu2 yang lain pun juga pada meneteskan air mata dengerin ucapan ibu Elly lhoo…

    Kayaknya pengen saat itu juga pulang dan pelukin anak2 hiks…

    Dan aku ingeeeeet banget ucapan bu Elly yang paling menampar adalah : bahaya itu gak usah jauh2 di luar rumah, tapi bahaya mengancam anak2 kita melalui ujung jari mereka…jleb..jleb! *banting smartphone*

      1. Teh Erry jangan dibanding smartphone nya atuh… Kasih ke aku ajah…

        Mbak… Postinganmu menohok sekaligus menyadarkan. Alhamdulillah selama ini anakku masih harus ribut dulu sama emaknya kalau mau pinjam smartphone. Takutnya ya gitu itu…terlihat oleh mereka hal yang begonoan…syereem…

  2. Semalam akhirnya ketauan ttg latar belakang si pelaku gay. Meskipun dia menolak utk dihubung2kan. Dia menolak masa lalu yg mungkin ada yg menyakiti di alam bawah sadarnya. Seperti kata Bu Elly sejak kecil dia diasuh oleh org yg beda2, tdk punya panutan tetap, jadinya gk punya pegangan.
    Kaum homo lesbi kalau mau sembuh sebenarnya bisa. Saya jg gk pernah memandang mereka sebelah mata, yg saya benci perilakunya, kalau berhubungan dgn mereka ya saya perlakukan tetap baik.

    Yg bahaya justru org yg ngaku orientasi seksualnya normal tapi mbelain kelakuannya homo lesbi. Org2 inilah yg patut diwaspadai. Semoga aja anak keturunan mereka gk ada yg jadi homo lesbi. Kalai saya liat di timeline yg ndukung homo lesbi sih kebanyakan blm berkeluarga dan blm pny anak.

    Saya pernah baca ada komen dari pro homo lesbi, kalau org2 yg kontra homo lesbi pasti nyerang bawa2 nama “anak” dan “keluarga”. Kata mereka org2 kontra homo lesbi mengeksploitasi anak dan keluarga. Ngrasa lucu aja. Ya iyalah, masa me lindungi anak dan keluarga katanya mengeksploitasi.

    Org2 yg yg mendukung Perilaku homo lesbi ini, kitab Tuhan aja dilawan apalagi buku2 buatan manusia. Ngeriiii…

  3. Pernah sekelas sama yang kayak gitu di kuliah (dia kakak tingkat sih harusnya). Dan kita semua nggak pernah ngebedain tuh. Alhamdulillah sekarang orangnya udah sembuh, bahkan udah jadi Ibu. Bukti kalau emang penyakit kayak gitu harusnya bisa sembuh, asalkan ada niat dari dalam dirinya 🙂

  4. Ya Allah dunia udah tua ya mba… aku nyesel semalem ga sempet nonton ntar tak download lewat youtube…. Ntar kalo jadi ibu, aku tak wanti wanti anakku dari gangguan gadget… T_T

  5. Baru kali ini saya nonton ILC sampe selesai. Biasanya males banget hahaha.

    Saya setuju dengan pendapat bu Elly dan beberapa pakar lain di acara itu. Semua harus berawal dari ruma. Bagaimana pola asuhnya. Saya juga setuju untuk menyikapi hal ini bukan dengan cara kekerasan. Malah gak akan selesai nanti masalahnya kalau dnegan cara kekerasan.

  6. Sedih bangeeeet kalo inget kaum yg satu ini. Dan anehnya kenapa sekarang makin santer ya. Padahal dulu-dulu biasa aja. Apa krn salah satu negara sudah melegalkan, akhirnya warga kita jadi ikut-ikutan minta disetarain -_- Hiks. Berat ya jadi orang tua sekarang. Smoga para ortu dimanapun slalu diberi kekuatan dan anak kita dilindungi Allah SWT. Aamiin.

  7. Sedih bangeeeeet kalo inget kaum yg satu ini. Dan anehnya kenapa sekarang makin santer ya. Padahal dulu-dulu biasa aja. Apa krn salah satu negara sudah melegalkan, akhirnya warga kita jadi ikut-ikutan minta disetarain -_- Hiks. Berat ya jadi orang tua sekarang. Smoga para ortu dimanapun slalu diberi kekuatan dan anak kita dilindungi Allah SWT. Aamiin.

  8. Kalau aku perhatikan sebenarnya LGBT sudah ada sejak dulu, bahkan di beberapa negara sudah ada yang melegalkan. Tapi kenapa di Indonesia baru ramai sekarang? Karena ada media yang memblow up. Pembahasan kasus LGBT 11-12 sama debat kusir sufor VS ASI. Kalau gak diapa-apain semuanya diam. Dan apabila dipicu dkit aja, langsung senggol bacok.

    Menurutku kita jangan mudah terprovokasi yang akhirnya membuat masalah kecil jadi meleduk. Anak-anak yang selama ini aman tentram dengan dunianya bisa-bisa kepo oleh ulah orangtuanya.

    Walaupun gak nonton langsung acara ILC, (sibuk nonton Ashoka :D) tapi kuping saya dengar di TV sebelah. Intinya pembahasan tadi malam menarik, terutama komentar Mbak Wartawan yang gak mau disebut wartawan (gak tau namanya, cuma denger suaranya) yang menyayangkan media membesar-besarkan kasus LGBT 🙂

  9. Aku spechleess waktu Imam besar masjid istiqlal ngomong wanita jaman sekarang terlalu mengumbar aurat bisa membuat lelaki bosan ditambah lagi
    sujiwo tejo ngomong wanita jaman sekarang terlalu mandiri.

  10. yang komentar di sini kebanyakan kaum ibu…kenapa? karena kaum ibulah yang paling merasa sedih kalau ada keturunannya yang jadi pengikut kaum Nabi Luth. ya masak udah susah mengandung dan melahirkan lalu perbuatan keturunannya dikutuk banyak orang bahkan oleh Alloh. nggak mau dong. naudzubillaahi min dzaalik.

    ya Alloh jauhkanlah diri kami, pasangan kami, keturunan kami dan keluarga kami dari fitnah dunia berupa hawa nafsu dan syahwat. aaamiiin.

  11. Ngeri ya mak, anak sulungku langsung ngomong “kalau ketemu dia kubunuh dia” bgt anakku lihat yg dari aktifis elgebete ngomong, sampai saya bengong denger anakku secara spontan ngomong bgt.

  12. Temen kosku dulu, skrg jadi psikolog terkenal disini, mlh sdh ganti nama jd laki2. Tp yg penting adalah peringatan bu elly, agar ortu hadir, biar yg anak cewek dibimbing ibunya tetap cewek, yg cowok nyontoh bapaknya tetep macho. Yg di video itu aku ingat bgt, “Jangan kebanyakan MENJADI”. Jadi ini itu. Jadinya ABAI. Apalagi blogger ini yg kelihatannya sebuah hobi tp sibuknya bukan main. Note to my self kalau ini sih, ntar dikira menghakimi yg lain? Enggaklah, enggak sempet ngurusi orang lain :))

  13. singkat cerita ortu jaman sekarang gk boleh gaptek, apalagi lengah….lengah sedikit kecolongan dgn berbagai gegap gempita berita diluaran sana yang masuknya makwussssss cepet banget. Tfs mb Nurul ^^

  14. Elgebete di kereta n comline sama sekali ga didiskriminasikan kok.
    Penumpang lain cuma nonton dan say nothing melihat pelukan mesra dua makhluk berjenis kelamin sama di depan mata.
    Kederrr… Takut ditabok juga sih klo kepo hihihi
    #edisitiaphariketemu sepasang merpati di kereta

  15. Insya Allah mba… memang peran orang tua sangat dominan ya dalam perkembangan anak. anak2 juga mulai beranjak dewasa.. setuju mba sm key wordnya : “Pasrahkan anak kita pada Allah Sang Maha Penjaga”

  16. Berkali-kali dan berkali-kali lagi ikut seminare Bu Elly tetep ngerasa hakdesh hakjleb. Hehehe.
    Iya. Kaum eljibiti di acara kemaren banyak yang lebhey.

  17. Nonton juga meski sempat telat, yang melambai itu bangga banget karna dibully gegara elgebete. Ibu Fahira emang konsen dengan anak muda, galak juga dia ya. Kalo bu Elly risman aku pernah ikut seminarnya, huaaa, bikin saya sangat kurang sebagai mommy.

  18. secara alami wanita juga akan dirugikan bila semakin banyak pria tidak tulen…
    pertanyaannya apakah yang mendukung betul-betul peduli bila yg dibela-bela sudah kena HIV? sering dengar kisah nyata yang urus jenazahnya akhirnya org2 yg nentang perilaku ini juga…

  19. Kakakku sempat terseret begituan. Padahal dia tumbuh di jaman batu sebelum ada internet dan segala hal yang berkaitan dengan dunia maya. Malahan jaman itu telpon masih jadi barang mewah.
    Masalahnya ternyata setelah dirunut adalah pola asuh yang salah sehingga dia jadi feminin sebagai lelaki.
    Alhamdulillah sekarang udah sembuh dan punya anak satu. Istrinya cantik pulak!

  20. aku kelewat euy, baru nonton pas Bu Elly bicara, pdhl penasaran sm para omoh dan teman2nya ituuuuh *nasib jarang nonton tipi jd ga hapal jadwal* 😦

Leave a reply to Naqiyyah Syam (@Naqiyyah_Syam) Cancel reply