AYAH JUARA SATU DI DUNIA #HAPPYDATEWITHLEGENDADDY

unnamed

AYAHKU ADALAH AYAH JUARA SATU DI DUNIA. Saya pernah baca kalimat ini di salah satu novelnya Andrea Hirata. Dan, alhamdulilah wa syukurilah… sosok ayah seperti itu tak hanya ada di blantika novel ataupun di fiksi semata. Suami saya, sudah memenuhi kriteria sebagai #LEGENDADDY. Sejak Sidqi lahir di muka bumi, dia menunaikan tugas keayahan dengan sangat mumpuni.

Bersih-bersih bayi jadi rutinitas LEGENDADDY
Bersih-bersih bayi jadi rutinitas LEGENDADDY

Ketika Sidqi masih bayi, doi kagak ngerasa males buat mandiin, cuci dan gantiin popok… Termasuk memberikan ASIP dan gendong Sidqi kemanapun dia mau.

Kalau beberapa ayah canggung tatkala harus ngobrol dengan bayi, maka suami saya dengan begitu lincahnya bercerita tentang APA SAJA, dan meyakini bahwa Sidqi paham dengan segala cerita yang ia sampaikan.

Sholat berjamaah
Sidqi sholat berjamaah bareng ayahnya

Saya dan suami sepakat bahwa anak harus dikenalkan dengan agama sejak dini. Tentu bukan sekedar ngomong, tapi kita juga kudu memberi contoh langsung. Sidqi belajar sholat dari ayahnya. Ia berjamaah dengan mengikuti gerakan sang ayah. Begitu juga dengan belajar mengaji, mengakrabi kitab suci. Itu semua dilakoni dengan ayah, yang memang kudu banget berkecimpung dalam proses pengasuhan dan pendidikan anak.

Menyaksikan pameran inovasi mobil listrik ITS
Menyaksikan pameran inovasi mobil listrik ITS

Suami saya kan teknokrat tuh… Alumnus ITS. Sudah barang tentu, doi punya semacam “kebanggaan” alias pride untuk memperkenalkan teknologi kepada Sidqi. Walhasil, diskusi bapak-anak seputar teknologi canggih sudah jadi bahan obrolan sehari-hari. Kalau ada pameran teknologi di ITS, Sidqi bakal diajak untuk menjelajah dan bertanya sepuasnya mengapa begini, mengapa begitu.

Sosok ayah yang juga mengenalkan semesta kepada Sidqi. Mengajak traveling, membaui indahnya alam… berkecipak-kecipuk dengan air laut… Merasakan lembutnya pasir yang menerpa jari-jemari… mengajarkan bahwa dengan bermodal MENTAL TANGGUH DAN BERANI, kita sanggup mengenyahkan semua takut… Dan meraih ASA yang telah kita bentangkan!

scrapbook

Aaaah… sudah waktunya, para ayah di belahan bumi manapun, kian BANGGA dan BAHAGIA terlibat untuk mengasuh anak. Kudu banget, menciptakan aktivitas yang bisa meningkatkan bonding antara ayah dan anak.

E iya, bicara soal bonding, saya bersyukur banget, suami bukan tipikal laki-laki konvensional bin jadul yang menganut prinsip “Urusan mendidik anak adalah urusan ibu saja”. Nope. Suami saya justru terlibat penuh dalam pengasuhan Sidqi. Walaupun suami sering dinas luar kota, tapi sedari awal, beliau nggak pernah cuek tentang tumbuh kembang Sidqi.

Ini persis seperti yang disampaikan oleh psikolog UI, Rini Hildayani, bahwa ada hal-hal yang tampak “kecil” dan “sepele”, namun ini mengukuhkan adanya peran ayah dalam keluarga kita.

Misalnya, ketika anak baru pulang sekolah, ayah lakukan kegiatan “check up”, periksa kondisi anak, tanyakan apa saja kegiatannya tadi di sekolah. Ini menunjukkan bahwa ayah peduli dengan anak. Atau, bisa juga, lakukan “jabat tangan spesial” dan panggilan sayang yang diberikan ayah ke anak, ataupun sebaliknya.

Seperti yang saya singgung di awal, Alhamdulillah, selama ini suami saya selalu terlibat dalam pengasuhan Sidqi. Doi malah hepi banget loh, kalau saya todong buat gantiin popok, ataupun mandiin Sidqi pas masih bayi.

Ketika balita, Sidqi juga hepiii banget bisa main ALL OUT dengan bapaknya. Yeah, tahu ndirilah… Kadang-kadang permainan anak lelaki sama sekali enggak cucok dengan dirikuh yang kurang lincah ini, hiks…

Meskipun ayah sering keluar rumah untuk mencari nafkah, pastikan saat pulang ke rumah, jiwa raga untuk anak-anak! Iya loh. Anak kita itu bisa tahu, manakala ada orangtua yang “beneran hadir secara total”, atau “sekedar ada, tapi nyawanya nggak ada di sana”.

Bermainlah dengan segenap jiwa raga. Karena memang, anak butuh kehadiran paket kumplit, yaitu ayah dan bundanya.

***

Di postingan sebelumnya, saya sudah cerita tentang isi talkshow “Menjadi Ayah Hebat bagi Si Kecil”, sekarang hayuk kita cusss menuju arena #HappyDatewithLEGENDADDY.

Jadi gini. Tim Nestle Indonesia ini sudah mensurvei habit masyarakat urban saban weekend tiba. Apakah ituuu? Yep, apalagi kalo nggak ke mal.

Naaah, kalo saban weekend ke mal mulu, dan yang dilihat itu-itu saja, lama-lama bosen juga ya kan? Walhasil, mereka bikin INOVASI MEMBAHANA yaitu….. MENGHADIRKAN PANTAI DI MAL!

Selama dua hari, yaitu 24-25 Oktober 2015, nuansa pantai dan segala pernak-perniknya itu bisa kita temukan di Atrium Tunjungan Plaza (TP) 3 Surabaya.

Duuuh, sebagai pecinta pantai garis keras, jelas aja aku terharuuuuu. Selama ini, daku harus mendaki gunung, lewati lembah (ala hatori) kalau mau ngebolang ke pantai Klayar, Pacitan. Udah gitu, di sono kudu rela kulit menggosong kena matahari. Naaah, yang ini niiih, kita bisa bercengkrama dengan asyik binggo, dengan pasir putih menawan, di ruangan full AC! Yipppiiii….!!

IMG_1403
Welcome to HAPPY BEACH!
Lihaaaat... pasir putihnya manggiiil banget!
Lihaaaat… pasir putihnya manggiiil banget!
Asik yaaa.. Bisa seru-seruan #HappyDateWithLEGENDADDY
Asik yaaa.. Bisa seru-seruan #HappyDateWithLEGENDADDY

Begitu sampe di lokasi HAPPY BEACH, kita disambut oleh para Happy Crew, yang siap membantu sepenuh jiwa. Bantu fotoin. Bantu masukin sepatu kita ke dalam tas kresek. Kan ceritanya kaki kita ntar mau kena pasir pantai yang putiiiih banget. Makanya alas kaki kudu disimpan dalam kresek.

Yuk kita cusss ke pantai...
Yuk kita cusss ke pantai…

IMG_1405

IMG_1406

Ada apa aja di sini?

Yang jelas, semua permainan khas pantai bisa kita nikmati sepuasnya!

Sidqi langsung ngajak untuk cuss ke mini zoo alias kebun bintang mini alias kandangnya kelinci dan kura-kura. Yep, anakku kan cintaaa banget ama binatang. Makanya, doi semangat kasih makan kelinci yang ginuk-ginuk kayak emaknya sidqi hihihi.

Kasih maem kelinci horaaay
Kasih maem kelinci horaaay
IMG_1419
Asyik mengeksplorasi mini sea

Eits, jangan lupa, kita juga bisa lihat stingray dan bayi ikan hiu..! Huhuhu… Para penggemar spongebob pastinya suka banget nih lihat makhluk laut dari dekat seperti ini.

Udah gitu, ada photo-booth yang siap kita gunakan untuk meng-capture keseruan. Ada macem-macem aksesorisnya pulak. HAPPY SNAP!

HAPPY SNAP!
HAPPY SNAP!

Aneka playground juga siap kasih hiburan cihuy buat dedek-dedek kecil. Mau main bolaaa, hayuuuk…. Atauuu, bikin istana pasir? Ahaaaiii, yuks mariiii!

IMG_1439

Yang nggak kalah seru adalah bikin layang-layang! Wohoooi, marilah kita kerahkan segenap kreativitas buat bikin layang-layang yang keren!

IMG_1463 IMG_1468

Seruuu ya, acara #HappyDatewithLEGENDADDY ini. Selain bisa bikin emaknya girang, bapak dan anak juga sama-sama happy dan bergembira ria di pantai imitasi yang berlokasi di dalam mall. HAPPY MOMMY, HAPPY DADDY, HAPPY KIDS, HAPPY FAMILY!

Sayaaaaaang banget, event #HappyDatewithLEGENDADDY di Surabaya cuma digelar selama dua hari (24-25 Oktober 2015) Kuraaaang….!! Kuraaaang…..!! *pasang spanduk demo* Moga-moga tahun depan, Nestle juga bikin acara seruuuu yang penuh edukasi dan meningkatkan bonding antar anggota keluarga semacam ini lagi. Yayy, yaaay…!

Buat para bapak/emak/anak yang domisili di Makasar, jangan ketinggalan buat ikutan event seru ini yah.  31 Oktober – 1 November 2015, event keren ini bakal digelar di Trans Studio Mall, Makasar.

SELAMAT BERSENANG-SENANG DAN JADILAH #LEGENDADDY KEBANGGAAN KITA SEMUA!

Advertisement

Ingat Mati bersama Diana Rikasari

Siapa sih yang enggak kenal Diana Rikasari?

Nih blogger paling kondang bambang gulindang seantero bumi pertiwi deh. Doi kan fashion blogger yang punya ciri khas tersendiri. Sangat-sangat colorful. gemar main tabrak warna, gayanya rada-rada childish, tapiiiii kok ya (menurut saya) tetep enak dilihat yak? Kalo doi yang make baju-baju atau konstum apapun itu, rasanya pantes-pantes wae. Coba deh, eikeh yang pake. Dikira badut ancol lagi nyasar dah 😛

Intinya, saya suka ama profil Diana. Apalagi, kalo baca blognya, widiiih… Diana itu bisa banget meramu segala hal menjadi postingan yang membangkitkan semangat! Blognya itu semacam etalase kepribadian dan karakter doi. Serba girly, dominan warna pink, imut nggemesin gitu deh. Diana juga sering menampilkan Quotes yang #HakJlebbb. Lebih asoy lagi, quotes itu doi kumpulin. Trus, Diana kerjasama dengan Dinda (ilustrator) untuk menerbitkan BUKU yang berisikan aneka Quotes penyemangat hidup!

Udah pada tau kaaan, bukunya? Yep. Buku berjudul #88LOVELIFE. Yang best seller di Indonesia Raya, plussss udah melanglang buana sampe Malaysia dan Belanda segala! Good job, Diana-Dinda, really proud of ya!! **sok ikrib**

IMG_20150613_162450 IMG_20150613_164033

Saking ngefansnya ama Diana Rikasari, saya juga follow dan sering stalking akun IG (Instagram)nya. Ternyataaaa… doi ada acara meet & greet di Ciputra World, Surabaya! Wiiiih, bergetar hatikuh. Langsung deh, ngajak Sidqi dan bapaknya untuk cusss ke sana.

Sebagaimana acara pada umumnya, walopun di IG disebutkan kalo mulai jam 2 siang, ternyata jeung Diana-Dinda baru nongol jam 4 sore-an. 🙂 Langsung dibuka forum tanya jawab ama dedek dedek unyu plus tante-tante lupa umur seperti dirikuh tentang apaaaaa saja.

Perhatiin kostum doi deh. Anting2nya... Topinya.... Tas selempangnyaaa... Ada sedotannya cyiiin!
Perhatiin kostum doi deh. Anting2nya… Topinya…. Tas selempangnyaaa… Ada sedotannya cyiiin!

Ada yang nanya “Inspirasi datang dari mana?” –> ((enggak ada pertanyaan lain, mbak? huehehe))

Ada yang nanya “Abis gini mau bikin buku apa lagi?” errrrr….. ya wis, pokoke semacam itu deh.

Yang menarik adalah, salah satu dedek mengajukan pertanyaan seperti ini, “Bagaimana cara kak Diana mensyukuri hidup?”

Simple questions, but…. really hard to answer 🙂

Bukan Diana Rikasari kalau memberikan jawaban ala kadarnya.

Dari pertanyaan yang (nampak) sederhana itu, dia manggut-manggut sebentar, lalu menukas, “Buat saya, apapun yang kita lakukan, we have to do our best. Soalnya, kita enggak pernah tahu kan, kapan kita akan mati. Jadi saya selalu berpikir begini, kalaupun suatu hari nanti saya mati, paling tidak, saya sudah melakukan hal-hal terbaik yang bisa saya lakukan selama hidup di dunia ini. Dalam bekerja, berikan hasil terbaik. Sebagai ibu, lakukan yang terbaik untuk anak. Sebagai istri juga begitu. Itu cara kita mensyukuri hidup. Sehingga, ketika kita meninggal nanti, kita akan dikenang sebagai orang yang sudah memberikan pencapaian dan manfaat bagi orang-orang di sekitar kita, atau untuk siapapun itu.”

Semriwiiiiing…..

Merinding saya, denger jawaban Diana. Dia mensyukuri hidup dengan cara mengingat kematian.

Luar biasa 🙂 Awesome. Super sekali!

Pengunjungnya unyu-unyu kabeeeh :)
Pengunjungnya unyu-unyu kabeeeh 🙂

Kadang-kadang, kita hanya mengaitkan kematian ketika melakoni ibadah ritual saja kan? Atau, malah, kadang, saking happy-joy-nya kita hidup di dunia, nyaris sama sekali nggak ada kesempatan untuk dzikrul maut atau mengingat mati. Yang lebih ironis lagi, pas ada orang meninggal, beberapa manusia malah memanfaatkan momen untuk selfie-selfie. Inget yang kasus ibu2 selfie di depan TKP jatuhnya  Hercules tempo hari? Atau, selfie-selfie di depan makam Olga? Hiks.

Diana juga kasih semangat buat pengunjung untuk depend on ourselves. “Pada akhirnya, kita nggak bisa bergantung ke siapa-siapa. Ayah kita, suami kita, mereka kan juga punya kelemahan, kekurangan, dan sama-sama bisa meninggal kan? Jadi, kita sendiri yang harus bertanggungjawab atas hidup kita. Jangan mengandalkan orang lain. Justru semangati diri sendiri agar lebih disiplin lagi, bisa membagi waktu dengan baik, bertanggungjawab, dan insyaAllah, kesuksesan itu menjadi milik kita.”

Aaaah…. Diana. Nice to meet you, thanks much udah ngingetin tentang kematian dengan cara yang “anti-mainstream” banget. Yep, ingat mati bukan di pengajian. Tapi, malah di acara meet and greet di mal 😛

Sukaaa dengan filosofi yang udah kamu tularkan. Semoga kita juga bisa ikutan semangat dan independen seperti jeung Diana yak.

Btw, kalo ada yang nanya, mana foto aku bareng Diana? So sad. Sidqi keburu ngajak main di Fun World. Walhasil, sebagai emak yang baik walau sering ngomel-ngomel dan nyap-nyapin Sidqi, aku udah kudu cabut duluan dari acara ini.

See you next time, Diana…! (*)