Sepucuk Surat Cinta untuk Mas Sidqi

allianz winner

Alhamdulillah, tulisan ini jadi Juara 2 di Allianz Writing Competition 2014

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh, 

Halo, Nak.

Lagi ngapain kamu? Lagi belajar ya? Pinterr… Anak sholih ya harus gitu. Rajin dan semangat belajar. Mainan game sih boleh. Bergaul sama teman juga harus. Tapi, semua itu kudu ada aturan dan batasannya loh ya. Ibuk paling ga seneng kalau kamu maiiiiiin terusss, sampai lupa waktu. Hayoo, kapan hari kamu sampe bolong sholat Asharnya kan, gara-gara keasikan main sama temen-temen di lapangan?

((Upss... ketahuan ibuk))
((Upss… ketahuan ibuk))

Jangan diulangi lagi ya Nak. Tahu sendiri kan, dalam hidup itu kita harus berusaha sekuat mungkin untuk jadi orang yang baik dan bermanfaat. Kudu mandiri. Karena ibuk dan bapak kan nggak selamanya bisa berada terus di samping kamu. Bisa aja tiba-tiba salah satu dari kami harus “pamit” duluan. Dipanggil ke alam kubur.

TANGKUBAN PERAHU

Eh, jangan nangiiis! Ini kejadian loh, sama ibuk. Dulu, tahun 1991, pas ibuk masih kelas 4 SD, bapaknya ibuk (kakekmu) sudah meninggal. Padahal, beliau masih muda. Kelahiran tahun 1947. Hayo, coba dihitung, berapa umur kakekmu pas meninggal? 1991 dikurangi 1947. Ketemunya berapa? 44 kan? Naah, masih muda banget kan?

Itu dia. Belajar dari pengalaman ibuk, kita nggak boleh malas-malasan mempersiapkan masa depan. Harus rajin belajar, berdoa, dan bekerja! Itu saja nggak cukup loh. Ibuk juga kudu mempersiapkan bekal. Supaya kalau terjadi apa-apa pada ibuk, hidup kamu insyaAllah akan baik-baik saja dan terus berjalan.

Maksudnya gimana?

Gini. Tahu kan, kalau ada produk bernama asuransi? Nah. Ibuk udah daftarin kita ikut program asuransi.

Wah, berarti ibuk nggak yakin sama perlindungan dari Allah??

Jangan salah. Justru, perintah soal ini sejalan dengan firman Allah di ayat ke 9 Surat an-Nisa. “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.”

Jadi, Asuransi itu penting dong?

Penting pake banget! Kita nggak pernah tahu kan, apa yang akan menimpa kita tahun depan, bulan depan, besok, bahkan sepuluh menit sejak ibu bikin surat ini, kita sama sekali have no idea soal apa yang terjadi dan menimpa diri kita.

Tahu nggak, Nak. Ada satu kutipan yang mau ibuk sampaikan buat kamu. Your choices today creates you tomorrow. Pilihan-pilihan yang kita ambil akan menentukan bagaimana jalan hidup kita kelak di masa depan.

Mau masa bodoh dengan kondisi keuangan? Ya siap-siap aja bangkrut. Hidup merana. Menderita. Soalnya, gaji mau segede gaban, mau segede dosa, ya bakal abis gak bersisa kalau kita nggak bijaksana dalam membelanjakannya.

Ibuk sekarang mau cerita soal asuransi ya. Bidiih, kalau kamu lihat iklan asuransi bakal pusing dewe. Soalnya, merek-mereknya banyak banget, Nak. Dan semuanya mengklaim kalau asuransi itu paling oye. Setelah ibuk browsing sana-sini, nanya ke beberapa teman, ketemulah satu asuransi yang cihuy. Yap, asuransi Allianz!

Yay! Kartu Allianz ibuk dan Mas Sidqi
Yay! Kartu Allianz ibuk dan Mas Sidqi

Kamu masih bingung tentang macam-macam asuransi? Oke, ibuk jelasin ya. Santai aja. Sambil dimakan camilannya. Duduk yang anteng, hehehe…

Gini lho. Asuransi itu macam-macam. Pertama, asuransi jiwa. Ini harus dipunyai setiap orang, apalagi kalau masih usia produktif dan punya tanggungan. “You need life insurance if somebody will suffer financially when you die” gitu deh kata om David Woods.

Ayah dan ibuk kamu harus banget punya asuransi jiwa. Kenapa? Ya karena kami kan bertanggungjawab untuk menafkahi, mengasuh dan membesarkan kamu. Jadi, andaikata kami berpulang, insyaAllah akan ada “backbone” alias dana yang tetap bisa kamu manfaatkan.

Mewek saban denger kata "sekolah"
**Mewek** Boys don’t cry, Nak….

Don’t cry, boy. Please don’t cry. Ngomongin kematian memang rentan menimbulkan sedih. Tapi, bukankah pada dasarnya hidup kita adalah serangkaian episode “numpang minum” sembari menunggu saatnya dijemput malaikat maut? Be realistic and optimistic, okay? Toss dulu dong.

Masih nyimak penjelasan ibuk kan? Bagus. Sekarang, ibuk jelasin soal jenis yang kedua ya, asuransi kesehatan. Siapa sih, manusia di muka bumi ini yang nggak pernah sakit? Widih, kalau ada, coba sini, ajak kenalan sama ibuk. Sakti bener dia. Hehehe. Semua orang itu PASTI pernah sakit. Ada yang sakitnya “enteng”, macam flu, pilek, batuk.

Tapi ada juga sakit yang cukup menguras energi, air mata, terutama dompet. Dan, zaman sekarang, yang namanya penyakit itu macam-macam, Nak. Ingat Kakung Ruslan dan Uti Tetty? Adiknya nenek kamu, yang tinggal di Kediri itu loh. Nah, Kakung Ruslan itu sakit jantung, Uti Tetty sakit tumor payudara. Dua penyakit BERAT menimpa sepasang suami istri!

Tidak ada yang minta. Tapi, sekali lagi, ibuk harus jelasin, kalau kita tidak pernah tahu apa yang akan menimpa diri kita, sejam, semenit, bahkan sedetik lagi kan?

Sekarang kita bahas asuransi yang ketiga nih. Asuransi Umum. 

Ini mencakup asuransi perjalanan travelpro buat yang sering traveling.

Juga ada Kartu ProteksiKu yaitu asuransi kecelakaan diri yang memberikan santunan untuk Meninggal Dunia dan Cacat Tetap yang diakibatkan Kecelakaan, 24 Jam sehari, selama 1 tahun, dan berlaku di seluruh dunia! Hebat kan?

Ada juga asuransi Rumahku Plus. Kalau kita punya properti, baik itu berupa rumah, hotel, kos-kosan, apartemen, kita butuh proteksi alias perlindungan kalau terjadi sesuatu kan? Ingat, banyak kejadian kebakaran. Wuih, kalau nggak pakai asuransi, terbayanglah kerugian yang benar-benar bisa bikin nangis darah

Sudah mulai paham kan? Ternyata asuransi itu penting banget kan? Sayangnya, tidak semua orang sudah “melek asuransi”.

Diambil dari: https://www.cekaja.com/info/masyarakat-indonesia-masih-belum-melek-keuangan/
Diambil dari: https://www.cekaja.com/info/masyarakat-indonesia-masih-belum-melek-keuangan/

Gini lho, Nak. Ibuk pernah membaca sebuah riset yang dilakukan OJK alias Otoritas Jasa Keuangan. Ternyata, di antara 240 juta jiwa penduduk Indonesia, baru 18% saja yang sudah punya asuransi! Widih. Dikit banget kan? Berarti ada 196,3 juta jiwa penduduk Indonesia yang belum berasuransi. Wah..wah… padahal 196,3 juta jiwa itu kan bisa terserang sakit sewaktu-waktu kan? Bisa meninggal kapan saja kan? Bisa terkena musibah yang tidak terduga-duga kan?

Hmmm, ya ya ya. Memang sih, kebanyakan orang Indonesia itu lebih suka mikir pendek.

Eh, malam ini gue mau ke mal ah… Beli baju ah… Nonton bioskop ah… Tapi, kalau diajak buat berasuransi? Langsung males dot com.

Penyebabnya, bisa jadi karena merasa masih muda dan (seringnya) sehat wal afiat. Padahaaall… tahu sendiri kan, sekarang penyakit-penyakit degeneratif banyak menyerang anak muda juga lho. Beberapa sahabat ibuk malah sudah “pamit” duluan. Ada yang sakit hepatitis, jantung, stroke, diabetes, macam-macam. Umurnya masih kepala 3 loh.

Sumber: https://www.cekaja.com/info/infografis-ini-kebiasaan-mayoritas-orang-indonesia-dalam-menghabiskan-uang/
Sumber: https://www.cekaja.com/info/infografis-ini-kebiasaan-mayoritas-orang-indonesia-dalam-menghabiskan-uang/

Karena itu, no excuse! Jangan banyak alasan! Justru kalau semakin muda kita berasuransi, maka premi asuransi yang kita bayar bakal lebih enteng.

Trus, apa lagi ya alasan klasik yang bikin orang males asuransi?

Coba, kamu bisa tebak nggak, Nak? Hihihi. Gini lho. Yang namanya asuransi itu kan perlu bayar uang premi. Ini semacam uang “iuran” yang nanti bisa dikelola oleh pihak asuransi supaya kita saling membantu meringankan beban satu sama lain. Nah, premi ini menurut orang-orang dianggap acara “buang duit” aja! Kalau seseorang lebih sering sehat daripada sakit, mestinya dia bersyukur dong. Ini malah merasa “rugi” karena preminya udah “terbuang” dan dia enggak bisa klaim. Ya elaaah… aneh banget kan? Dikasih sehat malah minta sakit. Duh.

Sekali lagi, ibuk kudu jelasin, TIDAK ADA jaminan, kalau kita akan selalu sehat SELAMANYA.

Pernah dengar istilah “Sadikin”? Yap, sadikin itu “sakit mendadak miskin”. Tadinya sih, baik-baik saja pas sehat. Tapi ketika diserang sakit, duit tabungan harus terkuras habis, lalu hutang sana-sini, aduuuh… terbayang betapa beratnya kan?

Contoh aja nih, seorang pasien penyakit jantung harus menyiapkan uang 75 sampai 300 juta untuk pengobatan. Kalau stroke? Bisa sampai 250 juta. Kanker itu bisa merogoh anggaran sampai 150 juta. Ngeri kan, lihat angka-angkanya? Maka dari itu, nggak ada ceritanya, kita ogah-ogahan berasuransi.

Waduh. Ternyata surat cinta ibu puanjaaaang banget ya. Hehehe. Jangan bosan untuk menyimpan, membaca dan mengamalkan isi surat ini ya.

Percayalah. Tidak ada seorang ibu yang menyusun rencana buruk untuk putranya. I’m not a perfect mom, but I always try hard to be a good and better mom. Surat ini adalah wujud cinta ibuk untuk mas Sidqi. Karena Mas Sidqi adalah #1yangterpenting dalam hidup ibuk.

Semoga Allah selalu melindungi kita, menyatukan hati dan cinta kita sampai kapanpun. Jangan lupa berasuransi ya Nak…!

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh, 

Love,

Ibuk

Sepucuk surat yang dipersembahkan dengan tinta cinta ini diikutkan dalam Allianz Writing Competition 2014

Hadiah Allianz Writing Competition 2014

Advertisement

Author: @nurulrahma

aku bukan bocah biasa. aku luar biasa

92 thoughts on “Sepucuk Surat Cinta untuk Mas Sidqi”

  1. Mantabh mbakyuuuu. Tadi doain orin menang. Doain njenengan menang jugak ah. Biar kalo dua-duanya menang yang traktir dua. Hahahaha. Canda Mba. Semoga menang nggih Mbakyuuu.
    Asuransi itu beneran kebutuhan kok Mbakyu dan setuju banget jangan sampe yang kita tinggalin kesusahan.

  2. Mak nurul selalu jago kalo bikin tulisan yang keren, asik dibaca dan inspiratif. Sukses ya mak..surat ini pasti manfaat bgt buat mas sidqi:)

    1. Hag Haag beberapa kali kontes, aku malah nyungsep dan Malaikat juga tahun Mak Evrina yg jadi juaraanyaaaa…. Termasuk yg #kopdarpamitan itu huhuhuh… Aku belum bisa move on dari SBY dan BU Ani, hihihihi…..

      1. Aku juga sama..bisa dibilang sy kangen sama mereka berdua. Makanya pas FB pak SBY update langsung komen. Yah bukan kenapa2 tapi ada sesuatu yg sy suka dr beliau beliau

    1. Jiiiaahhh, aku malah berguru sama Mak Isti + hubby, dua blogger yang selalu aku kepoin setiap saat setiap waktu, karena nongol di “reader”-ku :)))

      Makasi doanya mak cantik.
      Doa yang baik akan kembali pd yang mendoakan
      *hugs**

  3. Sidqi keren…eh…penjelasan Umi Sidqi mantabs, bisa bikin Sidqi sadar sejak dini utk memiliki asuransi. Aamiin, semoga menang Mbak, dan feel-nya kok bakal juara lagi neh

    1. Wah… Mungkin harus lebih asertif lagi Mbak,sebagai klien kita sangat berhak utk meminta penjelasan klaim DLL dgn mendetil. Karena rekan saya, ada yang kan cobaan, anaknya sakit demam berdarah, seminggu stelah dia terima kartu Allianz. Eh, pas diklaim, ternyata cair.. Senang banget karena biaya RS dan obat2an kan mihilllll Mak.

      1. BUkan bermaksud membela asuransi,
        Faktanya Pikiran yg dialami oleh Mbak Titi ini miirp dengan kekuatiran yg pernah saya miliki dulu, yg dipengaruhi oleh track record asuransi jaman dulu yg memang kurang baik. Bahkan ketika progress asuransi sdh membaik, pikiran dan ketakutan ini tak jarang masih melingkupi pikiran orang-orang sampai saat ini. At least, salah satu keponakan saya yg ta kasih saran utk membuka asuransi (jelas-2 dia generasi produk abad 21, lahir dan besar di kota metropolis Sby), butuh penjelasan sgt panjang demi mendapatkan keyakinan jika memiliki asuransi merupakan salah satu kebutuhan pokok saat ini dan selanjutnya.

        Seiring perkembangan dan tingkat kompetisi utk memberikan pelayanan yg prima, sebenarnya produk asuransi membuka diri utk melakukan pembenahan dan perbaikan, dan saat ini lebih banyak produk asuransi dgn aneka fasilitas yg bersifat flexible.

      2. Semua produk baik barang dan jasa punya peluang yang sama untuk mengecewakan pelanggan ya Mbak.

        IMHO, semua berpulang pada customer. Sebelum terjadi transaksi/purchasing, kita bener2 kudu nanyain (kalau bisa) sebawel-bawelnya, sedetil-detilnya tentang apa aja & bagaimana fasilitas dan teknis klaim yang bisa kita lakukan.

        Bener, mbak. Tidak semua orang punya pemikiran yg sama. Dan, tugas emak blogger adalah melakukan edukasi dgn cara masing2 🙂
        Makasi banget emak2 cantik sudah mampir di mari

  4. Bagus Mbak Tulisannya,,,
    segala sesuatu perlu perencanaan dan persiapan yang matang 🙂 agar tidak ketetaran
    kalau mo hidup sejahtera, ya asuransi solusinya,
    tapi menurut gue harus jeli memilih jenis asuransi ntu, agar sejalan dengan kebutuhan di masa depan 🙂

  5. Surat yang cakep dan inspiratif
    Ibu memang harus menyiapkan anak-anaknya dengan baik
    Terima kasih pencerahannya
    Yuk ikut kontesku menyambut Hari Ibu
    Salam hangat dari Surabaya

  6. Suratnya bikin haru..

    Sebagai orangtua yang baik memang harus mempersiapkan masa depan anak dengan baik pula. Asuransi memang pilihan baik untuk saat ini.

    Kartu asuransinya dari AdMedika sama kayak punyaku jeh hehehhe

    1. Tosss mak Rainyy…

      Makasiii yaa… Yup, ortu pasti ingin mempersiapkan yang terbaik untuk anaknya.
      Karena anak adalah amanah dari Allah. Nanti di akherat, kita juga ditanyai seputar amanah ini. 🙂

  7. setuju banget ni mbak, mskpn byk yg nyinyir pas aku bikin akun di salah satu asuransi itu….sempet kemakan jg, tapi trus lanjut ajalah, gmn lagi cobak caranya “nabung| kalo gak dgn cara begini, kita gak akan tau sedetik dua menit sejam sehari atau esok kita apa masih bisa komen disini 😀

    1. Setujesss mak cantik :))

      Memang, di luar sana akan banyak pro-kontra
      Pokoknya kita niatkan yang terbaik sbg wujud tanggungjawab kita kepada Allah, do our best, and let GOD do the rest :))

  8. Duh Mas Sidqi,…
    beruntung sekali sih karena punya ibu yang sayang banget sama mas Sidqi iniiih 🙂

    Memang aku pun menyadari sih mbak sejak jadi Ibu, perasaan banyak banget hal yang harus dipersiapkan, salah satunya sih yah asuransi ini lah 🙂

    Gudlak untuk ngontesnya yah mbaaaak 🙂

    1. Sidqi itu secara fisik emang mirip bapaknya banget.
      Kuruuuuusss :))

      Makanya, kalo kita jalan bertiga, daku selalu dihujani tatapan aneh –> “Doh, ini pasti emaknya yang tukang bagian ngabisin konsumsi. Hahaha.”

      Makasiii yaaa…

    1. Punya mak Orin juga kereeeen banget.
      Pokoke emak2 blogger tugasnya mengedukasi publik ttg asuransi secara baik dan benar ya mak.

      Sidqi says –> iyaaa, tante Oriiin. insyaAllah, Sidqi nurut kok. *anak sholih mode on*

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: