Pernah dengar Hijrah Coach? Atau baru denger sekarang? 🙂 Ya sud, sila browsing “hijrah coach” dulu yak. Kapan hari itu, saya ketemu founder Hijrah Coach, Daru Dewayanto, dan sembat ngobrol-ngobrol bentar ama doi.
Sebagai professional business coach, sudah barang tentu Daru disibukkan dengan beragam agenda untuk meng-coach dan memberikan workshop kepada para kliennya.
Meski begitu, Daru tetap menjadi ayah yang “utuh” dan penuh perhatian kepada sang buah hati. Bagaimana Daru mendidik ketiga anaknya? Simak perbincangan saya dengan Founder & Master Coach of Hijrah Coach ini, di sela-sela acara bersama IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia), di Resto Ebisu, Mercure Grand Mirama Hotel Surabaya.
Bisa Anda ceritakan, bagaimana metode mendidik anak yang Anda terapkan?
Anak saya tiga, yang pertama umur 9, lalu umur 4 dan yang bungsu usia 3 tahun. Yang sudah masuk usia sekolah formal adalah anak pertama. Ada keputusan menarik yang sempat diambil oleh saya dan istri. Anak pertama saya (cewek) terdaftar di sebuah sekolah Islam internasional. Brand-nya sudah amat kuat sebagai islamic school favorit. Sebut saja sekolah A. Namun, seiring berjalannya waktu, ada hal-hal lain yang saya rasakan “kurang” dari sekolah A. Lalu, kami intens berdiskusi, dan memutuskan putri kami pindah ke islamic school B. Mengapa keputusan ini kami ambil?
Jadi, tidak semua islamic school menitikberatkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam proses belajar mengajar. Padahal, kita semua tentu paham, bahwa kita nggak bisa jauh-jauh dari value Al-Qur’an. Kami mencari sekolah mana yang bisa menjadi sarana transfer nilai-nilai Qur’ani untuk anak saya. Alhamdulillah, sekolah B insyaAllah bisa mewadahi itu semua. Putri kami juga mulai menjalani persiapan untuk menjadi Hafidz Al-Qur’an.
Subhanallah… Strategi yang kami terapkan untuk pemilihan sekolah anak, Alhamdulillah memberikan hasil yang melegakan. Ketika masih bersekolah di islamic school A, banyak sunnah Nabi yang kerap diabaikan putri kami. Saat ini, dari sisi pemahaman agama dan teladan Rasul, putri kami sudah mulai konsisten menerapkan di kehidupan sehari-hari. Sekarang jadi lebih care, lebih santun, untuk doa-doa sebelum makan, minum, ke toilet dan sebagainya sudah dipraktikkan dengan baik.
Pemilihan sekolah menjadi hal yang amat signifikan ya? Bagaimana dengan pendapat sejumlah orang tua yang mengusung prinsip “Biarlah mengalir seperti air” ketika mendidik anak mereka?
Satu prinsip yang harus selalu kita pegang “If you failed to plan, you plan to fail.” Ketika Anda gagal merencanakan, itu artinya Anda sedang merencanakan kegagalan. Prinsip ini berlaku dalam hal apapun. Termasuk di dunia bisnis maupun mengasuh dan mendidik anak.
Memang, dalam mendidik anak, peran orang tua harus paling dominan. Paling ideal tentu menerapkan konsep homeschooling, dimana orang tua mengajarkan sendiri beragam ilmu dan transfer karakter pada anak. Akan tetapi, tidak semua orang tua sanggup mempraktikkan homeschooling kan? Karena butuh metode dan keaktifan dari orang tua. Jadi, kita tetap butuh bantuan dari pihak lain, dalam hal ini sekolah, yang siap memberikan pembelajaran kepada anak-anak kita.
Tatkala putri Anda diarahkan untuk pindah sekolah, apakah tidak ada penolakan dari dirinya?
Di sinilah pentingnya strategi. Dalam mendidik anak, sangat dibutuhkan strategi yang pas dan jitu dari orang tua. Putri saya itu tipikal yang talkactive, amat suka bicara, dan karakternya konfrontatif. Dibutuhkan cara yang tepat untuk bisa memberikan masukan kepada ia.
Waktu itu, sebelum pindah sekolah, kami sekeluarga mengikuti program liburan sambil ngaji. Ada tausiyah yang disampaikan Ustadz Syafiq Reza Basalamah. Kami juga berjumpa dengan beberapa keluarga yang sudah mempraktikkan ajaran Islam dengan begitu baik. Nah, lingkaran keluarga-keluarga baru inilah yang kemudian menginspirasi keluarga kami (terutama putri sulung) agar bisa semakin meneladani Rasul dalam kehidupan sehari-hari.
Memang, dalam mendidik anak harus ada strategi khusus yang kita terapkan, apapun objektif atau tujuannya. Jangan lupa untuk sertakan anak kita dalam doa-doa yang terpanjatkan kepada Allah azza wa jalla.
Boleh share tips praktis untuk orang tua masa kini dalam mendidik anak?
Tips ini modifikasi dari tips bisnis yang saya sampaikan kepada para klien.
Yang pertama, Change is inevitable perubahan itu sesuatu yang tak mungkin dihindari. Kita harus selalu siap berubah, bahkan merencanakan perubahan, tentunya untuk menuju ke arah yang lebih baik. Rencana dalam mendidik anak itu perlu dijabarkan serta didiskusikan bersama pasangan. Karena kita tentu tidak ingin gagal dalam memberikan pendidikan bagi anak. Sekali lagi saya tekankan, “If you failed to plan, you plan to fail.” Pahami bahwa mendidik anak masa kini bukan perkara yang mudah. Beradaptasilah dengan kondisi masa kini. Kalau Anda mencap diri sendiri sebagai “orang yang gaptek” ini adalah indikasi bahwa Anda tidak mau beradaptasi sebagai orang tua masa kini. Kita harus akrab dengan teknologi informasi, karena anak kita berinteraksi di dunia maya juga. Supaya mau beradaptasi, butuh perubahan dalam mindset diri kita.
Tanamkan mindset, bahwa optimistic without effort is nothing. Optimis harus, usaha juga dilakukan semaksimal mungkin.
Yang kedua, Be in the survival mode. Untuk bisa survive menjalankan peran sebagai orang tua, kita harus punya positive mental attitude serta harus tahu “How to” alias bagaimana menerapkannya. Banyak literatur yang bisa kita baca untuk tahu teladan Rasul dalam mendidik anak. Kalaupun saat ini banyak berita-berita negatif tentang kekerasan pada anak, dan sebagainya, maka kita harus jadi orang tua yang pemberani. Seorang pemberani bukannya tidak punya rasa takut. Seorang pemberani adalah mereka yang berani menghadapi ketakutannya.(*)
Udah ngerasa sendiri ngedidik anak cewek itu musti ekstra. Printilannya banyak. Apalagi anakku yang gede juga model yang koleris gitu.
Masukan berharga nih…
TFS ya Mbak…
Btw itu yang di piring bikin baper, laper bin ngiler….
Hihihiii, iya mba Dyah. Nggak cuma anak cewek siy, sekarang mendidik anak cowok juga banyaaaaak bingits tantangannya.
Semoga Allah selalu kasih stok sabar dan ikhlas melimpah ruah, yes 🙂
Amiin…
Mungkin bisa ..
tapi sepertinya kurang pas
Motivator Semarang
banyak strategis untuk mendidik anak ya. Makasih loh udah di share
karena belon punya anak, jadi dibaca aja dulu 🙂
jadi dapat dua sekaligus ya kak mendiidk jd pebisnis dan dapat ilmu
Quote nya itu maknyus tenan, mak. “If you failed to plan, you plan to fail.” Dalam banget dah….
Mba Postingannya bagus, isinya bermanfaat dan gambarnya siip tenan. BTW kalo wawancara gitu direkam atau ditulis cepet2an gitu biar ngga ada yang kelupaan?
aku setuju banget bila anak2 sejak dini sudah dikenalkan dengan strategi bisnis..biar dah besar bisa jadi pengusaha yang mempekerjakan banyak orang..bukan sebaliknya sibuk nyari kerjaan..
semakin bnyk saja training dan seminar yg bertema parenting diadakan pria….baguslah….
kl mnrt saya sih sekolah cm nyumbang sekian persen dr sikap anak krn ibu adalah guru sekolah pertama, ayah kepseknya….cuma ya mmg enak kl ketemu sekolah yg sevisi dg cara didik di rumah
anak jaman sekarang malah lebih pinter bisnis drpd orang tuanya jeng…
kita aja yg nggak nyadar hehehehe
apalagi bisnis minta uang mama nya untuk dibuat jajan.. widih anak sekarang sangat jagoann
wuihhh keren bangetttt judulnya menarik banegttt
waaahh sanat bermanfaat. bisa diterapkan ke anak 🙂
yakin anak yang umur 3 tahun adalah anakm bungsu? siapa menyangka nanti ada anugerah beberapa anak lagi 😉