Tips Berdamai dengan Stres dan Cegah Depresi

Tahun 2019 ini memberikan sensasi roller-coaster yang luar biasa pada diri saya. Terkadang, takdir hidup membuat saya “mengangkasa” melengkungkan senyum lebar, seraya ingin berteriak, “Yeaayyy, aku bisaaaa!” Gembira tanpa umpama.

Tapi, tak lama kemudian, whooosshh, si roller-coaster itu meluncur dengan begitu keras, menukik tajam, sembari berbelok di tikungan yang teramat curam. Tak sempat memberi aba-aba pada jantung untuk “Watch out! Stay alert, hati-hati….!” Tak ada waktu.

Maka di saat itulah, kalbu bergemuruh riuh, mengirimkan kode bahaya, sekaligus kalimat tanya (seolah) reflektif, ”Dosa apa yang saya perbuat, sehingga segalanya menjadi semakin kacau?”

Lalu, kecurigaan berikutnya muncul tanpa diundang, “Jangan-jangan setelah ini ada tragedi berikutnya?”

Aku harus bagaimana?

Si A bilang begini, si B bilang begitu. Mana yang harus aku ikuti? Langkah mana yang harus aku tempuh?

STRES.

Satu frasa ini begitu lekat. Semua peristiwa rentan menumbuhkan rasa tertekan. Izinkan saya berbagi secuil tips untuk bisa mengenyahkan—atau minimal—berdamai dengan stress yang barangkali menjangkiti saya atau Anda. Supaya stres yang singgah tidak kian parah, dan berujung depresi.

(1). PERCAYALAH, SETIAP MANUSIA PUNYA UJIAN DENGAN KADAR, JENIS DAN MOMENTUM YANG BERBEDA

Tadinya saya pikir, ujian paling puncak yang saya rasakan adalah ketika Ibu harus berpulang setelah bertarung melawan kanker paru-paru. Ternyata, saya keliru 😀 Sejatinya, setiap manusia kudu au bergelut dan menghadapi segala ujian dan tantangan hidup.

Hanya saja, ya itu tadi, kadar, jenis, momentum, detail peristiwa, aktor yang bermain di dalam episode ujian hidup itu saja yang beraneka.

Tidak perlu merasa jadi “Manusia paling apes, paling malang, paling sial sedunia”.

(2). TERUS MENDEKAT PADA SANG MAHA. UJIAN INI ADALAH “JALAN BEBAS HAMBATAN” AGAR KITA SENANTIASA INGAT DAN MOHON PADA-NYA

Ketika hanya Bahagia yang kita rasa, apa iya sih, kita bakal menangis-nangis tatkala bersujud di sholat tahajud? Justru, sedih, duka, nestapa, nelangsa, ini yang men-trigger kita agar bermohon APA SAJA kepada Sang Penggenggam Kehidupan.

Rona kehidupan yang diisi prestasi, rezeki nomplok, dan aneka nikmat duniawi lainnya…. jujur, malah menjerumuskan. Membikin bergelimang pongah. Merasa seolah-olah diri ini mulia, tak punya dosa, padahal…. Siapa yang berani menjamin kalau semua nikmat itu bukan istidroj?

Baca: Berkah atau Istidroj

Maka, aneka musibah, ujian, dan hal-hal yang (di mata manusia) tampak buruk itulah, yang membuat diri ini semakin mudah melangitkan doa.

(3). UJIAN MEMBUAT INSTROPEKSI DAN BERANI MENGAKUI DERETAN KESALAHAN YANG KITA LAKUKAN DI MASA SILAM

Sebuah sunnatullah apabila kita melakukan A, maka dampaknya B.

Apabila kita berbuat C, hasilnya D.

Banyaaaak banget kesalahan, kebodohan, kenaifan yang saya lakukan berulang-ulang, secara konsisten dan terus menerus. Awalnya, saya bersikap denial, tidak mungkin musibah ini akibat kebodohan yang saya lakukan. Akan tetapi, yang benar akan selalu tampak sebagai kebenaran. Dan yeah, ujian hidup membuat saya mau instropeksi diri dan berani mengakui bahwa “Okay, ini salah saya. Baiklah, mari kita cari solusi dan jalan keluar bersama-sama.”

(4). LAKUKAN KEBAIKAN! UJIAN HIDUP MENDORONG KITA UNTUK RAJIN BERSEDEKAH

Salah satu amal yang lumayan berat dilakukan adalah: Tetap bersedekah meski kondisi (keuangan) sedang sempit. Yap, saya setuju dengan kalimat ini. Ketika kondisi sedang lapang, sedekah 1 juta mungkin bukan masalah. Tapi ketika situasi sedang kering kerontang, sedekah 50 ribu rasanya sungguh berat!

Justru, ini tantangannya. Bagaimana kita senantiasa bersedekah dan memberikan kebaikan, walaupun didera ujian di sana sini.

(5). KALAU BELUM BISA BIKIN BAHAGIA DIRI SENDIRI, BAHAGIAKAN ORANG LAIN

Tips ini masih relevan dengan poin nomor 4. Seringkali kita menganggap diri ini bergelimang duka nestapa. Sehingga kita lupa bahwa masih banyak orang lain yang kondisinya jauuuh lebih menyedihkan ketimbang diri kita. Ada baiknya, mari kita berbagi Bahagia. Kalaupun kita belum bisa menemukan solusi terbaik untuk masalah yang tengah menimpa, ya sudah…. Berbuatlah baik kepada orang lain. Jangan khawatir, banyak kebaikan yang bisa kita lakukan. Berbelanja produk busana, atau sekedar membelikan sembako. Mumpung ada Bebas Ongkir Tokopedia

Lihatlah senyum yang mengembang di wajah penerima bingkisan dari kita!

80 comments

    • Kita emang rentan bgt ya yg namanya stres, dgn segala kesibukan kita. Dan aku setuju sih, itu yg poin terakhir, belanja jd salah satu obatnya 🤭🤭

      • Aku setuju jeng Nurul, ujian terberat yaitu pada saat sulit dan sempit, usahakan sedekah

        Alhamdulillah aku selalu diingatkan sedekah dengan tidak sengaja. Kejadiannya nanti kapan kapan aku tuliskan di blog

        Dan memang aku juga kadang menggunakan fasilitas dan sarana belanja online untuk memberi, dengan uang secukupnya tapi bisa memberi itu luar biasa rasanya

    • Nah ini, belanja bisa bikin happy, walau jadi ya bisa 11-12 mengarah ke stress semisal pas belanja ada yang tidak sesuai keinginan hati hihi.

      Intinya balik lagi ke diri yang bisa berdamai dengan diri dan bersyukur

  1. Ya ampun, barakallah ya, Mbak. Banyak banget yang bisa aku ambil dari sini. Kebetulan perasaan lagi kacau balau banget. Dan somehow, kali ini belanja belum bisa jadi penyelamat, haha. Bismillah, berusaha membahagiakan diri dan orang lain

  2. Dulu aku juga nganggep setelah diuji berat maka urusan ujian selesai ternyata salah saudara-saudara. Habis itu datang ujian lain lagi. Ya selama masih di dunia maka ujian akan terus ada dalam bentuk, kadar dan momentum yang beda. Sepakat mba nurul.

  3. Mbak Nurul, kumau dong dibahagiakan olehmu melalui Tokopedia. Apa saja deh, gpp. 😍😍😍

    Btw sebelumengelola stres, kita harus mengakui dan menerimanya ada dalam diri kita ya

  4. Masya Allah, terima kasih remindernya mbak, jadi inspirasi untuk ku agar lebih semangat dan bersyukur. Benar semua orang punya ujian masing-masing, peluuuk..

  5. Super banget nih Mb Nurul, tipsnya memang mengena. Apalagi yang soal membahagiakan orang lain. Terkadang kita terlalu sibuk mengejar kebahagiaan sendiri dan lupa berbagi dengan orang lain yang membutuhkan. Makasih ya mba udah diingatkan.

  6. Jika benar kita stress, kita bisa coba untuk bangkit dengan mengingat lingkungan. Bahwa lingkungan pengen kita bahagia dan setelah itu kita coba untuk membahagiakan lingkungan.

  7. Cobaan membuat kita kuat, perlu ada dorongan untuk bangkit ya… Lingkungan bisa memacu untuk bangkit, paling engga kita bangkit karena ingin membahagiakan lingkungan…

  8. Bener mba. Justru membahagiakan orang lain itu menurut aku nyenengin banget..misal kita ngasih sesuatu yang buat kita benernya biasa, tapi bisa berguna banget buat orang lain.

  9. Memberi itu memang cara paling tokcer membahagiakan diri sendiri. Melihat orang bahagia karena kita, membuat diri merasa berarti dan punya kekuatan lebih menyelesaikan masalah sendiri

  10. Nomer 4 nih yang bikin senyum sendiri, bener banget. Kadang kalau lagi bokek, eh susah bersedekah. Mungkin sedekahnya bisa berupa hal lain jika materi dirasa belum mampu

  11. Alhamdulillah ya mbak.. Di agama ada solusinya buat stress sama depresi inih… Penting banget kita soalnya buat selalu happy dan bahagia

  12. Sebetulnya ya mba, obat depresi sama stress itu adalah mengingat Allah. Karena semua dari Allah, dan dikembalikan ke Allah juga. Aku pernah ngalamin stress sama depresi di usia 25 tahun dan itu bertahun-tahun buat bisa ‘sembuh’. Dan cuma itu obatnya sejauh ini.

  13. Terimakasih mbak untuk tips nya untuk berdamai dengan stres dan depresi. Karena stres dan depresi yang tidak segera diatasi akan sangat berbahaya banget ya mbak..

  14. deep dan wise banget penjelasaannya mba,,, rumput tetangga memang kadang terlihat lebih hijau, kalau ga balik bahwa semua ada kadarnya ya bisa stress sendiri jadinya, banding2in terus

  15. Intinya selalu bersyukur ya mbak. Bagus juga tuh untuk membahagiakan orang lain kalau gak bisa bikin bahagia diri sendiri. Tapi sebenernya bahagia kita sendiri yang buat ya

  16. Saya dan suami ketika dunia terasa lapang justru semakin introspeksi. Kalau ujian berbentuk hal yang menyedihkan itu kelihat. Tapi ujian dalam bentuk hal yang menyenangkan itu bisa melalaikan

  17. Bener banget, Mak, kalau bisa membahagiakan orang lain itu rasanya luar biasa. Sampai mikir jangan-jangan di situlah letak kebahagiaan yang sebenarnya. Sampai sekarang masih terus belajar untuk bersyukur sekecil apa pun nikmat yang didapat, Insya Allah bahagia selalu menyertai.

    • Setuju banget sama mba Nurul..kalo ujian hidup itu semacam reminder buat kita sebagai manusia. Dan tengkyu udh reminder ulang tuk selalu belajar sedekah di kala sempit. Nice article😘

  18. Bener mba, ujian setiap orang itu berbeda ya. Aku sendiri dari duduk di bangku sekolah beberapa kali mengalami ujian dan lumayan bikin strees. Tapi sampai sekarang aku masih bisa mengelola stress, dan alhamdulillah bisa tenang.

  19. Dengan banyak bersyukur, insyaallah masalah terasa ringan. Berbagi dan bermanfaat bagi orang lain memang susah, tapi dengan hal kecil sekalipun kalau kita ikhlas dan kontinyu, itu akan jadi berkah ya

    Salam
    Okti

  20. Setiap orang punya ujian masing2, juga punya daya tahan masing2. Dan sebagian kita sering “memaksa” orang lain menghadapi ujiannya dengan mengukurnya menggunakan ujian dan kekuatan kita.

  21. Huhuhuh, ujian ada agar kita bisa fight untuk bisa naik ke level berikutnya. Biasanya dan pada kenyataannya stress dan depresi pun muncul saat ujian datang, berasa susul menyusul aja. Makasih udah mengingatkan tentang sedekah ini ya Mbak, melihat orang lain tersenyum karena pemberian kita -seberapa besar pun itu- bisa jadi obat buat kita juga ya. Hati berasa tenang.

  22. Benar sekali mbak, setiap orang punya ujiannya masing masing.

    Dan memberi hadiah adalah cara mudah untuk bisa mrmbahagiakan org yg kita sayang

    Klo da gitu, kita juga akan bahagia

  23. Wah yang menerima sedekah seneng dong kalo barangnya mendadak ada yang mengirim seperti ini. Eh belanja juga menjadi pereda stres sih, apalagi kalo bisa mengirimkannya pada yang sedang membutuhkan

  24. Kalau belum bisa bahahiakan diri, bahagiakan orang lain. Cakep Mbak, jadikan quote ah. Memang benar saya setuju dengan ini. Tidak ada kata puas untuk membahagiakan diri sendiri apalagi dengan selalu melihat ke atas. Jadi susah untuk bahagia. Tapi dengan berbagi, membahagiakan orang lain maka Insya Allah tanpa diminta kebahagiaan itu akan jadi milik kita.

  25. Gimana mau membahagiakan org lain, Mba kalau ke diri sendiri aja blm bisa. Memang sih yg paling mujarab utk obat stress adalah memaafkan diri sendiri. Ini yg masih sulit ya.

    • Ujian demi ujian pasti ngga akan pernah berhenti selama kita masih hidup, karena itu ujian naik kelas kita kepada yang diatas, apakah kita berhasil melewatinya atau tidak. Kuncinya hanya kesabaran dan cara kita bersyukur saja. Kalo aku biarkan saja seperti air yang mengalir, lewati dengan penuh kesabaran.

  26. Senantiasa bersedekah dan memberikan kebaikan, walaupun didera ujian di sana sini. Meski sulit tapi bisa jika diniatkan. Apalagi kalau membahagiakan orang lain lewat membelikan sesuatu yang mereka suka atau perlu. Bikin bahagia orang lain bakal bikin hati bahagia juga

  27. Syukurlah. Membaca artikel ini membuat saya lebih bersyukur & introspeksi, bahwa Tuhan selalu menyiapkan hal indah setelah kita mendapat cobaan

  28. Kadang akupun begitu mbak. Menganggap seolah diri paling berduka atas setiap musibah. Sampai lupa cara mencipta bahagia.
    Padahal ada banyak cara agar duka kita bisa berkurang, salah satunya berbagi seperti yang mbak sebutkan. Thanks ya mbak.

  29. Aku setuju mbak, kalau membahagiakan diri sendiri terasa sulit maka belajar untuk membahagiakan orang lain. Mungkin dengan melakukan ini bahagia akan sendirinya datang pada diri sendiri.

  30. Aku beberapa kali pernah stres dan depresi tapi sebisa mungkin enggak menunjukkan ke orang lain. Kadang sadar gitu bahwa memang semua orang pasti punya masalah kok, cuma mungkin orang lain bisa menyikapi dan menutupi sehingga tidak terlihat keluar. Aku mau coba juga deh tips ini biar makin bahagia.

  31. Poin 5: KALAU BELUM BISA BIKIN BAHAGIA DIRI SENDIRI, BAHAGIAKAN ORANG LAIN

    Bisa juga di balik jadi “Kalau belum bisa bikin bahagia orang lain, bahagiakan diri sendiri”.
    Sebab ada orang yang depresi karena gak bisa bikin bahagia orang lain. Saking ingin berbuat baik pada orang lain/tertentu, dia sampai abai pada dirinya sendiri. Ibaratnya rela menderita asal orang lain bahagia. Kan ga gitu juga konsepnya. Karena berpotensi bikin stres.

  32. Tapi dikasus berat kita membutuhkan bantuan ahli. Untuk itu jangan malu untuk konsultasi dengan ahli dan jangan juga mendiaknosa sendiri. Dan ia, setiap manusia ada ujiannya sendiri, pasti ada masalahnya, hanya kita tidak melihatnya saja atau dia yang terlalu pintar menyembunyikannya.

  33. Kalau aku memang mengatasi stres atau depresi biasanya awalnya merenung lama sendiri dulu. Menangis sepuasnya. Setelah pikiran jernih baru berpikir apa yang akan dilakukan selanjutnya. Kalau Tokopedia lagi bebas ongkir itu emang hasrat belanja makin menggebu banget ga sih mb wkkwkwk

  34. saya sering ngebayangin hidup lurus tanpa ujian

    tapi kayanya bakal nggak enak, nggak ada sesuatu yang membahagiakan

    karena ujian hidup mirip ujian / ulangan umum sebelum kita dapat rapor dan ijazah sekolah

    cape/sulit dll dengan imbal balik kebahagiaaan ^^

  35. Sedekah menolak bala dan menyemuhkan sakit. Termasuk sakit dalam jiwa alias stress. Aku jiga pernah mengalami depresi tapi beruntung aku sekarang membaok dan sudah lama berdamai dengan keadaan

  36. Above all, satu yang paling penting adalah, setiap ujian yang datang kepada kita pasti sudah sesuai dengan kemampuan kita. Tampak klise ya tapi bener adanya. Mereka yang mendapatkan ujian tingkat universitas adalah mereka yang memiliki mental, keimanan, keikhlasan dan ketabahannya jauh lebih baik dari kita kebanyakan. Yang pasti jangan sampai perasaan dan pikiran merusak kesehatan mental dan psikis kita. Karena kalo 2 hal ini dah mampir ke kita, dah ribet itu urusannya. Complicated.

    Oia, SEDEKAH tuh bener banget loh Nur. Bisa menentramkan hati. Lewat sedekah kita juga mendapatkan doa.

  37. Berbagai peristiwa dan kejadian apalagi yang tidak mengenakan memang kerap kali memunculkan rasa tertekan.
    Untuk mengatasi menang mesti telaten dalan memanage emosi dan kadar stres agar tidak berlanjut jadi depresi

  38. Aku juga suka merasa paling apes di hidup ini. Berusaha mati-matian nabung eh masih ga cukup buat beli rumah. Soalnya banyak sekali pengeluaran, belum lagi keluarga suami sukanya utang lagi dan lagi. Ditagih bikin emosi karena kadang gak merasa kalau utang, haha.

    Stress-ku saat ini kualihkan dengan Township atau tidur. Supaya bangun langsung memikirkan mau masak apa dan ngurus Trio S

  39. Nah itulah mbak, keknya semua manusia ada ujiannya. Mungkin ada yang diuji dengan kesenangan kek pejabat2 pekok di atas sana, ada pula yang diuji dengan kesedihan, kemalangan kek rakyat2nya.

    Namun, keknya ya itu tadi Tuhan nguji karena pengen manusia naik kelas, bisa apa gak lolos.

    Bahkan ada org di luar sana ternyata ada yg mendambakan hidup kek kita. Sementara kitanya mau hidup kek org lain juga hahah menungsooo.

    Kadang emang pengen nyerah ajaaa rasanya sama yang namanya ujian. Tapi emang yang bikin bertahan selain mie ayam yang nikmat itu adalah sholat dan doa. Memang paling bener menggantungkan hidup ke Tuhan, kalau ngarepin dan ngandelin manusia yang ada makin setres.

  40. rollercoaster hidup itu memang nyata. Kadang di atas, kadang di bawah. Artikel ini insightful banget, terutama bagian berdamai dengan stres dan menghadapi ujian. Jujur, poin-poinnya relate banget, terutama yang soal terus mendekat sama yang Maha Kuasa dan berani introspeksi diri. Bikin sadar, kita enggak sendirian. Keren…. mau berbagi ya

  41. Tips no 5 menarik nih, Kalau belum bisa bahagiain diri sendiri coba kita bahagiakan orang lain. Selama ini kukira kita tidak bisa membahagiakan orang lain kalau nggak membahagiakan diri sendiri dulu, tapi kalau dipikir-pikir saran mbak masuk akal juga 🙂

  42. 2019 lalu, kalo buatku malah tahun terbaik. Tapi, pas masuk pandemi, baru lah kacau balau… Dunia kayak kebolak balik, apalagi tiap dengerin teman atau saudara kena musibah covid. Selesai pandemi, kirain bakal aman damai sentosa ya mba, ternyata dunia belum benar2 sembuh 😞. Ditambah para pejabat yg makin merusak tatanan negara, plus sekarang ini isu gempa mega thrust yg bikin aku bener2 insecure. Secara jakarta bakal menjadi salah satu yg terkena 😭. Ga tahh kapan, harus bersiap. Yg bikin ngeri karena beberapa gempa kecil sudah terjadi. Dan memang akan dimulai dengan rentetan gempa kecil dahulu, sebelum yg besar datang… Ini kayaknya udah peringatan buat manusia di manapun, utk sadar lah. Sedekah bisa menghindari musibah. Atau banyak mengadu dan minta tolong kepada Nya. Cuma Dia toh yg bisa menolong umat. Aku cuma takut gempa ini menjadi azab dari orang2 yg banyak merusak dan lupa kepada Tuhan.

  43. Memang ketika kita dapat cobaan dalam hidup, membuat diri bertanya2, apakah kita pernah berbuat salah ya sampai kita harus melalui hal-hal yang memberatkan ini? Bisakah kita kuat melalui ujian ini walaupun sering kita dengar ujian masing2 orang berbeda? Mungkin karena selama ini kurang “berbicara” dengan Tuhan sehingga ini caranya memanggil kita kembali? Mungkin kita ditegur juga karena kurang berbagi kebaikan pada sesama? Iya, aku juga merasakan hal seperti itu ketika terkena musibah. Semoga yang kelima dapat aku lakukan ketika tengah dilanda kesusahan, karena ketika melihat orang lain bahagia itu jg dpt jadi obat bagi diri sendiri.

  44. Ketika stress memang butuh waktu untuk mencapai fase penerimaan. Salah satu cara agar bisa berdamai dengan stress adalah sholat tepat waktu dan melakukan ibadah lain. Rasanya plong kalau bisa curhat dan berdoa ke Yang Maha Kuasa.
    Mengenai sedekah, ada teman dulu yg kasih nasehat. Tidak apa-apa sedekah (misalnya sedekah subuh) dalam nominal kecil asal konsisten tiap hari.

  45. Memang kita harus bersabar dengan semua cobaan hidup ya. Nggak bisa hidup tuh seneng terus. Harus naik turun biar bisa bersyukur dan nggak lupa sama Sang Pencipta.

  46. Setuju semua list ditulis. Terutama dengan bagian satu dan lima.Benar sekali bahwa setiap pribadi memiliki materinya sendiri untuk bisa dikerjakan. Kalau lulus kadang diberi materi lebih lagi, kalau ga ya gitu dikasi soal yang lain tapi intinya sama hihiNah kalau yang terakhir menurutku, itu kunci banget dalam mengatasi stress. Jika terlalu melihat rasa diri dan tidak mampu menghandlenya biasanya waktu meminta melihat keluar dari diri atau orang lain.Tetap semangat dan terus prasangka baik pada hidup ya kita semua.

  47. Betul pisan mba, namanya orang hidup pasti ada aja ujian dan cobaan yang menerpa. Kayaknya nggak ada hidup flat happy terus atau flat berduka terus. Tetapi momen stres itu pasti pernah bersemayam dan rasanya emang menyiksa sekali.

    Bener nih mba, kudu banyak introspeksi diri. Lalu bersedekah adalah salah satu cara yang baik banget. Namanya bikin orang lain happy, bahagia, senyum Masha Allah bakalan jadi pahala yang insha Allah melancarkan rezeki dan memberi kemudahan saat tertimpa masalah. Bismillah semoga hati dan dompet selalu lapang untuk memberi sesama apalagi ada Tokopedia, bikin belanja makin mudah.

  48. benar sekali ini Mbak. Kehidupan ini Memang segala sesuatu saling berdampingan, termasuk senang dan sedih. Dan setiap orang punya kesusahan masing-masing. Jadi sawang sinawang saja. Dan saya setuju, bahagiakan diri sendiri atau keluarga sediri dulu baru orang lain. Kalau saya, usahakan berbagi subuh. Cukup sehari 10 ribu, itu sudah membuat hati tenang. Pastinya harus banyak-banyak bersyukur.

  49. Adem baca tulisanmu bagaimana kita bersikap di waktu sempit ya, seperti saat ini rasanya situasi makin sulit, keadaan makin amburadul, tapi kita harus bisa menemukan kebahagiaan dan syukur yang dalam pada Allah.. bagaimanapun keadaannya, ada Allah…

  50. Manusia memang tempatnya salah dan khilaf. Kalau lagi seneng, pasti lupa…. bahwa mungkin saja kesedihan datang, setelahnya. Begitupun sebaliknya..

    Jadi, tetap optimis dan selalu yakin bahwa badai pasti berlalu.
    Entah bagaimana caranyaa… Semoga Allaah mudahkan melewati badai ini dan menjadikan kita hamba yang dekat di kala senang maupun susah.

    Aku pernah ada di fase yaang.. begitu kesulitan, putus asa.. sampai menjauh dari Allaah.
    Rasanya makiin rudet, makin hampa dan masalah gak selesai juga.

    Jadi memang sebaiknya, terus melakukan kebaikan setiap hari.
    Sehingga susah maupun senang, kita gak begitu terpukul oleh ombaknya.

  51. Holaaa mbaa.. kebetulan daku penyintas depresi.. sebelumnya terapi anti depresan dan kontrol psikiater selama dua tahunan.. sepakat banget sih, berbagi, baik itu kita membeli barang atau berbagi hadiah, bisa banget mengurai rasa berat di hati kita. Selain itu yang paling utama kita perlu mengakui, dengan besar hati, bahwa kita sedang tidak baik baik saja..

  52. Wah, sebuah tulisan legendaris. Sampai mbak Noni “nyonyasepatu” pun masih ada, dan blogger-blogger legendaris lainnya.

    Jadi kilas balik juga, 2019 adalah salah satu tahun puncak karir. Kalau mbak lagi naik roller coaster, aku lagi diajak naik gunung kayaknya. Ada banyak hal baik, profesional dan personal, yang terjadi di tahun 2019.

    Manusia itu beda-beda ya. Ada yang paling inget Tuhan dalam suka, ada juga yang malah dalam duka. Ada lho mbak, orang yang kalau lagi susah malah jauh dari Pencipta karena jadi menyalahkan dan mengutuki yang terjadi. Selamat sudah bertahan, mbak. Tidak mudah, tapi kamu bisa. Langkah pertama pemulihan memang keterbukaan—pada diri, Tuhan, dan orang lain.

  53. Barusan banget aku baca potongan tulisan “baik-baiklah sama sesama, karena tiap manusia punya masalahnya masing-masing”. Whhoaaa daleeemm…

    Jadi, saat diri ini merasa si paling merana, sebetulnya ada banyak juga yang sama merana atau lebih daripada yang aku rasakan. Kuncinya ada pada tetap sadar bahwa kita sedang ‘turun’, lalu tatap ke depan apa yang bisa aku lakukan?

    Apakah habis solat langsung belanja di Tokped mungkin salah satunya, ya. Hihi.

Leave a reply to Utie adnu Cancel reply