Tahun 2019 ini memberikan sensasi roller-coaster yang luar biasa pada diri saya. Terkadang, takdir hidup membuat saya “mengangkasa” melengkungkan senyum lebar, seraya ingin berteriak, “Yeaayyy, aku bisaaaa!” Gembira tanpa umpama.
Tapi, tak lama kemudian, whooosshh, si roller-coaster itu meluncur dengan begitu keras, menukik tajam, sembari berbelok di tikungan yang teramat curam. Tak sempat memberi aba-aba pada jantung untuk “Watch out! Stay alert, hati-hati….!” Tak ada waktu.
Maka di saat itulah, kalbu bergemuruh riuh, mengirimkan kode bahaya, sekaligus kalimat tanya (seolah) reflektif, ”Dosa apa yang saya perbuat, sehingga segalanya menjadi semakin kacau?”
Lalu, kecurigaan berikutnya muncul tanpa diundang, “Jangan-jangan setelah ini ada tragedi berikutnya?”
Aku harus bagaimana?
Si A bilang begini, si B bilang begitu. Mana yang harus aku ikuti? Langkah mana yang harus aku tempuh?
STRES.
Satu frasa ini begitu lekat. Semua peristiwa rentan menumbuhkan rasa tertekan. Izinkan saya berbagi secuil tips untuk bisa mengenyahkan—atau minimal—berdamai dengan stress yang barangkali menjangkiti saya atau Anda. Supaya stres yang singgah tidak kian parah, dan berujung depresi.
(1). PERCAYALAH, SETIAP MANUSIA PUNYA UJIAN DENGAN KADAR, JENIS DAN MOMENTUM YANG BERBEDA
Tadinya saya pikir, ujian paling puncak yang saya rasakan adalah ketika Ibu harus berpulang setelah bertarung melawan kanker paru-paru. Ternyata, saya keliru 😀 Sejatinya, setiap manusia kudu au bergelut dan menghadapi segala ujian dan tantangan hidup.
Hanya saja, ya itu tadi, kadar, jenis, momentum, detail peristiwa, aktor yang bermain di dalam episode ujian hidup itu saja yang beraneka.
Tidak perlu merasa jadi “Manusia paling apes, paling malang, paling sial sedunia”.
(2). TERUS MENDEKAT PADA SANG MAHA. UJIAN INI ADALAH “JALAN BEBAS HAMBATAN” AGAR KITA SENANTIASA INGAT DAN MOHON PADA-NYA
Ketika hanya Bahagia yang kita rasa, apa iya sih, kita bakal menangis-nangis tatkala bersujud di sholat tahajud? Justru, sedih, duka, nestapa, nelangsa, ini yang men-trigger kita agar bermohon APA SAJA kepada Sang Penggenggam Kehidupan.
Rona kehidupan yang diisi prestasi, rezeki nomplok, dan aneka nikmat duniawi lainnya…. jujur, malah menjerumuskan. Membikin bergelimang pongah. Merasa seolah-olah diri ini mulia, tak punya dosa, padahal…. Siapa yang berani menjamin kalau semua nikmat itu bukan istidroj?
Baca: Berkah atau Istidroj
Maka, aneka musibah, ujian, dan hal-hal yang (di mata manusia) tampak buruk itulah, yang membuat diri ini semakin mudah melangitkan doa.
(3). UJIAN MEMBUAT INSTROPEKSI DAN BERANI MENGAKUI DERETAN KESALAHAN YANG KITA LAKUKAN DI MASA SILAM
Sebuah sunnatullah apabila kita melakukan A, maka dampaknya B.
Apabila kita berbuat C, hasilnya D.
Banyaaaak banget kesalahan, kebodohan, kenaifan yang saya lakukan berulang-ulang, secara konsisten dan terus menerus. Awalnya, saya bersikap denial, tidak mungkin musibah ini akibat kebodohan yang saya lakukan. Akan tetapi, yang benar akan selalu tampak sebagai kebenaran. Dan yeah, ujian hidup membuat saya mau instropeksi diri dan berani mengakui bahwa “Okay, ini salah saya. Baiklah, mari kita cari solusi dan jalan keluar bersama-sama.”
(4). LAKUKAN KEBAIKAN! UJIAN HIDUP MENDORONG KITA UNTUK RAJIN BERSEDEKAH
Salah satu amal yang lumayan berat dilakukan adalah: Tetap bersedekah meski kondisi (keuangan) sedang sempit. Yap, saya setuju dengan kalimat ini. Ketika kondisi sedang lapang, sedekah 1 juta mungkin bukan masalah. Tapi ketika situasi sedang kering kerontang, sedekah 50 ribu rasanya sungguh berat!
Justru, ini tantangannya. Bagaimana kita senantiasa bersedekah dan memberikan kebaikan, walaupun didera ujian di sana sini.
(5). KALAU BELUM BISA BIKIN BAHAGIA DIRI SENDIRI, BAHAGIAKAN ORANG LAIN
Tips ini masih relevan dengan poin nomor 4. Seringkali kita menganggap diri ini bergelimang duka nestapa. Sehingga kita lupa bahwa masih banyak orang lain yang kondisinya jauuuh lebih menyedihkan ketimbang diri kita. Ada baiknya, mari kita berbagi Bahagia. Kalaupun kita belum bisa menemukan solusi terbaik untuk masalah yang tengah menimpa, ya sudah…. Berbuatlah baik kepada orang lain. Jangan khawatir, banyak kebaikan yang bisa kita lakukan. Berbelanja produk busana, atau sekedar membelikan sembako. Mumpung ada Bebas Ongkir Tokopedia
Lihatlah senyum yang mengembang di wajah penerima bingkisan dari kita!

Belanja emang salah satu obatnya ya
Hihi ujungnya belanja Maak, tapi emang itu ampuh bener ya, Sembari mendekatkan diri ke yang di aats, intropeksi juga hepi2 😀
Kita emang rentan bgt ya yg namanya stres, dgn segala kesibukan kita. Dan aku setuju sih, itu yg poin terakhir, belanja jd salah satu obatnya 🤭🤭
Aku setuju jeng Nurul, ujian terberat yaitu pada saat sulit dan sempit, usahakan sedekah
Alhamdulillah aku selalu diingatkan sedekah dengan tidak sengaja. Kejadiannya nanti kapan kapan aku tuliskan di blog
Dan memang aku juga kadang menggunakan fasilitas dan sarana belanja online untuk memberi, dengan uang secukupnya tapi bisa memberi itu luar biasa rasanya
Ya ampun, barakallah ya, Mbak. Banyak banget yang bisa aku ambil dari sini. Kebetulan perasaan lagi kacau balau banget. Dan somehow, kali ini belanja belum bisa jadi penyelamat, haha. Bismillah, berusaha membahagiakan diri dan orang lain
Dulu aku juga nganggep setelah diuji berat maka urusan ujian selesai ternyata salah saudara-saudara. Habis itu datang ujian lain lagi. Ya selama masih di dunia maka ujian akan terus ada dalam bentuk, kadar dan momentum yang beda. Sepakat mba nurul.
Mbak Nurul, kumau dong dibahagiakan olehmu melalui Tokopedia. Apa saja deh, gpp. 😍😍😍
Btw sebelumengelola stres, kita harus mengakui dan menerimanya ada dalam diri kita ya
Kadang masukin belanjaan ke keranjang (padahal belom tentu check out) udah bikin seneng 😂😂😂
Masya Allah, terima kasih remindernya mbak, jadi inspirasi untuk ku agar lebih semangat dan bersyukur. Benar semua orang punya ujian masing-masing, peluuuk..
Super banget nih Mb Nurul, tipsnya memang mengena. Apalagi yang soal membahagiakan orang lain. Terkadang kita terlalu sibuk mengejar kebahagiaan sendiri dan lupa berbagi dengan orang lain yang membutuhkan. Makasih ya mba udah diingatkan.
saya percaya setiap cobaan di hidup kita adalah untuk menguatkan diri ini. Allah sudah janji tak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hambaNya
Jika benar kita stress, kita bisa coba untuk bangkit dengan mengingat lingkungan. Bahwa lingkungan pengen kita bahagia dan setelah itu kita coba untuk membahagiakan lingkungan.
Cobaan membuat kita kuat, perlu ada dorongan untuk bangkit ya… Lingkungan bisa memacu untuk bangkit, paling engga kita bangkit karena ingin membahagiakan lingkungan…
Bener mba. Justru membahagiakan orang lain itu menurut aku nyenengin banget..misal kita ngasih sesuatu yang buat kita benernya biasa, tapi bisa berguna banget buat orang lain.
penting banget ini, kalo emang dirasa stres dan depresi harus cari pertolongan, cari seseorang yang mau dengerin cerita, memahami kondisi
Ya, bersyukur ya masih diuji dengan kesedihan. Karena kita jadi lebih mudah mengingat-Nya. Berapa banyak orang yang lupa saat diuji dengan kesenangan
Ya, bersyukur ya masih diuji dengan kesedihan. Karena kita jadi lebih mudah mengingat-Nya. Berapa banyak orang yang lupa saat diuji dengan kesenangan
Memberi itu memang cara paling tokcer membahagiakan diri sendiri. Melihat orang bahagia karena kita, membuat diri merasa berarti dan punya kekuatan lebih menyelesaikan masalah sendiri
Mendekatkan diri pada Allah Subhanahu Wataala positif, bersedekah dan melakukan aktifitas lain agar tidak stress. Apalagi pandemi kuatkan iman
Nomer 4 nih yang bikin senyum sendiri, bener banget. Kadang kalau lagi bokek, eh susah bersedekah. Mungkin sedekahnya bisa berupa hal lain jika materi dirasa belum mampu
Belajar emang ngga ada habisnya,
Saya senang bisa menemukan artikel ini,
Artikel ini sangat cocok dibaca untuk saya hari hari ini 😖
Alhamdullilah agama kita memberi jalan untuk mengelola stres ya?
Alhamdulillah ya mbak.. Di agama ada solusinya buat stress sama depresi inih… Penting banget kita soalnya buat selalu happy dan bahagia
Sebetulnya ya mba, obat depresi sama stress itu adalah mengingat Allah. Karena semua dari Allah, dan dikembalikan ke Allah juga. Aku pernah ngalamin stress sama depresi di usia 25 tahun dan itu bertahun-tahun buat bisa ‘sembuh’. Dan cuma itu obatnya sejauh ini.
Terimakasih mbak untuk tips nya untuk berdamai dengan stres dan depresi. Karena stres dan depresi yang tidak segera diatasi akan sangat berbahaya banget ya mbak..
deep dan wise banget penjelasaannya mba,,, rumput tetangga memang kadang terlihat lebih hijau, kalau ga balik bahwa semua ada kadarnya ya bisa stress sendiri jadinya, banding2in terus
Iya sebenarnya kalau Kita banyak bersyukur stress berkurang InsyaAllah,, Dan gak Ada iri Aja dihati
Intinya selalu bersyukur ya mbak. Bagus juga tuh untuk membahagiakan orang lain kalau gak bisa bikin bahagia diri sendiri. Tapi sebenernya bahagia kita sendiri yang buat ya
Saya dan suami ketika dunia terasa lapang justru semakin introspeksi. Kalau ujian berbentuk hal yang menyedihkan itu kelihat. Tapi ujian dalam bentuk hal yang menyenangkan itu bisa melalaikan
Bener banget, Mak, kalau bisa membahagiakan orang lain itu rasanya luar biasa. Sampai mikir jangan-jangan di situlah letak kebahagiaan yang sebenarnya. Sampai sekarang masih terus belajar untuk bersyukur sekecil apa pun nikmat yang didapat, Insya Allah bahagia selalu menyertai.
Setuju banget sama mba Nurul..kalo ujian hidup itu semacam reminder buat kita sebagai manusia. Dan tengkyu udh reminder ulang tuk selalu belajar sedekah di kala sempit. Nice article😘
Bener mba, ujian setiap orang itu berbeda ya. Aku sendiri dari duduk di bangku sekolah beberapa kali mengalami ujian dan lumayan bikin strees. Tapi sampai sekarang aku masih bisa mengelola stress, dan alhamdulillah bisa tenang.
Dengan banyak bersyukur, insyaallah masalah terasa ringan. Berbagi dan bermanfaat bagi orang lain memang susah, tapi dengan hal kecil sekalipun kalau kita ikhlas dan kontinyu, itu akan jadi berkah ya
Salam
Okti
Setiap orang punya ujian masing2, juga punya daya tahan masing2. Dan sebagian kita sering “memaksa” orang lain menghadapi ujiannya dengan mengukurnya menggunakan ujian dan kekuatan kita.
Well, stress seems to come in pack and parcel with my job hehehe. Try to manage it and ensure you can get the benefit of it. Semangaaat
Huhuhuh, ujian ada agar kita bisa fight untuk bisa naik ke level berikutnya. Biasanya dan pada kenyataannya stress dan depresi pun muncul saat ujian datang, berasa susul menyusul aja. Makasih udah mengingatkan tentang sedekah ini ya Mbak, melihat orang lain tersenyum karena pemberian kita -seberapa besar pun itu- bisa jadi obat buat kita juga ya. Hati berasa tenang.
Benar sekali mbak, setiap orang punya ujiannya masing masing.
Dan memberi hadiah adalah cara mudah untuk bisa mrmbahagiakan org yg kita sayang
Klo da gitu, kita juga akan bahagia
Wah yang menerima sedekah seneng dong kalo barangnya mendadak ada yang mengirim seperti ini. Eh belanja juga menjadi pereda stres sih, apalagi kalo bisa mengirimkannya pada yang sedang membutuhkan
Kalau belum bisa bahahiakan diri, bahagiakan orang lain. Cakep Mbak, jadikan quote ah. Memang benar saya setuju dengan ini. Tidak ada kata puas untuk membahagiakan diri sendiri apalagi dengan selalu melihat ke atas. Jadi susah untuk bahagia. Tapi dengan berbagi, membahagiakan orang lain maka Insya Allah tanpa diminta kebahagiaan itu akan jadi milik kita.
Belanja memang salah satu penghilang stres mbak hehe
pentig banget ya mengatasi depresi karena memang gangguan mental gak bisa diremehkan harus ditangani cepat dan serius
Gimana mau membahagiakan org lain, Mba kalau ke diri sendiri aja blm bisa. Memang sih yg paling mujarab utk obat stress adalah memaafkan diri sendiri. Ini yg masih sulit ya.
Belanja memang ampuh banget dalam memberikan kebahagiaan, eh bahkan windows shopping pun udah bikin saya bahagia loh 😁
Iya banget…
Yang paling kerasa sedekah ini mesti di konsistenkan yaa…
Karena perlindungan dari segala bala yaa…melalui sedekah.
Aku kalo pas merasa tekanannya terlalu keras milih traveling, banyakin ngaji sama jajan
Ujian demi ujian pasti ngga akan pernah berhenti selama kita masih hidup, karena itu ujian naik kelas kita kepada yang diatas, apakah kita berhasil melewatinya atau tidak. Kuncinya hanya kesabaran dan cara kita bersyukur saja. Kalo aku biarkan saja seperti air yang mengalir, lewati dengan penuh kesabaran.
Senantiasa bersedekah dan memberikan kebaikan, walaupun didera ujian di sana sini. Meski sulit tapi bisa jika diniatkan. Apalagi kalau membahagiakan orang lain lewat membelikan sesuatu yang mereka suka atau perlu. Bikin bahagia orang lain bakal bikin hati bahagia juga
Syukurlah. Membaca artikel ini membuat saya lebih bersyukur & introspeksi, bahwa Tuhan selalu menyiapkan hal indah setelah kita mendapat cobaan
Kalo belom bisa bahagiain orang lain coba untuk bahagiain diri sendiri.
Iya yaa, kadang kita terlalu mementingkan orang lain.
Kadang akupun begitu mbak. Menganggap seolah diri paling berduka atas setiap musibah. Sampai lupa cara mencipta bahagia.
Padahal ada banyak cara agar duka kita bisa berkurang, salah satunya berbagi seperti yang mbak sebutkan. Thanks ya mbak.
Aku setuju mbak, kalau membahagiakan diri sendiri terasa sulit maka belajar untuk membahagiakan orang lain. Mungkin dengan melakukan ini bahagia akan sendirinya datang pada diri sendiri.
Kemarin sempat disadarkan ..liat org yg bahagia krn dpt tambahan fee.. Lgs jleb banget deh bahagia itu sederhana
Aku beberapa kali pernah stres dan depresi tapi sebisa mungkin enggak menunjukkan ke orang lain. Kadang sadar gitu bahwa memang semua orang pasti punya masalah kok, cuma mungkin orang lain bisa menyikapi dan menutupi sehingga tidak terlihat keluar. Aku mau coba juga deh tips ini biar makin bahagia.
Tulisan ini betul-betul kubutuhkan sekarang. Thank you mbak udah mencerahkan. Sejatinya selama hidup manusia akan terus diuji untuk menjadi sosok yang lebih tangguh
Poin 5: KALAU BELUM BISA BIKIN BAHAGIA DIRI SENDIRI, BAHAGIAKAN ORANG LAIN
Bisa juga di balik jadi “Kalau belum bisa bikin bahagia orang lain, bahagiakan diri sendiri”.
Sebab ada orang yang depresi karena gak bisa bikin bahagia orang lain. Saking ingin berbuat baik pada orang lain/tertentu, dia sampai abai pada dirinya sendiri. Ibaratnya rela menderita asal orang lain bahagia. Kan ga gitu juga konsepnya. Karena berpotensi bikin stres.
Tapi dikasus berat kita membutuhkan bantuan ahli. Untuk itu jangan malu untuk konsultasi dengan ahli dan jangan juga mendiaknosa sendiri. Dan ia, setiap manusia ada ujiannya sendiri, pasti ada masalahnya, hanya kita tidak melihatnya saja atau dia yang terlalu pintar menyembunyikannya.
Kalau aku memang mengatasi stres atau depresi biasanya awalnya merenung lama sendiri dulu. Menangis sepuasnya. Setelah pikiran jernih baru berpikir apa yang akan dilakukan selanjutnya. Kalau Tokopedia lagi bebas ongkir itu emang hasrat belanja makin menggebu banget ga sih mb wkkwkwk
saya sering ngebayangin hidup lurus tanpa ujian
tapi kayanya bakal nggak enak, nggak ada sesuatu yang membahagiakan
karena ujian hidup mirip ujian / ulangan umum sebelum kita dapat rapor dan ijazah sekolah
cape/sulit dll dengan imbal balik kebahagiaaan ^^
Sedekah menolak bala dan menyemuhkan sakit. Termasuk sakit dalam jiwa alias stress. Aku jiga pernah mengalami depresi tapi beruntung aku sekarang membaok dan sudah lama berdamai dengan keadaan
Above all, satu yang paling penting adalah, setiap ujian yang datang kepada kita pasti sudah sesuai dengan kemampuan kita. Tampak klise ya tapi bener adanya. Mereka yang mendapatkan ujian tingkat universitas adalah mereka yang memiliki mental, keimanan, keikhlasan dan ketabahannya jauh lebih baik dari kita kebanyakan. Yang pasti jangan sampai perasaan dan pikiran merusak kesehatan mental dan psikis kita. Karena kalo 2 hal ini dah mampir ke kita, dah ribet itu urusannya. Complicated.
Oia, SEDEKAH tuh bener banget loh Nur. Bisa menentramkan hati. Lewat sedekah kita juga mendapatkan doa.
Berbagai peristiwa dan kejadian apalagi yang tidak mengenakan memang kerap kali memunculkan rasa tertekan.
Untuk mengatasi menang mesti telaten dalan memanage emosi dan kadar stres agar tidak berlanjut jadi depresi