Ingin Anak Remaja Jadi Inovator?

Menyisipkan DNA Inovator untuk Anak Remaja

Masa depan manusia tergantung pada kemampuan kita untuk “Menyusun Kembali konsep kita tentang kapasitas manusia” dan menempatkan kreativitas dan inovasi di garis terdepan system Pendidikan kita – Sir Kenneth Robinson

INOVASI adalah kunci sukses dalam era kompetisi saat ini. Orang yang inovatiflah yang mampu memenangkan keadaan. Ada empat DNA orang inovatif, yaitu:

(1). Associating (Mampu mengasosiasi)

Hal yang menjadi kemampuan terpenting innovator, perlu kepekaan dan kemampuan menghubungkan pertanyaan, masalah, dan ide yang kelihatannya tidak terkait.

(2). Observing (mengamati dengan seksama)

Inovator juga meupakan pengamat yang jeli (observer) Mereka melihat dengan seksama, semua hal yang ada di sekitarnya, baik pelanggan produk, layanan, teknologi dan perusahaan, untuk mendapatkan insight dan ide untuk melakukan sesuatu hal dengan cara berbeda

Pendidikan seharusnya memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada siswa untuk secara aktif melakukan eksplorasi dengan bertanya dan observasi.

Inovator adalah penanya penuh passion dan keingintahuan yang tidak jarang menantang status quo. Mereka selalu mencari ide “bagaimana agar lebih baik lagi”. Jika Pendidikan sejak dini tidak mengasah siswa untuk melakukan itu, bisa dibilang pendidikan telah gagal melayani tugas terpentingnya.

(3). Networking (berjejaring)

Ini adalah kemampuan yang dimiliki inovator. Menghabiskan banyak waktu dan energi menemukan dan mengetes ide melalui beragam jejaring individual yang punya berbagai latar belakang dan perspektif. Mereka secara aktif mencari ide baru, dengan berdiskusi Bersama orang-orang yang boleh jadi menawarkan pandangan berbeda dalam melihat sesuatu.

Ini mirip adegan di DRAMA KOREA yang saya tonton, judulnya START UP. Para millennials yang jadi punggawa perusahaan rintisan itu kudu banyak berjejaring, baik untuk menggaet investor maupun untuk pengembangan produknya.

(4). Experimenting ( bereksperimen )

Inovator secara konsisten mencoba pengalaman baru dan menginisiasi ide baru. Mereka mengunjungi tempat baru, mencoba sesuatu yang baru,mencari informasi baru, dan bereksperimn untuk mempelajari hal baru. Pembelajaran di SAIM (Sekolah Alam Insan Mulia) bersifat inovatif, mengedepankan experiential learning yang mengajak siswa untuk mengalami dahulu, baru belajar ilmunya.

Jika pembelajaran di sekolah hanya shallow learning, hanya berfokus pada pengetahuan, maka 4 DNA innovator kurang terasah pad siswa.

Siswa tidak terbiasa bertanya, tidak melakukan observasi dengan jeli, berjejaring, dan bereksperimen.

Salah satu cara menanamkan DNA innovator di SAIM adalah melalui kegiatan entrepreneurship. Yap, anak saya bersekolah di SAIM (Sekolah Alam Insan Mulia), dan sudah merasakan gimana enjoy-nya mengikuti aktivitas ini. Kegiatan ini sebenarnya lebih bertujuan membangun entrepreneur minded, tidak sekedar mengajak anak-anak menjadi calon pedagang. Jadi… kalau ada siswa yang bercita-cita jadi dokter, maka jadilah dokter yang punya klinik atau platform Kesehatan digital.

Kalau ada yang ingin jadi guru, jadilah guru yang punya sekolah/ bimbingan belajar sendiri dan kembangkan Pendidikan berbasis platform digital. Jadi tidak semua harus berprofesi sebagai pedagang saja.

Enterpreneurship juga mengajak siswa untuk jeli melihat peluang (eksplorasi), mampu meningkatkan VALUE suatu benda (kreatif) dan mampu melakukan inovasi.

DNA Inovasi ditanamkan dalam lima siklus:

EXPLORING

PLANNING

PRODUCING

COMMUNICATING

REFLECTING

Advertisement

Author: @nurulrahma

aku bukan bocah biasa. aku luar biasa

32 thoughts on “Ingin Anak Remaja Jadi Inovator?”

  1. Menemukan sekolah yang cocok tak hanya utk anak tapi cocok dengan nilai2 keluarga tu kyknya udah kek rezeki banegt ya mbak.
    Apalagi anak didorong gak sekadar bagus di akademis tp jg punya skills yg lbh bisa diterapkan di kehidupan sehari2 😀 .

  2. Sekolah juga menentukan pola pikir anak ya, mba. Seperti SAIM ini saya rasa membantu membentuk pola pikir anak agar mau bergerak tumbuh dan berkembang menjadi anak yg inovatif sehingga mampu menjadi seorang inovator. Keren mba tipsnya.

    1. Ya Allah terima kasih banget artikelnya benar-benar memberikan insight baru pada saya yg sebentar lagi anak-anak akan masuk tahap ini.

      Masa depan manusia tergantung pada kemampuan kita untuk “Menyusun Kembali konsep kita tentang kapasitas manusia” dan menempatkan inovasi dan inovasi di garis terdepan sistem Pendidikan kita – Sir Kenneth Robinson

  3. Ini yang sedang diterapkan di kurikulum sekolah terbaru di antaranya mencetak inovator ulung di masa depan. Setuju jika shallow learning, yang berfokus pada pengetahuan, akan membaut innovator kurang terasah.

  4. Jadi ingat diskusi panjang keluarga kami mengenai sekolah alam atau sekolah konven, karena masa kini sekolah alam ini diharapkan mampu meluaskan cara pandang anak dan orangtua sebagai pendidik bahwa belajar bisa sekreatif mungkin dimana saja dan kapan saja tanpa dibatasi sekat tembok.

    Senang juga bahwa tidak berekspektasi tinggi dari sisi akademik, sekolah alam akan mencetak banyak generasi kreatif yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan masa depan dengan ledakan ide inovatif.

  5. Bismillah, semoga aku ga lupa menyisipkan DNA inovator ke semua anak-anakku. Di masa SD ini aku cenderung santai, benar-benar mengembalikan ke anak supaya dia bisa mencoba banyak hal dan memiliki DNA ini

  6. Kutipannya mengena banget. Terima kasih sharingnya, Kak. Informatif sekali. Semoga kita dimampukan untuk membimbing anak-anak menjadi generasi yang lebih baik.

  7. Di masa depan, memang butuh generasi muda yang mampu menjadi inovator, baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungan disekitarnya. Sayangnya belum ada institusi pendidikan yang mendukung pengembangan karakter ini secara konsisten, padahal idealnya karakter ini harus dibangun sejak anak-anak masih kecil atau baru duduk di jenjang sekolah dasar atau bahkan lebih rendah lagi.

  8. Ahhh senangnya baca ini, jadi pelajaran buat aku yang punya anak pra remaja. Masih PR mendidik anakku dalam hal sosialisasi nih, dia masih introvert banget susah diajak bergaul…

  9. Mencari sekolah yang cocok buat anak ini PR banget, dan emang haruss survey. Alhamdulillah ya bun kalau dapat yang tepat.
    Aku yang anak pertama butuh 3x pindah sekolah yang terakhir baru cocok anaknya berkembang berproses bakatnya tergali dengan baik.

  10. MashaAllah yaa..
    Mendidik anak sesuai zamannya tuh selain orangtuanya yang kudu open minded juga sekolah yang menjadi pilihan juga kudu bisa menyesuaikan karakter belajar anak.

    Semoga anak-anak yang kreatif ini bisa menjadikan Indonesia negara yang tidak hanya kaya akan SDA tetapi juga SDM yang berkualitas.

  11. Mencari sekolah untuk anak tuh selain melihat kurikulum yang digunakan juga harus paham dulu nih sama anaknya, apakah ia mampu nantinya menjalankannya. Kalau aku memang awal pilih sekolah selain melihat dari penguatan agamanya, lalu melihat program-program yang dimiliki sekolah.

  12. Anakku yang bungsu itu sekolah di swasta waktu SMP dan SMA karena trauma dengan kejadian bullying di sekolah negeri waktu SD. Harus pintar memilih sekolah yang bisa mengerti kemampuan siswanya, dan alhamdulillah di SMP nya dia jadi punya prestasi

  13. Sekarang ini makin banyak sekolah yang bisa dipilih orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Sekolah alam sepertinya pilihan yang bagus buat mengeksplore bakat anak, termasuk kemampuan menjadi seorang inovator

  14. DNA Innovator ini mirip dengan 4C yang memang jadi skill abad 21 bagi anak-anak. Bisa diawali dengan belajar bertanya. Tidak mematikan rasa curious anak. Bertanya bukan berarti bodoh, lambat paham. There’s no stupid questions.

  15. Sekolah Alam bisa membentuk anak tumbuh menjadi manusia berkarakter, inovatif dan menghargai kelestarian lingkungan. 
    Biasanya lebih membebaskan anak-anak untuk bereksplorasi ya, selain itu juga bisa bereksperimen, berkreasi tanpa sekat dan aturan, jadi anak-anak pun nyaman

  16. Kalau sekolah semua megerti Dan mempunyai fasilitas tentang skill anak pastinya jadi pilihan ya… Semoga saja sih bakat anak bisa Kita salurkan mnjd apapun asalkan baik dn sesuai minatnya

  17. Kebetulan anakku sudah test genetik STIFIn, hasilnya intuiting extrovert dan dari sekarang udah mulai nyari-nyari sekolah alam yang cocok, kebetulan lihat artikel ini, jadi nambah referensi baru, makasih mbak 😀

  18. sekarang sudah banyak sekolah dengan metode-metode belajar yang kreatif dan lebih bisa mengoptimalkan bakat anak ya, mbak. penasaran eh gimana serunya sekolah di SAIM ini

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: