Edukasi seputar gizi tentu harus rutin dilakukan. Biasanya menyasar ibu-ibu, karena siapapun tahu bahwa Ibunda adalah Managing Director untuk urusan rumah tangga. Tapiii, yang tak kalah penting, edukasi gizi ini harus menyasar mahasiswa dan mahasiswi! Kenapaa? Yap, karena merekalah calon orang tua di masa mendatang. Kalau nggak disiapkan dan edukasi dari sekarang, ntar telat pahamnya. Dan lagi-lagi terpaksa melahirkan generasi yang stunting. Gak mau kan?
Alhamdulillah, walaupun udah bukan mahasiswi, saya tetap dapat kesempatan untuk hadir di seminar ini. Blogger privilege, kakaaa 😊 Bersyukur banget karena YAICI menghelat Seminar nasional bertajuk “Aku, Kamu, Kita Generasi Muda Sadar Gizi”
Acara yang super duper inspiratif ini digelar di kampus C Universitas Airlangga. Yap, lagi-lagi target audience-nya kalangan mahasiswa/i. Selain menjadi bekal agar mereka kelak jadi ortu yang mumpuni, udah barang tentu kita sepakat dong, kalau mahasiswa adalah agent of change, yang diharapkan mampu meningkatkan literasi gizi bagi masyarakat.
Bravo untuk BEM Universitas Airlangga dan YAICI! Eh, FYI gaes, YAICI (Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia) adalah lembaga mandiri yang selama ini punya kepedulian terhadap pendidikan, kesehatan dan lingkungan di Indonesia.
Arumi Bachsin, istri Wakil Gubernur Jatim hadir dan memberikan keynote speech. Sosok yang ayu, ramah dan bersahaja itu menggarisbawahi pentingnya edukasi seputar gizi, terutama untuk calon Ibu.
”Perlu dicamkan bahwa ibu yang mengalami stunting berpotensi melahirkan anak yang juga stunting. Itulah perlunya mengedukasi stunting sejak belia terutama bagi calon ibu. Untuk mengatasi stunting, masyarakat bisa memanfaatkan telur sebagai sumber protein. Mudah didapatkan dan disajikan, satu butir telur bisa diberikan kepada anak buat anak penderita stunting. Jika memungkinkan, tambah dengan susu UHT utk anak usia 1 tahun ke atas,” ucap Arumi.
Lebih sip markosip lagi, apabila orangtua rutin konsul ke DOKTER ANAK supaya paham gimana tumbuh kembang anak, ye kan?

Yang mengerikan, tingkat infertilitas atau ketidaksuburan wanita jadi meningkat akibat kebiasaan makanan yang tidak sehat, ataupun yang gizinya tidak seimbang. Arumi juga menambahkan bahwa generasi masa kini cenderung mager yang mempengaruhi kebiasaan hidup sehat lantaran makanan cepat saji dengan kandungan karbo dan lemak jenuh yang tinggi.
Senada dengan Arumi, Prof. dr. Bambang Wirjatmadi, M.S., M.CN., Ph.D., Sp.GK. (pakar gizi) menggarisbawahi persoalan stunting tidak cukup ditangani hanya dengan manajemen yang baik, tetapi juga masalah biomolekuler yang selama ini belum terselesaikan.
“Edukasi saja tidak cukup, karena stunting ini masalah kronis, perlu disiasati dengan meningkatkan konsumsi makanan berbasis protein, bukan karbohidrat. Inilah yang perlu disosialisasikan sampai tingkat RT di seluruh Indonesia,” ucap Prof. dr. Bambang Wirjatmadi, M.S., M.CN., Ph.D., Sp.GK.

Apabila anak mengalami kekurangan protein, maka infeksi mudah terjadi. Kalau infeksi dibiarkan, maka pertumbuhan tulang panjang bisa terhambat. Inilah problem yang selama ini tidak disadari dalam konteks stunting. Situasi bertambah gawat, manakala masyarakat terjebak dalam anggapan keliru bahwa kental manis adalah susu. Waduh, aseliik, ini katastropik banget!
Kental Manis Bukan Susu
Kental manis jelas bukan susu yang bisa diberikan secara bebas kepada balita, apalagi dalam waktu cukup lama tanpa kendali. Ini yang diungkapkan oleh Arif Hidayat, S.E., M.M., ketua harian YAICI.
Akan tetapi, tidak sedikit orang tua yang minim literasi dan sama sekali tidak paham mengenai hal ini. Sebagaimana seorang ibu di Kendari, yang memberikan asupan kental manis untuk bayinya sejak berusia 3 bulan! Bisa dibayangkan akibatnya sungguh fatal. Karena kental manis bukan susu, dan kandungan gulanya amat tinggi. Bayi tersebut akhirnya meninggal pada usia 9 bulan.

Ternyata, sebuah riset yang digelar di Kendari menunjukkan hasil mencengangkan: 97% orangtua menganggap bahwa kental manis adalah susu yang bisa diberikan kepada balita secara bebas.
Inilah yang harus terus kita komunikasikan secara baik. Semua pihak diharapkan berkontribusi untuk mengedukasi public bahwa kental manis bukan susu. Yang aktif di arisan PKK, cuss… kasih info ke ibu-ibu anggota arisan. Yang aktif di WA Grup, silakan share artikel ini, ataupun edukasi-edukasi lainnya. Kita harus saling dukung demi terciptanya masyarakat yang sadar, bahwa kental manis bukan susu. Apalagi, kalau kita ke minimarket/ swalayan, kental manis ini masih diletakkan di rak bagian susu. Duh, ini menjebak banget kan?
Yap, kondisi memang tidak ideal, tapi kita bisa berupaya untuk saling bantu demi kesadaran gizi yang makin paripurna. Orang tua juga harus paham, bahwa prinsip menu makanan sehat bukan lagi empat sehat sempurna. Prinsip yang harus dikedepankan adalah B2SAH : beragam, bergizi, seimbang, aman, dan halal sesuai agama atau kepercayaan masing-masing.
Kang Maman (penulis, pegiat literasi) yang mendapatkan giliran terakhir di seminar ini, menegaskan bahwa komunikasi adalah basis penting untuk menangani problem apa saja. Komunikasi bisa dibangun dengan literasi yg baik.
Salut untuk YAICI dan juga untuk BEM Unair yang menyelenggarakan acara ini. Lebih salut lagi, manakala saya tahu bahwa BEM Unair mempunyai program positif bernama Airlangga Berdaya yang memberikan pendampingan bagi ibu-ibu dalam kesehatan dan psikologi setiap bulan, sebagai bagian dari upaya mengawal gizi. (*)
Tentang YAICI: Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) lahir pada 28 Juli 2017 dari sebuah harapan besar dari beberapa perempuan yang peduli akan kondisi sebagian besar anak anak dan perempuan di Indonesia yang tinggal dengan standar kesehatan, pendidikan dan lingkungan yang minim. Meningkatkan derajat kesehatan dan pengetahuan perempuan Indonesia sebagai ujung tombak dalam keluarga sehingga mampu menumbuhkan anak-anak yang sehat, cerdas dan berbudi pekerti luhur. YAICI bersentuhan dengan dunia CSR, bekerjasama dengan korporasi dan organisasi massa yang mempunyai tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Dengan kualitas SDM dan jaringan yang memadai YAICI mampu berekspresi dalam mendorong terwujudnya masyarakat Indonesia yang berkualitas.
Website: https://www.yayasanabhipraya.or.id/
Bukan cuman buat anak yg br MPASI aja yaa mbaak, kita kita juga hrs sadar gizi … 🙂
Dtggu kunjungan baliknyaa mbaa ke website akuu https://bit.ly/3E9n3mJ
Rupanya literasi masyarakat soal susu masih banyak yg gagal ya. Gak heran angka sunting masih tinggi karena masih banyak ibu yg memberikan kental manis buat anaknya
Masih banyak Mbak Woro di kampung saya masih seperti itu. Bikin susu buat anak, cum sedih SKM. Padahal itu gak lebih dari air gula berwarna putih saja ya
Sadar gizi harus disosialisasikan sejak dini, hingga kesadaran tertanam selamanya, bukan hanya kesadaran sesaat ya.
Jangka panjang, akan punya pengaruh signifikan pada kesehatan masyarakat.
Aku mau bikin pengakuan. Dulu sekali aku mengira susu kental manis itu susu. Hehehehe…
Sadar gizi salah satu cara ya menghindari asupan yang kurang gizi pastinya ya seperti yang tinggi lemak, gula dsb..karena yg tinggi2 atau kelebihan asupannya itu juga berdampak ga baik bagi tubuh hehehe
Iya, gangguan hormonal bagi wanita akibat kurangnya literasi di bidang gizi tuh nyata banget disekitar saya mbak. Ada kerabat yang anaknya jadi terlalu cepat memasuki masa pubertas karena keseringan makan makanan olahan.
Keren nih seminarnya, semoga tahun depan bisa makin luas jangkauannya biar semakin banyak yang sadar gizi.
Iyayaa.. Anak sekarang mengalami banyak sekali kemajuan.
Dari mulai masalah hormon yang menyebabkan banyak perubahan fisik dan sikap (mental)
Semoga dengan pemenuhan gizi yang baik, maka anak-anak bisa tumbuh sesuai dengan tumbuh kembangnya.
kita memang harus sadar gizi ya, plus kalo aku sih rencananya memang pengen konsul sm dokter gizi utk pola makan harian biar sesuai sm kondisi tubuh kita masing-masing
saya biasanya kalau kental manis buat sendiri dari susu murni jadi namanya masih susu kental manis, tapi kadang beli diluaran juga yang merk pabrikan hehe
Kalau bapack-bapack seperti saya, sadar gizinya beda ya mbak, hehehe… Sadar gizi nya bener2 sadar (baca: kapok) karena efek hypercholesterol dan hyper-asam urat itu efeknya langsung! Jadi gak bisa sepedaan, gak bisa tennis… Buat kerja juga gak nyaman. Jadinya langsung deh pilih2 makanan yang benar2 sehat. TFS ya mbak…
Padahal dulu waktu kecil itu susu kental manis ya dibikin susu untuk minum sarapan pagi.
Baru tau malah setelah setua ini kalo itu ngga bole untuk minuman.
Tapi ya lebih baik telat tau daripada ngga tau sama sekali.
Terima kasih infonya mbk….
setuju banget sih ini, kita harus sadar gizi, apa-apa yang kita konsumsi nggak hanya sekadar enak saja tapi juga harus ada nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh…
Suka banget deh dengan event seperti ini. Karena nyatanya penting banget. Terutama untuk generasi muda yang hidup di jaman penuh tuntutan. Apalagi dengan tekanan kerja, tingkat stres dan gaya hidup yang rentan dengan masalah kesehatan. Lihat aja makanan-makanan sekarang, yang katanya kekinian. Tinggi gula, dominan karbo, dll. Harus hati-hati dan bijak soal asupan.
Iya, bener setuju Mba. Makanan kekinian yang ternyata nggak ramah untuk kesehatan. Masalah kental manis ini masih banyak masyarakat yang nganggap ini susu, padahal bukan sih. Kandungannya juga beda
Iya sampai sekarang di kampung saya masih ada yg bikin SKM sebagai minuman seolah susu untuk anak balita. Padahal itu kan hanya air gula yg berwarna putih ya
Sosialisasi kandungan gizi saat konsumsi kuliner dan bahan susu kental manis akan menjadi pengetahuan kesehatan bermanfaat.
Setuju banget Mbak ada pembahasan soal gizi begini. Apalagi kadang kita sebagai orang tua memaksa anak-anak untuk makan sayur hijau tapi maminya sendiri nggak suka, hihihiii. Saya dulu nggak suka sayur Mbak, akhirnya sekarang suka demi anak-anak.
Suka banget sama acara acara berbobot seperti ini,kadang gizi disepelekan padahal ini penting banget baik untuk anak-anak maupun orangtua. Kalau baca dan lihat dampak kekurangan gizi itu rasanya ngeri ngeri sedap ya, salah satunya stunting.
Zaman dulu jg, kadang nenek ku bikinin kami susu, tapicdari kental manis wkwkwk
Penting bgt ini kita semua kudu sadar gizi. Apalagi di indonesia kasus stunting masih banyak.
Setuju banget kalau sadar gizi itu harus dimiliki sejak dini supaya kelak anak tidak mengalami stunting. Itu sederhananya seperti yang dikatakan bu Arumi ya, satu telur ayam dan segelas susu UHT bisa jadi sumber protein.
Setuju ama Arumi, ibu yang mengalami stunting berpotensi melahirkan anak yang juga stunting. Jadi calon ibu juga perlu diedukasi pentingnya sadar gizi yah. Apalagi kasus stunting di negeri ini masih mengkhawatirkan.
Di tempatku kebetulan aku juga menjadi salah seorang pengurus RW, setiap bulan bagian pokja yang mengurus posyandu selalu mengingatkan kader tiap RT agar memberikan sharing tentang SKM. Oiya stunting pun juga dijadikan pembahasan di RW kami, dan alhamdulillah tidak ada anak balita yang ngalami
Ada Arumi yaa. Syantikkkkk sekali ya mba.
Edukasi tentang pentingnya protein, dulu tuh karbo ajaa yg penting karbo pokoknya heheuu
Klo nggak nasi nggak nendang. Aku masi sukaa nih 😆
Untuk kental manis memang nggak suka. Dulu klo mamah nyuruh minum susu ku minta teh. 😄
Ternyata itu bkn susu kan melainkan kental manis buat bebikinan. Sadar gizi untuk semua kalangan yes mba
Acara kayak gini bisa semakin rata nih info tentang kental manis. Sambil edukasi orang2 terdekat juga biasanya aku suka kasi info ke ART..
Event seperti ini harus menyasar masyarakat lebih luas lagi supaya kesadaran untuk makan makanan bergizi jadi lebih luas tersampaiakan sehingga hasilnya perlahan bisa terlihat. Selain itu perbaikan ekonomi di masyarakat juga akan mendorong keluarga tak mampu membeli makan makanan bergizi.
Ya ampun aku masih inget banget dulu pernah lihat ibu2 di kereta ngasih SKM ke anaknya :”””) Seingetku sih balita ya. Baru sadar pas udah besar kalau SKM itu ternyata nggak mengandung susu, malah lebih banyak gulanya. Udah gitu, ibu yg waktu itu aku lihat tuh bawa SKM sachet satu renteng gitu. Sedih ya. Semoga informasinya segera merata
Sering memang ya kita jumpai orang di Indonesia ini yang masih mikir SKM sama dengan susu bubuk. Padahal berbeda. SKM fungsinya hanya menjadi toping.
Emang kata “Susu” di SKM ini menjebak sekali kookk. Kesalahannya sudah tuun-temurun, alhamdulillah udah banyak yang nyadar sekarang ya mbak.
Semoga makin banyak edukasi kyk gini sehingga generasi emas Indonesia banyak yang terlahir cerdas dan pintar sehingga negeri ini jadi negara maju.
Hmmm apakah pejabat2 kita sekarang dulu dikasi emaknya SKM makanya negeri ini gak maju2? #eh
Informasi yang bagus mengenai stunting dan asupan yang baik untuk siapkan generasi masa depan yang sehat.
Secara memang kita sadar banget, cegah stunting. Tapi bagaimana caranya dan implementasinya, di artikel kak Nurul dibahas lengkap.
Haturnuhun.
Bener banget semua harus sadar gizi. Termasuk para mahasiswa/I yang nantinya bakal jadi calon orang tua setelah nikah dan punya anak. Fenomena kental manis udah dianggap susu ama banyak masyarakat Indonesia. Padahal jelas beda kandungannya
Bener banget semua harus sadar gizi. Termasuk para mahasiswa/I yang nantinya bakal jadi calon orang tua setelah nikah dan punya anak. Fenomena kental manis udah dianggap susu ama banyak masyarakat Indonesia. Padahal jelas beda kandungannya
Sadar gizi kudu sejak dini
Apalagi masa-masa remaja yang nantinya menjadi dewasa, karena buat masa depannya juga kan
Bagus banget ya, pendekatan kepada mahasiswa/i terkait permasalahan gizi. Anak muda banyak yang belum aware dengan rawannya konsumsi kental manis terlalu banyak. Jajanan banyak yang karbo dan minim gizi, minuman banyak pake kental manis. Ngeri juga nih, ternyata pola konsumsi ini meningkatkan infertilitas.
Belajar soal gizi itu penting, gak usah nunggu jadi orang tua dulu. Aku pun gak ngasih kental manis ke keponakan batita karena tahu itu bukan susu. Jadi ke uht aja buat tambahan dia dan jangan lupa penuhi gizi lainnya
Jaman kita kecil susu kenal manis itu ya susu. Soalnya susu yang harganya terjangkau. Hahaha. Eh tapi sekarang sudah lebih banyak yang melek gini ya. Jadi emang harus dikasih tau kalau susu kenal manis itu bukan susu. Banyakan pemanisnya soalnya.
Maaf komen sebelumnya banyak Typo.
Jaman kita kecil susu kental manis itu ya susu. Soalnya susu yang harganya terjangkau. Hahaha. Eh tapi sekarang sudah lebih banyak yang melek gizi ya. Jadi emang harus dikasih tau kalau susu kental manis itu bukan susu. Banyakan pemanisnya soalnya.
Bisa dengan konsumsi telur ya, Mbak, untuk mencegah stunting. Setuju banget, mulai dari mahasiswa nih kudu diedukasi soal kesehatan dan gizi. Selain sebagai generasi penerus, mereka juga agent of change!
Kesadaran masyarakat masih kurang nih tentang SKM kalau dia bukan pengganti susu yg harus dikonsumsi setiap Hari…
Di Depok saja masih banyak mba yg kurang Tau tentang SKM ini
Gizi adalah kebutuhan utama bagi siapa saja ya mbak
Kalau kekurangan gizi, tumbuh kembang kita bisa terhambat
iya mbak, untuk urusan gizi emang para ibu harus sadar gizi untuk keluarga ya. edukasi yang terus menerus memang penting sekali dilakukan agar masyarakat sadar akan pentingnya gizi bagi keluarga
Amiiin 3x…semoga ibu dan anak tidak mengalami gizi buruk, jaman sudah maju, makanan berbagai model.melimpah tapi sedih kalau lihat angka gizi buruk di Indonesia.
Bener nih, melahirkan generasi sehat, bebas stunting dimulai dari si Ibu dan mulai sebelum kehamilan harus memiliki edukasi tentang stunting, menerapkan gaya hidup sehat agar gizi untuk si ibu tercukupi, kalau ibu sudah teredukasi, bisa tanggap akan gozo anak juga.
Edukasi dan praktek nyata meningkatkan konsumsi makanan berbasis protein kudu seiring sejalan ya mbak, supaya hasilnya keliatan, dan persoalan stunting benar-benar bisa diatasi bersama, sejak dini.
Mbak Nurul karena masih kayak mahasiswi makanya diundang ke acara seminar keren ini 😀
Stunting memang perlu diberantas karena sangat merugikan bangsa. Anak-anak yang jelas aset berharga yang akan meneruskan pekerjaan bangsa kekurangan gizi untuk tumbuh secara baik. Dan pemberantasan stunting dimulai dari para ibu. Itu lah pentingnya mengedukasi masyarakat sejak dini ya Mbak. Jadi adik-adik mahasiswa ini jika suatu saat berkeluarga dan punya anak, sudah tahu apa yang harus dilakukan dengan gizi anak-anak mereka. Jangan sampai dikasih susu kental manis 🙂
Mantap nih edukasi soal gizi udah didapat kalangan mahasiswa juga biar angka Stunting bisa ditekan, ya
Aku sepakat nih, kalau kental manis ini bukan susu karena sampai sekarang pun masih ada yang mengira bahwa kental manis ini susu loh. Mirisnya lagi susu kental manis ini diminum oleh bayi-bayi juga karena orang tua menganggap harganya lebih murah dan mindsetnya masih susu.
Lhaaa ini loh sepakat sama profesor kalo anak stunting butuh banyak protein. Anak-anak kebutuhan protein lebih tinggi dibanding dewasa jadiiii jangan cuma disuruh makan nasi, sayur, buah. Kudu ada daging, telur, dkk.
Waktu masih kecil, pernah dikasih susu kental manis sama ortu. Cuma nggak sering dan diselingi dengan susu bubuk. Orang dulu belum tahu edukasi seperti ini. Mulai dari sekarang kita perbaiki untuk generasi selanjutnya.
Semoga makin banyak ya kampus-kampus yang mempunyai program seperti yang dilakukan oleh BEM Unair yang menyelenggarakan kegiatan bermanfaat seperti ini. Apalagi mereka sampai mengadakan dan memberikan pendampingan bagi ibu-ibu dalam hal kesehatan dan psikologi secara rutin
Sangat mengedukasi ya Mbak acaranya. Jadi ingat dulu sempat ada polemik mengenai SKM yang beredar di pasaran. Banyak yang salah paham dengan istilahnya.. Semoga jangkauan acara serupa ini terus meluas ya di masyarakat.
Wah, informasinya bermanfaat sekali ini, Kak. Sepertinya memang masih cukup banyak yang menganggap kalau SKM itu susu ya. Semoga ke depannya pemahaman masyarakat tentang gizi bisa lebih baik lagi.
Betul sekali hasil riset di Kendari itu. Mama dan tante-tanteku pun masih sering ngotot kalau kental manis itu adalah susu. Wah, harus makin banyak mengedukasi ini, Keren sekali ya si istri wagub Jatim itu, sudah cantik cerdas pula.
Mbak berasa semangat muda ya pastinya duduk bersama para mahasiswa di acara ini hihi
Keren tema acaranya, kita semua memang mesti sadar gizi ya..Salut buat YAICI untuk acaranya, juga BEM Unair
Menarik bener sih ada program positif Airlangga Berdaya – pendampingan bagi ibu-ibu dalam kesehatan dan psikologi setiap bulannya.
Ternyata masih banyak yang belum tahu ya kalau SKM bukan susu. Infonya perlu digencarkan lagi kayaknya. Beberapa anak memang terlihat segar dan gembul ketika konsumsi SKM. Semoga yang belum tahu segera tercerahkan.
Ahhh senang juga nih kalo datang di acara kesehatan seperti ini. Dan ini menyasar anak mahasiswa yang sekarang banyakan jajan makanan kekinian tanpa peduli dengan keacukupan gizi. Semoga makin banyak kampus yang mengadakan event keren seperti ini
Yup kita semua mesti kudu sadar yang namanya sadar gizi. Kita perlu mengedukasi masyarakat terutama keluarga kita sendiri untuk lebih peduli pada gizi.
Saat ini, Pemerintah sudah semakin sadar bahwa edukasi kesehatan gak hanya milik orangtua atau yang sudah menikah saja. Bahkan sebelum menikah sudah dipersiapkan untuk menjadi orangtua yang bertanggung jawab dalam memberikan nutrisi terbaik untuk calon anaknya kelak.
Aku pernah baca kalaunbayi stunting sekarang bukan hanya dari kalangan ga mampu. Banyak dari kalangan menengah ke atas karena ayah ibunya kurang sadar gizi. Makan junk food jadi gaya hidup. Syedih.
Salut dengan YAICI yang terus konsisten memberikan edukasi kepada masyarakat jika SKM itu bukan susu
Aku pernah ikut acaranya yang di Sidoarjo mbak
Edukasi seperti ini memang harus terus dilakukan ya
Mengingat masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa SKM itu susu
Ma syaa Allah tapi memang iya mbak, masih banyak yanganggap SKM itu susu, tapi memang manis sekali ya mbak
Miris banget, masih banyak masyarakat yang menganggap SKM itu susu
Banyak yang kasih bayinya minum SKM sebagai susu
Edukasi seperti ini emang harus terus digencarkan ya mbak
Bahagia banget edukasinya oleh Ibu Wakil Gubernur dan diadakan di Kampus UNAIR.
Semoga edukasi ini bener-bener sampai ke generasi masa kini sehingga mempersiapkan nutrisi yang baik sebelum menikah dan memutuskan untuk memiliki momongan.
Inget banget temen aku dulu tiap hari minum SKM krn dia pikir itu sama kaya minum susu jd dia rutinkan tiap hari. Pas kubilang SKM bukan susu kaget dong dia kutunjukin lah SKM isinya gula tok. Selama ni dia ga tau krn dari kecil emaknya biasakan minum SKM. Makanya literasi itj pentiiing pwooll
Bagus juga sih kalau edukasi ttg gizi sudah menyasar untuk mahasiswa. Selain mereka adalah calon orangtua, beberapa mahasiswa juga masih suka makan asal kenyang. Salah satu alasannya biasanya menyesuaikan dg kantong mahasiswa. Padahal kan banyak juga makanan murah tapi bergizi
Bener banget, harus edukasi mahasiswa mahasiswi jangan sampai pas udah jadi ortu kebingungan ya buat gizi anak. Semoga dgn ini calon anak masa depan, bisa bebas stunting
Asikk bgt acaranya. Bisa ketemu sama mbak Arumi pula. Molly dukung gerakan sadar gizi demi memajukan anak2 indonesia dan mencegah stunting
Musim hujan begini enaknya kental manis itu jadi toping di martabak, bubur kacang ijo atau roti bakar ya….
Bukan sebagai campuran minuman buat balita.
SKM setahuku udah diubah namanya jadi Kental Manis. Dari kecil ngira SKM itu susu ya gara2 iklan, trus kalo ngga salah baru booming beberapa tahun lalu kalau SKM itu bukan susu.
Sebagai seorang ibu memang harus sadar akan kelengkapan asupan gizi anggota keluarganya.
Apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan.
Memang salah kaprah sejak saya kecil dulu susu kental manis paling hits mewah dijaamannya ternyata isinya kebyakan gula yaa
Edukasi gizi gak bisa atu dua kali, harus ters menerus ya mbak, supaya tetap ingat & sadar selalu menjaga pola makan sehat. Dari ny=urisi yang tercukupi gizi anak pun akan baik danmenghindarinya dari stunting. Jangan sampai deh kasih nutrisi yang tidak memenuhi syarat kaya kental manis yang isinay cuma gula aja bukan susu
PR-nya juga nih buat ibu-ibu selain mikirin makanan yang gizinya mencukupi kebutuhan anak-anak harus yang disukai mereka juga. Kadang udah dimasakin anaknya gak suka. Ambyar deh
Sebagai ibu PR banget sadar nutrisi agar keluarga sehat ya, apalagi yang memiliki anak-anak pada masa tumbuh kembang
Stunting ini memang isu kesehatan yang harus segera ditangani, ya mbak. Apalagi ini menyangkut kesehatan dan kualitas anak-anak Indonesia
bener bangeet mba.. banyak hal baik yang didapat dan dirasakan saat gizi terpenuhi dengan baik, terutama untuk anak – anak kita yaa
Baca ucapan Arumi, Jadi inget, dulu waktu beberapa tahun belum punya anak pas berobat dan konsultasi ke dokter. Dimana2 selalu “obat utamanya” pola makan yang baik, perbanyak makan sayur buah dan rutin olahraga.
Bagus banget ini materinya
Setuju, generasi sekarang harus diedukasi tentang gizi yang baik. Agar mereka bisa memilah dan memilih makanan yang dikonsumsi. Apalagi saat ini serbuan makanan instant dan minuman kekinian yanh tinggi gula cukup masif. Dan itu berpotensi menimbulkan penyakit dikemudian hari. Keren deh acara dari YAICI ini..
Kamoooh! Iya kamooo… emang masih kek mahasiswi!
Jaman kita (eh kitaaaa, saya maksudnya) kecil – susu kental manis itu ya susu. Ibu kadang bikinin kalo pulang sekolah pake es batu udah paling sedaaap deh!
kita harus sadar gizi, memang
Bukan cuman buat anak tapi juga ke diri sendiri yang suka banget apa-apa yang dikonsumsi bunyinya “enak” saja tapi tanpa nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh!
Indonesia itu emang kudu sadar gizi, banyak banget masyarakat yang belum tahu yang ini boleh yang ini ga boleh huhuhu. malah kental manis dijadiin susu bayi huhu jangan. semoga makin banyak yang teredukasi ya
beberapa masih salah paham sih menganggap bahwa sus kental manis itu susu, padahal bukan, bahandasarnya itu sawit, begitu juga keju, bahan dasarnya ada yang menggunakan sawit juga
oleh karena itu kita harus cermat membaca komposiis produk sebelum mengonsumsina
biaya produksi semakin tinggi, wajar para produsen memproduksi menggunakan bahan alternatif karena harga jual yang tinggi untuk menutupi biaya produksi akan sulit dijangkau masyarakat
Aku sebagai pribadi sadar sih kurang ngeh tentang pergizian ini. Tahunya asal makan yang tersedia saja. Belum sampai ke pengaturan berapa kadar gizi yang harus dikonsumsi. Btw, ternyata SKM itu direkomendasikan hanya sebagai toping ya bukan untuk diminum.
Astaghfirullah…aku ngenes baca anak bayi 3 bulan dikasih SKM tiap hari dan umur 6 bln meninggal
Huhhuuh
Kandungan gizi di asupan makanan emang penting banget. Dan, aku setuju kental manis bukan susu krn kandungan gulanya sangat berlebih menurutku
Penggunaan susu kental manis ini memang menjebak sih Mak. Label “susu”-nya memang nggak salah dalam artian memang ada rasa susunya. Tetapi saat cek lagi kandungannya, beuh gulanyaaa. Saya kurangi banget sih intensitas pemakaiannya kalau lagi pengen es kopi susu. Better pake susu murni biasa yang rendah gula.
Duuuh yg masalah SKM sedih banget kalo sampe bayinya meninggal 😭. Orang2 tuh udh tertanam di mindset kalo SKM itu susu, Krn iklannya zaman dulu aja memang begitu 😔.
Aku juga ngebiasain anak2 utk banyak makan protein dan kalsium utk pertumbuhan tulangnya mba, drpd Karbo. Karbo pun aku selang seling ga melulu nasi. Tapi juga kadang kentang atau roti gandum. Biar mereka terbiasa dan ga menganggab hanya nasi Karbo utama
Sayangnya, banyak di daerah2 yang masih menganggap kental manis itu susu mbak. Informasi dalam iklan berpengaruh besar. Harusnya memang nggak bisa sembarangan. Kalau orang2 miss komunikasi kan ngaruh juga di gizi
Aku pikir ya, stunting itu cuma masalah fisik aja yang kerdil.. eh ternyata pengaruh jg ke pertumbuhan otak dan lain-lainnya ya. Jadi kalau pendek saja itu gak berarti stunting. Dan yes, kental manis yg menyesatkan masih dianut sm orang2 daerah terpencil yg gak tersentuh edukasi gizi 😦
Wah keren nih BEM Unair walau masih mahasiswa tapi udah menaruh perhatian pada kasus stunting2 yaa.
Btw kalau SK di rumah biasanya buat topping makanan atau campuran minuman aja, itupun dikit buat rasa2 manis aja hehe.
Aku nih yang masih nganggap kental manis itu susu. Huhuhu salah ya. Sering ngasih kental manis frisian flag ke anakku kalau dia mau susu. Thanks infonya mbak. Langsung beli susu bubuk aja kalau anak minta susu. Bukan kental manis lagi.