Mengikuti Google Summit di Amerika, Sebuah Upaya Dobrak Kemustahilan

Semakin bertambah usia, terkadang orientasi hidup jadi berubah drastis. Ketika muda, semangat masih meluap-luap, berasa Ingin taklukkan dunia! Lalu, hidup berjalan, onak dan duri kerap menghadang, dan yeah…. Tidak jarang seseorang terjerembab pada perasaan “Ya udahlah yaaaaa, emang takdirnya segini doang.” Seseorang itu adalah saya 😊

Fighting spirit jadi melempem. Apalagi, menyaksikan prestasi sanak saudara, sahabat, tetangga sedemikian menjulang, beughhh jadi mengkeret dah. Udah gitu, enggak jarang suara-suara sumbang kerap bergentayangan, seolah meracuni diri ini untuk “Dahlah, gosah ikut acara yang aneh aneh gitu.”

Kita memang nggak bisa mengendalikan hal-hal di luar diri. Komentar orang lain, respons tetangga/ saudara/ kenalan atas apapun yang kita lakukan, itu adalah HAL EKSTERNAL yang sama sekali tak bisa kita kontrol. Yang bisa kita lakukan adalah: senantiasa berdialog dengan diri sendiri, berupaya sebaik mungkin agar bisa melakoni hal terbaik yang bisa terjadi. Ga usah banding-bandingkan dengan hidup/ pencapaian orang lain, hey heyyy comparison is the thief of joy!

Gosah Banding-Bandingin Rezeki dgn Orang Lain yah 🙂

Suatu ketika, setelah main ke Blog Sunglow Mama saya baca info seputar perhelatan event Google Local Guides Summit. Ada seleksi peserta dari berbagai negara untuk mengikuti event tersebut.

Pada saat menyimak infonya, hati saya diliputi keraguan, “Ya elaahh, mana mungkin eikeh kepilih. Aku bukan heavy traveler, plesir juga ke destinasi sekitaran Jawa melulu.”

FYI, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk mengikuti summit ini. Yaitu: local guides (LG) minimum level 5, posting thread di forum Google Local Guides, menjelaskan tentang mengapa Google harus memilih LG tersebut untuk berangkat ke summit, plus video berdurasi 1 menit, yang semuanya harus dikreasikan dalam Bahasa Inggris.

Tips lengkap bisa dibaca di: Diundang Google GRATIS ke Amerika

Saya terpekur. American Dream. Sejak dulu, saya selalu menyimpan asa untuk bertandang ke Amerika Serikat. Tapi saya cukup tahu diri, bahwa Amerika itu benua yang amat jauh, dengan beda waktu 12 jam dari Indonesia. Ongkos buat beli tiket pesawat plus akomodasi yang super-irit saja, barangkali setara dengan honor buzzer yang saya kumpulkan selama setahun!

Sebenarnya, mimpi untuk berkunjung ke negeri Paman Sam ini belum pernah surut. Hanya saja, sebagai emak-emak mediokre, saya tak kunjung dapat hidayah, dengan cara apa saya bisa ke sana?

Tiba-tiba, secercah harapan itu muncul. “Mungkin, saya bisa coba. Apa salahnya, saya bikin selfie video, semacam monolog yang menceritakan bahwa saya blogger, saya suka traveling dan saya siap berkisah seputar destinasi wisata menarik di negara saya?”

***

Dengan semangat nothing to lose, saya submit video dan essay ke panitia Local Guides Summit Google. Lagi-lagi, saya disengat rasa tak percaya diri yang sungguh mengintimidasi. Saya bukan the real travel bloggers, saya jarang pergi ke luar negeri, Bahasa Inggris saya juga bukan yang cas cis cus was wes wosssshh. Udah gitu saya pakai jilbab, kira-kira apakah nanti saya bisa terpilih gegara jilbab yang saya kenakan?

Aduuuhh, kamu nih kenapa sih Nurullll, bolak balik saya gemeesss dengan perasaan overthinking yang kerap menjerat. Aduhaaaaiiii…! Betapa DIRI SENDIRI justru kerap menjadi sumber penghalang untuk maju. Musuh saya bukan siapa-siapa. Musuh saya adalah DIRI SAYA SENDIRI. Yang senantiasa menjejalkan frasa “Nggak mungkin banget deh!” dalam segala situasi dan kondisi.

Wis thooo, tadi kan udah bilang kalo mau ikutan dengan spirit nothing to lose ajaaa kan? Toh “Cuma” submit essay dan video aja. Kalo keangkut Alhamdulillah…. Ndak keangkut juga ndak rugi apa-apa tho. Intinyaaa…..You’ll never know, until you try!

***

Di tanggal 19 Mei 2017, sebuah email masuk ke inbox saya

You’re in! Join Local Guides Summit 2017

You’re Invited to Local Guides Summit 2017

Congrats! Your application showed incredible dedication to the community and stood out among hundreds of submissions. Here’s what comes next:

Confirm you can attend October 10-13, 2017 below

Stay tuned for emails about travel to San Francisco

Share the news using #LGSummit17 and #LocalGuides

Membaca email ini serasa membuat saya jadi bego sebego-begonya. INI FAKTA? ATAU SAYA SEDANG HALU?  Perempuan yang disengat rasa minder tak berujung, ternyata terpilih sebagai peserta summit? Dari ratusan aplikasi yang masuk, saya –ibu rumah tangga mediocre yang frekuensi traveling-nya bisa dihitung pakai jari—ternyata bakal mewakili Indonesia di forum Google internasional?

Ya Allah…..  Antara percaya dan tidak, saya masih berucap antara Alhamdulillah…. MasyaAllah… Astaghfirullah…. Hingga kemudian, Kak Budiono (food youtuber kondang asal Surabaya) berkirim WA padaku, “Hey Kak, ojo crito siapa-siapa dulu ya. Iki aku dapat email dari Google, kalo aku kepilih ikut acara di Amerika.” Waahhh, Alhamdulillaaahhh, saya siap cuss berangkaaatt dan Hamdalah ada temannyaaaaa 😊

***

Tiap orang berhak untuk melahirkan “bayi” impiannya, merawat, membesarkan, hingga kemudian tumbuh bersama-sama dengan impian itu. Bukankah hidup adalah sekumpulan impian dan semangat yang harus kita jaga dan kobarkan? Apa artinya hidup, apabila kita tak boleh bermimpi? Siapa yang berhak menjegal impian yang kita punya? Siapa?

Tidak ada. Sama sekali tidak ada. (*)

32 comments

  1. Aduh Mbak ikut senang bacanya ih. I feel you Mbak, mimpi yang belum tahu kapan bisa kita capai, tau-tau ada di depan mata tinggal digas doang itu rasanya duuhh lemes lutut hihihi. Sangat menginspirasi tulisannya Mbak, poin yg aku dapat:

    1. Rezeki sudah ada yg atur.
    2. Jangan malu untuk cobain peluang yg ada.

    Semoga next bisa traveling jauh lagi ya Mbak ^_^

    • aaamiin ya Allah, saya doakan impiannya terkabul ya mbak dengan keadaan yang semakin tambah baik dan bertambah keberkahan. semangat mbak menambah level di google nya. oh ya mbak liyamoana sudah di level berapa di google local guide?

  2. “You’ll never know, until you try!”
    Noted! Noted! Noted!

    Wis jian mantoool tenan Mbak Nurul wis ngrasakke sikile ngidak Negeri Paman Sam. Pie Mbak rasane? *halaaaaaaaah ngemeng epeh akuh inih. Wuakakakak

  3. Setuju banget..
    Semua orang harus punya mimpi.
    Aku juga lagi merawat bayi-bayi mimpiku, kak Nurul. Semoga sejalan dengan kehendakNya.

    MashaAllah~
    Kak Nurul selalu melakukan semuanya yang terbaik dan hanya Allah sajalah sebaik-baik pemberi jawaban.

    Barakallahu fiik, untuk semangatnya…
    Sukses selalu, kak Nurul.

    …btw, kalau udah kepilih Google Summit akankah bisa terpilih kembali?
    Tujuan Google Summit setiap tahun ganti-ganti ya, kak Nurul?

  4. Keren! Selamat ya, Kak. Salut banget dan ikut senang baca sharing pengalamannya yanv inspiratif. Semangat terus untuk mendobrak kemustahilan-kemustahilan berikutnya ya.

    Tapi pintu rumah tetangga jangan ikutan didobrak ya. 😉😋

  5. Keren banget mbaaa, gara2 postingan ini aku jadi langsung daftar Google Local guides hehehe.. dlu sih pakai untuk komplain kalo ada tempat yg layanannya buruk skrg yg baik2 juga harus aku kasih rate sekalian nambah point nih ahaha

  6. Paling senang itu pastinya pas tahu berangkat ke sana ada temannya dari satu kot atau daerah. Jadi punya tempat buat bertanya dan share apa aja pasti nya ….

  7. Kisahmu ini luar biasa mbak, jadi ikutan berasa optimis gitu loh. Iya, ibu rumah tangga pun bisa eksis dan berkarya jika konsisten dalam menjalankan aktivitasnya. Kok jadi pengin ikutan google LG summit juga yaaa… mupeeengg… Belum pernah menjejak di tanah Amerika nih. 😉

  8. Saya adalah manusia yang udahlah gini aja itu juga. Sekarang di posisi itu walau masih samar menjejaki jalan untuk meraih mimpi tanoa didengar orang. Inspiratif banget sih mbak. Aku juga akan semangat.

    Nggak akan tahu kalau nggam nyoba

  9. mbak kereen banget sih, fix jadi blogger panutanku nih, kadang nih ya sudah takut duluan sebelum dicoba, padahal kalau sudah dicoba

  10. Mbak… keren banget sih… Sangat menginspirasi. Info tentang google summit ini biasanya dari mana Mbak? Adakah syarat harus jadi local guides level berapa. Wah, salut sama Mbak Nurul deh.

  11. keren banget mbak pengalaman ikut google summit-nya. Memang ya kalau Allah berkehendak mudah saja kejadiannya

  12. Keren banget deh Mba Nurul bisa diundang Google ke Amerika. Dulu review local guidenya sampai rank berapa? Sehappy itu ya dapat undangan ke San Francisco. Rezekinya Mba. Nggak perlu dibanding-bandingkan ama yang lain. Pasti Allah udah kasih kebahagiaan tersendiri

  13. memperjuangkan mimpi itu indah, justru seninya hidup
    semangat kak, teruslah bermimpi besar dan wujudkan mimpi itu
    hanya Tuhan yang tahu kita mampu atau tidak, tapi tidak akan tahu jika tidak pernah dicoba

  14. Masyaa Allah banget mba pengalamannya, sy juga sering ngerasa insecure dengan diri sendiri, takut sama hal baru, tapi sakalinya mencoba ternyata nggak sesulit yg saya bayangin. Semoga kedepannya sy bisa lebih berani lagi mengambil segala kesempatan yg ada

  15. İni definisi makin bertambah umur makin menjadi jadi ambisinya hehe. Saya baru baca lho mbak cerita ada acara google submit. Penasaran gimana ya awalnya.

    Penasaran saat disana ngapain aja ya? Hehe. Harus bisa bahasa inggris kali ya pas disana biar nyambung

  16. Masya Allah 😍 Keren pisan mba, aku bacanya seneng, salut dan terharu bayangin nya. Mba beneran se-nothing to lose itu, namun aku meyakini mba pastinya melengkapi persyaratan dengan semaksimal mungkin, sehingga terpilih dan mendapatkan kesempatan yang teramat berharga ini.

    Dari mba, aku sangat melihat aura juara dan keep ilmu padi. Sungguh benar adanya kalau seiring bertambahnya usia semangat kita tuh terasa agak beda. Namun berusaha kembali menyalakan impian adalah hak siapapun tanpa mengenal usia. Aku yang lagi agak down sama sikon ku saat ini, baca tulisan mba berasa di semangati. Makasih banyak mba 🤗

  17. Setujuuuu mba nurul. Terkadang kita tuh terlalu banyak mikir yg ga penting, padahal kalo dijalanin aja, toh ga ada susahnya 😊. Bener kata mba, nothing to lose kok. Coba aja dulu.

    siapa tahu memang rezeki kan. Aku tuh termasuk ga aktif sebagai local guide. Kdg ngisi review-nya, lebih sering ga 🤣🤣🤣🤣. Malah ga inget udh level berapa 😅. Apa mulai aku aktifin yaa 😄.

  18. Alhamdulillah dapat rezeki ke US ya Mbak. Bener2 pengalaman tak terlupakan.

    Setuju ama kalimat ‘comparison is the thief of joy’ (lalu nyanyi lagu Ojo dibandingke – Farel).

    Kalo aku nulis review google buat ngingat2 sih pernah ke mana aja sekalian kasih informasi juga ke banyak orang. Soalnya review google bantu banget buat cari resto / tempat yg dituju, bagus apa gak.

  19. Congrats ya atas terpilihnya ikut Google Summit di Amerika pula! Wow! Memang betul, tidak boleh menyerah ketika menginginkan dan bermimpi untuk suatu tujuan. Dan jangan suka membanding2kan diri sendiri dengan orang lain.

  20. rejeki ga ada yang tau ya mbak, pas kita lagi asik rebahan terus misalnya ikutan lomba atau kuis, tau-tau dapet hadiahnya

    yang penting kita berusaha dulu aja, mencoba ga ada salahnya. Kadang aku mikir gini mbak, ikut aja dulu, kalau menang berarti bonusnya itu

  21. Barakallahu fiik~

    Banyak belajar dari tulisan sahabat blogger yang penuh motivasi kaya ka Nurul. Semoga apa yang kita impikan bisa bertumbuh satu demi satu dan terwujud di waktu yang tepat.

    Kadangkala, impian yang saat ini didoakan gak harus sekedipan mata terjawab kan yaa..
    Kudu berdoa berdoa dan ikhtiar.

    Bismillah.

  22. Emang takdir tuh suka becanda gitu mbak. Apa yang kita optimistis bakal dapet, eeeh malah susah banget dapetnya. Sekalinya nothing to loose dan ikhlas tanpa menuntut apapun, malah dikasih lebih, hahaha.

    Mangkanya aku sekarang tuh kalo ngerjain apa-apa, seringnya lebih nothing to loose aja. Biar sukses dan gagal Allah yang tentukan.

  23. Siapa yg bisa menghalangi mimpi kita? Tidak ada! Setuju pake banget ini Mbak.

    Jadi bermimpilah dengan sebaik-baik mimpi soal terwujud atau tidak biarkan semesta bekerja dengan caranya.

    Btw, selamat yah sudah berkunjung ke Amerika atas undangan Google semoga mimpi2 kita lainnya, aku dan Mbak bisa terwujud lagi. Amin

Leave a reply to Dian Kusumawardani Cancel reply