Say No to Jajanan Berbahaya!

Coba kita googling dengan keyword “Jajanan Berbahaya Anak Sekolah”. Ada 370 ribu artikel maupun foto yang mengulas soal jajanan ini.

Ngeri banget kan? Padahal, jajanan itu jelas-jelas dijual di area sekitar lingkungan sekolah. Padahal, konsumen terbesar jajanan yang sama sekali enggak sehat itu, adalah bocah-bocah cilik, yang nantinya akan menjadi calon pemimpin bangsa.

Apa jadinya, kalau kita–masyarakat, pemerintah, pedagang, elemen swasta–bersikap cuek bebek dan enggak mau tahu soal ini?

Apa iya kita rela, anak-anak kita, tumbuh menjadi generasi yang rapuh, lemah, lunglai tak berdaya, lantaran serbuan aneka jajan yang membahayakan tubuh dan jiwa mereka?

Googling jajan berbahaya
Googling jajan berbahaya

Padahal, halal dan thoyib jelas-jelas menjadi syarat utama dalam pemilihan makanan. Lha ini? Boraks dicampurkan dengan seenak udel ke bakso, pentol, siomay dll. Gorengan, biar makin kriuk dan laris? Malah dicampuri plastik, bahkan LILIN! Can you imagine that?? Jahat banget kan?

Formalin, zat yang biasa digunakan untuk mengawetkan mayat, sekarang marak dipakai untuk mie basah, tahu, ikan segar dan ikan kering.

Boraks, yang harusnya untuk bahan pembuat deterjen, dan antiseptik, malah sering banget kita temui pada bakso, cilok, lontong, kerupuk. Hati-hatilah kalau mengonsumsi jajanan yang teksturnya sangat kenyal, tidak lengket, tidak mudah putus.

Ada lagi. Rhodamin B & Methanyl Yellow
Rhodamin B adalah pewarna sintetis (merah keunguan), biasa digunakan untuk tekstil dan kertas. Methanyl Yellow juga pewarna sintetis (kuning), untuk pewarna tekstil dan cat. Sering banget dipakai di gulali dan sirup.

Masya Allah…. itu kan jajanan favorit anak-anak kita!

Kewajiban Kita, Mengedukasi Generasi Bangsa

Karena itulah, saya mengapresiasi Tupperware Indonesia yang menggulirkan program Aku Anak Sehat. Program ini digelar sebagai wujud kepedulian Tupperware, terhadap bahaya yang mengintai anak-anak kita lewat jajan berbahaya.

Kondisi ini perlu dicarikan solusi yang cespleng. Nurlaila Hidayaty, Senior Marketing Manager Tupperware Indonesia, mengambil langkah konkrit dengan melakukan sosialisasi ke berbagai sekolah.

Sebanyak 560.000 anak-anak usia SD mendapatkan edukasi dan informasi seputar pentingnya pola hidup sehat dan memilih bekal yang baik.

Lalu, bagaimana edukasi ini dilakukan?

Setelah melakukan riset, pihak Tupperware melihat fakta bahwa anak-anak usia SD lebih banyak mendengar dan mematuhi apa yang dikatakan oleh guru dibandingkan orang tua. (waduh, ini jleb banget… tapi memang bener sih….)

Walhasil, para guru itu diundang Tupperware, untuk mendapatkan pemahaman mendalam seputar bagaimana menularkan semangat gaya hidup yang baik. Sehingga, semua pelajar di Indonesia bisa sama-sama berteriak lantang, “Aku Anak Sehat!”

Trus, gimana dong, supaya anak kita bisa jajan dengan sehat?

Tidak bisa tidak, emak-emaknya kudu membiasakan bikin bekal SETIAP HARI. Dan, bekal ini harus dikemas secara cantik, menarik, plus wadahnya kudu bikin semangat makan. Jangan sampai kita bikin bekal pisang goreng yang gosong, letoy, udah gitu ditaruh di plastik ala kadarnya. Hadeh, anak-anak kita bakal malu bin tengsin buat memakan bekal itu. Gitu deh, saran dari Bunda Romi alias Rose Mini.

Oke, kiddo. Bismillah. Ibumu yang sama sekali kacrut dalam dunia permasakan ini, insyaAllah akan berjibaku untuk menghadirkan masakan yang mak nyus dan menggugah selera. Sehingga dirimu bisa terbebas dari jeratan jajan yang enggak banget, macem cilok, cireng, pentol, siomay, dll-nya itu.

Dan, buat para ibunda sejagat raya, silakan disimak kreasi komik hasil kolaborasi saya dan @melaty_mia. Semoga komik ini bisa jadi sarana edukasi supaya anak-anak kita ogah jajan yang berbahaya.

JAJAN1 JAJAN2 JAJAN3

Author: @nurulrahma

aku bukan bocah biasa. aku luar biasa

20 thoughts on “Say No to Jajanan Berbahaya!”

  1. Semangat ya, mak. Capek dikit bikinin bekal si kiddo gak papa sih, daripada lengah namun ujung-ujungnya menyewa kamar di rumah sakit, mending duitnya buat nyekolahin anak setinggi-tingginya.

  2. Tantangan emak-emak jaman sekarang, Mak Nurul.. berat yaaaah.. IMHO, kalau anak masih kecil, masih bisa dibentuk ‘pola kebiasaan’nya, mending dari awal jangan dibiasain ‘jajan’, hehe.. 😀

  3. gak perlu cihuy, Maaak.. yang penting ‘terpaksa’, kalau ‘terpaksa’ biasanya apa aja jadi bisa, hihi.. ;D kalau soal jajan, kita kan bisa pilih-pilih, Mak.. cari yang paaaling sedikit/gak ada ‘aditif’nya 🙂

  4. Inshaalloh di pesantren anak-anak kami, makanan yg disediakan semua produk sendiri. Jadi lbh protektif terhadap msg, pewarna, pemanis buatan atau pengawet. Jika di rmh pun, mereka suka tanya, boleh jajan ini itu atau tidak.

    1. Wow, putranya pak Nuzulul di pesantren tho? Pesantren mana? Penginnya, pas setingkat SMP nanti, anak saya juga masuk ponpes. tapi, ini cita2 emaknya sih. anaknya, blum tau juga deh 😦

      1. Allahu Akbar…! Keren banget ini pak. Mungkin bisa ditulis di blog Pak Nuzulul, Tips Mengajak anak masuk pesantren sejak usia dini banget. Atau, udah pernah ditulis, tapi saya blum baca?

  5. kalo yang ” anak-anak usia SD lebih banyak mendengar dan mematuhi apa yang dikatakan oleh guru dibandingkan orang tua” ini bener banget !
    sampe sampe, dulu jaman saya sekolah sampe adek saya, ibu saya selalu “nitip pesan” lewat buguru hehehe…
    jadi semangat latihan masak nih 😀

  6. Jadi inget sama anak manajerku dulu yangg langsung sakit setelah jajan singkong goreng yang pakai bumbu merah menyala di sekolahnya hiiii… Banyak jajanan sekolah yang murah meriah tapi nggak jelas bahannya, Mak. Mungkin selain guru, penjual jajanan di sekolah dan sekitarnya juga harus dirangkul ya, biar lebih aware sama jajanan sehat, kan rezeki mereka juga jadi lebih berkah.

  7. acap kali dari pihak skolah sdh nyediain kantin relatif sehat, sudah ngelarang/mngimbau siswa untuk tidak jajan di luaran kantin skolah… tapi klo penjual makanan klilingnya masih ngejigrok di depan skolah ya anak2 tetap tergiur; sementara hendak melarang para pnjual jajanan jualan di skitar skolah ya gak enak plus kasihan pada para tukang jajanan itu…dilematis…

  8. bener banget mak.. dari dulu.. waktu aku masih sekolah juga sama..
    udh banyak makanan-makanan yang berbahan bahaya.. 😦
    harus dibiasakan anak2 bawa bekal..biar gk jajan sembarangan lagi..hehe

Leave a reply to hoshi Cancel reply