Mbak, Kurusan yah?

“Mbak, Kurusan yah?”

“Nggh… bukan kurusan sih… timbanganku segitu-gitu aja kok. Cuman mungkin ototku rada memadat…”

“Iih, tapi bener kok, kelihatan lebih langsing…”

“Hmm, apa ini efek baju aja kali ya, hahahah…”

Yes, “dituduh” kurusan itu terus terang punya double impact buat saya. Hepi? Tentu saja! Cewek mana yang enggak bahagia syalala manakala ada yang bilang bahwa bodi kita slimmer than ever

Continue reading “Mbak, Kurusan yah?”

Sekelumit Kisah antara Sidqi dan Lifebuoy

Salah satu faktor penyebab penuaan dini adalah…. ketika emak-emak rempong kudu jejeritan lantaran anak syusyaaaaahhh banget disuruh mandi ($%^$&*)((_@$#^% Emosi jiwa banget deh ih. Gak tau kenapa, Sidqi itu kok kayak musuhan gitu lo, sama kamar mandi. Tapi anehnya, doi demen banget main air di kolam renang ataupun di pantai. Serasa anakku ini punya love and hate relationship gitu deh, dengan air.

Gitu juga pas kami njujug ke Hotel Atria, Malang. Sudah barang tentu, kolam renang adalah destinasi utama yang membetot atensi anakku. Kecipak kecipuk… main semprot-semprotan air sama bocil-bocil yang barusan ketemu pas renang di sono. That’s wonderful :)))

Seperti biasa, Sidqi susah banget diajak udahan saban renang. Hmmm, #sudahKuduga. Apalagi, kalo disuruh mandi. Dih. Malesss banget. Saya bolak/i sodorin handuk dan ngajak dia mandi pake shower, ya elaaah, bocahnya malah asyik merenangi samudera kehidupan kolam renang ang asoy ini.

“Sidqi… ayo mandi sekarang…Udah malam naaak!”

“Ntar aja Bu…”

“Haduuuh, ayo deh, mandi…! Ini Ibu bawain sabun Lifebuoy baru loh!”

“HAH? Ada yang baru Bu? Kayak gimana?”

Masih dengan kostum professional diver ala-ala, Sidqi nyamperin saya. Wiiii, doi langsung naksir nih ama packaging lifebuoy clini-shield 10. Kemasannya manis dan handy banget. Pokoke, mengundang laaah, buat dipake mandi, hihihi.

Sidqi mencoba buka tutup sabun, lalu komentar deh.

“Loh, Bu… Ini kok enggak gampang tumpah ya?”

“Iya dong. Kan ini sabunnya berbentuk gel. Jadi, Ibuk sama sekali gak kuatir pas nge-packing baju, sabun dan printhilan buat ngebolang ke sini. Gak perlu takut tumpah blas!”

“Waaaahhhh, asik…! Aku mau mandiiii….!”

**EmaknyaSidqiSujudSyukur**

#CukupSatuTetes

Produk apa yang jadi favorit dan idaman para emak-emak sejagat raya kolong langit? Yep, ofkoorss, tentu saja, produk berkualitas oye, dengan harga terjangkau dan bisa dipake dengan metode yang ngiriiiit bingits. Biar bisa jadi menteri keuangan rumah tangga yang bijaksana getoooh #KekepinDompet

 That’s why, daku udah jatuh cintrong at the first sight dengan sabun lifebuoy clini-shield 10 ini. Canggih loh, sabun ini! #CukupSatuTetes sudah bisa dipakai bersihkan sekujur bodi.  

 

 

“Suegerrr Buk, sabun Lifebuoynyaaaa…!”

Sidqi menjerit nyaring setelah keluar dari kamar mandi. Hmmm, selain mengusung aroma yang endus-able ((ENDUS-ABLE)), sabun Lifebuoy clini-shield10 yang berbentuk shower gel ini juga bisa jadi amunisi mumpuni buat perang melawan kuman.

Iya loh, bu ibuuu, saat ini kuman itu makin pinter. Doi bisa berevolusi dengan leih cepat dan kuat. Buktinya? Banyaaaak kan penyakit-penyakit baru dengan nama-nama unyu, yang bikin kita makin kutu. (Hey…It Rhymes!)

Kalau kuman aja udah sedemikian hebringnya dalam melakukan inovasi, maka dari itu kita juga harus lebih siap menghadirkan perlindungan yang juga sip-markosip. Iya dong, slogan “Mencegah jauh lebih baik daripada mengobati” kudu senantiasa kita usung. Ketimbang terjangkit penyakit, it’s much better kalau kita pakai produk yang bisa membantu kita, satu langkah lebih awal untuk menghindari kuman penyebab penyakit.(*)

 

 

Resep Astri Ivo, Si Cantik Sepanjang Masa

IMG_0156
Coba tebak, berapa usia Astri Ivo tahun ini? Kalau melihat wajahnya yang begitu cantik, senyumnya nan teduh, juga berat badan yang proporsional, rasanya sulit dipercaya bahwa Astri Ivo menginjak usia 51 tahun. Ya, di usia setengah abad ini, Astri Ivo tak kehilangan sinar inner plus outer beauty-nya. Apalagi, kalo doi lagi tausiyah di TV… Wiiih, sukaaaa bingits!

Btw, apa resep rahasia perempuan kelahiran 21 September 1964 ini? Bagaimana ibu 3 anak ini menjaga penampilannya tetap anggun dan enak dilihat?

Setiap perempuan tentu ingin tahu kiat yang Mbak Astri terapkan agar tetap tampil menawan. Apa saja? 

Alhamdulillah, bersyukur pada Allah saya diberi amanah untuk sharing seputar hal ini. Dengan berikhtiar, kita bisa tampil rapi dan enak dilihat, seperti yang sudah saya ulas di buku saya Cantik Sepanjang Usia.

Kuncinya adalah, selalu positive thinking  dan jalani gaya hidup yang sehat. Di usia saya yang 50 tahun, saya selalu rutin untuk berolahraga. Pagi hari saya sempatkan untuk berenang. Saya juga rutin bersepeda dan senam. Yang tak kalah penting, kita harus bisa memilah apa yang kita konsumsi sehari-hari. Pilihlah yang halal dan baik. Ingat-ingat selalu, perut kita ini laboratorium tercanggih di dunia. Coba bayangkan, kalau perut dan seluruh organ yang ada di dalamnya kita pakai setiap hari setiap saat tanpa istirahat, maka bisa rusak. Apalagi kalau yang kita masukkan ke dalam perut adalah bahan-bahan yang tidak terjaga kualitasnya. Itulah mengapa saat ini, sering kita jumpai anak muda yang sudah mengidap penyakit berat, seperti sakit jantung, diabet, dll. Kenapa? Karena gaya hidup tidak sehat.

Continue reading “Resep Astri Ivo, Si Cantik Sepanjang Masa”

Daripada Sakit Gigi… Mending enggak Sakit :)))

Siapa sih yang nyiptain lirik “Daripada sakit hati, mending sakit gigi” ntuh? Wah. Liriknya menyesatkan banget. Yang namanya sakit gigi itu, udahlaah… kagak ada tandingannya. Sakitnya itu loh, sampe merasuk di sumsum tulang plus menggelepar di ubun2. *hags*

Dan sialnya, yang namanya maintain gigi itu GGS. Bukan Ganteng Ganteng Seringgila, tapi Gampang Gampang Susah.

Gigi kliatannya sepele banget. Tapi, penting ting ting. Kalo kita abai dengan perawatan gigi, segala macam penyakit bakal mampir. Mulai dari karies, karang gigi, sampai (naudzubillah) penyakit kanker mulut!

femina

Makanya pas majalah Femina bikin acara ini, aku SEMANGAT BANGET buat ikutan.

Termasuk, ngajak my kiddo sidqi, yang aduhhh… gimana yaa… sulitt banget diedukasi buat jaga kesehatan (dan keutuhan) gigi.

CIMG6781Doi ikutan datang di JW Marriott sih, tapiii… malah asik main games di Lenovo hadiah lomba ini.

Ya wislah.

Sekarang, emaknya yang kudu mencatat poin2 penting yang disampaikan para narasumber.

drg Taufan Bramantoro bilang, kalau karies/lubang gigi itu disebabkan 4 (empat) faktor yang saling berkolaborasi. Yaitu, bakteri, individu, makanan dan waktu.

Ada juga demineralisasi alias proses pelepasan mineral, kalsium dan fosfor.

Nah, gigi kita itu terdiri dari ion2 mineral. Makanya, kudu banget pake pasta gigi yang sampe bisa menembus ke lubang nano. Boleh sebut merek?? Boleh banget, kakaaak…Nama odolnya adalah: Systema Nano 🙂

Selain dpt odol, seluruh pengunjung dapat souvenir kece, plus mouthwash plus sikat gigi juga. Asik deh, pokoke.

Trus, ada tips 3’s yang disampaikan drg Taufan, biar gigi kita sehat, rongga mulut terlindungi dan hidup kita bahagia 🙂

Yang pertama, Sikat gigi 2 kali sehari. Waktunya kapan? Nah ini, TOLONG DICATAT ya, setelah sarapan dan sebelum tidur. Pas poin ini, Alhamdulillah, sidqi nyimak. Kenapa sebelum tidur kudu banget menyikat gigi? Ya, karena aliran saliva (liur) kita berhenti. Kondisi ini sangat disukai bakteri.

Yang kedua, Sabar dan menikmati proses menyikat gigi. Lakukan dengan pelan-pelan, jangan buru-buru. Karena, ada proses memijat gusi juga.

Yang ketiga, Suka minum air putih, terutama setelah makan makanan manis dan lengket. Soalnya, air putih ini bisa banget menetralkan keasaman rongga mulut.

Aye. Masih banyak ilmu yang disebar. InsyaAllah aku bikin di postingan terpisah ya 🙂

Yang jelas, makin happy di acara Femina, karena… karenaa…. aku dapat door prize, kakaaaak…. *sujud syukur*

Thanks God It’s Monday! #1

Kalo selama ini kita kenalnya TGIF alias Thanks God It’s Friday, sekarang saya mau bikin Thanks God It’s Monday #TGIM

Kenapa? Yaa, karena selama ini, kebanyakan dari kita —kita?!?!? elo aja kaliii??— senewen, sutris, galau, plus enggak bisa move on dari hari Minggu. Ya kaaan? Penginnya liburrr, gegoleran dan klesotan aja di rumah. Ya kaan? *cari temen*

Tapii, saya lalu teringat sama slogan Hard Rock Cafe I don’t Like Monday. Yeppp, don’t-nya dicoret/ disilang. Jadi, kita bacanya I Like Monday. Widih. Super-brilian, yes? Ide ini besutan si jenius marketing, Yoris Sebastian.

belakangan ini, langsung disebut I LIKE MONDAY siy
belakangan ini, langsung disebut I LIKE MONDAY siy

Nah, maka dari itu, setiap Senin, saya berusaha buat istiqomah bikin postingan #TGIM ini. Isinya, yaaa… berbagi kabar bahagia, walau remah-remah tak mengapa. Yang penting, ada kejadian atau peristiwa atau sebuah insight yang membuat Senin saya ceria dan penuh semangaat!

Misalnya, hari ini nih. Dengan penuh rasa deg-degan, saya naik ke atas timbangan. (o iya, saya dapat timbangan ini, hadiah dari voucher menang lomba blog Ace Hardware. #penting)

Bismillah….. duuuh… grogi bangeeet niiih….

Daaan…. JREEENG!! Jarumnya dong! Jarumnya ke kiriiii BANGET!!

Duh. jangan-jangan, timbangannya udah rusak neeh? Etapi, Serius loh! Masak jarumnya nunjuk ke angka 64!! Ulalalalaa…..

Ya elaaah, BB 64 aja udah girang setengah mampus….??

Biarin, husshh hussshhhh enyahlah pikiran negatif *usir-usir ala Syahrini*

Jelas aja saya girang. Karena, pas sebelum bulan Ramadhan kemarin, BB saya mencapai angka 72. Serius. Bodi saya emang se-menggelambir itu. Saya enggak peduli dengan celoteh manusia

“Iiiih, Nurul kok sekarang gendut ya?”

“Ya ampuuuun, Nurul…! Kamu baru punya anak satu kok badannya udah dedel duwel gitu?”

“Kamu kalo naik angkot bayarnya pasti dobel yak. Makan banyak tempat!!”

Saya gak mau ambil pusing dengan bully itu semua.

Tapiii, oh tetapi. Pas sholat tarawih di Masjid Al-Wahyu, ada satu penceramah yang juga seorang praktisi kesehatan. Beliau berjudul Prof Dr Soehartono Taat Putra, Guru Besar di FK Unair Sby. Satu quote beliau yang muaaakjleeeeb adalah:

MATI itu TAKDIR.

Tapi, BAGAIMANA KITA MATI itu NASIB.

Kita memang tak bisa mengubah Takdir Kematian yang digariskan oleh Allah.

Tapi, kita bisa MENGUBAH NASIB. Kita bisa menjauhkan diri kita dari PENYAKIT seperti DIABETES, JANTUNG, KANKER dan sebagainya. Dengan Apa? Dengan Mengubah POLA dan GAYA HIDUP KITA.

Jedeeeerrr….!!!

Ini si profesor kayaknya sengaja mencabik-cabik hatiku di hadapan para jamaah tarawih yang berbahagiaaaaa…. *nangis*

***

Kayaknya ini yang namanya hidayah yak? Setelah denger ceramah doi, saya jadi mikir,

“Badan ini adalah AMANAH yang ALLAH TITIPKAN untuk saya. Masak iya sih, saya MERUSAK AMANAH ini??

Tidak semua orang punya FISIK YANG LENGKAP. BADAN SAYA INI KOMPLET. Hanya saja, saking bandelnya si penerima amanah, bodi ini dijejali lemak plus gelambir, yang sama sekali enggak sedap dipandang dan disandang.

Oke. Baiklah. InsyaAllah, saya akan BERUBAAAAAHHH…..!”

Ini semua bermula di Bulan Ramadhan. Saya mencoba mengubah pola makan. Tadinya saya hobi dan ikrib banget dengan makanan berlemak. Sekarang? Udah deh, cukup tempe-tahu-tongkol goreng. Iya, saya belum bisa skip gorengan memang. Tapi, saya udah mulai yuk say dadah bubbye dengan cakue, roti goreng, ote-ote (bakwan), tahu isi, yang dijual abang2 gorengan pinggir jalan.

Selain itu, saya juga rutin minum ini: madu-pahit-mabruuk_00000

Asli. Ini saya enggak lagi iklan, apalagi job review. Saya cuma sharing aja, gimana ceritanya bobot saya yang tadinya 72, secara berkesinambungan turun ke angka 64. Padahal, saya enggak sedot lemak. Takut. Ga boleh ama jeung Astri Ivo.

Balik lagi ke si Madu Pahit. Makhluk ini banyak banget gunanya. Di-googling sendiri aja ya, kakaaak…

Yang jelas, salah satu manfaatnya adalah, nih madu bisa banget menekan nafsu ngemil kita. Selama ini, gairah dan passion saya akan cemilan begitu berkobar. Nyaris ga pernah saya lewatin hari tanpa nyemil. Kalo lagi ngetik, saya PASTI nyemil. Kalo ga nyemil, tulisan saya PASTI ga selesai.

Setelah rutin minum nih madu, ga tau kenapa ya, kok semacam ada SUGESTI bahwa I can Live without that CEMILAN!! 

Bisa banget loh ternyata.

Dan, yang jelas, saya jadi alergi gitu deh, dengan makanan ga sehat.

Masak, kapan hari saya coba makan P*p M*e. Yep, mie instan yang cukup nuangin air panas itu loh. Setelah makan satu suapan, hoekksss, kenapa rasanya pahit gini yak? Bumbunya itu berasa OBAT KIMIAWI banget!

Saya jadi lebih suka masakan rumahan. Saya lebih suka sayur sop, sayur bening, sayur asem, tumis pare, oseng2 kangkung buatan ibu saya. Beneran!

Alhamdulillah…. ALLAH yang gerakkan lidah, hati, otak saya. Tinggal olahraganya aja nih yang dikencengin. Maklum, kalo mau olahraga tuh, adaaaa aja excusenya, hehehe….

Daan, Senin saya makin bahagia, manakala baca cerita perempuan cantik ini. Doi tuh, mempopulerkan diet Mayo, tapi dengan cara yang asyik. Super-duper-inspiratif. Setelah baca postingan interview bareng doi, Senin saya terasa sangaaat ceria.

Oke. Ini cerita bahagiaku di #TGIM.

Mana ceritamu? 🙂

Jamu itu…. Gue Banget!

Alhamdulillah, jadi pemenang hiburan di Lomba Jamu IPB info di sini 

jamu-winner

Jamuuuu…. jamuuu…. Jamunya masss… jamu pegel linuu…. encok-encok bakal hilaang….

Jamuuu… jamuuuuu….

Suara kenes bin endhel khas Juminten masih terngiang-ngiang di kuping saya. Buat generasi 90-an tentu nggak asing dengan sinetron komedi “Lika-liku Laki-laki”. Ria Irawan berhasil memainkan peran bakul jamu yang kemayu sekaligus ngangenin.

Widih. Bagaimana dengan bakul jamu masa kini yak?

43198943_mk_penjual_jamu

credit

Karena gencarnya promo cafe-cafe fancy, dus tren ngopi-ngopi cantik ala Amrik, walhasil anak muda kita makin akrab banget dengan minuman produk franchise. You name it lah. Semacam kopi-kopi yang segelasnya bisa dibandrol 50 ribu, atau bubble tea, atau milk shake, pokoke serba kebarat-baratan. Asal udah nongkrong di kafe, gosip-gosip cihuy, lalu selfie, bbeuuuuh berasa keren sejagat raya lah.

“Lagi nongkrong di St*rb*cks euy. Sedap!”

“Wih. Ngantri di Jc* yahud banget! Rameee… padahal lagi pengin nyeruput hazelnut latte…”

Tweet semacam itu berhamburan di timeline. 

Kalau anak-anak muda bisa begitu bangga nongkrong di kafe kopi dan sebangsanya, makaa…. jamu juga bisa banget dibikin keren, cute, asik dan gue banget!

Caranya?

depan

Eng ing enggg…. SMART banget nih, terobosan yang dilakukan SIDO MUNCUL. Pas saya lagi jalan-jalan di Mal Delta Plaza Surabaya, ada sebiji kafe assoy yang nangkring di sono. Jualannya? Jamu! Widih. Keren kan?

Saking happy-nya nemu spot menakjubkan ini, saya buru-buru pesen ke mbak “barista” yang nongkrong di situ.

CIMG6582

Beneran, euy. Mbaknya bukan pakai style ala-ala Juminten. Sudah nggak pake jarit atau konde. Tapi, style doi sooo… kosmopolitan. Nongkrong di kafe jamu ini berasa lagi nongkrong di kafe yang chic. Langsung deh, saya ngetwit

yuhu

Price list jamu. Murah-meriah banget-nget :-)
Price list jamu. Murah-meriah banget-nget 🙂

Tuh kan, kalau jamu dikemas dalam strategi penjualan yang wow, maka anak muda seperti saya sudah pasti bakal melabuhkan pilihan pada jamu.

Jamu ini kan produk otentik Indonesia. Banyak manfaatnya pula. Kalau mau mengulik beragam referensi yang ada di sini atau di situ, maka kita akan dibuat takjub setakjub-takjubnya akan kehebatan jamu.

Bisa ngobatin penyakit kolesterol, diabetes, darah tinggi, obesitas (uhuk!) bahkan tumor ataupun kanker!

Buat ibu-ibu yang lagi kasih ASI ke dedek bayi, juga bisa rutin konsumsi jamu. Supaya ASI-nya makin lancar jaya.

Nah, karena sekarang manusia-manusia Indonesia lagi doyan banget ber-online shopping, termasuk saya, maka lagi-lagi kudu ada terobosan wow yang dilakukan di kancah marketing.

Please welcome…… *drum roll* rumahjamu dot com…!

Untitled

Praktis banget. Cukup modal mantengin gadget atau komputer, tinggal pilih jamu apa yang kita mau. Ada edukasi seputar manfaat masing-masing jamu. Yang pengin kulit mulus, hayuk deh pilih kunyit asam. Yang pengin haid lancar, bisa pilih kunyit asam plus sirih. Navigasinya enak banget. Online shopping jadi gampiiilll, gak pake ribet.

Intinya, ada banyak cara untuk menjadikan jamu sebagai kebanggaan Indonesia. Iya dong, kalau kita terlalu sering mengusung lifestyle ala kebarat-baratan, ya jangan salahin kalo anak-anak di masa mendatang gak kenal dengan jamu.

Hayuk ah. Kita mulai kembali menjamu diri sendiri dengan jamu.

Karena jamu itu…. gue banget…!

Lestarilah Jamu Indonesia 🙂

Flyer Lomba Penulisan Artikel Jamu di Blog

Sumber:

http://biofarmaka.ipb.ac.id/publication/journal

Say No to Jajanan Berbahaya!

Coba kita googling dengan keyword “Jajanan Berbahaya Anak Sekolah”. Ada 370 ribu artikel maupun foto yang mengulas soal jajanan ini.

Ngeri banget kan? Padahal, jajanan itu jelas-jelas dijual di area sekitar lingkungan sekolah. Padahal, konsumen terbesar jajanan yang sama sekali enggak sehat itu, adalah bocah-bocah cilik, yang nantinya akan menjadi calon pemimpin bangsa.

Apa jadinya, kalau kita–masyarakat, pemerintah, pedagang, elemen swasta–bersikap cuek bebek dan enggak mau tahu soal ini?

Apa iya kita rela, anak-anak kita, tumbuh menjadi generasi yang rapuh, lemah, lunglai tak berdaya, lantaran serbuan aneka jajan yang membahayakan tubuh dan jiwa mereka?

Googling jajan berbahaya
Googling jajan berbahaya

Padahal, halal dan thoyib jelas-jelas menjadi syarat utama dalam pemilihan makanan. Lha ini? Boraks dicampurkan dengan seenak udel ke bakso, pentol, siomay dll. Gorengan, biar makin kriuk dan laris? Malah dicampuri plastik, bahkan LILIN! Can you imagine that?? Jahat banget kan?

Formalin, zat yang biasa digunakan untuk mengawetkan mayat, sekarang marak dipakai untuk mie basah, tahu, ikan segar dan ikan kering.

Boraks, yang harusnya untuk bahan pembuat deterjen, dan antiseptik, malah sering banget kita temui pada bakso, cilok, lontong, kerupuk. Hati-hatilah kalau mengonsumsi jajanan yang teksturnya sangat kenyal, tidak lengket, tidak mudah putus.

Ada lagi. Rhodamin B & Methanyl Yellow
Rhodamin B adalah pewarna sintetis (merah keunguan), biasa digunakan untuk tekstil dan kertas. Methanyl Yellow juga pewarna sintetis (kuning), untuk pewarna tekstil dan cat. Sering banget dipakai di gulali dan sirup.

Masya Allah…. itu kan jajanan favorit anak-anak kita!

Kewajiban Kita, Mengedukasi Generasi Bangsa

Karena itulah, saya mengapresiasi Tupperware Indonesia yang menggulirkan program Aku Anak Sehat. Program ini digelar sebagai wujud kepedulian Tupperware, terhadap bahaya yang mengintai anak-anak kita lewat jajan berbahaya.

Kondisi ini perlu dicarikan solusi yang cespleng. Nurlaila Hidayaty, Senior Marketing Manager Tupperware Indonesia, mengambil langkah konkrit dengan melakukan sosialisasi ke berbagai sekolah.

Sebanyak 560.000 anak-anak usia SD mendapatkan edukasi dan informasi seputar pentingnya pola hidup sehat dan memilih bekal yang baik.

Lalu, bagaimana edukasi ini dilakukan?

Setelah melakukan riset, pihak Tupperware melihat fakta bahwa anak-anak usia SD lebih banyak mendengar dan mematuhi apa yang dikatakan oleh guru dibandingkan orang tua. (waduh, ini jleb banget… tapi memang bener sih….)

Walhasil, para guru itu diundang Tupperware, untuk mendapatkan pemahaman mendalam seputar bagaimana menularkan semangat gaya hidup yang baik. Sehingga, semua pelajar di Indonesia bisa sama-sama berteriak lantang, “Aku Anak Sehat!”

Trus, gimana dong, supaya anak kita bisa jajan dengan sehat?

Tidak bisa tidak, emak-emaknya kudu membiasakan bikin bekal SETIAP HARI. Dan, bekal ini harus dikemas secara cantik, menarik, plus wadahnya kudu bikin semangat makan. Jangan sampai kita bikin bekal pisang goreng yang gosong, letoy, udah gitu ditaruh di plastik ala kadarnya. Hadeh, anak-anak kita bakal malu bin tengsin buat memakan bekal itu. Gitu deh, saran dari Bunda Romi alias Rose Mini.

Oke, kiddo. Bismillah. Ibumu yang sama sekali kacrut dalam dunia permasakan ini, insyaAllah akan berjibaku untuk menghadirkan masakan yang mak nyus dan menggugah selera. Sehingga dirimu bisa terbebas dari jeratan jajan yang enggak banget, macem cilok, cireng, pentol, siomay, dll-nya itu.

Dan, buat para ibunda sejagat raya, silakan disimak kreasi komik hasil kolaborasi saya dan @melaty_mia. Semoga komik ini bisa jadi sarana edukasi supaya anak-anak kita ogah jajan yang berbahaya.

JAJAN1 JAJAN2 JAJAN3

Astri Ivo yang Tak Kunjung Menua

Begitu dapat info kalo Astri Ivo bakal jadi pembicara di Danar Hadi, Sby, saya langsung meluncuuuurrr ke sono.

Maklum. saya kan masuk pasukan Kemal alias Kepo Maksimal. Apanya yang dikepoin? Ya itu tuh, jeung Astri Ivo kok awet kinyis-kinyis, imut-imut, cuantiiiik, uuuaaayuuu puooolll.

Padahal. September tahun ini umur doi 50 tahun!

Hiks.

Astri Ivo paling unyuuuuuu 🙂

Daaan, yang paling bikin mupeng, bodinya itu loooh, awet langsiiing. Wiks. Kok iso yo?

Sebagai pasukan Kemal, tanyalah saya apa saja rahasia bodi singset-kulit indah-walau tak perlu minum produk….. kabar gembira dari kita semuaaa… kulit manggis kinii adaaa…. *STOP!!!*

Ini beberapa quote doi:

“Perempuan itu makhluk yang sibuk. Mulai terbit matahari, sampai terbenam mata suami, perempuan tetap beraktivitas. Ya masak, ya ngurus anak, ya ngurus rumah, jadi kita harus bugar. Saya saja sudah beraktivitas sejak jam 2 malam!”

“Pagi hari saya sempatkan untuk berenang. Yoga, bersepeda. Kalau lagi puasa, maka saya bersepedanya jelang buka puasa. Allah memberi kesempatan pada kita untuk bisa jadi makhluk yang cantik, dengan berpuasa. Puasa ternyata bisa jadi terapi penyembuhan penyakit akut. Jantung koroner, diabetes, dan sebagainya… Itu bisa sembuh dengan puasa.”

“Coba lihat, orang-orang muda sekarang sering kena penyakit akut. Kenapa? Karena gaya hidup kita tidak sehat! Padahal, perut kita itu laboratorium tercanggih di dunia. Kalau kita perlakukan dengan tidak semestinya, maka perut dan organ tubuh kita bisa rusak.”

“Kalau ingin cantik, JANGAN pakai cara instan. Karena jika kita pakai cara instan, maka bisa bahaya. Saya ada kenalan, saking pengin kurus, ikut liposection (sedot lemak). Apa yang terjadi? Ia malah meninggal. Justru, kita harus mau menjalani segala proses. Bagaimana ketika kita tua, kita tetap bahagia dan cantik….”

“Kalau usia kita sudah masuk jelita alias jelang limapuluh tahun, jangan bergaya ala ABG. Karena malah aneh. Justru kita harus pilih penampilan yang ccok, menyenangkan dan tidak membahayakan di usia kita. Makan harus proporsional, jangan pilih yang banyak lemak. Daging boleh, silakan, karena Rasul kita juga mengonsumsi daging kambing. Syaratnya, jangan berlebihan!”

Wuih. Sekian dulu ya. Masih banyak sih quote doi yang cihuy. Tapi saya udah jiper bin minder duluan nih *sembari menatap gundukan lemak dan gelambir yang bersemayam di perut eikeh*

Pokoknya, mbak Astri Ivoooo…. aku padamuuuu….. 🙂

Yang nanya juga unyu kan? *hihihi*
Yang nanya juga unyu kan? *hihihi*

PHILIPS, Soulmate Para Emak Sejagat Raya!

Jujur nih, jujur…. saya takuuut banget buat datang ke acara ini. Takut menghadapi kenyataan yang mengerikan. Saya tahu, kondisi bodi saya yang full lemak dan gelambir ini, sama sekali nggak bisa dibilang sehat. Sering ngos-ngosan pas lari. Kehabisan nafas pas tilawah Qur’an. Beseeeerrr alias pipis-pipis melulu. Saya takut banget ngadepin kenyataan, apalagi vonis dokter yang sekonyong-konyong membombardir jiwa-raga. Duh. Saya takut banget, kalau segala tingkah-polah plus gejala-gejala yang saya alami, mengerucut pada kesimpulan mengerikan, bahwa saya kena penyakit wow-serem! Hiks.

Tapi, pak suami, dengan gayanya yang super-heroik menyemangati saya, ”Ayooo….!! Kapan lagi, kau berlindung di balik kemalasanmu itu! Mumpung ada acara GRATISSSS, yang mengupas soal edukasi dan bagaimana mengatasi penyakit hipertensi sama jantung. Ayolah kita datang! Aku anteriiin!!”

Demi menyaksikan suami saya yang tumben-tumbenan semangat ’45, ya wislah, akhirnya saya memenuhi undangan PHILIPS Indonesia. Apalagi undangan ini disampaikan dengan penuh cinta oleh MakPuh Injul dari grup ter-cethar membahana se-galaksi-bimasakti-mayapada-seisinya.

Walhasil, Bismillah…. di Sabtu nan cerah tapi membuat hatiku gundah itu… kami melangkah menuju Hotel Meritus, di kawasan padat merayap, Jalan Basuki Rahmat yang tak pernah sunyi senyap. #ini-kenapa-rhyme-lagi-siik?

Sampai di lokasi, bujubuneeeenggg, banyaakk bingiiitsss orang-orang yang mupeng ditakut-takuti sama pakar kesehatan yak? Hehhehe… Dan, walaupun acaranya bertajuk Philips Mom2Mom Talk, ternyata yang dateng banyak bapak2 plus engkong2 juga loh.

Aiiisshhh, karena sadar sehat-dan-ogah-sakit-di-usia-senja kali yaa? Pas saya datang, om (gak seberapa) ganteng Andriyanto, AMd.Gz., SH., MKes (Nutrisionis) menyampaikan tips-tips cihuy supaya kita selalu sehat dan bebas dari penyakit wow-serem. Biar makin dag-dig-dug, yuk ah, baca data-data yang ditunjukkan WHO. Pada tahun 2010, hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia setiap tahunnya. WHO juga mengungkapkan presentasi penderita penyakit hipertensi saat ini paling banyak terdapat di negara berkembang. Di kawasan Asia Tenggara, 36 persen orang dewasa menderita hipertensi.Sementara di Indonesia, data Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen. Disebutkan pula cakupan Dinas Kesehatan hanya 36,8 persen, sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di masyarakat tidak terdiagnosis. Jedeeerrr….

Untunglah nih, bu ibu, sebagai perusahaan yang berusaha membawa inovasi bermakna, Philips Healthcare di Indonesia menyadari tantangan tersebut dan ingin berkontribusi melalui program Inovasi Philips untuk Indonesia yang Lebih Sehat. Salah satu program yang dilakukan adalah penyelenggaraan acara Philips Mom2Mom Talk yang kali ini berkaitan dengan Hari Hipertensi Nasional dan Dunia (17 Mei), Philips ingin turut serta membantu meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya para ibu yang memiliki peran penting untuk menjaga kesehatan keluarganya.

So, why Mom?

Iya dong. Karena ibu itu kan GERBANG keluarga.

Jadi, ibu-ibu harus tahu bagaimana tips dan trik untuk menyelamatkan keluarga dari ancaman penyakit jantung dan hipertensi.

Misal, untuk Karbo, utamakan yang Karbohidrat Kompleks. Misal, beras merah, gandum, kentang.

Lemak? Hanya 15 Persen aja! Doooh, kebayang “dosa-dosa” alias guilty pleasure saya selama ini. Hiks.

Buanyaaakkk banget deh, ilmu yang didapatkan dari event itu. Yang saya inget pasti, ucapan Om (ga seberapa) ganteng, Andriyanto, AMd.Gz., SH., MKes (Nutrisionis) pas doi kasih hadiah ke salah satu ibu pemenang doorprize. Hadiahnya kan lampu Philips yang oke-punya ituh. Doi bilang gini,

Moga-moga lampu ini memberi penerangan bukan hanya di rumah, tapi juga di hati Ibu….

Wakakakaka…. gombal gembelnya mantap surantap niih! Hihihi…

Dan, biar makin “tobat” sama segala dosa mengunyah lemak berlebihan, saya mau attach twit-nya Sudjiwo Tedjo

SUJIWO TEJO

Skizofrenia

Oleh: @nurulrahma

Suatu hari di kelas psikologi. Dosen meminta semua mahasiswa untuk menuangkan pertanyaan terkait penyimpangan kejiwaan dalam selembar kertas. Lalu, dosen mengambil acak pertanyaan tadi. Alisnya terangkat tatkala membaca satu pertanyaan yang menurutnya cukup ‘ajaib’. “Bagaimanakah cara mengetahui kondisi emosional anak seorang penderita skizofrenia?”

Kalau kita tengok Wikipedia, maka definisi skizofrenia adalah ‘gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang mempengaruhi fungsi otak manusia, mempengaruhi fungsi normal pikiran, perasaan dan tingkah laku. Ini gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).

Karena definisi yang agak rumit itulah, orang awam kerap menyebut penderita skizofrenia sebagai ‘orang gila’.

Apa jawaban si dosen? “Wah, penderita skizofrenia punya anak? Hmm, saya rasa tidak mungkin. Penderita skizofrenia tidak boleh punya anak. Siapa yang bikin pertanyaan ini?”

Seorang mahasiswi berhijab lebar, mengangkat tangannya. Sebut saja, namanya Wiwid. “Saya, Pak.” Sontak nyaris seluruh manusia di kelas itu terkikik. Ada celetukan “Wiwid skizofren!” dan tentu disambut tawa membahana seisi ruangan.

Setelah kelas rada tenang, sang dosen mulai menjelaskan segala teori psikologi yang dia kuasai. Intinya, penderita skizofrenia dilarang punya anak, karena berbahaya bagi ibu dan anak. Skizofren itu bisa diturunkan ke anaknya! Wah, bisa-bisa melahirkan generasi penderita skizofren berikutnya. Selain itu, karena kepribadian dan perilaku yang cenderung menyimpang, penderita juga bakal merepotkan orang-orang di sekitar mereka.

Usai memaparkan secara panjang kali lebar seputar beragam teori skizofrenia, sang dosen bertanya pada Wiwid. ”Memangnya, kenapa kamu tanya ini, Wiwid?”

Wiwid menjawab enteng. “Karena ibu saya skizofren, Pak.”

“Oh….”

Kelas mendadak hening. Sang dosen amat terperanjat. Seolah-olah, segala teori yang dia bombardir tadi, tak ubahnya teori sampah. Gestur tubuhnya menunjukkan ia tengah ‘mati gaya’. Ia membenarkan letak kacamatanya yang tidak salah. Lalu membalikkan badan, duduk di kursinya, dan lamat-lamat bergumam pada diri sendiri, ”Ini aneh… ini aneh….”

Seisi kelas pantas merasa heran. Wiwid bukan mahasiswi biasa. Indeks Prestasi (IP)-nya selalu di atas 3,5. Bahkan, selama beberapa semester ia sanggup menyabet IP 4. Sempurna. IQ-nya jelas di atas rata-rata. Wiwid sangat supel, bisa bergaul dan mudah akrab dengan siapa saja.

Perempuan pintar, cemerlang, akidah dan akhlak terjaga, lha kok malah anak dari penderita skizofren?!? Apa ndak aneh tuh? Skizofren kan penyakit jiwa? Penyakit turunan lagi?

Sang dosen masih kelihatan mumet. “Huh, sepertinya… untuk kasus ibumu… ada anomali. Ini tidak seperti kasus skizofrenia pada umumnya,” ucapnya pelan, seolah-olah untuk menghibur ‘sakit hati’ akibat teori yang tidak terbukti.

***

Image
One of the cute girl is Wiwid. Just guess 🙂

Ada banyak cara yang Allah tunjukkan, agar kita mau bersyukur atas setiap nikmat yang tercurahkan. Keluarga Wiwid memang “anomali”. Wiwid anak pertama dari 3 bersaudara, dan semuanya super-duper-smart! Soal ‘penyakit’ ibunya, Wiwid bisa dengan enteng bercerita pada saya. Tak pernah ia merasa malu lantaran lahir dari rahim seorang penderita skizofrenia. Wiwid begitu tenang, nada bicaranya datar, ketika ia berujar, “Eh, aku balik duluan ya. Mau nganterin Ibu kontrol di RSJ (Rumah Sakit Jiwa) nih.”

Ketika ibunya ‘kumat’, segala makian dan kata-kata kasar beterbangan dari mulut beliau. Toh, Wiwid memilih untuk diam. Khidmat mendengarkan ceracau sang bunda. Yang ia tahu, bundanya tengah diuji Allah dengan penyakit itu. Yang ia tahu, “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya”(HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571).

Wiwid ikhlas menjalani semua itu. Bahkan, Wiwid ikhlas melepaskan kesempatannya berburu Beasiswa S-2 di negeri ginseng, Korea Selatan. ”Aku sudah lolos semua ujian untuk beasiswa itu. Tapi, aku mikir, kalau aku pergi ke Korea, nanti siapa yang merawat ibuku di sini?”

Tak saya temukan intonasi protes ataupun keluh-kesah dalam kalimatnya. ”Banyak hal yang membuat aku bersyukur. Biarpun ibu kena skizofrenia, beliau diberi kesempatan oleh Allah untuk mengandung, melahirkan dan merawat tiga anak. Selama 10 tahun terakhir, ibu juga harus merawat ayah yang kena stroke,” lagi-lagi Wiwid bercerita dalam senyum.

SubhanAllah… dalam situasi yang sama sekali tak bisa dibilang nyaman, Wiwid dan keluarganya masih tetap bergelimang syukur. Cinta yang meluap di antara mereka, tak bisa dipisahkan hanya karena jerat skizofren. ”Sampai kapanpun, saya nggak bisa balas jasa Ibu. Di tengah sakit yang ia derita, ibu selalu berbuat yang terbaik untuk kami. Ibu juga sholat, berdoa, Alhamdulillah… Kami bersyukur karena Ibu masih diberi nikmat iman…”

Tiba-tiba saya teringat ibunda saya di rumah.

Ibu seorang wanita normal, sehat wal afiat, selalu bugar jiwa dan raga. Ibu saya sungguh luar biasa baiknya. Tak pernah sekalipun ia menyakiti saya. Tak pernah ia lontarkan kata-kata yang menghina, pada siapapun! Tapi, saban ibu melontarkan nasihat, saya justru sibuk membalasnya dengan debat.

“Nanti pulangnya jangan malam-malam ya Nak…”

“Ibu iki! Aku kan bukan anak SD lagi. Yang namanya liputan yo mesti pulangnya sampai malam.”

Lalu, ibu hanya bisa terdiam. Mungkin sembari memendam rasa kecewa yang harus ia telan. Astaghfirullah… Sampai di mana syukur saya? Fabiayyi ‘ala irobbikuma tukadziban… Nikmat Tuhanmu yang mana yang engkau dustakan?

Ibu saya wanita yang sangat hebat. Ia mampu menyembunyikan segala luka dan tragedi hidup, ia simpan rapat-rapat, dan hanya ia adukan pada Sang Pemilik Semesta. Ibu hanya mau berkeluh-kesah pada Ar-Rahmaan. Ibu yakin, bahwa segala problema dalam titian kehidupan sejatinya adalah ujian Allah. Tak lebih.

Ibu saya… ibunda Wiwid… ibu-ibu lain di seluruh penjuru bumi ini….

Merekalah para perempuan mulia, inspirasi yang terus mengalir tiada henti… Mereka rela menukar kesenangan hidup dengan kesempatan untuk berpayah-payah mendidik anak dan keluarga. Mereka rela menggadaikan apa saja, agar putra-putri tetap istiqomah berjajar dalam barisan kaum muttaqin. Teriring salam khidmat dan jabat erat kami, mohonlah kepada Allah, agar kita digolongkan anak-anak yang shalih. Sehingga kelak, di yaumil akhir, kita bisa bersua dengan ibunda, dalam hangatnya senyum bahagia.(*)

Image
Saya, ibunda, dan Sidqi @Jambuluwuk Resort, Batu, Malang