Revolusi untuk Fisik dan Jiwa yang Segar bin Bugar

“Hah?!? NURUUUUL?? Ini beneran Nurul?? Ya ampuuun, itu badan kenapa jadi panjang kali lebar sama dengan luas siiih? Atau, jangan-jangan kamu lagi hamil?” (diucapkan oleh teman satu SMA, ketika bertemu di sebuah mall. Ekspresinya mendelik, sembari memegang lemak gelambir yang bersemayam di tubuh saya. O iya, saya dalam kondisi tidak hamil)

“Bu, tidurmu ngorok (mendengkur) lo. Mungkin saluran napasmu ketutup lemak.” (diucapkan pak suami dengan nada datar. Lempeng. Tapi muakjleeeb! Ough..)

“Ayo ibuuuu… kejar aku… Yaaa… ibu kok udah ngos-ngosan sih? Capek? Makanya, Ibu jangan gendut-gendut dong.” (diucapkan Sidqi, 8 tahun, anak saya yang lagi demen-demennya nantang emaknya main kejar-kejaran)

“Waaah, mau ‘setor’ lagi ya mbak? Rajin amat pipisnya? Kayaknya setengah jam yang lalu pipis juga deh.. Beser ya?” (diucapkan Mbak Nisa, salah satu cleaning service di kantor yang kerap memergoki ritual ‘hobi pipis’ saya)

***

FIX.

Walaupun belum konsultasi ke dokter, celoteh beberapa manusia di sekitar saya sudah menunjukkan bahwa tubuh saya bermasalah. Gimana nggak bermasalah, dengan tinggi yang hanya 155 cm, jarum timbangan sudah menunjuk ke angka 70! **mewek kejer** Nggak sopan banget emang. Belum lagi, kalau saya ukur lingkar pinggul, hiksss… air mata tumpah ruah melimpah-limpah, hiks… hiks…

Menurunkan berat badan itu serasa lebih dahsyat ketimbang Perang Dunia episode manapun.Lebay? Coba Anda jadi saya. Baru jalan seminggu, saya ikutan tren diet mayo. Eh, entah karena sugesti, atau emang niat yang Senin-Kamis, ternyata tekanan darah saya turun drastis. Pusiiiing, neik! Ya sudah, saya kembali ke habit makan yang normal. Normal di sini artinya, saya melahap makanan APA SAJA yang saya doyan dan membangkitkan selera cacing-cacing di perut yang kian maju tak gentar.

Tapiii, mengingat berbagai sinyalemen negatif yang muncul di permukaan, mau tak mau, saya kudu melakukan REVOLUSI GAYA HIDUP SEHAT. Kudu banget! Gaya hidup saya selama ini, memang jauuuuh dari istilah sehat. Doyan makan gorengan, seriiing banget duduk di depan layar monitor, amat-sangat-jarang-banget (bisa dibilang nyaris tidak pernah) olahraga teratur, pluss.. rentan terjerat stres! Manusia masa kini banget kan?

***

Revolusi seperti apa yang saya jalankan?

First thing first, revolusi MENTAL. Iya lho, mengubah cara pandang ini sesuatu yang signifikan banget. Kalau dalam bahasa sederhananya, “Luruskan Niat”. Ketika berbuat, niat akan menjadi “nahkoda” alias “pilot” atawa “sopir” yang akan memengaruhi jalannya upaya revolusi yang saya canangkan.

Saya berniat melakoni gaya hidup sehat sebagai bukti rasa syukur saya, lantaran diberi fisik yang komplet. Tidak semua orang dianugerahi jari-jemari yang lengkap, mulut, hidung, kaki, pinggul, dan semuanya normal. Nah, apa wujud syukur saya? Kalau selama ini saya males-malesan dan ogah memelihara kesehatan, apa itu yang disebut sebagai ‘wujud hamba yang bersyukur’? Bagaimana kalau kemudian, anugerah kesehatan ini tercerabut, lantaran gaya hidup saya yang amburadul?Na’udzubillahi min dzalik.

Sekarang saja, saya lumayan kewalahan dengan obesitas yang tak kunjung padam. Menyaksikan jarum timbangan yang konsisten bergerak ke arah kanan, adalah sebuah ‘nightmare’ yang sukses bikin hati saya kebat-kebit. Hiks. Baiklah. Setelah, niat tertancap, kini waktunya DO ACTION!!!

  1. Olahraga (sekaligus numpang eksis) di Taman-taman Indah Surabaya

Bersyukur saya tinggal di bumi Surabaya. Bersyukur Surabaya punya seorang Risma sebagai ibu walikota. Berbagai taman nan indah bisa dijadikan spot olahraga yang super-duper-asyik. Di Taman Bungkul, misalnya. Setiap Ahad pagi, siapa saja boleh nimbrung di ajang car free day. Ada yang jogging, nggowes, senam, skateboarding, macam-macam! Siapkan sebongkah semangat untuk bisa ambil bagian di taman-taman ini. Siapapun kita bisa ambil peran untuk jadi #HealthAgent dengan cara masing-masing, kan?

Jalan sehat di Taman Bungkul. Nggak mau kalah dong, dengan Pak Arena (yang masih semangaaaat!) yang pakai topi di kiri saya, hehehe...
Jalan sehat di Taman Bungkul. Nggak mau kalah dong, dengan Pak Arena (yang masih semangaaaat!) yang pakai topi di kiri saya, hehehe…
  1. Pilih Makanan yang Sehat dan Mengenyangkan

Aaak… ini diaa…! Godaan terberat bagi umat manusia seperti saya, hiks. Kenapa sih, kita cenderung doyan ngemil, utamanya makanan yang nggak ada nilai gizinya? Penyebab utama adalah, karena kita lapar mata.

Jadi, terus berikan afirmasi ke diri sendiri, “Ingin sehat? Ayo makan buah…Ingin Bugar? Ayo makan sayur… Say no to junk food… I love me… I love my body…” Alhamdulillah, beberapa afirmasi ini berujung hasil yang okesip. Saya lebih memilih pisang sebagai camilan. Pisang buah loh ya, bukan pisang goreng abang-abang yang penuh minyak jelantah itu. Atau, kalau ingin tetap sehat, bugar dan praktis, selalu siapkan produk-produk Nutrifood. Enaaaak, bergizi, plus mengusung prinsip value for money pula.

Nyaaaammmm!
Nyaaaammmm!
  1. Bersahabat dengan Stres, Berdamai dengan Diri Sendiri

Adakah resep manjur supaya kita terhindar dari stres? Ada. Yaitu, NIKMATI dan BERSAHABATLAH dengan stres :)) Jangan cemberut, tips ini saya praktikkan dan lumayan mujarab. Ketika sedang ditekan stres, cobalah untuk berdamai dengan diri sendiri. Contoh nih, saya lagi stres karena lagi deadline sebuah project.  Duuuh, rasanya stressss… kayak bisul udah mateng banget, tapi enggak kunjung pecah! Nah, biar bisa menikmati stres, saya kudu bersyukur dong. Karena stres adalah sebuah penanda bahwa saya tengah terlibat dalam sebuah aktivitas… Dan, itu berarti saya adalah manusia bermanfaat! Yaaaayy!!

Kalau stres belum juga bisa diajak bersahabat? Berarti, cari cara efektif untuk menaklukkannya. Tahukah Anda, bahwa kegiatan yang paling sering dilakukan orang Indonesia untuk menghilangkan stres, adalah menonton televisi (57 persen). Ini lebih tinggi dibanding olahraga (26 persen). Padahal, di sejumlah negara Asia Pasifik, sebanyak 39 persen responden memilih berolahraga untuk menghilangkan stres.

Wah, waah… harus kita coba nih… Kalau lagi stres, trus kita langsung setel musik “Roar”-nya Katy Perry, dan aerobik-an… Pasti gerakan senamnya kian membahana!

Olahraga plus having fun bareng temen. Biar managing plus relieving stres!
Olahraga plus having fun bareng temen. Biar managing plus relieving stres!
  1. Having Fun dengan Keluarga, Sahabat, dan lain-lain

Zaman yang makin kapitalistik ini kerap memaksa kita menegasikan peran penting ‘family gathering’. Jam kerja yang kian menggila membuat kita tak bisa bercengkrama dengan anggota keluarga. Tuntutan lembur, berbagai tagihan yang minta dibayar segera, harga-harga barang yang melambung tinggi, ini semua kerap menjadi excuse sehingga bukan mustahil, suatu ketika anak kita bakal lupa dengan tampang bapak-emaknya. Hiks.

Kecipak-kecipuk bareng Sidqi di Villa Jambuluwuk, Batu, Malang
Kecipak-kecipuk bareng Sidqi di Villa Jambuluwuk, Batu, Malang

Gaya hidup sehat tentu kudu melibatkan keluarga. Alokasikan waktu untuk having fun bareng, menikmati indahnya goresan alam Sang Penguasa Semesta. Beberapa kali saya ngebolang sekeluarga. Mengisi rongga paru-paru dengan oksigen yang jauh lebih berkualitas. Merasakan asyiknya berkecipak-kecipuk di kolam renang vila di Batu, Malang. Tampak sederhana, tapi percayalah, bonding antar keluarga kian meningkat. Dan ini membuat tubuh kita semakin sehat.

  1. Tetap Olahraga meski sedang Traveling

Apa yang dilakukan saat traveling? Say no to diet? Wisata kuliner gila-gilaan? Hohoho… inget bodiiii… Saya emang gemar memburu makanan lokal plus memanjakan lidah saban traveling. Tapi, mengingat virus PMK (Perut Mendahului Karir) sudah menyerbu dari segala arah, apa boleh buat, traveling kini lebih banyak diisi dengan olahraga. Asyik loh, agendakan terus acara senam dan olahraga bareng saat traveling. Lebih memorable.

Senam bareng saat traveling
Senam bareng saat traveling
  1. Bentuk Komunitas Pecinta Olahraga

Olahraga itu paling asyik kalau dilakukan rame-rame alias banyak temannya. Situ punya teman kan? Ya udah, ajak deh, untuk nggowes bareng. Atau, seperti yang saya lakukan bareng teman-teman di kantor. Setiap Sabtu pagi, kami pakai kostum senam. Lalu, saya setelkan video senam (yang sudah saya download dari youtube) di giant screen. Kemudian, kami senam bareng, yang jadi “instruktur” adalah mbak-mbak di video itu! Kadang, “intruktur” kami Feni Rose. Lain waktu, “instruktur” kami mbak Denise Austin. Lumayan, badan jadi seger bugeeer, tanpa keluarkan duit sepeserpun, hehehe… #emak-irit.

Soulmate penghobi olahraga
Soulmate penghobi olahraga

Kalau banyak teman, kita pasti kian semangat ’45. Kagak ada kamus mager alias males gerak dalam hidup sehari-hari. Tahu sendiri kan, berbagai kegiatan pasif dan tidak produktif menjadi faktor terbesar penyebab berbagai penyakit degeneratif dan berbahaya, seperti diabetes, stroke, serangan jantung termasuk obesitas. Haap, haaap, semangaat…!

  1. Kurangi “Kecanduan” Gadget

Generasi nunduk ada dimana-mana. Ketika ketemuan di sebuah resto, bukannya pada ngobrol, kita justru ‘mengheningkan cipta’ dan asyik main twitter, FB, path dan lain-lain.

Dari sebuah riset, ditemukan fakta bahwa komunikasi di antara sesama remaja kebanyakan menggunakan media sosial 91 persen, pesan Facebook 75 persen, dan hanya 35 persen tatap muka!

***

Yap. Masyarakat kita cenderung belum memahami bahaya dari gaya hidup tidak aktif atau sedentary ini. Padahal, sudah jelas terbukti, bahwa gaya hidup mager alias males gerak, bakal berpengaruh pada meningkatnya risiko kesehatan. WHO dalam terbitan Global Health Risk Mortality and Burden of Deases Attributable fot Selected Major Risk menunjukkan bahwa kurang latihan fisik berada pada peringkat empat teratas penyebab kematian setelah hipertensi, diabetes, dan merokok,” kata dokter Indrarti, sebagaimana dikutip dari kompas.com.

Berapa komposisi masyarakat yang terjebak gaya hidup sedentary alias kurang aktivitas fisik? Ternyata, menurut Riset Kesehatan Dasar pada 2013, hampir separuh dari proporsi penduduk Indonesia kelompok usia di atas 10 tahun (42 persen) masih tergolong memiliki perilaku sedentary (kurang beraktivitas fisik). Sebagian besar terjadi di wilayah Pulau Jawa.

Masyarakat Indonesia juga minim melakukan olahraga. Rata-rata bangsa kita hanya menghabiskan waktu 2,2 jam per minggu untuk berolahraga. Angka ini masih tertinggal jauh dari berbagai negara lain di kawasan Asia Pasifik, yang rata-rata masyarakatnya menghabiskan waktu 3 jam per minggu untuk berolahraga.

Yuk, ah.

Jangan malas untuk gerak. Saya juga siap menyingsingkan lengan, mengajak teman-teman, keluarga, sanak famili, untuk olahraga bareng dan menjalani gaya hidup sehat! SEMANGAAAT!

Diikutsertakan dalam #HealthAgent Blog Contest by Nutrifood 

Poster-723x1024

Advertisement

Author: @nurulrahma

aku bukan bocah biasa. aku luar biasa

64 thoughts on “Revolusi untuk Fisik dan Jiwa yang Segar bin Bugar”

  1. hallo Mba.. ini yang nomer 7 kalo anak sekarang bilang komunitas kepala nunduk hahahaa..
    Kadang saya juga kurang bersyukur berarti yah Mba, ngeluuuuuuhhhh mululu mau gemuk, makan apaan ajah, minum susu, vitamin, olahraga teratur tapi wes nggak gemuk2…
    Angka ditimbangan nggak pernah lewat dari angka 47, kalo nggak turun yah tetep segitu huufttt

  2. huwooooh semangat hidup sehat!!
    pengen ikut juga ahh, tp blom ada ide, belakangan lagi demotivasi olahraga karena sok sibuk hahaha

  3. Keren bunda Sidqi… Mulai giat olahraga. Kalau aku sih masih terbatas senam. hehe
    Moga bisa nyusul giat olahraganya 😀

  4. kemarin2 ngeluh gak ada celana yang cukup, akhirnya pake celana suami yang 3 nomor lebih besar dan ternyata… MUAT!!!!

    tapi gak ada usaha nurunin berat badan… malah semakin menggila saat makan…

    suami yang liat saya mulai sering sesak ngajakin olahraga bareng… diajakin ya jelas ikutan donk… semangat empat lima… buat cari tukang ketan di jalan… haha

    1. #eaaaaa…. kalo saya kagak mungkin pake celana suami, soalnya bodi doi tipissss banget, sebelas dua belas ama Afgan ((bodinya doang, tampang mah kagak, masih kece suami sayah ke mana-mana)) –> #istriShalihaat #demiDapatDuitBelanjaTambahan hahahaha

  5. Aku tahu sih kekurangan & “KELEBIHANKU”. Mau diet yg bener banyak sekali alesyan yg mengesahkan. Yang penting nggak sakit2an aja deh, flu juga hampir nggak pernah, cuma gerak aja kyk slow motion hihiiii

  6. Yeayyyy..semangat mak nuruullll..
    Daku jg lg usaha istiqomah lahraga nih mak, ya meskipun baru sebatas lari2 kecil iupun gegara nguber si kecil ken. Msih blm tau nih kpn bs olahraga beneran..
    *lalu ambil bantal tdur2an..:)

  7. Mak Nurul,toss dulu ahh, persis pengalaman saya kalo ketemu temen kuliah dulu, pada melongo liat so bigger nya aii, sering diet tapi yoyo alias ga konsisten, apalagi di kantor ga gerak sama sekali, huaaa… Akayaknya perlu jaga makanan n olahraga yaaaa.. Smoga timbangannya cepet turun ya Mak.

  8. olah raga udah, have fun hampir tiap hari, kurangi hubungan dg gadget udah dijalani, atur pola makan sudah sejak 4 bulan lalu… bismillah sehaaat..

    sukses ngontesnya mbaaaa…

  9. Sidqi tolong diteruskan ucapannya biar mbak Nurul giat terus olahraganya.
    *melipir sambil nganyem tempe goreng*

    Hihihi. Semangat ya Mbak hidup sehatnya. Stress tanda kita masih hidup mbak. Syukur kan jadinya kalau stress. *ulek pala yang stress banyak PR self hosting*

    Good luck buat lombanya mbak. Cuma kapan nulis BEC lagi??? Kapannn

    Mudah2an abis ini gak dikekep di twitter sayah.

  10. Judulnya kece, bikin kebakaran, hahaha. Tapi tips nya juga kece mak, kalau enggak sekarang ya kapan lagi tah? Aku walaupun masih kurus tapi sebenernya langsing menawan (*dikeplak), tetep aja mikir gimana supaya tetap sehat. Tapi Alhamdulillah meskipun kuyus, jarang sakit2an. Good luck ya, mak

    1. Yaelaaah, ideeeem ama saiyaaahh *toss*! Ini nulis postingan sbg pengingat aja mak, kalo semangat mulai senin-kemis, supaya lebih FULL ENERGY lagi buat menerapkan gaya hidup sehat 🙂

    1. Mihihihiii, samaaaa atuuuh. Makanya ini daku nulis dimari, biar jadi reminder kalo mulai “kumat” malesnya hahaha.

      Aaah, engga sabar ketemu Mak Orin 24 Mei nanti, aamiiin 🙂

  11. Rasa syukur nikmat yang senantiasa membuat bahagia. Angka pada timbangan tinggi gpp yang penting sehat hehe… Salam!

  12. semoga revolusinya berjalan dengan lancar ya mbak,,olahraga dan banyak mengonsumsi makanan yang kaya vitamin pasti bisa menjaga hidup tetap sehat ya mbak 🙂

  13. hmmm piye yo mbak yuu?
    aku sudah teracuni sama kata-kata “kalo belum makan nasi belum kenyang”. Padahal kelebihan karbohidrat dalam tubuh bakal disimpan dalam bentuk lemak.
    dulu pernah nyoba FC pas di asrama, wuih ampuh berat turun dari 59 ke 55 (y)

    1. Eh, yang daku maksud diet mayo. Kalo FC sekarang aku mau praktekin niiih.
      Moga2 bisa makin sehaaaattt kita semua yaaa…
      Berat turun itu bonusss ehemmm **benerinjilbab*

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: