Yuk, Bersikap Bijak dan Dewasa dalam Arungi Dunia Maya!

Siapa jumlah pengguna internet paling banyak?

Ternyataaaa… kalangan perempuan loh 🙂 Sayangnyaaaaa, meski menjadi user aktif, para cewek (including emak-emak, ofkoorss) belum memanfaatkan internet secara optimal.

Yang lebih ‘idih’ lagi, banyak kasus-kasus hukum yang justru menjerat para pemakai internet. Kenapa? Ya karena masih buanyaaaak yang asal-asalan ketika berinternet, plus kagak (mau) tahu etika alias Do’s and Dont’s di internet.

Karena itulah, penting banget dong ya, melakukan edukasi plus sosialisasi terkait penggunaan internet. Ibarat kata nih, sebelum nyetir di jalanan, kita kudu paham banget rambu-rambunya, ya kan?

Syukur Alhamdulillah, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menggelar acara edukatif yang penting banget buat netizen masa kini.

Judul acaranya: Workshop Kegiatan Uji Coba Draft Model Pendampingan Pendayagunaan TIK bagi Perempuan 

Yang dateng dari beragam kalangan. Ada ibu-ibu pengusaha UKM termasuk usaha KULINER MAK NYUS , ibu-ibu aktivis PKK, plus  sejumlah murid  SMA Negeri juga  datang di acara yang dihelat di Hotel Garden Palace Surabaya ini.

Luar biasa ya, semangat tim  KPPPA  🙂 Sebelumnya, workshop serupa  juga digelar  di beberapa kota, antara lain: Kendal, Ambon dan Bogor.

Perlu Bekal Optimal untuk Bergaul di Dunia Maya

Kasus-kasus mengerikan kerap muncul dari internet. Ada pelecehan seksual lah, cyber bullying lah, bahkan marketing prostitusi juga bertaburan di dunia maya! Hadeeeh, makin acakadut bin amburadul :(((

Pak Sucipto. S.Kom, dari Dinas Kominfo Jatim menyuguhkan aneka fakta yang bikin kita merinding disko ngeri. Kasus-kasus anak yang diculik oleh teman FB-nya, ada yang dilecehkan secara seksual, ada yang disakiti, sampe bahkan berujung pelaku yang depresi akut. Duh, duh…

Ini beneran “lampu kuning” buat para ortu, agar lebih meningkatkan kepekaan plus ke-kepo-an terhadap anak masing-masing. Iya loh, ortu masa kini kudu dekat dengan anak… Supaya anak terbuka dan mau bercerita dengan kita. Kalau ortu menempatkan diri sebagai sosok yang harus dihormati, disegani sedemikian rupa, jangan salahkan kalau anak kita justru lebih percaya dengan “orang-baru-entah-siapa” yang ia “kenal” dari media sosial.

Aaaaah, ini self reminder banget buat saya nih. Kudu menempatkan diri jadi ortu yang “egaliter” dengan bocil. Jadi inget postingan FB Bu Naftalia yang sempat viral banget beberapa waktu lalu. Ceritanya, putri beliau sempat “dikompori” teman satu sekolah, agar mengirimkan foto bugil, via aplikasi HP! Huhuhuuuu, ngeri ya, “teror” anak muda masa kini!

Screenshot_2015-11-27-08-45-16

Screenshot_2015-11-27-08-45-23

Syukurlah, Bu Naf dan putrinya amatlah dekat. Si cewek kece ini bercerita secara terbuka dengan sang mama. Dan, Alhamdulillah, Bu Naf (yang juga seorang psikolog) tidak men-judge si putri, dan mencari solusi yang bisa jadi pelajaran para ortu seantero jagat FB.

Ini pelajaran banget nget nget!

“Intinya, kita harus melakukan pendampingan dan antisipasi supaya anak tidak terjerumus pornografi. Workshop ini bagian dari upaya kita membangun budaya internet sehat dan aman menuju masyarakat cerdas,” ungkap Pak Sucipto.

Ketimbang Galau Gak Jelas, Ayo Berkontribusi!

Di sesi berikutnya, ada teteh Ani Berta yang jadi narasumber. Yeppp, blogger level internasional yang hebat, rendah hati dan selalu semangat bagi-bagi ilmu ini, mengajak audiens untuk berkontribusi di ranah internet.

IMG_20151126_135849
Murid SMAN 6 tanya seputar blogging ke Teh Ani Berta

Teh Ani bercerita, bahwa seabrek manfaat bisa kita dapatkan, apabila kita mengoptimalkan aneka media sosial yang kita punya. Ngeblog, FB, twitter, instagram dan sebagainya bisa jadi ladang kebaikan sekaligus ladang uang buat kita semua *uhuks*

Tak heran, para peserta (terutama ibu-ibu pengusaha UKM nih…) semangat banget nanya-nanya tentang how to optimize marketing through blogging heheheh. Mayan kaaan, bisa eksis sebagai pedagang, sekaligus eksis sebagai blogger!

“Medsos jangan dipakai hanya untuk iseng-iseng yah… Optimalkan dengan baik. Karena dari situ, bisa jadi sumber rezeki untuk kita,” tutur teh Ani Berta.

Jika jeli dalam memilah dan memilih konten di internet, kita bisa menggapai segabruk manfaat. Banyak edukasi juga lho, khususon ortu dengan anak usia TK dan SD, silakan ubek-ubek internet. Beragam konten (yang positif, tentu saja) bisa menjadi bahan pembelajaran untuk anak-anak.

Utamanya, agar mereka mampu bereksplorasi dengan untaian kata yang tersaji di beragam blog dan media pembelajaran di internet.

Eh, ternyata niiiih, teh Ani udah punya success story-nya loh. Putri doi, bahkan sudah punya blog, dan konsisten menulis sejak usia 7 tahun! WOW…. boleh ceki-ceki blognya di sekartaji.blogdetik.com

Sekarang doi udah kelas 1 SMP sih, berarti putrinya teh Ani udah istiqomah ngeblog selama 5 tahun! Zuperrrr zekaliiii  :)))

Aaaak, aku jadi terinspirasi buat ngajak Sidqi blogging juga. Kalau teh Ani Berta bilang, ketika anak sudah semangat dan passionate banget untuk ngeblog, maka ia akan terbiasa berpikir sistematis serta nge-boost percaya diri juga.

Sippp! (*)

 

Author: @nurulrahma

aku bukan bocah biasa. aku luar biasa

20 thoughts on “Yuk, Bersikap Bijak dan Dewasa dalam Arungi Dunia Maya!”

  1. Internet, selain bermanfaat juga ada mudharatnya jika tidak bisa menggunakannya dengan baik dan benar. Apalagi hp juga sudah bisa dfipakai untuk internetan.
    Salam hangat dari Jombang

  2. Aihhh. Memang ya Mbakyu sebagai ortu kudu paham juga dunia internet dan tetep deket sama anak. Serem yaa. Tapi kalo bisa memanfaatkan kayak Teh Ani pasti jadinya keren. Ini kok sayah udah gatel mau curhit kelanjutan yang kemaren yaa. Hahaha.

  3. Internet bisa disebut juga gudang pengetahuan, Dan tugas kita sebagai orang tua adalah mengarahkan mereka (anak-anak) mana yang harus dipelajari dan mana yang bukan. Tanggung jawab orang tua bertambah berkali-kali lipat di zaman sekarang karena keberadaan internet.. Thanks udah share 😀

  4. wah hebat ya teh ani, putrinya udah mulai menulis di blog sejak umur 7 tahun…pastinya nanti bakalan jdi senior buat yg lain seusianya 🙂

  5. Karena sekarang internet begitu mudah diakses seolah olah orang tidak perlu belajar dan mengenal netiket. Beda banget dengan jaman tahun 90 an dulu dimana internet masih mahal dan terbatas

  6. Mbaaaak…. Sy kok lega baca ending postingan ini. Hihihi… Jadi giniiii… Ada cerpen sy dimuat di Majalah Bobo minggu ini. Ada sedikit cerita ttg anak yg rajin ngeblog jg (Semoga ga diedit redaksi karena sy belum baca versi cetaknya). Sy sempat khawatir kalau2 belum saatnya anak2 diperkenalkan dgn blog. Heuheu… Makanya lega baca postingan ini. Hihihi… Makasiiih, Mbak.

  7. iya ya mak, skrg kudu lbh ekstra mantau si kecil, secara zaman udh begini, trmausk dlm hal ngesosmed..
    daku jg lg brusha bwt tak hanya jd ibu bwt si ken, tp jg tmn yg bs diajak seu2an plus curhat curhatan suatu saat nnti. doain bs trwujud ya mak..
    tengkiu share ilmunya

  8. Buset, itu ngeblog sejak umur 7 tahun apa kabar yak :haha. Kayaknya saya umur 7 tahun masih lala lili main gelembung sabun :haha. Kerenlah.
    Iya, era yang makin bebas membuat pengawasan juga perlu makin intens, tapi yang tidak sampai mengekang sih. Yang penting si anaknya tahu dan orang tua mengerti apa yang terjadi. Ah saya belum jadi orang tua jadi belum pas kalau komentar banyak… :haha. But thanks for sharing!

  9. saya pribadi niatnya menunda selama mungkin mengenalkan internet kepada anak, setidaknya sampai mereka matang dan paham baik buruk…
    untuk usia muda lebih banyak mudharatnya daripada manfaat…

  10. wah ngeri juga yah anak jaman sekarang, kudu deket2 sama ank nih. Dari sekarang aku juga udah biasain nanya apa2 sama tara, tiap pulang kerja pasti kutanyain tadi ngapain, biar ntar pas besar dia juga terbiasa bercerita

Leave a reply to Dwi Puspita Cancel reply