Lebaran nanti pada mudik kemana, teman-teman?
Tatkala eyang putri saya masih ada, saya selalu mengusahakan mudik ke Pacitan. Nggak harus pas Hari-H Lebaran, karena bapak/ibu mertua saya domisili di Surabaya, jadi ya gitu deh, kudu dibagi-bagi jadwalnya. Yang jelas, pulang kampung ke Pacitan itu, bukan sekedar untuk bersilaturahim dengan keluarga besar (yang cuma bisa ketemu setahun sekali). Lebih dari kampung halaman, Pacitan adalah destinasi yang membangkitkan kerinduan tak terperi.
Begitu banyak lokasi wisata alam yang sangat layak dijadikan jujugan. Anda pecinta goa? Maka, goa Gong dan goa Tabuhan adalah destinasi yang tepat. Bagi pemburu vitamin-sea, Pacitan juga menawarkan beragam pantai, dengan pemandangan yang super adem, sungguh rentan bikin males balik ke kota asal. Yeah, traveling memang menjadi adiksi, terlebih dengan banyaknya promo Tiket Pesawat Murah
Pantai Klayar yang Penuh Pesona
Ada beberapa pantai di kawasan Jalur Lintas Selatan (yang menghubungkan Pacitan dan Tulungagung/Trenggalek) di antaranya Pantai Pidakan, Pantai Taman, Pantai Siswa, dan sebagainya. Semua pantai itu ditingkahi debur ombak yang menenangkan jiwa, pasirnya juga putih bersih.
Akan tetapi, entah mengapa, eksistensi pantai ini belum seberapa cethar jika dibandingkan dengan Pantai Klayar.
Karena itulah, saat mudik Lebaran beberapa masa silam, kami pun membulatkan tekad untuk sama-sama ngebolang ke Pantai Klayar. Lokasi rumah eyang saya di Pacitan kota. Untuk menuju Klayar, kami harus menempuh jalan yang berkelok-kelok tajam, kadang mendaki dengan kemiringan tanah yang bikin bibir basah oleh istighfar dan sholawat tak henti-henti. Beberapa kali, mobil colt tua yang dipinjam dari salah satu paman, nyaris ‘menyerah kalah’.

Semua ‘stres’ sepanjang perjalanan, terbayarkan oleh panorama Pantai Klayar yang luar biasa.
Hanya saja, karena pantai ini amat sangat kondang bambang gulindang, jangan harap bisa berfoto tanpa latar belakang manusia-manusia lain. Apalagi ini pas musim Lebaran, aselik, pantainya udah mirip cendol, hahaha
Meski demikian, kami tetap tersengat bahagia tak terdefinisi. Saya menyesap daya magis yang dihadirkan pantai ini. Membius jiwa. Ombaknya seolah-olah memanggil saya untuk mendekat dan terus mendekat….”Sini… sini! Kemarilaaah… Bersenang-senanglah bersama kami….!”
“Jangaan dek….” ibuku berteriak dari kejauhan.
Yeah, inilah momentum yang kerap membuat batin cenat-cenut. Di satu sisi, ingin melampaui rasa takut, dengan bergumul lebih dekat bersama alam. Tapi, sosok ibunda… apa iya kita bakal mengabaikan alarm peringatan yang bersumber dari ia?
“Jangan dekat-dekat. Ini ombak pantai selatan, bahaya!”
Ombak pantai selatan berbahaya? Apakah ini sekedar mitos?
“Sudah banyak yang jadi korban, keseret ombak pantai. Sudah! Jangan dekat-dekat! Ambil foto dari sini saja.”
***
Ya sudahlah. Kami pun memilih untuk melakoni adegan piknik ‘main aman’. Mulai dari mainan pasir di pantai, kongkow di warung es degan, dan foto-foto keluarga.
Pacitan selalu mengundang untuk didatangi lagi, lagi dan lagi. Anda bisa pesan tiket pesawat tujuan Solo ataupun Jogjakarta. Tinggal buka www.indonesiaflight.id untuk cari harga tiket pesawat
Kemudian lanjutkan perjalanan dengan menyewa mobil, atau naik travel maupun bus antar kota.
Selamat menikmati jamuan Ramadhan…
Selamat bersiap-siap mudik Lebaran 🙂
Aku udah ada rencana mau ke sini bareng teman-teman. Pengennya sekalian kemping 🙂
Eh beneran bahaya mba.. Aku waktu main ke sini, ke tebingnya itu loh.. berdua Aidan kami berdiri di tebing.. menurutku sih tidak terlalu pinggir.. lalu aku memperhatikan deburan ombak yang memecah karang di bawah kami.. cukup lama aku rasa.. itu benar-benar seperti magis.. seperti kayak memanggil-manggil..
Tentu saja aku disemprit2 sama para penjaga pantai.. karena memang ombak yang tiba2 muncul biasanya tidak mesti sedang pasang.. dan langsung menyeret para pengunjungnya hihi..
5 tahun yang lalu aku ke sini
pasirnya bersih dan karangnya gede-gede lagi ya mbak
jadi pengen wisata di sana bersama keluarga. kira2 lebaran rame gak?
keren pantainya, seru buat main anak anak, jadi pengen nyoba