Memori yang Berkelindan Saat Mudik ke Pacitan

Saya tuh sebenernya sebeeell banget kalo kudu mudik ke Pacitan. Maklum, keluarga kami masuk kategori kelas menengah ngehe, ibu saya guru, bapak saya PNS sederhana, dan kami waktu itu ngga punya mobil. So, itu artinya kalo ke Pacitan, kami kudu naik transportasi umum. Kalau lihat di Google map, jarak Surabaya — Pacitan adalah 272,3 km. Sejak kecil, kami mudik naik bus umum, dengan rute bus Surabaya — Ponorogo (naik bus besar) disambung Ponorogo — Pacitan (naik bus kecil, yang bunyinya mleyot mleyot seolah hidup segan, mati pun enggan)

Armada bus ini jumlahnya amat terbatas. Kami harus lari-lari mengejar bus Ponorogo — Pacitan, jumlah pemudik juga banyaaakk banget! Lari-lari dengan sekuat tenaga, tentu sambil membawa tas, kardus berisi oleh-oleh untuk saudara di desa. Nafas tersengal-sengal, namun Ibu tetap bersikukuh, “Ayo yang kuat larinya! Biar nanti dapat kursi yang enak di bus! Nggak mau berdiri selama perjalanan Ponorogo — Pacitan kan?”

Continue reading “Memori yang Berkelindan Saat Mudik ke Pacitan”

Mendadak Pacitan

Kabar duka mendadak menyeruak masuk. Salah satu Bulek/ tante saya berpulang, setelah bertarung melawan tumor usus. Tektokan dengan keluarga besar di WA grup, walhasil saya putuskan untuk langsung cuss ke Pacitan. Tadinya galau mau berangkat dewean, atau ajak Sidqi? Eh, Alhamdulillah nak lanang kok kasihan lihat ibunya mau naik bus dewe ke Pacitan 🙂 Yo wis, kita berangkat berdua aja lah, gasss!

Naik bus ANEKA JAYA berangkat dari Terminal Purabaya, Bungurasih jam 08.30. Beughh, mana eikeh mefeeettt banget gaes nyampenyaaa, jadi yaahh lari-larian gitu, ala pilem Mission Impossible! 🙂

Continue reading “Mendadak Pacitan”

Pantai Klayar, Magis dan Rentan Bikin Jantung Berdebar

Lebaran nanti pada mudik kemana, teman-teman?

Tatkala eyang putri saya masih ada, saya selalu mengusahakan mudik ke Pacitan. Nggak harus pas Hari-H Lebaran, karena bapak/ibu mertua saya domisili di Surabaya, jadi ya gitu deh, kudu dibagi-bagi jadwalnya. Yang jelas, pulang kampung ke Pacitan itu, bukan sekedar untuk bersilaturahim dengan keluarga besar (yang cuma bisa ketemu setahun sekali). Lebih dari kampung halaman, Pacitan adalah destinasi yang membangkitkan kerinduan tak terperi.

Continue reading “Pantai Klayar, Magis dan Rentan Bikin Jantung Berdebar”