Keeping Your Life in Balance

“Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak percaya itu.”

–Ali bin Abi Tholib—

***

Kalau postingan udah dimulai dengan quote yang hakdesh gitu, ini pertanda orang mau curcol nih, hahaha. Moga-moga curcol berfaedah yak. At least berfaedah buat menghempas hussh husssh gundah gulana yang bermukim dalam jiwa. Aaamiiin.

Pada hakikatnya, hidup ini sebuah permainan belaka. GAMES! Dan equivalent dengan games, kita (dalam hidup) dituntut untuk naik ke level berikutnya, dengan aneka rintangan dan challenge yang tentu saja… makin tinggi level, makin berat dong tantangannya.

Misalnya nih, misaaal.

Pas anak masih umur 2 atau 3 tahun, tantangan sebagai ortu paling ya itu itu aja. Berkutat urusan bikin MPASI, gimana menyapih anak, gimana toilet training, meng-handle bocah GTM (Gerakan Tutup Mulut) ketika mau makan… Intinya, tantangan yang tersaji tuh masih level “beginner”.

IMG_2044

Begitu anak menginjak usia pre-ABG….. yeah! Makin rock and roollllll hahahha. Tantangannya segabruuukkk!

  • Gimana memahami passion anak
  • Gimana menjaga anak supaya tidak terpapar hal negative, baik dari dunia nyata maupun maya
  • Gimana membantu dan mengarahkan anak menemukan passion-nya
  • Gimana anak bisa bergaul dengan baik, tapi enggak kebablasan
  • Gimana supaya anak bisa mandiri, sopan santun, baik hati, sekaligus tetap jadi dirinya sendiri
  • Gimana supaya anak berprestasi di akademik maupun non-akademik.
  • Gimana supaya anak MAU dan MAMPU berkomunikasi dengan orang tua, nggak main kucing-kucingan

Lanjutin dewe list-nya, karena masih panjaaaaang banget!

Dan, ini bagian “favorit” saya nih…. EFFORT yang kita lakukan itu terkadang tidak berbanding lurus dengan hasil sesuai yang kita harapkan 😊

Adaaaaa aja kelakuan si bocah yang bikin emaknya kelojotan, pengin teriak-teriak melampiaskan segala sumpek yang ngendon dalam jiwa. Hahahaha.

Yaaaaa, begitulaaaah. Mirip main games kan? Makin gede, tantangannya makin wakwaw.

***

Kalau udah mulai mendapatkan judgement dari siapapun, saya ucapkan mantra quote Ali bin Abi Tholib itu keras-keras.

“Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak percaya itu.”

IMG_1551

Kita tidak bisa memaksa semua orang untuk menyukai kita. Pasti adaaaaa aja, yang menaruh syak wasangka dan melabeli kita dengan aneka keburukan, sekeras apapun upaya kita untuk memberikan hal terbaik yang kita bisa.

Jadi ya begitulah. JANGAN PERNAH berharap pada manusia. Berharap itu hanya pada Sang Maha Kuasa.

***

Masalah duka-suka, prestasi-gagal, itu kan cuma tentang giliran saja. Ada kalanya kita dijerat oleh problema yang barangkali membuat diri ini frustrasi, bahkan nyaris depresi.

If life in earth is TEMPORARY what makes you think your problems are PERMANENT?

Problema/ kendala/ tantangan apapun dalam hidup… PASTI bakal ada masa expired-nya. Begitu pula dengan kegembiraan/ prestasi yang pernah kita gapai. Nggak usah menganggap bahwa itu adalah faktor KEHEBATAN kita. Heiiii…. Kita ini cuma sebutir atom di galaksi kan ya? Dari 2 miliar manusia yang hilir mudik di muka bumi, kita nih ya cuman laksana “seonggok” makhluk aja.

Saya tidak sedang mengajak untuk menganggap diri ini rendah atau remeh. Justru ini adalah upaya untuk menggapai ‘balanced life’ versi saya. Sebuah cara untuk memandang hidup sewajarnya.

Meraih prestasi? Bersyukurlah! Ucapkan Alhamdulillah…. Lalu…. Udahlah! Bergeser untuk menciptakan prestasi dan kontribusi optimal lainnya dalam hidup. Jangan terlalu ngefans sama diri sendiri deh!

Tatkala lagi dapat ujian… rupanya Islam mengajarkan untuk berucap “Alhamdulillah ‘alaa kulli haal.”

Bahkan dalam kondisi terpuruk pun, kita tetap harus berucap hamdalah! Yap, karena ini wujud bukti bahwa kita pasrah, tawakkal sekaligus yakin bahwa dalam semua perjalanan hidup PASTI ada kebaikan yang bisa kita ambil. PASTI.

To sum up, saya boleh kasih tips supaya paradigma hidup kita seimbang. Nggak terlalu berlebihan dalam rasa bangga, tapi juga nggak ngersulo/ berkubang dalam keluh seolah kita makhluk paling apes dan layak dikasihani di muka bumi:

(1). Semua rezeki dan takdir hidup kita adalah HAK dan kehendak Sang Maha Sutradara

Udah ada di lauhul mahfudz bahkan sejak sebelum kita brojol ke muka bumi. Kontribusi kita adalah “berusaha menjemput rezeki” dan berdoa. Udah, itu aja. Jadi… apapun takdir yang Allah gariskan, kita tetap selalu legowo. Takdir (yang menurut kita) baik tak akan membuat diri jadi jumawa, dan sebaliknya takdir (yang tampak) buruk juga tidak bikin jiwa ini kian nelangsa.

(2). Bergaullah dengan Banyak Kalangan, untuk Memperluas Cara Kita Memandang Dunia

Gaulnya kudu balance antara online dan offline yah. Karena kebanyakan lihat kemewahan di Instagram, terkadang hati kita beku. Ngelihat semua orang kayaknya asiiiik melulu, kenapa hidup kita seolah jalan di tempat? Aha!

Apabila kita banyak gaul di ranah yang berbeda, maka kita bisa menyaksikan banyaaaaaak banget tantangan hidup yang juga kudu dihadapi makhluk-makhluk bernama manusia di sekitar kita. Tiap orang punya ladang perjuangan masing-masing. Tak perlu kita iri atau membandingkan diri dengan yang lain, karena emang struggling-nya beda-beda.

(3). Tak Perlu Berlelah-lelah Menjelaskan tentang Siapa dan Bagaimana Kita

Hidup ini udah penuh sesak dengan komentar. Apaaaa aja dikomentarin. Kalau kita ngurusin semua komen orang, ya kerjaan utama nggak kelar-kelar dong!

(4). Tentukan Skala Prioritas

Nah, dari tips ke-3, saya jadi ingat prinsip yang dipakai Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, Ibu Dothy, dalam menjaga hidupnya supaya tetap balanced.

DSCF8071

Do it, Delegate it, or Dump it!

Kalau itu sangat urgen dan bisa Anda lakukan, just DO it!

Kalau penting tapi tidak bisa Anda lakukan by yourself, DELEGATE it!

Kalau nggak penting blass? Please DUMP it!

…. Apapun itu…. silakan terjemahkan takdir hidup ini sesuai kehendak Anda. Selamat Berbahagia 😊

Author: @nurulrahma

aku bukan bocah biasa. aku luar biasa

60 thoughts on “Keeping Your Life in Balance”

    1. Petuah semua ini isinya. Udahdeh nggak usah bingung cari quote motivasi, di sini udah banyak banget yang cocok sama aku.

      Aku di sini juga sedang menerjemahkan takdir, nggak mau sok tahu akan hasil, fokes sama proses aja. Boarkalau nggakgitu takdirnya tetep bisa melanjutkan proses dengan enjoy.

  1. Ahh setuju pisaan dengan point 3 nyaa..
    Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak percaya itu,

    1. Setuju banget, dalam hidup ini kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Apapun yang kita lakukan, pasti ada yang tidak suka. Apalagi orang yang dari awal sudah benci kita. 🤭

  2. Pas lagi ngerasa inferior, terus baca postingan ini. Hap hap, semangat lagiiii. Makasih remindernya Mba Nurul.

    1. Qiqiqiqiqi, BUKAAAAN
      Ini ceritanya pas nginep di Pop Hotel… mau foto ala-ala… lah kok ada ALfamart di belakangnya 😛

      Mpok Nurul juga mau dong pocer 10 jeti kayak mpok2 yang pingin jalan2 ke Alpa ntuh hahahahah

    1. gak neko2, hihi.
      Iyah hidup itu kan sebenarnya kita berusaha yg terbaik tp hasilnya terserah Yang Maha Kuasa. Jangan berharap pd manusia, bs sakit

  3. Curcolnya tetap berfaedah kok.
    Yuk menikmati hidup, orang lain mau komentar negatif ya biarin aja, lha wong kita nggak minta makan sama dia kok.

  4. Akhir2 ini aku sedih banget karena soal ‘menyenangkan hati orang lain”. Iya ya ga usah dipikirkan mereka gimana2 ke kita. Yang penting akunya berbuat baik udah seharusnya dan ideal gituh. Kalau hati sedih jerawatku bermunculan dan akhirnya ke dokter deh wakakakak… 🤣 Malas menjelaskan kita itu bagaimana. Lagi demen sendirian me time aja.

    1. Keseimbangan memang perlu, kl saya ga bisa juga cuek dengan lingkungan dan kawan-kawsn sekitar, kl ada yg negatif saya introspeksi gmn kok bisa nilai gitu, jd muncullah ooo mungkinini, ooo mkin gitu. Jd sebisa mungkin kl tu lebih bgs, saya ubah hehe

  5. Intinya tetap bersyukur dan tidak memaksakan diri. Jadilah diri sendiri. Jangan geer merasa ada Orang yg memperhatikan hehehe ..

  6. wahhhh Mba Nurul, aku suka bagian “masalah itu gak permanen, sama seperti hidup yang cuma sementara.”
    kadang kalau lagi seneng suka kelamaan horenya. Apalagi kalo sedih, makin galau berhari-hari. Padahal ya susah senang itu datangnya gantian saja kan ya. Pengennya sih menerapkan Ilmu ikhlas, seperti buang (maaf) hajat. Setelah dikeluarkan, gak perlu dieling2 wkwkwk
    Thanks mbak, pengingat di Sabtu pagi ini
    Semoga kita semua selalu semangat dan ingat untuk bersyukur, mau lagi senang atau susah yaaa, aminnn

  7. Do it, Delegate it, or Dump it!

    Kalau itu sangat urgen dan bisa Anda lakukan, just DO it!

    Kalau penting tapi tidak bisa Anda lakukan by yourself, DELEGATE it!

    Kalau nggak penting blass? Please DUMP it!
    aku suka dengan kalimat penutupan ini. Makasih ya

  8. No. 2 ini agak susah bagi saya, mungkin karena saya introvert ya? Lah kok malah nanya. Intinya saya tu orangnya males ngomong, gitu aja. Membuka sebuah percakapan susah banget, kecuali kalo memang ada keperluan. Baru deh lancar lisannya.

  9. Ish..ish,,,ini to ternyata wajah yang kemarin ngomongin pak tejo? wkwkwk (itu tu yang katanya jangan ikut lomba, “njinjiki”) Duh maaf yo pakde tak ungkit-ungkit disini, sepurane lo ya. Ternyata skill mbak nurul selain ngomongin soal oppa-oppa (ahli banget tu, pasti tulisannya ada sangkut pautnya sama drakor), tulisan cem motivasi gini masoooook juga lo mbak. Salam bahagia dari Simbok

  10. Jleb banget setiap kalimatnya mba Nurul, berasa air segar mengguyur di tengah gurun. Hidup itu sementara, lakukan yang terbaik dan selalu bersyukur. Makasih artikelnya ini ya mba. Aku nggak mau memuji diri sendiri. Fokus saja yang di depan. Ucap syukur selalu.

  11. Tips nomor 1 jadi mantraku selalu, mba: “Allah adalah sutradara terhebat dan skenario-Nya adalah skenario terbaik.”

    Ngenaaa banget kalau lagi down, merasa kalah mulu di ‘life game’ ini balik terus ke ‘check point’ ga maju-maju gitu

  12. We are what we are. Yang bikin kita happy ataupun tidak semua balik ke diri kita sendiri. Bantuan orang lain itu adalah bonus atau just a way to help you to solve your problem. A tool. That’s it.

    Selain 4 hal di atas, yang wajib masuk ke dalam mindset kita adalah bahwa hidup ini adalah sebuah proses. Di angka berapapun umur kita, proses itu masih akan tetap berlangsung. We learn from many mistakes and experience almost every day.

    Be good to ourself and getting better in every step forward.

  13. ngena banget mba quote-quote nya di aku… setuju banget kita hidup ini jangan pernah berharap apapu dengan manusia, hanya menautkan harapan pada allah. karena manusia seringkali bikin kecewa, sedangkan allah tidak akan pernah mengecewakan hambanya.

  14. Udah paling bener itu, ingat Allah ingat Allah ingat Allah

    Baca dari atas sampe bawah kek guwe beud tapi pas baca komen komen yang di sini langsung mikir, “Oooooh jadi sebenernya semua orang tu sama aja cuman badainya beda beda tergantung sikon” jadi ga usah ngerasa susyah sendiri dan ga usah sok kaya sendiri (nambahin curcol)

  15. Haduh, nendang nih ke aku yang lagi gundah gulana.Gak nyangka banget deh di usia 40-an kayak sekarang, aku bisa ngerasa galau, baper, dan sedih-sesedih ini. Entahlah au nyebutnya apa. Kok tantangan yang aku hadepin kayak di masa aku ABG. Apa aku turun level? Mungkin. Harusnya bisa hempaskan itu dengan mudah. Tapi duh, susahnya paraaah. Banyak-banyak istighfar banyak membantu. Semoga Allah memaafkan segala dosa, dan selalu membimbing kita semua ke jalan yang benar. 🙂

  16. Nasehat “Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak percaya itu.” dari Ali bin Abu Talib ini betul banget mbak. Lebih baik kita ngadu ke Allah saja. Atau curhat di blog aja. Hehe

  17. Nah … Do it, Delegate it, or Dump it! ini memang sering kali harus dilakukan ya, Mbak … kalau terlalu perfeksionis bisa stres sendiri kitah 😀

  18. Tenang mba, curcol nya bermanfaat kok 🙂 memang kalau kita “sadar” dan tidak hanya bergerak tanpa sadar bisa lebih tentrem sih. Yang penting enggak julid sama orang lain kali ya.

  19. Lhaa…aku meweek bacanya.
    Kenapa ini…ada apa ini?
    Kak Nurul selalu bisa menyentuh bagian-bagian sensitif dari emosiku.
    Rasanya manusia itu ribet, tapi sekaligus simple kalau gak banyak kepo dan “kepengen” apa yang di luar jangkauan kita.

    Barakallahu fiik, sis.

  20. sepakat mbak, suka nih quotenya Do it, Delegate it, or Dump it
    apapun itu, kita sendiri yang tahu ya mbak, ga perlu lihat rumput tetangga daripada silau atau jadi jemawa, seimbangkan saja dengan versi kita la hidup kita sendiri, bahagia itu diciptakan, dukan dicari atau ditunggu

  21. poin terakhir skalaprioritas ini penting termasuk sejak dalam pikiran mana yang layak di pikirkan dan gak ..karena kita g bisa membuat orang suka sama kita selalu

  22. Setuju, mba. Meluaskan pergaulan jg bikin kita jadi tambah bijak, krn bisa memandang permasalahan tdk hanya pd area sempit, tpi dri cakupan yg luas. Thankyou for sharing, mba.

  23. Setuju banget, dalam hidup ini kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Nanti malah jadi people pleaser. Ada kalanya percaya prinsip sendiri. Apalagi kalau ketemu orang yang memang sudah benci. Apapun yang kita lakukan pasti salah di matanya.

  24. Anak sekarang terlihat lebih PD kalau difoto atau di media sosial. Keren sih, kegiatanini apalagi kalau dilakukan bersama.

  25. Suka dengan quote: Jangan mengeluh seolah olah kita orang paling malang sedunia. Mungkin hidup kita tidak baik-baik saja. Tapi Alhamdulillah kita masih dikasih sehat jadi bisa berusaha.

  26. Ahhh mbak Nurul
    Selalu inspiratif KLO buat artikel
    Jadi kangen meet up sama mbak Nurul
    Btw itu di Haris Hotel ya mbak (fotonya)

  27. Awalnya saya perfectionist banget pengen semua beres dikerjakan sendiri. Pekerjaan rumah, pekerjaan sampingan / freelance, mengurus dan mendidik anak. Lama-lama burn out! Haha. Sekarang milih buat hire ART, pekerjaan yang bukan prioritas kalo bisa didump aja wes! Thanks sharingnya mbaa..

  28. dalam hal membesarkan anak ini memang makin anak besar makin banyak yang ditakutkan ya, mbak. ya tentang pendidikan mereka, pergaulan hingga juga masa depan mereka. kita sebagai orang tua pada akhirnya hanya bisa banyak berdoa agar anak kita selalu berada dalam lindungan Allah swt

  29. Wkwkwk.. bener banget mbak. Waktu anak masih bayi, duh banyak banget yang harus dipelajari. Pas anak udh rada gede ternyata lebih banyak PR kita sebagai orang tua dalam mendidik dan mendampingi mereka.

Leave a reply to bloggergunung Cancel reply