Saya Nurul Rahma. Saya Bukan Bocah Biasa

“Halo saya Nurul, blogger Bukan Bocah Biasa dot Com.”

“Waaaww, apa tadi, alamat blognya?”

“Bukan bocah biasa dot Com.”

Sang narasumber menyeringai sesaat. Ya bisa jadi, ia membatin, ”Alay amat nama blognya?”

Hehhehehe.

Saya udah pernah nulis tentang philosophy behind my blog’s name di postingan ini. Tapi karena hari ke-3 #30DayBlogChallenge by #BloggerPerempuan ini temanya tentang “Nama Blog kamu?” ya sutralaaah, sini, sini…… kita ngobrol dari hati ke hati, sambil siapin kopi dan cemilan kuaci.

***

Seperti yang udah saya paparkan, nama blog ini semacam doa,agar my little son becoming extraordinary kid. Ya itu tadi, bukan bocah biasa 😀

Walaupun sampai saat ini, Sidqi ya masih biasa-biasa aja.Dalam artian pencapaian duniawi doi ya (masih) gitu-gitu aja.

Sekolah, masuk tiap hari. Kalau ada PR, dikerjakan. Ad atugas kelompok, ya doi ikutan. Nothing special about him, sampai hari ini.

Meski demikian, saya sih tetap memegang renjana (ini Bahasa Indonesia baku dari kata passion)agar Sidqi bisa menjadi SOMEONE SPECIAL yang bisa berkontribusi banyak untuk masyarakat.

Secara spesifik, belum tahu lah dia mau menekuni profesi apa dan beramal kayak gimana. Yang penting, dia punya MANFAAT, ada FAEDAH untuk orang banyak.

Ya ibaratnya, kalo dulu eikeh disuruh nulis buku diary teman, kan suka ditanyain cita-cita tuh. Karena masih clueless, biasanya aku nulis “Jadi orang yang berguna untuk Nusa, Bangsa dan Agama.” Heheheheh!!

***

Selain menjadi “DOA DI KANCAH DIGITAL” buat my little kid, sesungguhnya secaratersirat, blog ini juga menunjukkan adanya innerchild dalam diriku. Wehehehehe. Yap, terkadang teman-teman (termasuk SAYA sendiri) juga terheran-heran sih, dengan sikapku yang mirip bocah alias anak kecil.

Contohnya gini. Ketika ada seseorang yang melakukan persekusi digital (weleh, bahasanya boooo) mayoritas orang DEWASA kan bakal terpancing ya. Trus membalas dengan digital bully dan aneka hate speech yang nggak kalah pedasnya. Terjadilah Tweet War atau IG war, kayak gitu gitu deh. Saling julid dan berbalas komen nyinyir

Kalo saya?

Wolesin aja shaaaay 😀

Jiwa “anak kecil dalam diri saya” mengatakan, ”Choose your battle, darling!”

Nggak perlu semua hal kudu ditanggapi secara emosional. Kalaupun ada yang melontarkan negative or bad comment, then I should thank him/her for doing that! Itu artinya, aku nggak perlu repot-repot melakukan instropeksi.

Ouwww, ternyata sikap aku yang begini dan begitu tuh nggak disukai beberapa pihak, tho. Ya wis, itu jadi catatan aja, and super duper thank you for someone that has been delivering that message 😀

Kadang, orang lain yang malah gemassshhh melihat betapa saya lempeeeeng kayak begini. Ya sutralah, tidak semua “api” harus disiram bensin kan? Tidak semua emosi jiwa kudu dibalas dengan hal serupa. Let it go. Forgiving is good for your soul,anyway.

***

Jiwa “bukan bocah biasa” itu terus menemukan jalannya. Saya udah pernah cerita di postingan ini, tapi mau dibahas dikiiiit aja gapapa ya.

Tatkala menjadi kru media Majalah NURUL HAYAT, saya bertugas menghubungi para Ustadz yang menjadi kolumnis/pengisi rubrik tetap dimajalah kami.

One of them adalah Prof Mohammad Ali Aziz. Sewaktu saya mengirim friendly reminder untuk pengiriman artikel, Prof Ali Aziz mengatakan bahwa beliau akan keliling Amerika dalam beberapa hari ke depan.

Oh ya mbak. Saya juga sedang menyiapkan beberapa artikel karena saya akan memberi pelatihan shalat di kota-kota besar di AS selama dua bulan. Tks

Secara SPONTAN (Uhuuuuuiiii!!) saya bereaksi di FB messenger, ”Mohon doakan saya juga bisa mengikuti jejak Prof, safar ke bumi Amerika dan Eropa, aamiiin.”

Mungkin buat sebagian orang, cara saya berkomunikasi dengan beliau agak “kurang sopan”, tapi heiii… apa salahnya menjalin strong engagement dengan Ustadz? 😀 Apa salahnya minta doa pada beliau? Daaaannn, bisa jadi…..bisa jadi…. Doa orang shalih kan dikabulkan oleh Sang Maha Penguasa di muka bumi!

Baca: Bagaimana sholat di Amrik

***

To sum up, I’m beyond grateful dianugerahi inner child semacam ini. Nyantai. Rileks. Less ambitious and (hopefully) able to enjoy my life!

Lihatlah anak-anak kecil itu. 

Jaraaaaaanggg banget yang tampak stres atau depresi kan? Kalau gejala julid, nyinyir, emosi jiwa tak terkendali mulai merongrong Anda, main-mainlah ke rumah digital saya. Baca sejumlah tips yang saya goreskan dengan suka cita. Artikel penyejuk sukma ini, misalnya. 

Saya Nurul.

Saya Bukan bocah biasa dot com.

😀

Advertisement

Author: @nurulrahma

aku bukan bocah biasa. aku luar biasa

8 thoughts on “Saya Nurul Rahma. Saya Bukan Bocah Biasa”

  1. Ya Allah.. aku ini apa sihh.. baru baca postingan mb Nurul yang ini. Huhu.
    Pemilihan namanya keren.. dan emang unik sih. Tapi selama ini aku mikirnya lebih ke mb Nurul aja, yang emang unik, enggak biasa!
    Tapi ternyata bawa doa buat Sidqi juga yaa.. semoga doanya makbul, Mbak. Aamiin.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: