START UP! Belakangan ini, seriiing banget kita dengar istilah Start Up. Apalagi buat penggemar drakor 😀 Teman-teman tentunya pernah baca di timeline kan, seputar tayangan drama Korea yang mengisahkan perjuangan anak muda dalam membangun usaha rintisan (start up). Nah, kali ini saya nggak bakal cerita soal Dal Mi, Do San, ataupun oppa Han Ji Pyeong, si pemilik lesung pipi legendaris itu kok, wkwkw. Saya mau bahas seputar Start Up yang dibesut oleh kelompok masyarakat dan berkontribusi optimal untuk pertumbuhan kualitas kehidupan di Kawasan 3T alias daerah terdepan, terluar, dan tertinggal.
Jadi begini, gaes. Kalau bicara potensi, kita semua mafhum bahwa setiap manusia punya potensi alias kemampuan untuk memberikan kebermanfaatan bagi sesama. Yap, mengacu pada sabda Rasul, “Khairunnaas anfauhum lin naas” yang artinya Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya untuk sesama manusia.
Maka dari itu, saya angkat topi dengan kiprah Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika, yang menggelar program Dayamaya
Program ini mengajak seluruh pelaku usaha untuk melakukan sinergi dan kolaborasi secara optimal. Pelaku usaha ini mencakup pemilik UMKM, pegiat Start Up, pebisnis e-commerce, dan kelompok masyarakat yang siap bahu-membahu demi tercapainya kehidupan masyarakat yang lebih baik lagi di Kawasan 3T.
Concern-nya adalah: Bagaimana kita dapat membantu masyarakat di daerah 3T (terluar, tertinggal, terdepan), pulau terluar, dan lokasi prioritas untuk dapat menguasai kompetensi digital dan turut serta dalam pengembangan ekosistem ekonomi digital di daerahnya?

“Melalui peran startup, komunitas, dan UMKM yang terlibat, kami harapkan dapat mempercepat kemajuan di daerah 3T. Saat ini sudah ada lima inisiatif, dari 18 yang terpilih pada tahun 2019, yang mulai berproses di masyarakat. Kami yakin dengan peran serta mereka, akan segera terjadi perubahan di daerah 3T menuju ke arah yang lebih baik,” tutur Danny Januari Ismawan, Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah. Dayamaya memiliki visi untuk mendukung pengembangan ekosistem ekonomi digital Indonesia, khususnya di daerah 3T (terluar, tertinggal, terdepan) dengan semangat gotong royong bersama para stakeholder strategis bagi kesejahteraan masyarakat.
START UP yang Siap Berkolaborasi Maksimal
Ada 18 Inisiatif Program Dayamaya yang siap menggulirkan kiprah khusus untuk masyarakat di Kawasan 3T. Melalui Program ini, tim Dayamaya memberi bantuan fasilitas, berupa sumber daya manusia (SDM), eksekusi survei pasar, infrastruktur teknologi, sosialisasi dan pemasaran.
Sementara itu, terdapat tujuh sektor yang menjadi fokus pengembangan. Sektor itu adalah: kesehatan, pendidikan, agribisnis, logistik, pariwisata, fintech, dan e-commerce.
Tentu dilakukan seleksi ketat untuk bisa tergabung dalam program ini. Berikut adalah kelompok start up dan komunitas yang terpilih dan siap berkontribusi maksimal. Apa saja? akupintar, andil.id, atourin, bantuternak, berkahbarang.id, BINAR ACADEMY, cakap, DYCODEX, i-tallenta, jahitin, Kalikesia, Ladang, lindungihutan, NGALUP Coworking Space, PIJAR, SahabatGO, SmartSolution, dan Tapakita.
Kali ini, kita kulik 3 di antara start up yang terpilih ya.
Ada Atourin (PT Atourin Teknologi Nusantara) yaitu perusahaan teknologi di sektor pariwisata yang memberikan layanan one-stop-solution kepada para wisatawan, seperti penyediaan informasi obyek wisata se-Indonesia, rekomendasi rencana perjalanan ke berbagai destinasi di Indonesia, dan jasa pemesanan pemandu wisata tersertifikasi. Visi Atourin adalah untuk memajukan industri pariwisata Indonesia dan berkontribusi meningkatkan perekonomian Indonesia melalui implementasi teknologi serta menjadi perusahaan teknologi pariwisata raksasa di Indonesia dan kawasan regional. merupakan perusahaan teknologi yang bergerak di bidang pariwisata untuk menyediakan jasa serta layanan di bidang pariwisata secara online maupun offline. Kita patut angkat topi dengan start up ini, karena telah menggelar pelatihan serta sertifikasi pemandu wisata di Natuna melalui program Dayamaya. Dengan adanya training yang dilakukan tim Atourin, telah melahirkan 10 pemandu wisata di Natuna berlisensi dan mereka telah memiliki self-branding, plus piawai memanfaatkan media sosial dalam promosi.
Reza Permadi, sebagai Tim Operasional Atourin menjelaskan bahwa salah satu program yang diadakan oleh Atourin di masa pandemi ini adalah melakukan pelatihan daring untuk pemandu wisata se-Indonesia. Hal ini dikarenakan, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling terdampak di masa pandemi ini, sehingga butuh gerakan baru dengan memanfaatkan Internet untuk menghadirkan layanan virtual tour bagi wisatawan domestik hingga mancanegara.
Selanjutya, ada start up yang bisa diakses di: https://cakap.com. Ini merupakan platform online belajar bahasa asing untuk memberdayakan kemampuan linguistik (berbahasa) bagi masyarakat di daerah pedalaman, khususnya dalam berbahasa Inggris.

Melalui program Dayamaya, Cakap telah menyelenggarakan Digital Assessment yang melibatkan 250 pelajar SMA di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Timur, NTT. Dengan berbasis standardisasi CEFR (The Common European Framework of Reference for Languages) yang dilakukan dengan sistem daring pada tahun 2019 silam.
Tommy Yunus selaku CEO Cakap menuturkan bahwa kemampuan berbahasa sangat dibutuhkan ketika mengembangkan potensi pariwisata. Karena dengan kemampuan berbahasa yang baik, akan meningkatkan jumlah wisatawan dan menciptakan nuansa pariwisata yang lebih baik dan berkelanjutan.

Akses belajar bahasa Inggris secara gratis diberikan untuk masyarakat di kawasan 3T, dengan difasilitasi oleh BAKTI, Kementrian Pariwisata dan pemerintah daerah.
Melalui pelatihan ini, peserta mendapatkan akses kelas webinar, materi berbentuk e-book, video pembelajaran, kuis, serta pendampingan dari guru profesional dan lokal fasilitator. Sejumlah daerah terdaftar dalam program ini, di antaranya: Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Bangka Belitung.

Selanjutnya, Jahitin Academy yang membantu mengembangkan skill penjahit di daerah NTT melalui workshop tentang pengolahan limbah kain tenun untuk memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai jual. Jahitin juga membantu mempermudah akses penjahit ke pasar ekonomi yang berhubungan langsung dengan Dinas Perdagangan. (*)
gara gara drakor start up nih,,
Hehe, tapi dapat positive vibes nya ya pak 😀
Progam seperti ini pastinya sangat membantu para UMKM ya apalagi bagi UMKM yang memang belum terjamah, padahal produk yang dihasilkan bernilai jual tinggi
Mbaaa… tadi awal baca judulnya, kirain mau bahas drakor yang banyak dibicarakan orang itu 😀
ternyata eh ternyata ini start up di dunyat beneran.
Tapi salut ya, kita memang kudu mendukung para start up untuk bisa lebih maju, agar membuka lebih banyak kesempatan kerja buat pencari kerja 🙂
Nah ini bagus banget untuk support para umkm yang selama ini gak maju padahal mereka produknya ga kalah kualitasnya dengan produk yang sudah boomong atau punya nama
Pemanfaatan limbah tenun bisa mengurangi sanpah kain dan bisa bernilai ekonomis sehingga membantu kaum ibu untuk menambah penghasilan keluarga. Sehingga para starup bisa maju dengan dukungan kita bersama dan kominfo
Sekarang serba start up ya?
Karena aplikasi memudahkan. Khususnya di era internet
Semoga berhasil ya, karena pariwisata salah satu pemasukan daerah yang menjanjikan
Pemanfaatan limbah tenun bisa mengurangi sanpah kain dan bisa bernilai ekonomis sehingga membantu kaum ibu untuk menambah penghasilan keluarga. Sehingga para starup bisa maju dengan dukungan kita bersama dan kominfo
MasyAllah keren ya Mba program BAKTI ini sampai bisa mengumpulkan star up yang mau diajak bekerja sama untuk membantu banyak orang. Semoga program positif ini menginspirasi banyak pihak untuk mengikutinya dan jadi ladang ama buat mereka ya karena bermanfaat untuk banyak orang.
Ngomong-ngomong awalnya aku sangka bakal ngomongin drama korea star up itu. Tapi ternyata bukan ya hahaha 😂
Ketika ada kolaborasi baremg start-up gini menurutku bagus banget soalnya programnya bida lebih terarah dan efisien. Semoga terus menebarkan manfaat.
Dari tiga startup yg menjadi bagian dari inisiatif Program Dayamaya di atas, saya tertarik banget sama Atourin. Sektor pariwisata adalah sektor kreatif yang menjadi sumber ekonomi masa depan. Kolaborasi Atourin dan Cakap juga kece abis tuh mba.
Ingat mbak nurul ingat drakor Start up, ini kukira mau ngomongin drakor itu lagi mbak, LOL. Anyway, program dayamaya untuk pelaku usaha didaerah 3T keren ni mbak. Salut! Padahal kan biasanya concern 3T itu untuk pendidikan ini pelaku usaha juga bisa mencicipi program dayamaya
Programnya apik yaa ini..bisa menjangkau daerah2 nun jauh di sana..
Semoga sukses yaa program ini 🙂
Sering lihat iklannya di tivi terkait BAKTI ini. Dari sini deh saya banyak mendapat informasi detail mengenai program ini. Pengen belajar juga bisa ngadain acara tour virtual
Dayamaya ini sangat keren dan solutif ya mbak
memberdayakan masyarakat 3T agar bisa bersaing di era ekonomi digital seperti sekarang ini ya mbak
Alamaaak! Daku sampe ngikik baca autorin jadi auto urin wkwkwkwkk
dasar yaaa
Terharu KOMINFO punya Program Dayamaya yang digelar oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Dan Informasi (BAKTI)
aku udah baca di mana manaaaa , dan memang sangat membantu daerah yang 3T loh, semoga program ini amanah dan sukses besar insya Allah
Dengan adanya Program Dayamaya ini, masyarakat di daerah 3T bisa turut mengembangkan potensi yang ada. Semoga kelak bisa banyak yang terbantu dengan Program Dayamaya ini.
Damayana ini program kominfo yang keren banget buat mengembangkan daerah 3 T ya mbak semoga kian maju daerah 3 T nya
programnya bagus ya, mbak. karena membantu masyarakat yang sulit terjangkau teknologi untuk bisa berkembang dengan apa yang mereka punya. Semoga programnya terus berjalan lancar!
Semoga abis ini ga ada lagi daerah 3 T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) tapi adanya 3 M (makmur – maju – modern) atau boleh juga 3 T (TERKAYA – TERMAJU – TERKEREN)
hihiii AAMIIIIN
menarik banget nih workshop tentang pengolahan limbah kain tenun untuk memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai jual. soale kain tenun NTT yang asli tuh mahal banget, jd limbah kainnya juga bagus bgt klo bs tetap dimanfaatkan
Aku mau juga nih belajar Bahasa Inggrisnya apalagi gratis. Bahasa memang penting banget buat pariwisata. Jadi bisa ngobrol nyambung gitu. Jadi ingat Jack Ma juga yang jadi guide zaman muda
Aku mau juga nih belajar Bahasa Inggrisnya apalagi gratis. Bahasa memang penting banget buat pariwisata. Jadi bisa ngobrol nyambung gitu. Jadi ingat Jack Ma juga yang jadi guide zaman muda
makin banyak ya startup yang membawa banyak manfaat dan kita harus pastikankolaborasi yang membawa banyak manfaat baik untuk semua
benar ya mbak
dengan saling berkolaborasi sesama start up, daerah 3T bisa berkembang optimal
Kreatif banget nih start upnya, salut sama idenya Jahitin, menambah skill penjahit dan mendesain pakaian dll dari kain tenun, kereeen…semoga sukses ya…
Go…go…daerah 3T mampu mengejar ketertinggalannya dengan kerjasama yang baik dari Dayamaya dan masyarakat.
Semoga semakin banyak menjangkau daerah-daerah lain di Indonesia.
Sukses selalu.
Keren ya mba. semakin banyak pihak yang peduli pembangunan di daerah 3 T akan semakin banyak pula masyarakat yang terbantu. makin ke sini program kominfo makin kerasa banget ya untuk mendorong go digital
Seneng kalau banyak yang mrmperhatikan darrah yang perlu perhatikan. Jadi bakal banyak orang yang peduli dan sama-sama maju
Keren banget nih programnyaaaa.. Dengan program dayamaya ini, startup daerah juga jadi makin terbantu dan makin berkembang yaaaa
Keren nih inovasi anak muda bangsa yang sudah mulai melirik perkembangan daerah 3T. Senang ya kalau nantinya kesejahteraan rakyat merata di seluruh Indonesia. Dukungan start up ini luar biasa.
Aku sangat mengapresiasi program Dayamaya ini Mbak, soalnya terkadang daerah 3 T kan luput dari perhatian. Padahal bisa jadi daerah tersebut punya potensi yang luar biasa. Melalui program Dayamaya ini potensi tersbeut akhirnya pada keliatan satu per satu ya Mbak. Alhamdulillah
Mba nuruuuul ga nyangka aku sekangen itu sama BW k blog dirimu haha. Btw aku team Jip-yeong loh mbaa wkwk dan ga rela buat Dalmi dan Dosan bersama-sama. So program ini bagus banget memang buat yg ingin membangun usaha rintisan hingga menjadi besar.
Wkwkqkqk, samaaaaa kitaaa
Sekarang kegabutanku adalah sibuk cari pideonya Kim Seon Ho. Ternyata di dunia nyata, doi kocaakkk ga ada obat yaakk. Beda jauhhh ama.Ji Pyeong
Atourin, Cakap dan Jahitin Academy ini start up dari tiga bidang yang berbeda, tapi ketika bersinergi bersama, insya Allah efeknya bisa membangun perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, yaa..
Program Damayama ini bagus juga ya tampaknya.
Aku baca artikel ini jadi seperti berharap semoga program ini berjalan lancar supaya daerah 3T bisa bergerak maju juga