Ayo Jalani “Pilihan Lebih Sehat” untuk Hidup Lebih Baik!

Ayo Jalani “Pilihan Lebih Sehat” untuk Hidup Lebih Baik!

“Waduh, aku lupa, euy, kalau kita sekarang lagi ada di Jogja. Tadi aku pesan es teh, ternyata dikasih es teh manis banget! Padahal, kalau di Bandung, bilang ‘es teh’ ya artinya dikasih es teh tawar.” 

Toni, temanku yang asli Bandung, ‘complain’ dengan es teh yang tersaji di meja kami. Cuaca Jogja lagi panas-panasnya. Seger banget kalo minum es teh. Ternyata selera dan persepsi kami soal “es teh” berbeda jauh. Menurut Toni, es teh yang baik dan benar itu tanpa gula. Tapi, buat saya (arek Suroboyo) dan mayoritas warga Jawa Tengah, Jogja dan sekitarnya, es teh itu kudu memenuhi syarat: gitel alias legi (manis) dan kental. 

Continue reading “Ayo Jalani “Pilihan Lebih Sehat” untuk Hidup Lebih Baik!”
Advertisement

AYAH JUARA SATU DI DUNIA #HAPPYDATEWITHLEGENDADDY

unnamed

AYAHKU ADALAH AYAH JUARA SATU DI DUNIA. Saya pernah baca kalimat ini di salah satu novelnya Andrea Hirata. Dan, alhamdulilah wa syukurilah… sosok ayah seperti itu tak hanya ada di blantika novel ataupun di fiksi semata. Suami saya, sudah memenuhi kriteria sebagai #LEGENDADDY. Sejak Sidqi lahir di muka bumi, dia menunaikan tugas keayahan dengan sangat mumpuni.

Bersih-bersih bayi jadi rutinitas LEGENDADDY
Bersih-bersih bayi jadi rutinitas LEGENDADDY

Ketika Sidqi masih bayi, doi kagak ngerasa males buat mandiin, cuci dan gantiin popok… Termasuk memberikan ASIP dan gendong Sidqi kemanapun dia mau.

Kalau beberapa ayah canggung tatkala harus ngobrol dengan bayi, maka suami saya dengan begitu lincahnya bercerita tentang APA SAJA, dan meyakini bahwa Sidqi paham dengan segala cerita yang ia sampaikan.

Sholat berjamaah
Sidqi sholat berjamaah bareng ayahnya

Saya dan suami sepakat bahwa anak harus dikenalkan dengan agama sejak dini. Tentu bukan sekedar ngomong, tapi kita juga kudu memberi contoh langsung. Sidqi belajar sholat dari ayahnya. Ia berjamaah dengan mengikuti gerakan sang ayah. Begitu juga dengan belajar mengaji, mengakrabi kitab suci. Itu semua dilakoni dengan ayah, yang memang kudu banget berkecimpung dalam proses pengasuhan dan pendidikan anak.

Menyaksikan pameran inovasi mobil listrik ITS
Menyaksikan pameran inovasi mobil listrik ITS

Suami saya kan teknokrat tuh… Alumnus ITS. Sudah barang tentu, doi punya semacam “kebanggaan” alias pride untuk memperkenalkan teknologi kepada Sidqi. Walhasil, diskusi bapak-anak seputar teknologi canggih sudah jadi bahan obrolan sehari-hari. Kalau ada pameran teknologi di ITS, Sidqi bakal diajak untuk menjelajah dan bertanya sepuasnya mengapa begini, mengapa begitu.

Sosok ayah yang juga mengenalkan semesta kepada Sidqi. Mengajak traveling, membaui indahnya alam… berkecipak-kecipuk dengan air laut… Merasakan lembutnya pasir yang menerpa jari-jemari… mengajarkan bahwa dengan bermodal MENTAL TANGGUH DAN BERANI, kita sanggup mengenyahkan semua takut… Dan meraih ASA yang telah kita bentangkan!

scrapbook

Aaaah… sudah waktunya, para ayah di belahan bumi manapun, kian BANGGA dan BAHAGIA terlibat untuk mengasuh anak. Kudu banget, menciptakan aktivitas yang bisa meningkatkan bonding antara ayah dan anak.

E iya, bicara soal bonding, saya bersyukur banget, suami bukan tipikal laki-laki konvensional bin jadul yang menganut prinsip “Urusan mendidik anak adalah urusan ibu saja”. Nope. Suami saya justru terlibat penuh dalam pengasuhan Sidqi. Walaupun suami sering dinas luar kota, tapi sedari awal, beliau nggak pernah cuek tentang tumbuh kembang Sidqi.

Ini persis seperti yang disampaikan oleh psikolog UI, Rini Hildayani, bahwa ada hal-hal yang tampak “kecil” dan “sepele”, namun ini mengukuhkan adanya peran ayah dalam keluarga kita.

Misalnya, ketika anak baru pulang sekolah, ayah lakukan kegiatan “check up”, periksa kondisi anak, tanyakan apa saja kegiatannya tadi di sekolah. Ini menunjukkan bahwa ayah peduli dengan anak. Atau, bisa juga, lakukan “jabat tangan spesial” dan panggilan sayang yang diberikan ayah ke anak, ataupun sebaliknya.

Seperti yang saya singgung di awal, Alhamdulillah, selama ini suami saya selalu terlibat dalam pengasuhan Sidqi. Doi malah hepi banget loh, kalau saya todong buat gantiin popok, ataupun mandiin Sidqi pas masih bayi.

Ketika balita, Sidqi juga hepiii banget bisa main ALL OUT dengan bapaknya. Yeah, tahu ndirilah… Kadang-kadang permainan anak lelaki sama sekali enggak cucok dengan dirikuh yang kurang lincah ini, hiks…

Meskipun ayah sering keluar rumah untuk mencari nafkah, pastikan saat pulang ke rumah, jiwa raga untuk anak-anak! Iya loh. Anak kita itu bisa tahu, manakala ada orangtua yang “beneran hadir secara total”, atau “sekedar ada, tapi nyawanya nggak ada di sana”.

Bermainlah dengan segenap jiwa raga. Karena memang, anak butuh kehadiran paket kumplit, yaitu ayah dan bundanya.

***

Di postingan sebelumnya, saya sudah cerita tentang isi talkshow “Menjadi Ayah Hebat bagi Si Kecil”, sekarang hayuk kita cusss menuju arena #HappyDatewithLEGENDADDY.

Jadi gini. Tim Nestle Indonesia ini sudah mensurvei habit masyarakat urban saban weekend tiba. Apakah ituuu? Yep, apalagi kalo nggak ke mal.

Naaah, kalo saban weekend ke mal mulu, dan yang dilihat itu-itu saja, lama-lama bosen juga ya kan? Walhasil, mereka bikin INOVASI MEMBAHANA yaitu….. MENGHADIRKAN PANTAI DI MAL!

Selama dua hari, yaitu 24-25 Oktober 2015, nuansa pantai dan segala pernak-perniknya itu bisa kita temukan di Atrium Tunjungan Plaza (TP) 3 Surabaya.

Duuuh, sebagai pecinta pantai garis keras, jelas aja aku terharuuuuu. Selama ini, daku harus mendaki gunung, lewati lembah (ala hatori) kalau mau ngebolang ke pantai Klayar, Pacitan. Udah gitu, di sono kudu rela kulit menggosong kena matahari. Naaah, yang ini niiih, kita bisa bercengkrama dengan asyik binggo, dengan pasir putih menawan, di ruangan full AC! Yipppiiii….!!

IMG_1403
Welcome to HAPPY BEACH!

Lihaaaat... pasir putihnya manggiiil banget!
Lihaaaat… pasir putihnya manggiiil banget!

Asik yaaa.. Bisa seru-seruan #HappyDateWithLEGENDADDY
Asik yaaa.. Bisa seru-seruan #HappyDateWithLEGENDADDY

Begitu sampe di lokasi HAPPY BEACH, kita disambut oleh para Happy Crew, yang siap membantu sepenuh jiwa. Bantu fotoin. Bantu masukin sepatu kita ke dalam tas kresek. Kan ceritanya kaki kita ntar mau kena pasir pantai yang putiiiih banget. Makanya alas kaki kudu disimpan dalam kresek.

Yuk kita cusss ke pantai...
Yuk kita cusss ke pantai…

IMG_1405

IMG_1406

Ada apa aja di sini?

Yang jelas, semua permainan khas pantai bisa kita nikmati sepuasnya!

Sidqi langsung ngajak untuk cuss ke mini zoo alias kebun bintang mini alias kandangnya kelinci dan kura-kura. Yep, anakku kan cintaaa banget ama binatang. Makanya, doi semangat kasih makan kelinci yang ginuk-ginuk kayak emaknya sidqi hihihi.

Kasih maem kelinci horaaay
Kasih maem kelinci horaaay

IMG_1419
Asyik mengeksplorasi mini sea

Eits, jangan lupa, kita juga bisa lihat stingray dan bayi ikan hiu..! Huhuhu… Para penggemar spongebob pastinya suka banget nih lihat makhluk laut dari dekat seperti ini.

Udah gitu, ada photo-booth yang siap kita gunakan untuk meng-capture keseruan. Ada macem-macem aksesorisnya pulak. HAPPY SNAP!

HAPPY SNAP!
HAPPY SNAP!

Aneka playground juga siap kasih hiburan cihuy buat dedek-dedek kecil. Mau main bolaaa, hayuuuk…. Atauuu, bikin istana pasir? Ahaaaiii, yuks mariiii!

IMG_1439

Yang nggak kalah seru adalah bikin layang-layang! Wohoooi, marilah kita kerahkan segenap kreativitas buat bikin layang-layang yang keren!

IMG_1463 IMG_1468

Seruuu ya, acara #HappyDatewithLEGENDADDY ini. Selain bisa bikin emaknya girang, bapak dan anak juga sama-sama happy dan bergembira ria di pantai imitasi yang berlokasi di dalam mall. HAPPY MOMMY, HAPPY DADDY, HAPPY KIDS, HAPPY FAMILY!

Sayaaaaaang banget, event #HappyDatewithLEGENDADDY di Surabaya cuma digelar selama dua hari (24-25 Oktober 2015) Kuraaaang….!! Kuraaaang…..!! *pasang spanduk demo* Moga-moga tahun depan, Nestle juga bikin acara seruuuu yang penuh edukasi dan meningkatkan bonding antar anggota keluarga semacam ini lagi. Yayy, yaaay…!

Buat para bapak/emak/anak yang domisili di Makasar, jangan ketinggalan buat ikutan event seru ini yah.  31 Oktober – 1 November 2015, event keren ini bakal digelar di Trans Studio Mall, Makasar.

SELAMAT BERSENANG-SENANG DAN JADILAH #LEGENDADDY KEBANGGAAN KITA SEMUA!

#HappyDatewithLEGENDADDY

“Bapak mah, tugasnya cari duit ajah! Nggak usah ngurusin anak!”

“Eh, bapak-bapak pamali atuuuh, kalo kudu mandiin anak. Ntar wibawanya ilang!”

“Lo, looo.. bapak kok malah main-main sama anak sih? Itu kan tugasnya ibu? Udaaaah, kagak usah!”

Familiar dengan kalimat-kalimat di atas? Yeeeep,biasanya, orang tua zaman dulu (generasi angkatan ortu kita) kerap memberikan labelling semacam itu. Bahwa, tugas bapak itu yaaa melulu cari duit. Cari nafkah untuk menghidupi anak istri. Sementara, urusan pengasuhan, sudah tentu yang ketiban sampur adalah para ibu. Intinya, bapak DILARANG KERAS untuk ikut campur *halah* dalam hal pengasuhan anak. Ya kan? Ya kan?

Naaah, untunglah, anak saya lahir di era kekinian, dimana metode pengasuhan sudah jauuuuh berbeda dengan zaman ketika saya masih kanak-kanak. Banyak riset yang mengungkapkan kalau peran AYAH sangat penting untuk pengasuhan anak. Salah satunya ini nih, penelitian yang dilakukan University of Guelph Canada (tahun 2007) yang bilang bahwa keterlibatan ayah dalam pola pengasuhan berpengaruh kuat terhadap perkembangan anak! Wih, wih… dan ternyata pengaruh ini mencakup sosial, emosi, fisik dan kognitif anak loh.

Lebih bersyukur lagi nih, manakala kami bertiga diundang Nestle Indonesia buat hadir di #HappyDatewithLEGENDADDY. Hari itu (24/10), kami meluncur ke Hotel Sheraton Surabaya, untuk ikutan talkshow “Menjadi Ayah Hebat bagi Si Kecil”, bersama rekan media dan blogger. Ada Nur Shilla Christianto (Head of Corporate Communication Nestle Indonesia) yang jadi moderator. Narasumber talkshow-nya? Ada Rini Hildayani, M.Si (psikolog UI) daaan….Oka Antaraaaaa! Uhuuii, artis idolakuuu nih! Dan ternyata, Sidqi juga hepi berat ketemu dengan Om Oka—gitu doi bilang—karena yeah, si Om Oka ini kan bintang iklan es krim kartun itu loh, hihihi.

Oka Antara dan Ibu Rini Hildayani (psikolog UI)  Captured by: Sidqi
Oka Antara dan Ibu Rini Hildayani (psikolog UI)
Captured by: Sidqi

Salut deh, sama Nestle Indonesia yang mengedukasi kita semua supaya punya mindset oke dalam dunia pengasuhan anak. Ada penelitian yang judulnya “The Effects of Father Involvement: An Updated Research Summary of the Evidence”, panjang bangeeets yee, nih judul riset, hahaha. Intinya adalah, anak yang turut diasuh oleh ayahnya sejak dini bakal memiliki:

  1. kemampuan kognitif lebih baik ketika memasuki usia 6 bulan hingga satu tahun
  2. nilai IQ yang lebih tinggi ketika menginjak usia 3 tahun
  3. berkembang menjadi anak dan individu yang mampu memecahkan permasalahan dengan baik.

Iya banget nih. Kalau ada ungkapan “Ibu adalah madrasah/sekolah utama dan pertama bagi anak”, maka… ungkapan itu ada lanjutannya. Yaitu “Ayah adalah kepala sekolahnya”. So, untuk memberikan yang terbaik buat anak, dibutuhkan pengasuhan yang kompak antara ibu dan ayah.

Eh, Oka Antara sang LEGENDADDY yang hadir di acara ini, juga berbagi cerita. Doi kan artis ya boook. Sudah pasti sibuk berat, jadwalnya juga padat. Nah, ternyata… Oka ini cuma punya 1 (satu) asisten rumah tangga (ART)! *ngirit, mas?* Padahal, anaknya ada tiga lo. Masing-masing usia 6 tahun, 4 tahun, dan 2 tahun 10 bulan.

“Karena kondisinya emang seperti itu, mau nggak mau saya kudu mandiin anak. Saya terlibat mengasuh anak, karena memang saya suka dengan anak kecil dan selalu ingin tahu perkembangan anak. Saya nggak menggubris apabila ada orang yang komentar ‘Yaaah, kok lo mandiin anak sih?’ Sudah, biarin aja. Justru, saya bakal meng-encourage teman saya, bapak-bapak yang juga ikut terlibat dalam pengasuhan anak. Orang laki memang harus melakukan itu!”

Kalau suami dan istri bisa berbagi peran dengan cihuy, artinya mereka berdua sudah menjadi teamwork yang solid dalam hal pengasuhan anak. Ini dia, tujuan yang dibidik oleh Oka. ”Ketika ayah dan ibu saling melakukan co-parenting, maka anak otomatis melihat bahwa teamwork itu ada. Kami juga selalu meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan yang memperkuat bonding antar elemen keluarga. Misalnya, piknik ke Kebun Raya Bogor di hari libur, ketika saya juga pas lagi nggak ada syuting. Kami berangkat pagi-pagi banget jam 4.30 sudah berangkat dari Jakarta. Lalu puas-puasin main bareng, intinya kami menekankan pada interaksi antar anggota keluarga. Nanti ketika orang-orang sudah pada rame berdatangan, kita pulang ke Jakarta,” lanjut Oka.

Talkshow still captured by Sidqi
Talkshow still captured by Sidqi

abis gitu, doi selfie boook :P
abis gitu, doi selfie boook 😛

Yap, Oka menghindari kegiatan akhir pekan yang butuh “usaha sendiri-sendiri” dan malah mengeliminasi unsur bonding. Misalnya? Nonton film di bioskop. ”Biarpun saya orang film, saya malah nggak suka ngajak anak ke bioskop. Kenapa? Karena kalau lihat film, pikiran kita malah terdistraksi dengan sesuatu yang lebih besar, yaitu jalan cerita film itu sendiri. Nah, saran aja nih, sebaiknya ortu pilih kegiatan yang benar-benar menekankan pada interaksi, supaya anak dan orangtua bisa berkomunikasi,” tutur Oka.

Foto bareng Sidqi, bapaknya dan Oka Antara
Foto bareng Sidqi, bapaknya dan Oka Antara

(*)