Mengisi Ramadhan di “Kampung Arab” Ampel Surabaya

Ketika gedung-gedung jangkung mulai mencakar langit Surabaya, ada sebuah kerinduan yang hadir di hati. Sebuah rindu pada budaya asli begitu menguat.

Surabaya sebuah kota yang menjadi titik temu masyarakat multi-etnis. Kaum Arab, pecinan, Jawa, Madura, dan etnis lainnya berkumpul menjalin hidup yang berkelindan di bumi Surabaya.

ampel-3

Semuanya hidup berdampingan dengan damai. Menggapai rezeki tanpa harus main sikut sana-sini.

ampel-9

Mari kita berkunjung ke Ampel. Inilah kampung yang identik dengan julukan “Kampung Arab”. Padahal sejatinya inilah destinasi kampung multi-etnis.

IMG_9976

ampel-5

Memang, mayoritas adalah masyarakat etnis Arab. Tapi, tak jarang kita jumpai warga etnis Madura dan Jawa yang juga menyambung hidup di sini.

IMG_9964

Masjid Ampel adalah tetenger (landmark) yang membuat kawasan ini terus dijejali wisatawan. Beribadah dalam suasana ala Arab, seolah-olah kita tengah berada di kawasan Makkah versi miniatur tentu saja.

Lantunan bacaan Al-Qur’an bertalu-talu dari segenap penjuru. Ritual sholat juga dilakukan dengan sepenuh jiwa. Semata menghamba pada Sang Maha Sutradara Kehidupan.

IMG_9994

Beberapa pengunjung memilih untuk nyekar ke makam Sunan Ampel. Yang lain melakukan kebiasaan khas para pelancong nusantara. Yap. Apalagi kalau bukan belanja-belanja!

IMG_9995

Hari itu, kami susuri pedagang-pedagang yang menggelar lapak di gang dekat Masjid Ampel.

Aneka barang ditawarkan. Utamanya, untuk oleh-oleh jamaah haji atau umroh, seperti kurma, air zam-zam dan lain sebagainya.

ampel-7

Memori tentang pasar seng Mekkah (buat yang haji zaman dulu), tiba-tiba berkelebatan di benak.

Belum lagi, murottal yang terus diputar dari tape tua. Atau, beberapa pedagang yang membalurkan minyak wangi khas Arab di sekujur tubuh mereka. Ini Arab banget!

Jangan lupa untuk memilih aneka pakaian yang ditawarkan di sana. Harganya amat sangat terjangkau. Dengan catatan, Anda harus piawai menawar! Untunglah, pedagang di sini bukan tipikal pengeruk duit pengunjung. Mereka membuka dengan harga yang masih terbilang wajar. Tapi, kalau Anda tak mau rugi, bolehlah ditawar 30 hingga 40% dari angka yang mereka buka di awal. (*)

 

Advertisement

Author: @nurulrahma

aku bukan bocah biasa. aku luar biasa

12 thoughts on “Mengisi Ramadhan di “Kampung Arab” Ampel Surabaya”

  1. Jadi kangen sama Ampel. Dulu sebulan bisa dua kali kesana, adem sholat di Masjidnya. Apalagi kalau bulan puasa, pulangnya jalan2 disepanjang pasarnya, mampir2 sambil nyium2 aroma kambing guling haha.

  2. apa dulunya banyak orang arab ya kak jadi dinamain kampung arab? aku liat pasarnya tertib dan bersih walau ramai orang 😀

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: