Sebenarnya manfaat berkebun itu banyaak. Banyaaakkk banget. Untuk memulai postingan ini, saya tulis ulang ya, beberapa manfaat berkebun:
(1). Membakar kalori
Yeah, siapapun paham kalau berkebun artinya kita siap mendarmabaktikan tangan, fisik, konsentrasi kita untuk uplek-uplek tanah, pot, bibit tanaman, pupuk, dan ini pastinya menguras kalori kan
Para ilmuwan di Korea Selatan mengadakan riset dengan memonitor intensitas fisik pada sejumlah anak berusia 12 tahun ke atas. Mereka diminta melakukan kegiatan berkebun seperti menggali tanah, menabur benih, menyiram dan menyapu.
Alat bernama telemetric calorimeters dihubungkan ke tubuh mereka. Fungsinya apa? Untuk mengukur jumlah kalori dalam tubuh sesudah berkebun. Begitu juga sebuah monitor untuk menghitung detak jantung.
Hasilnya? Kalori dalam tubuh anak-anak terbakar lebih banyak saat mereka berkebun, dan detak jantung mereka pun menjadi lebih teratur.
Ini senada dengan artikel yng diterbitkan Huffington Post. Intinya, aktivitas berkebun sama manfaatnya dengan olahraga. NAH! Buat yang pengin sehat…. buat yang mupeng jarum timbangan bergerak ke kiri…. buat yang males ikutan lari 5K, 10K atau marathon…. sepertinya BERKEBUN adalah solusi yang jitu binti tokcer! Badan sehat, bonusnya kebun jadi indah! (eh, atau kebalik ya? Kebun jadi apik, bonusnya bodi jadi setrooong! hehehe)
(2). Release Stress dan Menunjukkan bahwa Kita Berharga
Buat yang gemar berkebun, pastinya setuju banget kalau aktivitas ini menjadi sarana pengeliminir stres. Siapapun bisa terjangkiti stres, dan kita kudu cari solusi, gimana bersahabat dengan stres plus mereduksinya dari pikiran. Berkebun sambil nyanyi-nyanyi, plus menghirup udara segar, ini adalah kombinasi yang paripurna!
Plus, tatkala berkebun, kita menyadari bahwa ada kehidupan di setiap tanaman. Ada semacam kepuasan bahwa kita telah berperan dalam menjaga serta merawat tanaman agar tetap hidup.
(3). Mendekatkan Diri pada Alam plus Berhemat!
Yap! Ketika harga cabe naik gila-gilaan, Anda yang sudah menanam cabe di pot tentulah tak perlu merasa risau. Kan tinggal metik!
***
Idealnya memang seperti itu. Tapi tahu sendiri kan… di perkotaan tanah untuk berkebun tidaklah luas. Tapi, hei, dengan tanah seuprit, kita bisa kok mengusahakan bertanam pohon/tumbuhan yang bermanfaat untuk kehidupan.

Kalau ditanya, gimana bayangan kebun favorit saya?
Kebun hidroponik ala Fadly Musikimia (eks PADI) tentunya cocok diterapkan di kawasan urban ya.
Baca : Semangat Fadly Musikimia dalam Berkebun
Tapiiiii…. saya juga mau bangeeettt, punya kebun dengan danau sebagai center of attention. Uhukss!

suka banget main2 ke kebun dan taman mbak, menyegarkan mata dan pikiran banget
ingin banget berkebun, tapi di Jakarta eh Bekasi kayaknya gak kondusif buat berkebun yang outdoor gitu mba, puanaseeee ora umum T_T
semangat berkebun.. gak harus punya tanah yang luas.. gak harus tanaman mahal.. 😍
Keren banget. Dulu, aku punya keinginan menjadi pekebun yang baik. Namun hal itu hanya menjadi sebatas keinginan. Soalnya, aku kerap kali tidak bisa membuat bisa ajeg melakukan sesuatu. Kerap bosan jika sudah lama. Apalagi kalau berkebunnya sendirian.
Awal punya rumah sendiri, aku semangat berkebun. Sayangnya aku ini orangnya nggak telaten dan malas. Pernah juga sudah nanam macam-macam bunga kemudian ditinggal liburan. Pulang-pulang banyak yang layu dan tak selematkan. Kemudian aku pilih pohon buah. Jadi kalau sampai seminggu nggak dirawat masih berdiri dengan kokoh.
msh ada 1 lagi, bisa mengurangi emisi co2.udara jd makin segar hehehee
Artikel bagys, salam kenal buat Nurul rahma, saya tunggu follow baliknya
Kalau lahan terbatas, saya sih lebih suka bikin mini garden yg diisi tanaman kaktus dan sukulen mini. Selain emang bagus2 jenisnya, taneman ini juga pertumbuhannya cenderung lambat. Jadi cocok banget buat yg lahannya terbatas. 😀