Lagi rame yak, soal ghosting π Ada satu saran brilian yang disampaikan mba Iim Fahima Jahja di akun Facebook-nya. Ini aku tulis ulang, supaya bisa kita jadikan panduan kalo suatu saat ketemu manusia model begini π
“Tentang sikap yang jelas-jelas saja”
Hari ini sosmed ramai dengan topik ghosting, alias menjalin hubungan bertahun tapi kemudian hilang tanpa pesan. Kondisi ini bikin pasangan yang menaruh harapan, sakit hati luar biasa. Saya gak akan membahas soal ghosting, tapi soal pentingnya laki-laki dan perempuan dewasa untuk memilki sikap yang firm (tegas) dan lugas, baik dalam kehidupan personal maupun profesional.
Kenapa sikap firm dan lugas ini penting? Pertama, karena sikap ini indikasi kedewasaan dan tanggung jawab. Orang yang dewasa dan bertanggung jawab akan menghindari sikap yang menye-menye ndak jelas. Either YES or NO. Kalau ga jelas yes or no, means ya kita lagi dealing sama orang ga punya tanggung jawab. Udah bisa ketebak kan ujungnya bakal gimana.
Kedua, sikap yang firm dan lugas menghindarkan siapapun terbuang waktunya. Kebayang kan gimana rasanya dealing baik profesional ataupun personal sama orang ga jelas sikapnya? Kita dibikin nebak-nebak dia kenapa dan maunya gimana. Hadeuh. Kebuang deh waktunya buat hal ga penting.
Ketiga, menghindari ada yang sakit hati di kemudian hari karena sikap yang ga jelas. Apakah sikap menya-menye ga jelas ini bisa kebaca? Bisa. Selain dari body language, sikap ini bisa terlihat saat seseorang diajak bicara komitmen. Janjian meeting tiba-tiba ngilang. Ditanya komitmen jangka panjang, ga bisa jawab. Bicaranya A actionnya Z. Dlsb.
“Gw ga berani ngomong karena ga tega”
“Gw ga berani ngomong karena ga enak ati”
Biasanya akan ada excuse semacam ini dari mulut mereka. Kalau di perjalanan hidup nemu yang begitu, mending ditendang saja dari awal. Wasting time.

JLEB, JLEB, JLEB! Tapiii BENER BANGET ye kan? π
Memang, harus diakui, menjalin relationship (baik itu personal maupun profesional) dibutuhkan pihak-pihak yang dewasa, matang dan bertanggungjawab. Duh, daku mau cerita banyaaakk soal ghosting-meng-ghosting ini. Tapiii ntar deh, mau nyelesaikan DL dulu! InsyaALLAH bakal daku edit artikel ini yak. π
aku punya pengalaman gak enak banget dengan ghosting ini. dah lah. lupakan saja. tutup buku. saatnya menatap masa depan.
Korban dong, hikss….
hmm alhamdulillah aku g pernah jadi korban ghosting
jadi pelaku juga nggak
soalnya aku mah klo uda g suka dulu ya langsung aja kelarin hubungan secara gentle, hehe
Ramai ya mba Nurul beritanya, saya nggak begitu mengikuti soalnya π By the way, saya setuju perihal yang jelas-jelas saja, sebab saya termasuk orang yang ingin kepastian. Yes or No, nggak mau di tengah-tengah hahahahaha π Sebab berurusan sama hal yang nggak pasti cuma buat lelah, meski saya tau, satu-satunya yang pasti di dunia ini adalah ketidakpastian π€ͺ
Tapi gara-gara sifat saya yang Yes or No ini, pasangan saya kadang kesal sebab saya hitam putih banget alias kinda ekstrim kata dia, nggak pernah di tengah. Kalau nggak suka ya blaaass nggak suka, while kalau suka, yaaa suka bangattt π Wk. *jadi curhat* So yes, semoga kita masuk kumpulan orang-orang ‘jelas’ dalam hubungan personal maupun profesional π
Thanks for sharing, mba π
Kalau mutusin mantan gebetannya pakai pamit, nggak termasuk ghosting kan ya? Wkwkwk