[Flash Fiction] HP Pembobol Hati

Tidak pernah aku setakut ini sebelumnya. Bulir-bulir air keringat mengucur deras. Sayup-sayup kudengar emakku melolong penuh ratap, “Duh, Gustiiiii…. Cobaan apa lagi yang harus saya terima… Duit saya hilang semua, gustiii…. Mau berobat pakai uang apa…??”

Ia terus merintih. Penuh ratapan tiada henti.

“Besok kita jadi ke rumah sakit kan?” adikku bertanya pelan, pada ibu.

“Pakai duit apa, nduk?? Pakai duit apa???”

***

Aku merekam semua keluh-resah-gelisah yang mencuat dari bibir emak. Aku tahu, uang itu tentu amat berharga. Uang 800 ribu rupiah yang ia kumpulkan dari hasil berjualan tahu. Tapi, aku tidak rela, bila hasil peras keringat dan banting tulang yang emak lakukan, hanya berujung pada kuitansi rumah sakit. Hanya untuk membiayai adikku, yang konon wajahnya perlu mendapat perawatan dokter, lantaran ada jerawat, komedo, flek, di sana-sini. Tidak bisa dibiarkan. Adikku masih tetap cantik dengan wajahnya yang penuh jerawat itu. Tapi, aku?

Aku butuh se-su-a-tu, yang bisa mendongkrak harga diri. Aku butuh jawaban yang elegan, ketika ditanya, “Nomor HP kamu berapa?”

Aku harus bisa memposisikan diri sebagai manusia yang se-level dengan dia. Minimal, se-level karena kami sama-sama punya HP.

Aku bayangkan, laki-laki ganteng itu akan bertemu secara tidak sengaja denganku, di koridor kampus, lalu ia mengerling, dan ia bertanya lagi, dengan suara baritonnya yang penuh pesona, “Nomor HP kamu?”

Dan, aku menjawab, “Nomorku 081……”

Ahhh. Itulah mengapa aku terpaksa meminjam uang emak, 800 ribu itu, untuk kujadikan HP ini. Nokia 1100.

 

credit 

***

“Oh, jadi kamu sudah ada HP?”

Aku mengangguk mantap. Kini, sudah tidak ada alasan lagi bagi Yodhi untuk tidak berkirim sms padaku. Semoga, HP ini bisa melanggengkan acara PDKT kami berdua.

“Boleh aku lihat?”

Kuangsurkan Nokia 1100. HP yang kudapatkan dengan penuh perjuangan.

“Wowww… ini HP keren niih?”

What?! HP 800 ribu-an dibilang keren??

“Boleh aku tukar dengan HP-ku?”

What?!?! Tentu saja… tentuuu…. Pertama, HP Yodhi jauh lebih keren. Kedua, kalau ia bertukar HP, artinya ia siap “bertukar hati” denganku.

Emaaaaak…. HP ini…. Nokia 1100 ini…. akan memberikan calon menantu untukmu, Mak….

***

Pagi – siang – sore – malam – tak pernah sekalipun aku merasa bosan berkirim SMS dengan Yodhi. Kadang, kalau lagi fakir pulsa, aku misscall dia, berharap bisa mendengar suara baritonnya. Ahh, cintaaa… bahkan mendengar suaranya saja, sudah bikin aku kelojotan! Namun, hari itu, ada yang tak biasa. Yodhi tak bisa kuhubungi. Ditelepon tak menjawab, di-sms tak dibalas. Rasa penasaranku terjawab, manakala aku lihat berita di TV.

“Seorang mahasiswa diamankan aparat, karena telah membobol rekening bank. Ia menggunakan handphone Nokia 1100 yang diprogram untuk menelepon dengan menggunakan nomor orang lain serta menerima pesan pendek. Perangkat inilah yang ia pakai untuk membajak pesan pendek orang lain. Sejauh ini, tersangka mengaku mendapatkan handphone Nokia 1100 dari seorang rekan wanitanya. Polisi sudah mengumpulkan informasi, dan dalam waktu dekat akan mengamankan seluruh pihak yang berkaitan dengan kasus ini….”

Glek. Ituuuu…. ituuuu…. Yodhiiii!

* **

Jumlah kata : 465.

Inspirasi dari sini

Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway ciamik emak Isti’adzah 

 

Author: @nurulrahma

aku bukan bocah biasa. aku luar biasa

10 thoughts on “[Flash Fiction] HP Pembobol Hati”

    1. Data sms saya juga pernah dibobol ama temen kantor mba… Jadi, temen kantor saya itu mengcopy-paste plek ketipleeek sms yang dikirimkan bos saya waktu itu.,… Pantessss….

  1. Salam kenal Mbak….FFnya keren banget…..
    Bukan cuma pembobol hati itu mah….. Pengobrak-abrik hati
    BTW…..hpnya keren…kayak punyaku dulu

  2. Seru FF-nya, ada twist dan cerita mengalir lancar. Aduh, yang beginian nyerah di FF, hehe.
    Semoga sukses, ya. BTW, tadi sudah baca sehalaman layar kompi, tulisannya bagus-bagus. Belum semua dikomenin.
    Salam kenal, Mak. Makasih tadi sudah mampir di blog saya. Saling BW, hehe.

Leave a reply to bukanbocahbiasa Cancel reply