Rangga Umara, Geliat UKM dan Masyarakat Ekonomi Asean

Pernah dengar Rangga Ada Apa dengan Cinta Umara kan?

Kalo pecel Lele Lela?

Hmmm, haqqul yaqin deh, brand Pecel Lele Lela ini sering nancep di benak kita. Ear catching, gampang dikenali, dan siap menyajikan lele yang dikemas ala resto. Lelenya ini di-fillet, dibaluri dengan tepung nan crispy, pokoke yum-yum-yum. Enggak kelihatan kepala berkumis plus bodi item yang biasanya jadi ciri khasnya si lele.

Rangga Umara berhasil mendobrak stereotipe lele dan bikin lele “naik kelas” jadi makanan yang instagrammable bingits. Kudos to Lele Lela! 🙂

Nah, kapan hari, si Rangga ada di Surabaya dalam rangkaian workshop bisnis buat para pengusaha UKM.

Asiknya ikut acara ini, kita bisa incip-incip aneka cemilan errrr…. kekinian (?) duh, bosen dah, pake terminologi kekinian muluuk 😛

Sebelum cerita soal materinya Rangga Umara, nih, saya mau jembrengin beberapa jajan cemilan ketjeh yang kemarin sempat bagi-bagi tester buat para peserta dan mengendap di lambung eikeh.

 

 

Yang ini, PUKIS. Gimana rasanya pukis, anak-anak? Manis bin lezaaaaaat! Ya, sebagaimana pukis pada umumnya sih, tapiiii… ada tambahan ornamen yang unyu-unyu. dan pukisnya ini sooo… colorful! Once again, instagrammable!

Ada juga beverages yang siap menghalau dahaga, gundah dan gulana *tsaaah*.

Intinya,  ikut acara ini, kenyaaaaaangggg dah *elus-elus perut nduts*

***

Nah, tadi saya mau nyinggung soal Rangga Umara kan?

Oke. Gini. Bayangan saya, seorang enterpreneur muda seperti Rangga Umara pasti yang “penuh semangat, antusias, optimis, ambisius, dan ya pokoke yang passionate alias penuh gairah terhadap dunia bisnis” gitu kan?

Jadi, aku sudah memasang ekspektasi bahwa seorang Rangga bakalan presentasi di depan publik dengan gaya yang meledak-ledaaaaak ala mercon bantingan.

Ternyata?

Rangga ini tipikal cowok yang kalem. Kaleeeeem banget. Dia menyampaikan pengalaman di blantika bisnis dengan style yang… apa ya? Santun, dan jauuuh dari kata ‘meledak-ledak’ itu tadi 🙂

Justru, Rangga Umara malah mengajak kita untuk banyak-banyak instropeksi, meluangkan waktu untuk merenung/ kontemplasi, banyak bersyukur, dan hal-hal spiritual gitu deh. Sungguh di luar bayangan akoh.

***

Begitulah… Setelah ikutan acara ini, ada satu yang bikin batin saya agak mencelos 🙂 Apa memang Rangga sengaja “menggembosi” ambisi hadirin untuk enggak terlampau bernafsu pada dunia? Atau, biar ‘ngurangi saingan’ getoh? Entahlah, hanya Tuhan dan Rangga yang tahu 🙂

Tapi yang jelas, ketika sebuah entitas bernama “Masyarakat Ekonomi ASEAN” sudah kita jalani, mau nggak mau, ya kita kudu survive dengan metode yang kita yakini. Yang sudah berada di jalur yang sesuai passion, teruskanlah! Terus melaju, enggak usah khawatir dengan serbuan kompetitor dari segala penjuru.

“Lihat deh, di Al-Qur’an, Allah menyandingkan kata ‘kaya’ BUKAN dengan kata ‘miskin’. Lawan kata ‘kaya’ itu bukan ‘miskin’… tapi ‘cukup’. Yakin selalu, kalau Allah pasti memberikan rezeki yang cukup untuk kita,” tukas Rangga Umara.

Makaaaa… walaupun MEA sudah menggempur *tsah*, saya sih tetep ngerasa Optimis. Bahwa rezeki tidak akan tertukar. Bahwa Allah sudah menakar rezeki kita dengan sempurna. Gak perlu kuatir dengan persaingan. Yang kita upayakan adalah berupaya semaksimal mungkin, demi memberikan performa terbaik dari aktivitas apapun yang kita jalani.

Sebagai blogger, ya silakan terus berupaya agar “naik kelas”. Tingkatkan interaksi (baik kualitas maupun kuantitas) di komunitas yang memang “pas” dan “cocok” dengan kita. Kagak perlu jadi kaum al-nyinyirun ataupun al-baper-iyah 😛 Semua yang ada itu wajib buat disyukuri.

“Karena Allah berfirman, bahwa bila engkau bersyukur, maka nikmatKu akan Aku tambah kepadamu. Namun, bila engkau kufur, maka azab-Ku amatlah pedih. Ayat ini yang harus jadi pegangan buat kita semua,” tambah Rangga Umara.

Sepakaaaat ama Rangga 🙂 Ya, gitu sih. Intinya, ada MEA ataupun tidak, resepnya tetap sama: Kudu banyak bergelimang syukur, optimis, positive-vibe, silaturahim dikembangkan, jalin persahabatan dengan ikhlas. Say NO to negative-thinking dan aneka turunannya 🙂

Selamat pagi, have a GREAT day!

 

Advertisement

Author: @nurulrahma

aku bukan bocah biasa. aku luar biasa

18 thoughts on “Rangga Umara, Geliat UKM dan Masyarakat Ekonomi Asean”

  1. Samaaa. Akhir-akhir ini sering sekali mendengar kajian tentang ‘cukup’ didalam Al-Quran.
    Semoga kita senantiasa bersyukur, agar nikmatnya ditambah terus ya Mba Nurul 🙂

  2. wuaaa mampir ke sini malah lapar lagi, hehehe..

    eh btw, tapi aku setuju loh dengan saran Rangga utk kontemplasi, banyak bersyukur, dll, karena pada akhirnya, setelah kita berusaha macam2, maka itulah yg harus kita lakukan, terlepas berhasil atau tidaknya usaha kita.

    Makasih mba Nurul atas sharingnya hari ini, jadi inget lagi untuk kembali berintrospeksi diri 🙂

    1. aku komen di blog UKM mbak zata, kok kayaknya failed ya?

      Iyah mbak. Aku bingung mau nulis tips yang kece-kece udah diborong ama bloggers lain haghaghag, yo wis, nulis apa yg dibilang Rangga AADC, ehhh…. Rangga Umara aja dah 🙂

  3. Bacaan yang mencerahkan banget siang ini hehe. Makasih sharingnya mba Nurul. Intinya selalu do the best aja ya mba. Rezeki mah bakal ngikut sesuai porsi yang udah Allah tetapkan ke kita 🙂

  4. senengnyaaa bs icip2 gt ya mak, kalau aku di situ jg mgkin gt, icip sana icip situ plg2 kenyang dweh, hahayyy
    btw cinta setuju deh sm rangga *halah, hehe, bersyukur mmg kudu masuk dlm jurus sukses berwirausaha.
    tengkiu sharenya ya mak nurul

  5. Wah baca komplit profile si Rangga Umara (menurutku lebih keren ini ketimbang yang “AADC” karena cuma menjual cerita romantisme) malah lebih menginspirasi banget loh. Gimana enggak, masih muda tapi bisa menciptakan lapangan bisnis sendiri. Go go Rangga Umara.

  6. Ha ha ha, masa mas Rangga mau “nggembosi” para calon wirausahawan mbak. Ya mungkin dia mau lebih mengajak para pesertanya untuk belajar lebih optimis tetapi juga tawakkal mbak, jadi ketika ada kegagalan dalam usaha, tetap selalu berikhtiar dan pantang menyerah.
    Mungkin lho 😀

  7. Mba yang cemilan panjang-panjang itu apa ya ko aku baca ulang ga tetep ga tau namanya… ? ko kayak makanan dulu yang biasa disebut “kecipir” cuma ini diwarnain…

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: