Kalau mau beli majalah atau buku, Anda cari di toko buku kayak Gramedia/ Toga Mas/ Gunung Agung, atau cari di toko buku bekas?
To be honest, saya lebih suka cari buku yang baru. Apalagi kalau ada pameran buku gede-gedean, kayak Big Bad Wolf. Makin demen deh eikeh… karena koleksinya segambreng, harganya juga lumayan reasonable. Jadi, saya ngga punya opini sama sekali tentang buku atau majalah pre-loved 🙂
Baca: Tips Datang ke Pameran Buku Big Bad Wolf
Buat One Day One Posting kali ini, saya mau membahas soal kisah indah merekah apalah-apalah antara saya dan majalah.
Huwaduuh, ada apakah ituuu?
Kita flashback ke tahun 2012 ya sist. Waktu itu, saya lagi khusyu’ banget browsing medsos, dan menemukan sebuah informasi yang amat berharga. Dancow—salah satu merek susu formula yang kondang bambang gulindang—mengundang para Bunda, untuk ikutan pelatihan “Dancow Parenting Center”. Materinya komplet banget, membahas psikologi, gizi/nutrisi, financial planning, sampai dengan tips ber-social media.
Waaah, aku semangaaat dong buat daftar!
Kami mengikuti materi yang super padat bergizi, di sebuah hotel pusat kota Surabaya. Kelar ikutan workshop, para pemateri men-challenge peserta.
“Bunda bisa kan bikin event/ kegiatan yang mengacu pada message workshop ini?”
Well… siapa takuuut? Dengan bergandengan tangan bareng sohib ikrib di kantor, saya mengeksekusi sebuah program bertajuk “Outbound for Kids: Value for Money”.
Kenapa gitu? Soalnya, outbound yang kami gelar ini HTM-nya mursida alias murah banget boooo. Lupa persisnya, nggak sampe 100 ribu peserta udah dapat makan siang, tiket outbound, plus kaos. Assoy geboy kan?
Kelar menggawangi outbound ini, saya pun bikin semacam resume dalam format presentasi power point, dan dikirimkan ke panitia. Yep, rupanya.. .tim panitia sedang menyeleksi nama-nama Bunda yang bakal diberangkatkan ke Jakarta, buat ikutan Temu Bunda Dancow Parenting Center, level nasional, uhuuy!
Hepiiii tiada terkira. Program kami diapresiasi dengan segenap jiwa. Saya pun berangkat ke Jakarta, dengan semangat nothing to lose. Pokoke budal!
Eh, ternyata acara yang dihelat di Sahid Jaya Hotel Jakarta ini bener-bener padet! Kami lagi-lagi diberikan sejumlah mini workshop, plus… ada sesi penjurian juga! Materi presentasinya adalah resume kegiatan yang udah kami lakukan di kota masing-masing.
Kelar penjurian, tibalah saat pengumuman pemenang. Kami—para Bunda yang heri alias heboh sendiri ini—berlenggak lenggok di atas panggung, sambil menikmati acara yang dipandu Asty Ananta. Ada Rio Febrian juga lho! Dia nyanyi beberapa lagu, dan udah pasti bikin emak pada histeris. Daaaan…. Tibalah saatnya menantikan pengumuman pemenang…. Eng ing eng…. Dari 30 peserta dari lima kota besar se-Indonesia…. Atas izin Allah, saya ditahbiskan sebagai Juara 2! Alhamdulillaaaah…..
Baca : Kemenangan Sejati Pasca (Nyaris) Depresi
***
Setelah sesi penganugerahan mahkota dan selempang juara, kami (tiga besar) digiring ke ruang press conference. Uhuks, biasa liputan, eh… sekarang saya yang kudu cang-cing-cung di depan panggung. Rasanya? Super awkward! Well, tapi… nikmati ajalah. Saya jawab setiap pertanyaan yang diajukan jurnalis, setelah sebelumnya dapat brief dari mbal-mba agency yang handle acara ini.
Dan, karena udah diwawancara wartawan…. Udah menjalani sesi foto… itu artinya, muka-muka kami nampang di majalah. Haha, noraaaaak bingits. Waktu itu, saya foto bertiga dengan mba Aryzana (Juara 1) dan mba Debby Shinta (Juara 3). Yang saya sesalkan adalah… kenapa waktu itu bodi eikeh lagi super-menggelembung yak? Huhuhu.
Gitu deh, kisah kasih antara saya dan majalah. Sampai hari ini, saya emang baru satu kali mejeng di back cover. Itu aja udah yang tengsin banget, bodi segede alaihim gambreng jadi menuh-menuhin sampul majalah deh, hihi.
Eniwei… dari perjalanan saya dan majalah ini ada beberapa hal yang saya garisbawahi
(1). Komunitas Dancow Parenting Center ini sudah terbentuk. Isinya adalah para Bunda yang demikian antusias untuk mempraktikkan ilmu dalam workshop, dan mau bikin event dengan skala yang beraneka. Ada yang bikin di Posyandu, di TK atau Paud anaknya, ada juga yang bikin program massal dengan melibatkan rekan-rekan di komunitas atau tempat kerja. Ini sudah menunjukkan sense of ownership terhadap brand.
Sayang seribu sayang… program ini cuma one hit wonder aja gitu. Berjalan hanya di periode 2012-2013 saja. Padahal, ketika ketemu dengan tim Dancow pas event di Surabaya beberapa waktu lalu, saya sudah kirim masukan, agar program ini dilanjutkan aja. Komunitasnya udah terbentuk dan udah melakukan BANYAK hal lho.
(2). Gegara lihat foto yang terproduksi di acara ini, saya jadi sadar bahwa bodi saya amat sangat mblegenuk. Sorry, saya bukannya nge-bully mbak-mbak big size ya, lha wong saya dewe juga ndut kok. Gimanapun juga, timbunan lemak gelambir di tubuh adalah sebuah isyarat bahwa “something wrong in our body”. Nah… dari sini, semangat saya jadi terlecut, ”Saya kudu diet!” Kan nggak asyik, kalo besok-besok ada tawaran pemotretan dan masuk majalah, eh… bodi saya masih tetap dijejali gajih di seluruh penjuru bodi.
(3). Ini pelajaran ketika sesi pemotretan. Walaupun belum terlalu akrab, kita musti langsung nge-blend dengan seluruh kru (fotografer, penata gaya, penata rias, dll) ketika terlibat pemotretan. Santaaaaai aja, jangan kaku, jangan tegang! Mungkin waktu itu, saya masih feel surprised lantaran dapat rezeki nomplok sebagai Runner-Up. Padahal, kalo saya lebih rileks, bisa jadi foto-fotonya bakal lebih sip markosip.
Jadi, kira-kira kapan ya bisa masuk majalah lagi? Huuummm, cuss ahh, mau nge-draft artikel buat dikirim ke Majalah juga! Supaya ada Kisah yang Begitu Indah antara Aku dan Majalah jilid 2.
Yeayyy!
Saya namanya aja deh masuk majalah, semoga ada karya yang dimuat di majalah gitu. Hehehe.. kalau body ga pede juga Mak difoto. Hahaha…
Sayang ya programnya gak diterusin padahal bagus lo..
Sayang ya programnya nggak diterusin, padahal bagus buat si kecil.
asikk masuk majalah hehee
Wuah..keren. keluar jadi juara 2 dari puluhan kontestan
Program seperti itu bagus, semoga akan di adakan lagi