Life’s challenges are not supposed to paralyze you, they‘re supposed to help you discover who you are.” (Bernice J. Reagon).
Siapa yang setuju dengan quote barusan? Well, kayaknya kita semua bakal ngerasa related ya. Karena pandemic corona ini efeknya menyerang SETIAP MANUSIA di kolong langit. Walaupun nggak kejangkit virusnya, tapi yang pasti jiwa raga kita terdampak. Jadi rada blangsak gitu lah, gampil ke-trigger, emosi jiwa meledak membahana, padahal hanya karena peristiwa yang (kalau dalam kondisi normal) sebenarnya biasa-biasa aja.
Contoh keciiil, aja. Siapa di sini ortu yang auto mengaum manakala anak ogah ikutan kelas online? Atau, nyap-nyap ala mercon bantingan, manakala si bocah mengaku lagi lelah dan menunda mengerjakan tugas dari guru? Wkwkwk. Kayaknya banyak nih, teman eikeh 😀
Entah karena bosan bukan kepalang, atau lantaran ga tau “ini gimana sih ujungnya si pandemic corona”, intinya sisi emosional kita jadi mudah terpantik. Wait, wait, KITA? Lo aja kali? Udahlaahh, jangan denial yaa, Bapak, Ibu, sodara-sodara sekalian. 😆 Akui sajalah, bahwa memang kita jadi lebih gampang marah/stress/frustrasi di musim pagebluk ini.
Karena itulah, Ketika blogger favorit sejuta umat, creameno mengajukan pertanyaan “Ceritakan dua hal yang ingin teman-teman improve dari diri teman-teman”, maka aku mencoba berkontemplasi, dan hadirlah artikel ini.
Continue reading “Anger Management dan Investasi Dunia Akherat”