Reportase Sisi Koplak Para Capres (by Arham Kendari)

Ya ampuuuuun, saya ngakak guling-guling baca tulisan Kompasianers satu ini. Ini saya attach postingan doi di Kompasiana. Baca deh Mak. Super mencerahkan, dan ngikik pol-polaaannn…. 

Artikel aslinya bisa cek di sini 

Image

Selamat malam, Pemirsa..
Breaking News kali ini kami buka dengan berita politik dua kubu Capres.

Seperti telah diprediksi banyak pihak, Jokowi akhirnya berpasangan dengan Jusuf Kalla atau JK.
Mengingat dua tokoh ini berlatar belakang pengusaha, maka diyakini tak hanya mampu menjadikan INDONESIA HEBAT!, tapi juga Indonesia Hemat!

Jokowi menegaskan tak akan menerapkan politik bagi-bagi kursi, karena itu bisa merugikan perusahaan mebel miliknya.
Sementara itu, walaupun tak punya kendaraan politik, JK telah diunggulkan sejak awal, karena tanpa kendaraan pun beliau berpengalaman menjadi supplier kendaraan dibawah korporasi Hadji Kalla.

Saat mengumumkan JK sebagai Cawapres, Jokowi sempat dianggap bercanda oleh simpatisan, karena JK diduga sekadar singkatan Just Kidding.

Saat ditanya kesiapan, protes, serta isu negatif yang berkembang saat konfrensi pers, wartawan hanya mendapat jawaban 3-R: RaMIKIR, RaPOPO, dan RAIMU.

Di saat yang sama pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa juga resmi dideklarasikan. Penunjukan Hatta sebagai Cawapres sedikit banyak dinilai untuk mengingatkan pemilih pada pasangan legendaris Soekarno-Hatta.
Hanya saja, sebagian pihak kurang setuju dengan anggapan pembanding ini, mengingat Soekarno dikenal sebagai tokoh penakluk wanita, sementara Prabowo hingga kini masih jomblo saja. Eaaa.

Hatta sempat membantah adanya isu sejumlah besar mahar yang digelontorkan dalam keputusan pemilihannya. Istilah mahar menurutnya hanya dipakai oleh pengobatan alternatif.
Pasangan ini sempat bingung menentukan akronim apakah akan memakai Prabowo-Hatta disingkat WOTA, ataukah Prabowo-Hatta Rajasa, disingkat PRAHARA. Namun santer terdengar kabar setelah resmi menjadi Capres, Prabowo akan mengganti nama menjadi Pascabowo.

Pasangan Jokowi-JK dideklarasikan di gedung Joang 45, sementara Prabowo-Hatta di Rumah Polonia Jalan Cipinang.
Mengapa memilih pendeklarasian di ke dua tempat tersebut? Untuk sementara alasannya karena Balai Sarbini akan dipakai oleh Indonesian Idol, sementara Studio Indosiar Daan Mogot juga sudah dikontrak oleh Dangdut Academy.

Sementara itu, Golkar sempat bingung menentukan arah. Ical sebelumnya diketahui menawarkan diri dan elektabilitasnya di berbagai kubu, namun tak ada kesepakatan yang dicapai hingga injury time. Nyaris frustasi, Ical diusulkan untuk menawarkan diri ke Tokobagus dan Berniaga.com saja, sebelum akhirnya merapat ke kubu Prabowo-Hatta.

Kecewa karena tak dimasukkan ke koalisi oleh PDIP, Ical dan Golkar-nya sempat mengajak Nasdem berkoalisi membuat poros baru. Nasdem dan Golkar berkoalisi menjadi Nasgor.
Tapi akhirnya kesepakatan ini juga mengalami deadlock. Ical dan Paloh dianggap tak punya chemistry. Mereka tak bisa akur. Ini mengingatkan kita pada Popeye dan Brutus.

Adapun jika koalisi telah terbentuk sempurna, PDIP diperkirakan tak akan menjadwalkan Tri Rismaharini dan Ganjar Pranowo sebagai Juru Kampanye, karena keduanya diketahui sedang sibuk mengurus panitia Eskrim dan jembatan timbang di Youtube.

Yang mengejutkan, PKB adalah satu-satunya Partai berbasis islam yang tak merapat pada kubu Prabowo-Hatta, mengikut pendahulunya PKS, PPP dan PBB, serta PAN yang berafilasi pada Muhammadiyah.
Ini dikhawatirkan akan berimbas pada berlarut-larutnya permasalahan antara NU dan Muhammadiyah dalam penentuan tanggal Lebaran.

Cak Imin dan PKB-nya resmi bergabung dengan koalisi partai pendukung Jokowi-JK, setelah sebelumnya mem-PHP Rhoma Irama. Tapi ini dianggap tak terlalu berpengaruh pada kekuatan koalisi. Kubu Cak Imin dipastikan hanya akan kuat jika bersatu dengan kubu Cak Norris.

Rhoma Irama yang terlanjur kecewa, tak akan tinggal diam. Ia rencananya akan mengajak pimpinan partai PKPI, Sutiyoso untuk bergabung membentuk kekuatan baru. Diusulkan nama “Serikat Pendukung Rhoma Irama dan Sutiyoso untuk Indonesia”, disingkat SPERMATOSOID.
Rhoma Irama tetap akan maju meski tanpa ridho partai, ridho penggemar, hingga Ridho Rhoma.

Rhoma Irama tak takut pada kekuatan koalisi partai pemenang Jokowi-JK, bahkan pada koalisi partai Prabowo-Hatta sekalipun. Koalisi bersepeda dengan koalisi berkuda, menurutnya bisa dilawan dengan koalisi bergitar.
Yang mulai cemas justru anak Rhoma Irama, Debby Irama.
Jika Jokowi-JK menang, Debby rencananya siap-siap membuat passport kewarganegaraan Kongo.

Diluar dugaan, WIN-HT akhirnya pecah kongsi. Kuis hoax Kebangsaan pun terancam bubar. Wiranto terlebih dahulu merapat ke Jokowi-JK. Inipun sebenarnya tak terlalu berpengaruh. Hanura oleh sebagian pihak dianggap HANURA (Hanya Numpang Rame).
Ini bertolak belakang dengan keputusan Harry Tanoe atau HT yang merapat ke Prabowo-Hatta. Misi awal HT akan menjadikan pasangan Prabowo-Hatta jadi cameo dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji. Informasi ini konon dibocorkan oleh Wiranto sendiri setelah sempat mematai-matai dengan menyamar menjadi tukang becak.

Sementara itu hingga berita ini diturunkan, Demokrat masih memilih Netral. Sikap ini dikecam oleh berbagai pihak. Demokrat dianggap tidak konsisten. Memilih NETRAL, padahal SBY adalah fans JAMRUD. Bukankah ini inkonsisten? Konvensi Partai Demokrat dinilai hanya akal-akalan. Konvensi dianggap sekadar mencetak calon tanpa kepastian nasib. Hal ini tidak dibantah oleh pihak demokrat. Konvensi menurut mereka memang hanya mencetak calon. Karena yang mencetak sablon itu bukan konvensi namanya, tapi konveksi.

Untunglah Dahlan Iskan sebagai pemenang konvensi bisa legowo, padahal sempat dikabarkan Dahlan Iskan sakit hati. Dahlan menepis kabar tersebut, menurutnya hatinya tak mudah sakit, karena hatinya masih sehat, segar, dan diimpor dari Tiongkok.

Soal konvensi ini sangat disayangkan, karena ada beberapa tokoh berpotensi yang sempat ikut konvensi selain Dahlan Iskan. Anis Baswedan misalnya. Ia juga bisa menjadi kuda hitam, apalagi jika Anis Baswedan berpasangan dengan Anis Matta membentuk kekuatan baru, duo Anis. Ini bisa bertambah kuat lagi jika didukung oleh Anisa Bahar dan Anisa Cherrybelle.

Pemirsa…
Apapun hasil akhirnya, menarik untuk kita kawal dan ikuti hingga proses akhir pemilihan. Semua opini masih bisa berkembang tanpa perlu bubuk fermipan.
Yang perlu kita pahami, persoalan gemuk dan ramping bukanlah sekadar persoalan koalisi yang rumit, melainkan persoalan kozui slimming suit.

Demikian, Arham Kendari melaporkan..

 

Author: @nurulrahma

aku bukan bocah biasa. aku luar biasa

4 thoughts on “Reportase Sisi Koplak Para Capres (by Arham Kendari)”

Leave a comment