Pagi ini mata menggerimis demi membaca postingan Mbak Lianda Marta, yang suaminya berpulang, setelah mengalami kecelakaan di Jakarta.
Masya Allah… sosok suami yang hebat, dan menghebatkan. Alumnus ITB, kelahiran 1987 (usianya bahkan belum 30!)
Terkadang, kita memang kerap dibuat terkaget-kaget oleh maut yang mendadak datang menjemput. Maut memang pelajaran yang amat berharga buat kita. Reza (ex drummer NOAH) yang kini memilih untuk meninggalkan hingar bingar kancah entertainment, suatu ketika pernah berkata,
“Saya berusaha untuk selalu menjaga wudhu. Termasuk ketika akan tidur, saya juga ambil wudhu. Kenapa? Kalau suatu ketika malaikat maut datang menjemput, maka saya meninggal dalam kondisi berwudhu.”
Masya Allah. Kalau yang mengatakan kalimat barusan adalah ustadz/kyai/ustadzah, buat saya mungkin rasanya “biasa saja”. Tapi ini, Reza, bapak2 muda yang sebelumnya tergabung dalam band besar, dengan tarif manggung 250-400 juta sekali tampil!
Ahh… maut… memang datangnya tak bisa kita prediksi. Tak bisa dimajukan. Tak bisa diundurkan. Kadang, kita baru merasa menyesal, setelah sosok yang amat berharga dalam hidup, meninggalkan dunia yang fana.
“Kenapa aku dulu tak begini?”
“Kenapa dulu waktu ibunda masih hidup, aku tak mengajak beliau ke sini?
Yah. Persis seperti kata Ustadz Wijayanto, penyesalan itu datang di akhir.. Kalau di awal, itu namanya pendaftaran.
Aku tak mau mengulangi kesalahan yang sama. Kepada segenap jiwa yang membersamai aku di kehidupan masa kini, tolong bimbing dan ingatkan aku, bahwa I’m gonna love you, like I’m gonna lose you.
***
So I’m gonna love you
Like I’m gonna lose you
I’m gonna hold you
Like I’m saying goodbye wherever we’re standing
I won’t take you for granted ’cause we’ll never know when
When we’ll run out of time
so I’m gonna love you
Like I’m gonna lose you
I’m gonna love you like I’m gonna lose you
(Lagu “Like I’m Gonna Lose You” by Meghan Trainor feat. John Legend)
kaget banget saya pas baca kabar ini, mbak. meski nggak kenal langsung tapi interaksi di blog membuat saya sedikit tahu tentang kehidupan lia dan almarhum suami. semoga lia diberi kesabaran oleh Allah SWT
aku jg blum pernah ketemu mbak Lia, tapi ketika tahu kabar ini (awalnya karena baca postingan blog mba Lusi Tris) aku langsung sedih dan ikut nangis
Suamiku selalu tuh tiap hari mengingatkan untuk menjaga wudhu 🙂
Awalnya merepotkan buatku yang doyan bolak balik ke toilet buat pipis, hihihi, tapi akhirnyakebiasaan, apalagi kalau dari mana-mana, wajah kotor begitu dibasuh langsung segar dan berasa bersih 😀
Iya makpuuuh, sama akupun suka beser/anyang2en, tapi bluum nyoba urive prican nih, nunggu endorse #laaah
iya mba 😦
makasih ya udah ngingetin, kita gak selamanya hidup di dunia….jangan ngejar dunia terus
Betul mbak, berita duka sering kali membuat saya tertegun. Betapa Alloh mengingatkan bahwa ini semua hanya sementara, yg mana seringkali kita lupa. Dengan adanya pengingat2 itu semoga menjadi pelajaran bagi kita semua untuk selalu mensyukuri apa yg masih kita miliki sekarang.
merinding bacanya… sempet juga liat postingan mba Lianda di fb..
btw, makasih ya artikelnya yg kembali ngingetin soal banyak hal, terutama tentang hidup..
Inshaa Allah almarhum diampuni segala dosanya dan mendapatkan yang terbaik disisi Nya, aamiin,
Kita memang selalu terlambat mensyukuri nikmat Allah SWT
saya gak kenal mbak lia sama sekali, tapi turut sedih pas dengar kabar ttg suami beliau. saya berdoa sepenuh hati semoga Allah berikan kekuatan untuk Mbak Lia… Aamiin
Sedih dan ga percaya rasanya. Ohh Lia…semoga dikuatkan selalu
ikut berduka cita untuk mbak lianda marta