……. Tentang Hal-hal yang nggak sesuai dengan value yang saya anut dalam hidup.
Masalah Value ini tentu banyak dimensinya. Bukan hanya soal halal vs haram dalam syariat agama yang saya anut. Melainkan, tentang “rasa” yang sulit dijabarkan dengan kata-kata. Pendeknya, saya nggak akan menulis/ me-review sesuatu yang saya nggak sreg. Gitu, sih.
Beberapa waktu lalu, ada penawaran untuk ikut mengkampanyekan sebuah produk intangible. Dahi saya bekernyit maksimal. Sampai detik ini, ofkorss saya nggak tertarik buat membeli/ menjadi konsumen untuk produk ini. La kalo saya aja nggak minat blasss, kenapa saya musti me-review produk itu di blog?
Well, mau dibilang sok idealis atau gimana, terserah. Monggo kemawon. Tapi memang saya mengandalkan intuisi/ feeling untuk menerima atau menolak tawaran kerjasama. Dalam hidup, kita memang kudu memilah dan memilih. Tidak semua tawaran (apalagi yang menyangkut duit) adalah rezeki yang diliputi keberkahan. Bukan mustahil, justru ini adalah wujud ISTIDROJ . Seolah-olah kita dapat kebaikan, duit, rekomendasi yang positif dan kontributif…. padahal…. kita tengah menyemai aneka dosa yang tidak pernah kita sangka, sudah beranak pinak hingga segede alaihim gambreng.
Baca: Istidroj atau Berkah
***
O iya, belakangan ini saya juga lagi ‘on fire’ banget untuk lebih fokus memproduksi konten yang bermuatan hal-hal bermanfaat dalam hidup. Yeah, bermanfaat selaras dengan value yang saya usung, tentu saja. Tidak semua undangan/ ajakan untuk terlibat dalam campaign tertentu, saya sambut dengan suka cita.
Saya kudu selektif. Karena memang, buanyaaak konten-konten yang membuat kita terjebak dalam keriangan duniawi semata. Akan tetapi, rentan menimbulkan hampa/ kosong dan…. setelah tahu tentang postingan itu, so what? What’s next?
Wuah, kak, iya bener, bnyak banget orang yang gak suka, tp tetap maksa, demi2 lah😅😆😆
Saya juga kalo gak sreg gak saya terima. Insyaallah akan ada job/rejeki dari lainnya. Hehehe.
Mantap