Duh, dari tadi udah nyalain laptop, tapi binguung dah mau nulis apa. Ceki-ceki WA group dulu, ahh, kali aja dapat inspirasi… wkwkwk, ternyataaa rame beuds WA Group ogut pagi ini. Ada yg ngebahas wisata ngopi-ngopi naik crane/semacam gondola (?) di Jogja; ada yg bahas soal kuliner endeus di kota masing-masing; ada yg bahas info job; dan (as usual) bahasan seputar LayanganPutus zzzz
Diih, ikutan komen juga aaahhh, selalu seru dah kalo nangkring di WA group yang enih. isinya temen-temen blogger satu server siikk. Boleh posting apaaaa aja, kuncinya: Kagak boleh gampang baperan, yes.
Sampai detik ini, ternyata masih ada aja yang nanya seputar blogging. Ada yang sekedar kepo binti penasaran, tapi tidak sedikit yang beneran pengin tahu serba/i blogger.
Baiklah. Saya tulis artikel ini untuk ikutan ODOP (One Day One Posting) di komunitas ISB (Indonesian Social Blogpreneur) sekalian menjawab pertanyaan Kak Anna Rosana di Liebster Award 2020
Saya meyakini bahwa setiap profesi yang kita geluti tentu memiliki benefit and privilege, keunggulan, keistimewaan yang berbeda. Contoh nih, profesi tukang ojek online. Abang gojek sangat punya privilege untuk menentukan kapan dia mau narik sebanyak2nya, atau mau istirahat bobok siang bentar di bawah pohon Trembesi. Ini kan keistimewaan yang nggak dimiliki dokter yang standby di IRD, misalnya. Atau, dokter spesialis kandungan.
Bayangkan adegan ini. Jam 2 pagi.
“Dok… dok…. istri saya mau lahir niiih, ketubannya udah pecah,” teriak seorang (calon) bapak beraroma kepanikan yang tak bisa ditahan.
Dokternya angop (menguap) sebentar, lalu tanya, “Jam berapa ini? Haduh… saya masih ngantuk. Bisa ditahan sampai subuh, tak?”
Ngoooook. Kan ya impossible thoooo
Akan tetapi, dokter kandungan pastinya punya privilege juga dong, yang tidak dimiliki para babang gojek. Apakah itu? Hwahahahahah, teman temin pasti bisa menebak lah. Segabruk keistimewaan dan rezeki buat para dokter di muka bumi. Semoga Allah senantiasa beri kekuatan, semangat dan ikhlas yang menghunjam dalam jiwa. Aaamiiin.
***
Now, let’s talk about blogger. Apa sih, kesempatan istimewa yang pernah saya dapatkan selama ngeblog?
Huuum…. kalo mau di-list satu-satu, nih postingan kayaknya baru kelar setelah Lebaran deh 🙂 Ya udah, aku tulis seingatnya aja yah 🙂
(1). Ngeblog Membawa pada Pertemuan demi Pertemuan dengan Sosok yang tidak pernah aku kenal sebelumnya
Aku di Surabaya, teh Ani Berta di Jakarta.
Kami tidak punya irisan latar belakang, riwayat pendidikan, atau backgroun kenalannya si anu… sama sekali nggak ada. Yang membuat kami bisa kenalan (dan kemudian berlanjut kopdar)… adalah blogging!
Yap! “Euforia” dapat kenalan dari ngeblog, mungkin belakangan tidak terlalu gimanaaa gitu ya. Tapi yang pasti, saya bersyukur, bisa punya banyaaaaaaak teman/ kolega/ sahabat karena ngeblog.
Lho, kok kamu kenal Grace Melia? Mba Shintaries? Mba Haya Aliya Zaki? (insert all cool bloggers se-jagat timeline)
Ya itu tadi. Gegara ngeblog!
(2). Ngeblog Membuat Jari-jariku Terbiasa Me-review APAPUN, hingga… diundang Google untuk ikutan Google Local Guides Summit di Amerika Serikat!
Kalo lagi males buka dashboard WordPress, biasanya aku cuss ke Google Maps dan nge-review aneka destinasi, plus add photos, nambahin titik-titik lokasi di map, gitu-gitu deh. Intinya, nulis/ nge-review itu udah kayak auto-pilot, haha! Sehari engga ketak-ketik-ketak-ketuk, rasanyaaaaa ada yang kurang.
Karena itulah, sekarang saya udah berstatus Local Guide level 8 lho! Dan, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam…. akhir tahun lalu, bersama 4 rekan dari Indonesia, saya terbang ke San Francisco California Amrik, untuk ikutan Google Local Guides Summit 2017.
Wakil Indonesia di Google Local Guides Summit 2017: ki-ka : Budiono, Nurul (saya), Mutiah, Nunung, Fahmi
Waduuuh, Amrik kan jauh? Tiketnya pasti mahal! No need to worry, SEMUANYA ditanggung Google. Semuaaaa, mulai dari tiket pesawat, hotel, makan-minum, sampai biaya pengurusan visa ke Amrik!
(tapi karena kami extend, ya siapin duit tambahan hihi)
Intinya adalah…. dengan ngeblog, kita jadi terbiasa menuangkan APAPUN dalam wujud (biasanya) tulisan. Dan yeah, here I am. Saya (atas izin Allah) bisa merasakan nikmatnya berkelana, lantaran hobi ngeblog plus nge-review yang dijalani dengan suka cita.
(3). Menuangkan Ide lewat Media Vlog/ Short Movie dan Bisa Dapat Banyak Kebahagiaan dari Sana
Karena ngeblog, itu artinya saya konsisten sharing cerita. Pokoke bawaannya pengin critaaaaaa melulu 🙂 Ndilalah, saya ketemu beberapa sahabat yang doyan bikin film plus editing.
Kami pun kolaborasi. Short movie (yang cuma berdurasi semenit) ini mengantarkan saya ke Gala Premiere “My Stupid Boss” di Kuala Lumpur, Malaysia, dan bersua dengan dedek ((DEDEK)) Reza Rahadian
Setelah ikut Google Local Guides summit,saya juga kian ikrib dengan Fahmi Adimara, salah satu outstanding content creator spesialis outdoor traveling. Kami pun kolaborasi bikin vlog. Hasilnya? Tadaaaaa….!
Bagus yha> Bagus yhaaa? Ya iyaaa dong, yang bikin kan Fahmi. (Follow IG-nya @fahmiadimara ) Saya kan cuma numpang ngomel, mrengut, dan buang2 barang doang hahahaha
Video ini saya ikutkan kontes di Instagram. Engagement lebih dari 1000, komentar lebih dari 200… dan hasilnya… ZONK! Kami kalah, sodara-sodaraaaa hahahahah
Ofkorsss, rasanya pedih pedih gimanaa gitu. Mau protes, tapi kok yaaa, piye? ya sudah, saya putuskan untuk let it go aja. Untunglah, Fahmi engga cranky dengan ke-belum beruntung-an ini. Cukup emaknya Sidqi aja yang sewot, hahahahaha
Etapiiii, memproduksi konten semacam ini menerbitkan rasa bahagia dan puas yang tak bisa digantikan dengan materi apapun lho. Yeah, walaupun belum dapat hadiah, rasanya tetep hepi karena kami udah do our best bikin konten untuk aneka socmed
(4). Dipercaya untuk Sharing/ Mengajar/ Jadi Fasilitator untuk Sejumlah Workshop Blogging
Ini nih…. ini nih…. yang Pecaaaaahhh banget!
For your info, keluarga besar saya mayoritas berprofesi sebagai guru atau dosen. Almarhumah Ibu guru. Bulek di Surabaya dan Mataram, Om di Pacitan guru. Om di Kediri, om di Mataram dosen. Adik ipar saya dosen ITB, istrinya dosen di Fak Kedokteran Univ. Padjajaran (dua yang terakhir sengaja disebutin kampusnya, soale kece abis! Dan mereka berdua emang pasutri yang awesome, sama-sama brilian dan rendah hati, JUARA pokoke!)
Di tengah gempuran keluarga yang mayoritas guru/ dosen ini, saya malah (waktu muda) terjun sebagai jurnalis/ reporter. BEDA JAUUUH! Saya mah orangnya gitu, suka yang anti-mainstream, hoahaha. Walaupun udah bolak/ balik dibilangi kalo guru/ dosen itu pahala jariyahnya mengalir terus, tapi…. yaaa, namanya anak muda. Kadang-kadang semakin dinasehati, semakin pengin ngebantah 🙂
Daaaann…. watch your words!
Ternyata, setelah jadi jurnalis, saya ngerasa “Kok sharing ilmu ke orang lain tuh menyenangkan ya?”
Jadi Pemateri Workshop Social Media and Writing untuk Penerima Beasiswa Bank Indonesia. Acara di Ibis Styles, Surabaya
Yap! Tatkala masih jadi reporter di SCTV, saya pun memutuskan untuk jadi pemateri dalam workshop di beberapa kampus. Bicara di depan para mahasiswa, yang energi dan antusiasmenya menyala-nyala dalam dada. SAYA SUKA! Ternyata DNA mengajar itu mengalir dalam keluarga kami!
Setelah tak lagi berstatus jurnalis, saya pun pindah haluan jadi public relations, lalu menjadi volunteer di lembaga amil zakat. Lagi-lagi, saya suka mengajar. Saya suka memberikan materi/ cerita di depan adik-adik yatim dhuafa, ataupun mengajar mereka agar punya cita-cita setinggi bintang kendati saat ini mereka tinggal di samping rel KA.
I don’t know…. rasanya sungguh “berbeda”.
Karena itulah….. ketika Makpon Mira Sahid (founder Kumpulan Emak2 Blogger) mengajak saya untuk isi materi workshop socmed and content creator, saya langsung sigap menjawab, “SAYA MAU, Makpooon!” Heiiii, saya mengajar! Bersama siberkreasi.id saya siap lontarkan aneka knowledge yang saya punya!
—Mengajar adalah Cara Terbaik untuk Belajar—
Super happy menyaksikan antusiasme mereka. Anak-anak SMA yang punya keingintahuan tinggi, semangat yang meledak-ledak, tapi malu-malu meong kalo diminta merangkai kalimat di hadapan rekan-rekannya. Haha!
Yang paling GRES adalah… pada suatu siang yang biasa-biasa, saya dapat tawaran untuk mengisi workshop buat adik-adik penerima Beasiswa dari Bank Indonesia – Bengkulu.
Wawwww… it’s BEYOOONDDD my imagination! Gilak! Ini super awesome!
Oke, untuk One Day One Post (ODOP) kali ini temanya cukup wakwaw:
Sebagai blogger, tentunya ingin punya ciri khas, termasuk menciptakan trend sendiri. Walau belum nge-top, langkah apa yang dilakukan supaya bukan sekadar menjadi follower namun menjadi pencipta trend yang inovatif?
Jyaaah… pencipta trend yang inovatif?
Huuummm…. berkaca dari masa-masa awal saya kecemplung di ranah per-blogging-an dan jaman now… memang selalu ada blogger yang “ngetren” pada masanya. Yap, sama dengan idiom: Tiap orang ada masanya, dan tiap masa ada orangnya.”
Duluu… kita seneng banget baca postingan berbau curhat. Makin ke sini, cihuy banget kalo lihat blogger yang nge-post tulisan dengan infografis aduhai. Trus.. bertambah lagi deretan blogger yang berhasil bikin kita makin betah pantengin blognya karena ada gambar yang bisa digeser-geser ((DIGESER-GESER))
Kalo aku?
***
Hmmm…. karena rada lemot di bidang kreativitas digital (FYI, saya nggak survive berkuliah di Teknik Informatika ITS, haha!) saya susaaaah banget mengimbangi blogger dengan segenap skills yang uhuy itu. Pengin, sih… belajar infografis, edit video, dll. Tapi ya udah…. berhenti di “pengin, sih” doang qiqiqiqiqi
Jadi, apa yang aku bisa?
Well… sepertinya aku bakal jadi bloger aapa adanya!
Teman-teman tahu Femaledaily.com dan Mommiesdaily.com kan? Yap, portal yang membahas tentang pernak-pernik perempuan, mulai fashion, kecantikan, kesehatan, parenting dll itu loh! Femaledaily ini awalnya didirikan oleh mba2 kece Hanifa Ambadar (Hanzky) dan Affi Assegaf. Saya pernah ketemu mba Affi, dalam sebuah event di Surabaya beberapa tahun silam. Tahu nggak, mbak Affi bilang apa?
“Kami mendirikan FemaleDaily ini awalnya karena aku dan Hani sama-sama blogger dan cinta banget ngeblog. Trus discuss dan banyak brainstorming, dan…. berdirilah Female Daily!”
Hanifa Ambadar (Hanzky) perempuan brilian di balik Female Daily Network
Affi Assegaf yang cantik dan ramah tiada tara
And… the rest is history.Femaledaily Network melesaaaat dan menjadi salah satu kerajaan media online dengan omzet miliaran yang super menggiurkan!
Hanifa membangun bisnisnya tidaklah mudah. Pertama kali FDN (Female Daily Network) dibangun pada 2005 bisa dibilang tidak menggunakan modal sama sekali. “Yah, paling untuk membeli domain senilai Rp 100 ribu/tahun dan membayar hosting Rp 1 juta/tahun. Platformnya memakai gratisan dari blogger.com, dan saya mendesainnya sendiri. Jadi memang tidak ada biayanya,” ia menuturkan.
Kendati bisnisnya dijalankan belum serius, pihaknya sudah mampu menggaet pengiklan di 2007. Uang hasil iklan itulah yang akhirnya digunakan untuk menyewa kantor ketika ia mulaifokus menjalankan bisnis ini di awal 2009. “Karena pengiklan semakin banyak, jadi kami tidak pernah menggunakan uang sendiri untuk diinvestasikan sebagai modal,” ucapnya mengenang.
Dikutip dari SWA Online
Itu cerita dari dalam negeri.
Sementara itu, dari belahan bumi yang lain, ada blogger yang juga menuai kesuksesan warbiyasaaak
Chiara Ferragni — blogger dengan omzet 7 juta euro per tahun (data tahun 2015)
Salah satu blogger tersukses di dunia—secara bisnis—adalah Chiara Ferragni, fashion blogger asal Italia pemilik The Blonde Salad. Chiara mulai nge-blog sejak taun 2009, dan per hari ini, The Blonde Salad sukses menggaet kerjasama dengan merk-merk besar seperti Louis Vuitton, Burburry, dan Dior.
Sekarang The Blonde Salad punya tim editorial sendiri, dan pelan-pelan berubah menjadi majalah online. Tim TBS pun kerjaannya nggak cuma blogging, tapi juga menawarkan social media consulting ke brand-brand besar.
Selain The Blonde Salad, Chiara juga punya usaha online shop (sis-sis olshop dong do’ik?) dan sering diundang ke acara-acara TV, bahkan modelling.
Penghasilan The Blonde Salad per hari ini diperkirakan sebesar… 7 juta Euro per tahun. DIEEE.
Pencapaian Chiara Ferragni yang terbaru adalah dijadikan bahan studi dalam kurikulum Harvard Business School. Ceritanya, Harvard Business School lagi bikin studi kasus pada fashion brands gitu, deh, dan Chiara dijadikan salah satu subyeknya. Serundeng, yah!
Dikutip dari blogger favorit eikeh: letthebeastin.com
Dengan dua contoh kasus di atas, dan masih buanyaaaaak lagi suri-tauladan lainnya, apa iya hare gene kita masih menganggap bahwa Blogger/ Vlogger/ YouTuber dan content creator lainnya sebagai not a real job? Oh kemooon!
Saya masih nggak habis pikir dengan respon super alay bin lebay yang ditunjukkan pemilik salah satu hotel mewah di Dublin, Irlandia. Yap, kalian pasti udah ngeh kan, soal Elle Darby vs Paul Stenson
Saya paling setuju dengan apa yang disampaikan oleh Mas Teguh Sudarisman.
Apa yang ditawarkan Darby kepada pihak Charleville Lodge Hotel sebagai pola penawaran kerjasama biasa.
Menurut blogger sekaligus vlogger yang beberapa kali meraih hadiah lomba ini, media-media travel juga menawarkan beberapa lembar halamannya sebagai space untuk me-review produk maupun layanan mitra kerjasamanya. Di industri media, pola penawaran kerjasama seperti yang dilakukan Darby adalah wajar dan etis.
“Tapi perlu dibedakan istilah, antara ‘minta gratisan’ dengan ‘job review’ (lebih tepatnya ‘kerjasama review‘). Kalau ‘minta gratisan’ yaartinya minta sesuatu secara gratis, tanpa ada imbal baliknya sama sekali. Sedangkan kalau kerjasama review seperti yang ditawarkan blogger atau youtuber, bukankah ia menawarkan imbal balik berupa posting blog, bikinin video di youtube dan posting di akun facebook, instagram maupun twitter miliknya. Jadi yang ditawarkan si blogger adalah kerjasama dalam bentuk barter (tanpa pakai uang), di mana dia menawarkan posting di blog, youtube dan akun media sosial yang dimilikinya, dengan imbal balik menginap selama 5 malam. Ini hal yang wajar dan etis saja, dan sudah dipraktikkan lama sekali di industri media, khususnya media travel,” tutur Teguh Sudarisman.
Biasanya, kata Teguh, pihak media travel menawarkan reviewbeberapa halaman di majalahnya kepada calon klien entah itu hotel, resort, resto dan lainnya, dengan imbal balik berupa free stay beberapa malam untuk reporter atau editor majalah itu. Semuanya masih bisa ditambah lagi dengan plus voucher hotel, tiket pesawat pergi-pulang, jemput-antar ke bandara dan sebagainya tergantung point-pointkesepakatan kerjasamanya.
“Prinsip ini diadopsi oleh blogger, youtuber, instagrammer karena Now Everybody is a Publisher or Media. Terlebih jika blogger itu punya follower atau subscriber yang banyak. Itu tak ubahnya seperti media yang punya banyak oplah dan pembaca atau pelanggan.
Sayangnya masih banyak pihak yang gagap dengan fenomena ini, dan mengira dirinya masih hidup di era media cetak. Seperti ulah Paul Stenson yang malah ‘merendahkan’ influencer Darby itu,” jelas Owner and Editor-In-Chief TGIF-mag ini sambil kembali menegaskan bahwa Darby sudah tepat mengajukan kerjasama via email dengan menawarkan imbal balik positif. “Malah, mungkin Darby juga melampirkan portfolio atau media kit. Artinya, justru si manajer hotel ini yang sebenarnya enggak bener!”
Juga apa yang disampaikan Diana Rikasari di IG story-nya:
Intinya apa?
Intinya…. sebagai blogger, ya saya akan terus memroduksi konten, apapun hingar bingar yang terjadi di luar sana.
Dianggap rendah gara-gara berstatus blogger? Wohooo… saya sudah seriiing banget, kakaaa.
Sekarang sih, cuekin aja kalo ada orang-orang yang punya persepsi ‘wagu’ atau aneh soal blogger. We just can’t please everybody. Bukan tugas kita untuk membuat semua orang senang, atau mengapresiasi apa yang kita lakukan. Dan, nggak perlu lah, buang-buang energi untuk menjelaskan tentang “Apa itu blogger?” ke orang-orang yang memang tidak mau tahu.
Saya akan terus ngeblog. Karena dari ngeblog, saya bisa mendapatkan buanyaaaak hal, yang barangkali tidak akan saya dapatkan, jika saya tidak menekuni bidang ini.
Saya akan terus ngeblog, apapun platform-nya. Mau sponsored post, atau bukan… saya akan selalu ngeblog.
Yang jelas, bersama rekan-rekan komunitas, saya berusaha untuk bisa “naik kelas”. Pelan-pelan mengadopsi apa yang dilakukan Chiara Ferragni ataupun Hanifa Ambadar. Yaaa, walaupun nggak langsung woossshhh kayak pencapaian mereka, it’s okay. We have our own pace, ngga perlu risau bin galau *halah
Saya dan teman-teman berupaya menjadi fasilitator bagi korporasi untuk sama-sama menuangkan buah pikir dan kontribusi yang membangun. Agar konten positif semakin berjejalan di dunia digital.
Saya tahu, bikin event yang “unik” “anti-mainstream” dan “impresif” itu sama sekali nggak gampang. Duluuu, pas zaman masih muda (sekarang juga masih kok #eaaaa) saya beberapa kali bikin media gathering. Konsepnya ya gitu gitu aja sih. Media luncheon, press conference, press briefing… datang, dengerin orang brand ngomong… kalo ada artisnya juga makin sip, ada sesi tanya jawab…. nyatet, biar seru kasih doorprize atau quiz… lalu balik ke kantor bikin berita. Udah, gitu aja.
Hmm, mumpung masih awal Januari 2017, saya mau berceloteh soal event blogger. Kalau mau jujur, event blogger dari hari ke hari konsepnya kurang lebih sama ya. Kalau nggak talk show, seminar, workshop, intinya acara yang digelar indoor dengan pemateri yang tak jauh beda. Perwakilan brand, pakar (sesuai dengan tema acara), kemudian para blogger diminta untuk live tweet dengan hastag tertentu, lalu tanya jawab, quiz, makan siang, bagi-bagi goodies bag, foto bareng, pulang. Kemudian dapat PR untuk nulis di blog masing-masing.
Nyaris semua event punya SOP serupa. Ada gejala apa ini? Mungkin para agency kreatif butuh masukan dari blogger. Supaya, di tahun 2017 ini bisa menghelat event dengan style yang berbeda. Apa aja contohnya?
(1). Gelarlah Event di Kapal Pesiar/ Wisata atau Moda Transportasi seperti Kereta Api
Selama ini, event blogger dihelat indoor di lokasi yang boleh dibilang amat comfort zone, kalau nggak meeting room hotel, restoran, cafe, ya semacam itu. Ada baiknya, sesekali brand bekerja sama dengan vendor operator kapal.
Kalau di Surabaya, ada tuh Pelindo Artama Cruise. Jadi, nanti blogger diminta datang ke meeting point yang sudah ditetapkan, yaitu start kapal siap meluncur. Briefing sejenak, diberi pengarahan oleh operator, lalu silakan masuk ke dalam arena wisata, eh… arena seputar edukasi brand.
Lantas, acaranya dikemas seperti apa? Monggo, lagi-lagi mau bikin talk show, dll juga silakan. Yang jadi highlight-nya adalah, acara ini digelar di dalam kapal wisata, sambil mengarungi samudera. This is uber cool!
Atau…. bisa juga booking satu gerbong kereta, dan bikin event di dalam sana 🙂 Mau booking satu pesawat juga okey dokey beybeh loh.
(2). Olahraga Bareng
Hmm, mungkin budget nyewa kapal pesiar/ pesawat/ KA terlalu mahal? Yo wis, cari yang low budget ajah. Silakan undang blogger dan ajak untuk ber-workout bareng. Come on, ini sudah 2017, waktunya kita untuk lebih menyehatkan fisik dan jiwa dengan memperbaiki gaya hidup.
Bisa berupa yoga, zumba, pilates, atau lari bareng 2 kilo gitu lah. Ada beberapa brand yang sudah menerapkan hal ini, kalau tidak salah obat pengurang nyeri saat haid. Mereka bikin program yoga on rooftop, kece bener ini! Nah, blogger kan rentan kena penyakit tuh, karena kebanyakan mantengin laptop. Boleh looo, kalau diajak buat olahraga bareng, lebih asyik lagi kalau di-provide segala perlengkapan olahraga, sepatu Nike misalnya #TerKodeKeras
Olahraga ini juga bisa diwujudkan main bowling bareng. Di salah satu mall Surabaya, ada arena bowling yang luas banget, dilengkapi dengan food court juga dan ada beberapa resto yang representatif. Ajaklah blogger untuk seseruan bowling, foto-foto, saling berkompetisi siapa yang banyak strike! Lalu, setelah itu, giring mereka untuk menuju ke resto, di mana brand siap menggelontorkan edukasi.
Kelar olahraga, badan segar sehat sentosa, lanjuuuut deh, kita bisa menyimak key message yang sedang diusung oleh brand.
(3). Karaoke
Hahahaha…. kalau ini sih, saya yang mupeeeeeng 🙂
Dulu pas jadi wartawan, sempat ada beberapa undangan karaoke bareng, tapi waktu itu masih belum pede ih. Padahal, syarat utama karaoke adalah cuek beybeeehhh, ora popo walaupun suara engga se-cethar Adele, yang penting bisa seseruan lah ya. Pokoke nyantai aja 🙂
Lah, kalau suaranya welek bingits dan nggak pede blas, kepriben? Yaaaa nyanyinya jangan kenceng-kenceng. Bagian backing vocal aja gapapa, haha.
Karaoke ini asyik untuk menstimulasi jiwa supaya nggak tegang dan terlampau serius (baca: ngoyo) tatkala menjalani hidup. Santaaaaaiii ajaaaa, kayak di pantaaaaaiiii….
(4). Plesir Bareng
Kalau yang ini, udah pasti blogger lonjak-lonjak kegirangaaaaan! Hahaha. Apalagi, kalau ditambah nginep gretong di resort yang kecenya nggak ketulungan, uhuksss
Ketika plesir bareng, brand bisa menyediakan armada bus yang representatif. Lengkapi dengan sound system yang mumpuni. Sekedar saran, selama di bus, bikinlah games atau keseruan yang cihuy. Jangan biarkan para blogger diam ataupun nggak muncul chemistry dengan brand Anda. Justru Anda harus memanfaatkan momen road trip ini, sebagai sarana creating experience bagi blogger. (*)
Sori, soriiii tim Blogger Perempuan, saya telat nih postingnya 🙂 Ampuuuun 🙂 Baru kepikiran nulis, karena baca postingan kakak senior saya (yang mukanya tetap imut penuh pesona) di Kropel Surabaya Post. Doi memasukkan blog bukanbocahbiasa ini sebagai salah satu blog yang (menurut doi) lumayan favorit. Walaupun, kalau jujur sih, lebih karena alasan personal lah ya, hahahaha.
Nah, karena yang lain banyak menyajikan blogger-blogger emak kece, cantik, smart dan tetap produktif sebagai blogger teridola, maka saya mencoba untuk menyusuri jalan sunyi *ah elaaah* Ada beberapa blog yang selalu saya kunjungi, tatkala resah dan gundah tak menemukan ujung pangkalnya *ah elaaah lagi*
Ini dibacanya dengan nada “Tetangga Masa Gitu?” #Eaaa.
Sore-sore gini, saya mau ngobrol enteng-enteng ajah. Masih berkutat seputar dunia blogger yang kian sip-markosip. Banyaaaak terminologi bertebaran di sana-sini. Yang paling sering dijumpai, tentu saja #BerkahNgeblog. Tempo hari, sempat trending banget tuh, istilah FoMO *ooopss* yang konon kabarnya sih, hits postingan tentang FoMO itu menembus traffic 15 ribu lebiihh! Uwowo banget kan?
Ngobrolin soal #BerkahNgeblog pastinya menghadirkan banyak reaksi. Ada yang ikut senang, ada yang pura-pura ikut senang *ahaiii*, bahkan ada yang resah gelisah, gundah gulana… eits, ada juga yang minder.
Minder? Yups. Ketika melihat beragam ‘achievement‘ prestasi, pencapaian dan sebagainya, ternyata ada loh, yang bereaksi minder. Ngerasa nelangsa, tak bisa menggapai gemintang ala seleblogger yang seolah ada di kolong langit sana.
Well, to be honest, saya juga pernah berada di fase yang sama 🙂 Saya pernah didera minder, karena…..
……SELALU MEMBANDING-BANDINGKAN dengan blogger lain yang ngeheits tiada terkira.
Kenapa sih, tulisan blogger anu cethaaar banget? Dia bisa nulis dengan gaya yang nyantaaai, tapi ‘mak dessshhh’ gitu loh?
Kenapa sih, blogger ini kok kayaknya rejekinya adaaa terus. Diundang piknik gretongan ke sono… Makan-makan di resto mewah… Trus bisa nginep di hotel berbintang! Iiih, aku kapan yaaa?
Membanding-bandingkan DIRI SENDIRI dengan ORANG LAIN memang rentan bikin STRES atau DEPRESI, kawan.
Santai, saja. You Only Live Once! Do what you wanna do… Love what you do 🙂
Well, mungkin ini klise, tapi yakinlah bahwa ya emang momentum rezeki untuk dia telah hadir. Sementara kita, masih harus menabung energi positif, agar kelak cair dalam bentuk aneka rezeki, either dari kancah blogging, maupun dari sumber lain.
Ngebloglah dengan sukacita. Dengan hal-hal yang memang something we love.
Apapun keputusan kita, apakah mau jadi blogger lifestyle, travel blogger, beauty blogger, endebrai, endebrai… PRINSIP AWAL yang kudu dipegang teguh adalah: LOVE YOUR CHOICE!Selalu benamkan mantra “I love my own blog… I love the way I blog….“ Semacam itu.
Siapapun tentu tidak suka dibanding-bandingkan dengan ORANG LAIN. Anak kita aja deh, pasti eneg kan, kalo sang emak bilang, “Iiih, kamu kok nggak jago matematika kayak temen kamu itu sih? Kamu mestinya bisa pinter dong! Kan mama udah daftarin kamu les matematika?
DIH. Emak kayak gini nih, yang jadi sumber acakadutnya percaya diri sang buah hati.
Lalu, lalu, harusnya gimana dong?
BANDINGKAN DIRI KITA MASA KINI DENGAN DIRI KITA MASA LALU.
Yap. Sebagaimana dalam hidup, kita kan pengin HARI INI lebih baik dari KEMARIN. Begitu pula dalam kancah blogging. Gimana caranya, kita nge-boost mood, wawasan, pergaulan dll-nya LEBIH BAIK daripada tahun 2015 misalnya.
Ya tapi aku kan blogger ala-ala… enggak penting… laksana remah-remah apalah apa deh gitu…
NAH. NAH. INI DIA.
Kalimat ini bersayap yak. Boleh jadi, si blogger beneran minder. Atau, sebenernya dia sedang merendahkan diri meninggikan mutu, hihihi. *sungkem aaah*
Oke, saya ambil opsi pertama aja. Si blogger betul-betul minder. Dan butuh injeksi percaya diri. Maka, wahai kawan, perlu kita camkan bersama-sama, bahwa sama seperti hal-hal duniawi lainnya, dalam kancah blogging, kita hanya perlu DO OUR BEST, LET GOD DO THE REST 🙂
Tak perlu memasung diri dalam ketakutan/ khawatir berlebihan. Takut mati gaya, takut enggak dianggep, dan seterusnya. Intinya, perluas pergaulan dan jejaring itu amatlah penting.
Kalopun ternyata kita memang enggak bisa ke mana-mana (karena harus ngerawat anak, misalnya) ya sudah, kita masih tetep bisa “bergaul” lewat dunia maya.
HARE GENE…. bahkan mayoritas job review bisa didelegasikan secara online, TANPA perlu bertatap muka sama sekali!
Silakan say hi, beramah-tamah dengan blogger yang kita anggap guru. Mereka yang lebih senior (dan ber-akhlaqul karimah alias punya attitude yang baik), tentu tak akan pelit ilmu. Mereka dengan senang hati sharing kebaikan, menambah ladang pahala dengan berbagi wawasan dan saran seputar blogging.
Tapi ingat, NGGAK PERLU MINDER. Blogger… Seleblog… apapun sebutannya itu, mereka juga manusia biasa kan? Dalam beberapa hal, mungkin, mereka dapat kesempatan lebih dulu ketimbang kita.
But heii, bukankah bumi Allah ini sedemikian luasnya? Terhampar beragam peluang di jagat raya. Tuhan hanya perintahkan kita untuk usaha, doa dan tawakkal.
BLOGGER TAK BOLEH MINDER.
Kita adalah manusia-manusia terpilih, yang diperjalankan Tuhan untuk berbagi konten positif. Tidak semua orang berminat, mau ataupun sanggup menjadi blogger. Hanya orang-orang tertentu, yang mau meluangkan waktu, membiarkan jemari mereka berdansa dengan aneka ragam kata. Diksi-diksi yang berpadu dengan logika serta aneka bentuk wacana, bisa mengemuka dalam sebuah postingan yang berseliweran di dunia maya.
BLOGGER ADALAH MEREKA YANG MENABUR BENIH DI LADANG AMAL JARIYAH
Selama menggoreskan konten positif, “se-sepele” apapun itu, “se-remeh” apapun itu , niscaya kita sudah berkiprah dalam menghadirkan jejak berharga. Berikan semangat! Tunjukkan bahwa menulis adalah sebuah upaya PENGEMBANGAN DIRI agar kita bisa menapaki hari menjadi a better person.
Ingat-ingatlah selalu, apa yang pernah diutarakan Bunda Helvy Tiana Rosa:
“Buku (apa) yang kau tulis adalah semacam jejak yang terus menyala di dunia, dan bisa menjadi cahaya akhiratmu.”
CAHAYA AKHERAT!
It is more than just having fun with blog … Eksis melalui blog… Ini LEBIH LEBIH LEBIH dari ITU SEMUA!
So?
Apalagi yang membuat engkau gundah?
Sudah saatnya, BLOGGER TAK BOLEH MINDER. Jangan beri kesempatan kepada siapapun untuk meniupkan rasa tak percaya diri.
Tatkala memutuskan untuk nyemplung di kancah blogging, sudah saatnya kita tekankan bahwa “My Blog is The Best Version of Me!” (*)
Just Be You! I mean… Just Be The Best Version of You!
Hellaaaw, udah tanggal 12 January aja nih. Wiks, gimana kabar resolusi? Katanya mau ngirim naskah ke media mainstream? Katanya pengin nerbitin buku? Katanya pengin nambah hafalan Qur’an? Hahahaha. Masih jalan di tempat ya sist?
Yo wis, balik ngeblog maning #eaaa Dunia blogging makin ke sini makin riuh-ramai-pecaaaaah banget yak? Kalau ada tim lembaga survey yang mendata BERAPA JUMLAH blogger se-Indonesia, haqqul yaqin, jawabannya pasti bikin kita tertuing-tuing *opo maneh iki*. Mungkin jumlahnya menembus angka puluhan, atau bahkan ratusan ribu?
Dunia blogging memang lagi sedep-sedepnya nih. Udah buanyaaaak yang memutuskan buat terjun total jadi blogger. Kalo ditanya, “Kerja di mana sekarang?” Para blogger tulen itu akan menjawab, “I am proud to be a blogger.”
Ahhh, kalo dedek Felix Siauw kasih terminologi part time mother vs full time mother, maka blogger juga gak mau kalah, yes. Ada yang full time blogger, ada juga yang part time blogger.
KOK BISA KANCAH BLOGGING SEDEMIKIAN PESATNYA YAK?
Ya bisa dong. Blogger kan penyumbang konten buat dunia internet. Udah gitu, influence (pengaruh) blogger sama sekali enggak bisa dipandang remeh. Contoh nih, ketika mbaksis mau beli make up paling gres, apa yang mbaksis lakukan? Melototin iklan di TV?
Pasrah bongkokan alias nurut aja daaaah sama serba/i rayuan manis nan aduhai yang dilancarkan mbak2 beauty advisor, yang dandanannya terkadang sante terkadang menor? Atau nanya nyokap?
Oh, helooo… it was just sooo… yesterday. Hare gene, kalo mau shopping make up, udah pasti GOOGLING dulu. Cari beauty blogger Indonesia yang bisa kasih rekomendasi cihuy. Atau, cari review brand make up tertentu yang kita pengen. Atau lihat testimoni yang beredar di beauty forum. Bandingin harganya, kualitasnya, di mana belinya, endebrai endebrai. Betul apa betuuul? :)))
Samaaaa dong ama eikeh. Dunia internet menawarkan semacam ‘manual book’ baru. Walopun kita enggak kenal (secara personal) plus ga pernah tatap muka ama si blogger, kok bisa-bisanya ya kita “teracuni” dan hooh-hooh aja, manakala si blogger menghadirkan review versi dia. Walhasil, kita pun bisa melakukan pembelian, setelah menyimak dengan seksama, rekomendasi yang dihadirkan para bloggers!
No wonder, sejumlah blogger level dewa alias A-list, isi postingan-nya penuh sesak dengan review brand ini dan brand itu. Tapi, aku suka-suka aja tuh, bacanya. Soale, mereka mengemas dengan gaya penceritaan yang ngalirrr banget, dipadu foto yang alakazam, plusss tampang mereka yang bagaikan porselen tanpa cela. Bening banget bok. Makanya, dari hosip-hosip yang beredar nih, para premium blogger(s) itu konon katanya bisa mengeruk sampe 50 jeti per bulan! Widiiiiwww, hasil ngeblog bisa buat DP rumah!
Nah, kita juga bisa ambil bagian di sono. Caranya, caranya? Kalo menurut aku, langkah pertama banget yang kudu kita lakukan adalah…. START YOUR BLOG :))) Trus, yaaa, banyak-banyak belajar dari para blogger yang udah kondang bambang gulindang itu. Pelajari aja, gimana mereka bisa merangkul pembaca, mendatangkan banyak traffic, plus membuat brand/agensi iklan memberikan amanah pada mereka.
Trus, jangan lupa, tren 2016 adalah: pembaca makin demen visual. Jadi, penting banget sist, belajar fotografi, infografis, plusss… vlogging alias bikin video untuk tayang di blog! Ish, ish… PR-nya banyak nian. Ya iyalah. Kan kita pengin eksis nih, di lautan ratusan ribu blogger. Kalo blog kita digarap apa adanya, yaaa… gimana bisa mengundang atensi, ya kan?
Sampai sini, mungkin ada satu dua orang yang mulai ngerasa sensi.
“Iiih, blogger kan ngeblog aja lah. Ngapain pake ambisi nyari duit segala?
“Pusing gue ah, kalo disuruh mikirin klout score, DA (Domain Authority), traffic dllnya itu. Males, malessss… mending ngeblog aja buat mencurahkan isi hati.”
Well, that’s a matter of choice. Hidup itu kan PILIHAN yak. Siapapun berhak untuk memutuskan mau jadi full time vs part time blogger; blogger dengan job review vs blogger yang ogah dapet job; blogger niche vs blogger lifestyle alias campur aduk…Itu mah TERSERAH ajah. Empunya blog yang menentukan.
Jadi, JANGAN KEPANCING dengan omongan orang. Kita hidup di dunia, di mana hampir semua orang doyan dan gemar banget untuk berkomentar. Ya sudah, cuekin aja. Kita yang berhak menentukan mau dibawa ke mana blog ini? Singkat kata nih, JUST BE YOU. Atau, JUST BE THE BEST VERSION OF YOU.
“Tapi kan eneg yak, kalo tiap buka timeline, eh, isinya blog iklaaaan semua. Yang promosi produk inilah, itulah… apalagi kapan hari itu ada bank yang mengundang 100-an blogger buat kampanye serentak. Itu kan mbencekno banget!”
Oke. Kalau masalah itu, berarti balik lagi, bahwa blog harus menunjukkan THE BEST VERSION OF YOU. Saban bikin postingan, mau itu job review atau bukan, silakan dituliskan dengan GAYA BAHASA, ALUR PENCERITAAN yang menggambarkan ciri khas ente. Boleh kita melakukan benchmarking dengan jalan-jalan ke blog orang lain. Tapi, kita tetep harus punya identitas sendiri. Sebuah ‘keunikan’ yang mungkin jarang/sulit ditemukan di blog orang lain.
“Kayak gimana sih?”
Nah… itu silakan dicari sendiri sambil ngeblog. Kalo kamu orangnya kocak dan seneng ngebanyol, isi blog kamu dengan segala hal postingan yang UUL alias Ujung-Ujungnya Lucu. Kalo kamu puitis dan piawai berdansa dengan kata, ayok bikin blog yang nyastra. Kalimat-kalimatnya terpahat dengan begitu indah. InsyaAllah ini yang jadi ciri khas, yang bikin orang selalu addicted baca tulisan kamu.
Pada intinya, ketika orang/brand/agensi menaruh trust kepada para blogger, ayolah kita sama-sama jaga reputasi blogger Indonesia. Nggak perlu juga bikin tulisan yang kelewat kontroversial, kaerena bisa mencederai hati ribuan blogger, ya kan? Bukan mustahil, agensi juga akan pikir seribu kali, tatkala akan mengajak kerjasama si blogger yang doyan nyinyir ala nenek sihir ini.
Okay, Happy January, semuanya… Hayuk deh, kita injeksi semangat kepada para blogger untuk terus menebar konten dan tulisan positif.
Jika Kau Bukan Anak Raja atau Ulama Besar, maka Menulislah (Imam Ghazali)
Postingan yang Paling Sulit untuk Dituliskan. Judulnya formil pisan, euy?
Yuk mareee kita lanjutin 15 day instropection challenge. Walopun dikerjakan sambil terengah-engah (oh plis, pagi-pagi udah lebayatun) tapiii… gapapa lah 🙂 Ngeblog itu makin asik kalo dilakukan sembari nyante, enggak ada deadline ataupun pressure dari diri sendiri supaya menang ini dan menang itu (eaaaa… curcol mbak?)
Wikikikiiii… iya nih. Belakangan ini, lagi enggak terlalu mood ikutan kontes blog. Abisss, kalah muluu, hahahah. Bloggers nowadays kian cethar menggelegar yak. Bisa kasih postingan yang ulala kece abisss, ditambah infografis, ada yang nambahin video dll-dll-nya… Belum lagi sudut pandang penulisan plus aneka pilihan kata yang sungguh bikin hati terpana. Bener-bener joss gandos kothos-kothos!
Makanya, saya semangat banget mau ikutan fun blogging bareng mbak Shintaries, mbak Haya, mbak Ani Berta. Semoga semangat blogging saya bisa kian MENGGELEGAAAAAR enggak kembang kempis ataupun layu sebelum berkembang.
Oke. Kita masuk pertanyaan #8 Which post has the most difficult to write?
Jika difficult artinya adalah “sulit in terms of kudu banyak browsing, cari referensi, mengandalkan google, dan wawancara narasumber yadda yadda blabla blabla… maka postingan tentang AQUA ini yang lumayan bikin kemringet . Kenapa? Ya karena selama ini saya nyaris tidak pernah memberi atensi berlebih pada masalah air, lingkungan hidup dan sebagainya. Hidup saya rasanya enggak jauh-jauh dari nak-kanak, trus urusan kantor, browsing-browsing, ngafe, ngeresto, ngewarung (kalangan hedon kw super detected). Pokoke gitu-gitu deh. Makanya, TAKJUB banget pas nyimak presentasi pak Prigi Arisandi, salah satu aktivis lingkungan hidup yang membuka mata saya, bahwa heeiiiii… LINGKUNGAN HIDUP ITU PENTING BANGET. Yah, begitulah. O iya, karena saya lumayan serius (tapi mepet deadline) pas garap postingan ini, Alhamdulillah, diganjar satu HANDPHONE ALIAS SMARTPHONEkece oleh tim AQUA dan Blogdetik. HP Lenovo ini setia menemani hingga detik ini 🙂 Say whaaaat? Alhamdulillah….
Nah. Postingan Difficult berikutnya, menyangkut tentang…. BAGAIMANA EMOSI dan KONDISI PSIKIS saya ketika menuliskan postingan. Yep, ini semacam postingan yang….. err, buka aib? Kind of it lah.
Jadi, salah satu member emak blogger, sebut saja mak Rina Susanti, menggelar GA di blognya. Temanya “Every Mom Has A Story #StopMomWar. Sebagai banci GA sejati (haghaghag) saya pun ikutan. Bikin tulisan yang puanjaaaaaaaang amiirr. Well, somehow saya juga heran loh, kok ya bisa curcol sepanjang ituh, hihihi.
ini di Jatim Park 2. Sidqi masih TK. Saya masih imut (siapin kresek wadah muntah) 😛
Kenapa saya bilang ini difficult? karena ini menceritakan soal patah hatinya seorang ibunda, ketika anaknya tengah menjadi “sosok yang berbezaaa” akibat (boleh jadi) bullying yang diderita tatkala berada di sekolah.
Ibunda itu adalah saya.
Anak itu adalah Sidqi.
Saya curcol securcol-curcolnya. Udahlah, ini curcol yang paling curcol deh, hahahaha. Daaan, ajaibnya meski buka aib terang-terangan di postingan itu, saya justru mengaitkan dengan rezeki yang Allah gariskan pada saya, yakni menjadi juara 2 kompetisi Bunda Dancow Parenting Center tingkat nasional.
bareng ibu2 hore di Dancow Parenting Center workshop. Kita kasih label “Tim Emak Kreatif” dan dinobatkan jadi grup terbaik loh *bangga*
Uuuuhh, masih gemeteran saya kalo inget momen itu. Skenario Tuhan memang maha-ajaib yah. Di saat terpuruk, ngelangut, fakir pede, justru….. JREEENGG! Allah menyematkan predikat “JUARA” dari arah yang sama sekali tak berani saya bayangkan. Sama sekali 🙂
Eh, eh, kalo mau baca curcol emaknya Sidqi, bisa klik di mana?
Well, somehow, itulah gunanya ngeblog ya. Bisa jadi ajang untuk menuliskan isi hati yang terkadang enggak tahu, mau diungkapkan pada siapa 🙂 Walaupun, yaaaa… kita kudu berani tanggungjawab dan ambil segala konsekuensi dari setiap guratan kata yang kita bagi.
Ketika postingan dituliskan dari hati, rasanya…. LEGAAA 🙂 Apalagi, kalau dapat bonus HP, ataupun hadiah-hadiah lainnya. Makin legaaaa hahhahahaha 🙂