Jadilah Blogger, Bersiaplah dengan Aneka Keajaiban dalam Hidup, dan Siapkan Akheratmu dengan Jejak Tulisan yang Kau Goreskan!

 

Siapa nyana, hobi ngeblog yang saya tekuni bisa membawa saya sejauh ini. Berada di negara dengan beda waktu 12 jam dari Indonesia tercinta

Siapa nyana hobi ngeblog yang mungkin awalnya tampak “iseng”, mengantarkan seorang emak menjadi top contributor di Google Local Guides.

Hari ini, saya bertandang ke landmark San Francisco, California. Saya nikmati ambience yang super menakjubkan di kawasan Golden Gate. Sembari menghirup sebuah optimisme yang menyala dalam jiwa… bahwa Nothing is Impossible. The word itself means “I’m possible”

Salam penuh cinta untuk semua boar, makmin dan keluarga besar @emak2blogger

Udara San Francisco yang dinginnya menusuk tulang, menjadi lebih hangat… demi mengingat letupan cinta.. dari, oleh, dan untuk emak2 semua.

Billions of love

***

Saya blogger, dan karena 27 Oktober diperingati sebagai Hari Blogger Nasional, boleh dong ya, berceloteh panjang lebar tentang blog, blogger dan segala hal yang come up in my mind, hehe.

Awalnya, bagi saya… blog itu sarana menuangkan pikiran semata. Pengin cerita soal ini itu, saya sometimes males banget buat ngomong. Hamdalah…. ada blog yang bisa banget jadi sarana efektif untuk menuangkan segala luapan emosi yang menggerojog jiwa.

Rasanya?

LEGAAAA pol-polan. Pokoke, kalo segala rupa ‘something that uget-uget in my mind’ udah dituangkan di blog, rasanya tuh udah puassssss.

Bahkan, kalo lagi kesambet emosi jiwa, saya bisa publish tulisan yang puedeeees, kayak rujak cingur karet 2.

Ngeblog yang juga membantu saya untuk bisa berpikir (rada) kritis sistematis, plus mengolah dan merangkai diksi, supaya (agak) enak dibaca.

Di suatu momen yang amat random, entah kenapa, tetiba saya pingin mengkritisi gaya Ibu menteri. Awalnya, cuma ditulis di blog. Kemudian, “bayi” tulisan berikutnya, serasa mendesak-desak ingin lahir… dan voila! Jadilah satu tulisan yang kemudian terpampang nyata di harian Jawa Pos

Baca: Susi dan Tuhan sembilan senti 

Saya menyebutnya sebagai “keajaiban”. Call me lebay, I don’t care. Tapi, bukankah kita sebagai makhluk bebas memberikan ‘labelling’ terhadap apapun peristiwa yang kita alami dalam hidup?

“Keajaiban” berikutnya hadir melalui serangkaian peristiwa yang sama sekali tak pernah berani saya bayangkan. Tiba-tiba saja, beragam tawaran untuk kolaborasi, hadir di depan mata. Kegiatan ngeblog yang awalnya iseng…. hanya supaya mencegah ‘pikun dini’…. supaya saya nggak ‘mati gaya’ kalo di rumah aja…. ternyata….. segala rupa hadir dalam kemasan duniawi yang terkadang membuat gejolak dalam hati.

Di sinilah, saya seolah harus menekan tombol ‘pause’ . Jeda sejenak dari hingar bingar blogger. Dan, meresapi sebuah quote yang ditorehkan oleh salah satu maestro industri kreatif Indonesia.

Dahulukan jadwal waktumu untuk Tuhan….. maka Tuhan akan mengatur jadwal hidupmu sebaik-baiknya.[by Arief Budiman]

Yap.

Blogging adalah sebuah profesi yang saya jalani, sebagai wujud pengabdian sebagai makhluk-Nya.

Maka, prinsip hidup tak boleh dibolak-balik.

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al Qashshash: 77).

Dalam salah satu kajian tafsir yang saya ikuti, ayat tersebut dikupas dengan mendalam. Lihatlah susunan redaksionalnya. Carilah kebahagiaan negeri akhirat, dan jangan lupa dengan kenikmatan dunia.  AKHIRAT, yang disebut lebih dulu adalah akhirat. So… apapun yang kita lakukan, apapun tulisan yang kita goreskan, semuanya harus kita tanyakan secara retorik, “Apakah ini berfaedah dan memberikan kebaikan untuk AKHIRAT dan atau duniaku?”

***

Tatkala berada di kawasan Golden Gate, satu hal yang selalu terbayang: almarhumah Ibunda saya.

Baca : Surat untuk Ibu

Saya bisa merasa dia ada di dekat saya. Berujar dengan semangat yang menyala-nyala, “Oalah Dek…. Bisa ke Amrik dari ngeblog? Dari aktif jadi local guide? Kok iso yooo? Alhamdulillah deeek…. Tapi ojo lali sholate yo Dek…. Istighfar, baca ayat kursi, baca surat pendek…. ” 

Ibu yang tak pernah lalai mengingatkan saya soal akherat.

Ibu yang selalu ada, dan mengingatkan saya agar menjaga sholat, menutup aurat, dan menjalankan semua perintah Sang Maha.

Baca : Ngetrip ke Amrik Bagaimana Sholatnya 

“Iya, Ibu….. Aku bawa buku saku al-Ma’tsurat yang ada nama Ibu….”

Dari sinilah… dari Golden Gate Bridge inilah…. saya berkontemplasi dan mencoba menjawab sederet tanya yang membombardir begitu saja.

“Apa yang kau cari selama ini, wahai nurulrahma?”

Apa segala rupa aktivitas blogging yang kau lakukan ini membuat kau cukup puas dan percaya diri dengan jawaban ‘Ya, saya blogger!’ ketika disodori tanya oleh saudara-saudara yang berkumpul di hari raya… dan diikuti pertanyaan berikutnya, “Oh, blogger? Apa itu?”

Kau sudah menginjakkan kaki di benua yang begitu jauhnya. Sang Maha telah menghadirkan keajaiban demi keajaiban dari arah yang tak pernah kau sangka-sangka. Lantas? What’s next?

Pikiran-pikiran itu berkecamuk dengan liar. Saya tak perlu membuktikan kepada siapapun bahwa saya ada. Tak perlu. Saya cukup melakukan apa saja yang (menurut saya) baik, dan membaikkan hidup saya dan orang-orang di sekitar. I think that’s enough.

***

Maka…. di peringatan Hari Blogger Nasional ini, saya berupaya memegang komitmen seteguh mungkin. Untuk selalu bertanya, dan terus bertanya “Apakah ini baik dan membaikkan AKHERAT plus dunia saya?”

Selamat Hari Blogger Nasional!